TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Ballon d’Or Pasti untuk Messi?

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Selasa, 02 Desember 2014

Ballon d’Or Pasti untuk Messi?

Ballon d’Or Pasti untuk Messi?

Trofi Ballon d'Or 2014 (sumber foto: FIFA.com)


TIGA finalis Ballon d’Or 2014 telah dirilis FIFA, Senin (1/12). Seperti biasa, nomine yang dimunculkan otoritas tertinggi sepak bola dunia ini kerap menimbulkan kontroversi. Termasuk tahun ini yang memunculkan Cristiano Ronaldo, Manuel Neuer, dan Lionel Messi.

Sebelumnya, patut ditelaah bahwa Ballon d’Or merupakan penghargaan untuk individu dalam sepak bola. Jadi, ajang ini tidak terkait dengan prestasi sebuah klub atau tim nasional (timnas). Wajar, bila pengumuman FIFA di markasnya, Zurich, Swiss, pun menimbulkan anggapan banyak pihak yang mengerucut pada satu nama: Messi.

Termasuk saya yang sedikit “curiga” bahwa FIFA bakal memenangkan striker Barcelona asal Argentina tersebut. Kenapa? Apakah Messi tidak layak dibanding Ronaldo atau Neuer. Tentu saja tidak. Sebab, meski sepanjang 2014 ini Messi gagal meraih trofi untuk Barcelona di La Liga, Piala Raja, dan Liga Champions, serta hanya mampu membawa Argentina menjadi runner-up Piala Dunia 2014.

Namun, “La Pulga” –Si Kutu– itu dalam sepekan terakhir mampu memecahkan dua rekor. Yaitu, sebagai pemain tersubur La Liga sepanjang masa dengan 253 gol mematahkan catatan Telmo Zarra (251 gol). Sedangkan di Liga Champions, Messi sukses mengemas 74 gol yang melewati statistik Raul Gonzalez (71 gol).

Lalu, apa masalahnya hingga Messi mendapat tudingan sebagai “anak emas” FIFA? Sebab, ajang Ballon d’Or edisi sekarang bertepatan dengan turnamen akbar empat tahunan, Piala Dunia 2014.  Seperti yang kita ketahui, Messi hanya sanggup membawa Argentina hingga ke final dan tak berdaya di tangan Jerman dengan Neuer sebagai tembok kokoh.

Sebulan sebelum turnamen yang dihelat di Brasil, Ronaldo justru membawa Real Madrid menjuarai Liga Champions. Kesuksesan itu kian gemilang karena “CR7” sukses menjadi pemain tersubur dengan 17 gol plus paling produktif di La Liga (31) gol yang berakhir dengan diganjar Sepatu Emas Eropa.

Nah, berdasarkan dua edisi sebelumnya yang bertepatan dengan ajang empat tahunan seperti Piala Dunia, yaitu 2010 dan Piala Eropa (2012). Messi selalu keluar menjadi pemenang. Korelasi ini yang membuat persepsi negatif mengenai pemain kidal itu dan FIFA menyeruak. Mengapa?

Ironi Inter

Empat tahun silam, Messi hanya menjuarai La Liga bersama Barcelona dan meraih Sepatu Emas Eropa setelah menjadi top scorer pada ajang yang sama. Sementara, di Piala Dunia, prestasi Argentina hanya perempat final tanpa satu pun mencetak gol. Begitu juga di Liga Champions, ketika langkah Barcelona dihentikan FC Internazionlae di semifinal yang akhirnya keluar sebagai juara.

Ironisnya, justru Messi yang dinobatkan FIFA sebagai pemenang Ballon d’Or edisi pertama. Suami Antonella Roccuzzo ini mengungguli dua nomine terkuat sekaligus rekan setimnya yang menjuarai Piala Dunia 2010 bersama Spanyol: Andres Iniesta dan Xavi Hernandez.

Kemenangan Messi itu seolah “membutakan” FIFA sekaligus kapten tim dan media yang memilihnya melalui voting. Lantaran, tidak ada satu pun penggawa Inter dalam tiga kandidat teratas. Wesley Sneijder di urutan keempat diikuti Samuel Eto’o (12), Maicon (17), dan Julio Cesar (19). Bahkan, Diego Milito yang mencetak dua gol di final Liga Champions yang berlangsung di markas Madrid, Stadion Santiago Bernabeu, tidak masuk dalam 23 nomine versi FIFA!

Dua tahun berselang, Messi kembali masuk tiga finalis bersama Ronaldo dan Iniesta. Padahal, prestasinya hanya “meraih” Piala Raja. Sedangkan Ronaldo sukses mempersembahkan La Liga ke-31 untuk Madrid plus semifinal Liga Champions dan Piala Eropa. Mengenai Iniesta, prestasinya di level klub senada dengan Messi, tapi sukses menyabet Piala Eropa bersama “Tim Matador”.

Hanya, lagi-lagi, Ballon d’Or jatuh kepada Messi. Itu kali ketiga dia meraihnya atau keempat versi FIFA yang sebelumnya masih bernama Pemain Terbaik Tahun Ini (2009). Alhasil, berkaca dari dua edisi tersebut, wajar, jika saya cenderung menyebut Messi sudah “ditentukan” sebagai pemenang pada edisi 2014.

Ronaldo Lengkap
Lalu, siapa yang sebenarnya layak dinobatkan sebagai pemain terbaik yang diumumkan pada 12 Januari 2014 di Zurich? Menurut saya, sosok yang pantas adalah Ronaldo. Alasannya jelas dalam hal prestasi di level klub dan individu. Yaitu, kesuksesan Madrid meraih “La Decima” alias trofi Liga Champions ke-10 usai menekuk rival sekota, Atletico Madrid di final.

Jangan lupakan prestasi individunya dengan mencetak 17 gol di kasta tertinggi kompetisi klub Eropa tersebut. Itu mematahkan rekor 14 gol Messi pada 2011/12 dan legenda AC Milan, Jose Altafini (1962/63). Selanjutnya, 31 golnya di La Liga berujung penghargaan Sepatu Emas Eropa yang berbagi gelar dengan Luis Suarez (Liverpool). Menariknya, Ronaldo merupakan pemain pertama yang meraih gelar tersebut dengan dua klub berbeda. Yaitu bersama Manchester United musim 2007/08 dan Madrid (2010/11 serta 2013/14).

Lalu, bagaimana dengan Neuer? Jujur saja, kiper Bayern Muenchen ini memang pantas mendapatkannya. Minimal bersaing dengan Ronaldo dan di atas Messi. Itu mengingat kontribusinya dalam dua tahun terakhir. Neuer merupakan pahlawan Jerman saat menjuarai Piala Dunia lalu. Setahun sebelumnya, pemain berusia 28 tahun ini juga sukses membawa Muenchen meraih “treble winners”. Lumrah jika Neuer dijagokan meraih Ballon d’Or 2014.

Jika itu terjadi, pengagum Jens Lehmann ini akan menjadi kiper pertama yang menjadi pemain terbaik dunia. Sebelumnya, delapan tahun silam, Fabio Cannavaro menjadi bek pertama yang dinobatkan sebagai individu terbaik setelah membawa Italia juara Piala Dunia 2006.

Tapi, untuk Neuer dan Ronaldo kembali berada di tangan pemilih, yaitu kapten tim dan media yang berafiliasi dengan FIFA. Serta, jangan lupakan “campur tangan” FIFA itu sendiri yang cenderung menyukai individu kalem seperti Messi. Setidaknya, itu menurut saya yang kemungkinan saja benar.***

*       *       *


Artikel AC Milan sebelumnya

Artikel Juventus sebelumnya:
Agnelli-Cerci Demam Derby
Nike Laporkan Juve ke Pengadilan Arbitrase
Kostum Buffon Selamat dari Banjir
Ketika Perayaan 500 Pertandingan Buffon Ternoda
Pirlo sang Maestro Tendangan Bebas
40 Tahun Alessandro Del Piero
Fan Indonesia Diservic Chiellini
JCI Konvoi Scudetto Ke-30
Dua Sisi Juventus: Belum Layak Tampil di Eropa
Kembalinya "Il Sette Magnifico"
Wawancara Eksklusif Claudio Marchisio
Wawancara Eksklusif Andrea Pirlo
Wawancara Eksklusif Giorgio Chiellini

Artikel FC Internazionale sebelumnya
"We are Rival, but Not Enemy"
Cinta Lama Bersemi Kembali
Keluarga Vergani Terbelah karena Derby
Moratti Tak Menyangka Tifosi Membenci Mazzarri
Efek Roberto Mancini
Derby di La Gazzetta
Diego Milito dan Angka 22
Samir Handanovic sang Raja Penalti
Benteng Pertahanan Itu Bernama Giuseppe Meazza
Lotito: Erick bawa Filosofi Baru
Dari Mazzola untuk Mazzarri
Giuseppe Meazza Pindah ke Jakarta
ICI Syukuran HUT ke-11
Buka Bersama ICI: Dari, Oleh, dan Untuk Interisti
Satu Dekade ICI: Semangat Kekeluargaan dari Interisti

*       *       *

Cikini, 2 Desember 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.

Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...

Terima kasih :)