TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Oktober 2023

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Minggu, 29 Oktober 2023

Setelah 15 Tahun

Setelah 15 Tahun
@roelly87


SETELAH belasan purnama, akhirnya saya bisa menghadiri lagi acara Kompasiana. Tepatnya, dalam event bertajuk Syukuran Ulang Tahun dan Champions Meetup yang diselenggarakan di O2 Corner Co-Working Space, Gedung Kompas Gramedia, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (28/10).

Ini merupakan acara Kompasiana pertama yang saya ikuti sejak Kompasianival 2019. Saat itu, saya turut menghadiri event akbar terakhir sebelum pandemi ini yang diselenggarakan di One Belpark Mall, Jakarta Selatan.

Hanya, memang setelah itu saya sempat hiatus. Bahkan, terakhir nulis aja, Agustus 2018 silam.

Alias, lebih dari lima tahun lalu!

Hingga, akhirnya saya kembali nulis pada pertengahan bulan ini. Namun, itu juga cuma mindahin dari blog pribadi.

Bahkan, saat memposting artikel kedua -masih dari blog pribadi-, sempat dapat "Surat Cinta" dari admin. Alias, diberi peringatan akibat disangka tulisan saya hasil dari copas konten lain yang berujung dihapus.

Sontak, saya kaget. Maklum, seumur-umur ngeblog, saya belum pernah jiplak artikel orang secara keseluruhan. Kalo ngutip pun disertakan sumbernya.

Saya pun langsung balas chat tersebut sambil menjelaskan itu copas dari blog pribadi. Sayangnya, hanya dijawab pesan otomatis dari sistem.

Hmm...

Plan kedua. Saya inget ada beberapa admin yang saya kenal di IG. 

Langsung, saya DM. Sebelumnya, saya tanya dulu, apakah S&K masih membolehkan copas dari blog pribadi. 

Dijawabnya, boleh. Okok. Ga lama, artikelnya nongol lagi. Yuppiii!

Beberapa hari berselang, saya di-inbox salah satu admin untuk menghadiri acara Kompasiana. Awalnya, saya kirain Kompasianival. 

Namun, dijawabnya bukan. Melainkan, syukuran HUT Kompasiana ke-15.

Ya, Kompasiana resmi mengudara pada 22 Oktober 2008. Berselang hampir 24 bulan, saya pun gabung. 

Alias, 11 Oktober 2010 silam. Udah lumayan lama juga!

*       *       *

SIANG itu, suhu udara di jembatan yang menghubungkan Provinsi Banten dengan DKI Jakarta tampak panas. Teriknya, nampol.

Maklum, hanya seperlemparan batu itu laut. Ditambah, tengah hari bolong. Lengkap sudah.

Memang, sebagai ojek online (ojol), panas dan macet udah jadi santapan sehari-hari. Namun, teriknya di pinggir laut sungguh sangat menyengat ketimbang di Jakarta.

Saya pun melajukan sepeda motor dengan konstan.

Kebetulan, sejak pagi saya sudah ada di Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Tepatnya, usai mengantar barang di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2. 

Hanya, hingga sepernanakan nasi, orderan arah Jakarta yang saya tunggu tak kunjung tiba. Kendati, saya sudah menyalakan lima aplikasi ojol/kurir online sekaligus.

Saya lirik jam, sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB lewat. Padahal, acara syukuran Kompasiana berlangsung pukul 15.30 WIB.

Memang sih, dari PIK 2 ke Palmerah yang berjarak 30 km tipis-tipis ini bisa ditempuh sekitar 1-1.5 jam. Apalagi, Sabtu ini jalanan ibu kota ga terlalu macet dibanding hari kerja.

Namun, saya masih galau. Sebab, sebagai ojol, "balik kosongan" itu gimana ya. 

Alhasil, saya pun masih nunggu. Maksimal, sebelum pukul 15.00 WIB.

Sebelumnya, memang sudah ada orderan masuk. Sayangnya, bukan arah Palmerah atau sekitarnya.

Melainkan, ke Cisauk, Serpong, dan Balaraja, yang tentu saya tolak. Maklum, malah tambah jauh dari tujuan.

Beruntung, sekitar pukul 14.00 WIB lewat, salah satu dari lima aplikasi bunyi. Yaitu, kirim barang ke Tanjung Duren. 

Aman. Secara, dari Tandur ke Palmerah tinggal lurus. 

Sang empunya mengabari, barangnya ini berisi sparepart kendaraan. Setelah saya cek, ga masalah. Dimensinya masih terjangkau untuk dibawa dengan motor meski beratnya lumayan.

Bisa dipahami mengingat saya sudah sering membawa barang yang melebihi dimensi. Apalagi, saat awal pandemi ketika ojol dilarang mengangkut penumpang yang membuat saya harus adaptif demi dapur ngebul.

Mulai dari ban mobil, guci, akuarium, hingga kulkas dua pintu. Kulkas? 

Yoi. Ga masalah, secara sudah diikat dengan rapi oleh karyawan tokonya. Jadi, saya tinggal antar saja. 

Paling-paling keringet dingin kalo lupa isi bensin. Ha ha ha.

Namun, saya punya satu pantangan hingga kini. Yaitu, mengantar kue ulang tahun. 

Sumpah, itu sangat mengerikan. Pertama dan terakhir saya ambil orderan itu pada 2019 lalu saat masih cupu jadi ojol.

Sangat merepotkan karena harus ditenteng dengan satu tangan. Pasalnya, jika diletakkan di jok belakang riskan penyok.

Maklum, namanya kue ulang tahun ya harus sempurna. Saya ingat keluhan salah satu rekan ojol yang harus ganti rugi sebesar Rp 400 ribu lebih akibat kue ulang tahunnya gompal dikit di sudutnya. Itu yang bikin saya was-was.

Selain kue ulang tahun, saya ga punya pantangan lagi dalam mengantar barang, makanan, hingga penumpang. Termasuk, jika tujuannya aneh-aneh.

Misalnya, yang hendak Open BO. Saya ga peduli selama tidak melanggar 3 hal: Hukum, moral, dan agama. 

Tugas saya sebagai ojol sebatas mengantar. Baik itu ke tempat prostitusi atau rumah ibadah seperti pengajian, tabligh akbar, dan misa gereja, bagi saya ga masalah.

Hanya, memang ada garis batasnya.

Misal, saya enggan mengantar penumpang ke tempat rawan narkoboy atau aborsi. Ngeri jadi saksi, euy! 

Juga jika harus kirim barang ke penjara yang memang dalam beberapa aplikasi sudah ada larangan dalam ketentuannya. 

*       *       *

AKHIRNYA, setelah lebih dari seperminuman teh, saya pun tiba di Gedung Kompas. Namun, acaranya sudah berlangsung dari tadi. 

Alias, saya telat!

Tapi, ga apa-apa. Yang penting sudah usaha. 

Sambil menyalami beberapa rekan Kompasianer diiringi menyeruput es jeruk yang tersedia, saya mendengar paparan dari tiga perwakilan Kompasiana. Mulai dari Widha Karina, Kevin Legion, dan Nurulloh.

Eh, di kursi depan, ada dua sosok yang familiar. Yaitu, Pepih Nugraha yang menginiasi Kompasiana dan Iskandar Zulkarnaen.

Saat masih aktif di Kompasiana pada 2011-2017, saya sering bertemu mereka. Bisa dibilang, keduanya -bersama beberapa rekan Kompasianer lain- termasuk mentor saya dalam menulis. 

Saya memang sudah punya blog pribadi sejak 2009. Namun, saat itu masih random. 

Alias, ga jelas baik dalam kaidah bahasa, kosakata, maupun inti penyampaian. Ha ha ha.

Maklum, ketika itu saya sekadar menyalurkan hobi. Ada yang baca ok, ga ada juga ok.

Hingga, saya gabung di Kompasiana dan belajar banyak tentang menulis bersama rekan-rekan Kompasianer lainnya. Baik itu diselenggarakan online maupun offline, seperti Kompasiana Blogshop di Djakarta Teather pada November 2011. 

Tak heran jika 11 tahun silam, saya menyebut, Kompasiana sebagai Kawah Candradimuka. Ya, selain saya, juga banyak Kompasianer lainnya yang sama-sama belajar nulis dari Kompasiana.

Saya aja kaget pas ngecek artikel di Kompasiana sudah mencapai ratusan. Bahkan, dulu kalo ada event menulis, termasuk fiksi, bisa posting setiap hari.

*       *       *

HANYA, tiada pesta yang tak berakhir. Adakalanya, timbul rasa jenuh. Itu manusiawi. 

Termasuk, saya yang sejak 2018 sudah mulai jarang aktif di Kompasiana, baik secara offline maupun online. Meski, pada saat yang sama saya tetap update blog pribadi.

Padahal, saya sempat hadir di Kompasianival 2019 seperti yang tertera di awal artikel ini. Hanya, untuk mempostingnya, berat.

...dan...

Ditambah, tampilan Kompasiana seperti kurang bersahabat bagi pengguna ponsel. Keluhan ini yang sudah saya sampaikan kepada salah satu admin disela-sela syukuran.

Memang, jika buka di komputer atau laptop, masih normal. Namun, jika buka di ponsel, loadingnya lama dan tampilan aneh. 

Padahal, saya biasa menggunakan browser Google Chrome atau Opera Mini. UI-nya kurang responsif. 

Ditambah dengan setiap artikel yang harus dipecah hingga beberapa halaman. Saya aja kadang malas lihat artikel sendiri karena harus klik beberapa kali.

Mungkin, ini catatan sekaligus masukan dari saya kepada Kompasiana yang 22 Oktober 2024 genap dua windu. Semoga, semakin tambah usia tidak berada di menara gading.***

- Jakarta, 29 Oktober 2023

Artikel Sebelumnya: 

https://www.kompasiana.com/roelly87/550e4383813311842cbc62fd/satu-tahun-di-kompasiana-belajar-ngeblog-dan-ngeblog-sembari-belajar

https://www.kompasiana.com/roelly87/5518449a8133118c669dee5e/jose-mourinho-dua-tahun-di-kompasiana-dan-kawah-candradimuka

https://www.kompasiana.com/roelly87/552ac559f17e61703dd623dd/tiga-hattrick-dan-treble?page=all#section1

https://www.kompasiana.com/roelly87/5518b9b4a333118c10b6593d/kompasiana-berusia-empat-tahun-selanjutnya

https://www.kompasiana.com/roelly87/5800853b3eafbdc6128b4568/di-balik-kompasianival-2016?page=all

Senin, 23 Oktober 2023

9 Naga dan 3 Capres

9 Naga dan 3 Capres


PRABOWO Subianto sudah mengungkapkan bakal calon wakil presiden pilihannya, yaitu Gibran Rakabuming. Berarti, lengkap sudah kontestasi dalam Pemilihan Presiden 2024-2029. 

Sebelumnya, Anies Baswedan berpasangan dengan Muhaimin Iskandar yang didukung Koalisi Perubahan. Lalu, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang disokong Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Keduanya, sama-sama sudah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada hari pertama, 19 Oktober lalu. Sementara, Prabowo-Gibran yang diusung Koalisi Indonesia Maju bakal daftar pada hari terakhir (25/10).

...

Terkait pasangannya Prabowo, sebagai penggemar saya agak kecewa. Sebab, awalnya saya pikir mantan Danjen Kopassus itu bakal memilih salah satu dari Yusril Ihza Mahendra, Khofifah Indar Parawansa, atau Susi Pudjiastuti.

Namun, ya dalam politik itu pragmatisme memang jadi santapan sehari-hari. Bukan berarti Gibran jelek, tapi agak kurang tepat.

Setidaknya, saat ini. Seperti yang diutarakan Basuki Tjahaja Purnama.

Meski saya beda pilihan dengan Ahok, tapi apa yang diungkapkannya terkait Gibran memang benar. 

...

BTP ini memang sosok yang langka: Jujur.

Hanya, panah sudah dilesakkan. Tidak mungkin kembali kepada busur.

Btw, terkait adanya sutradara "kawin paksa" Prabowo-Gibran itu santer banget. Bisa disimak pada media arus utama atau gosip-gosip di jalanan.

Namun, saya lebih antusias dengan para pengusaha di balik Prabowo dan dua capres lainnya. Ini jauh lebih menarik ketimbang menelisik aktor kawin paksa tersebut.

Saya jadi teringat Roman Kisah Tiga Negara. Yaitu, era perpecahan Dinasti Han di Cina yang terbagi jadi Cao Wei, Shu Han, dan Wu.

Ketiganya bak segitiga sama sisi. Saling mengikat satu sama lain. 

Ga ada yang lebih kuat hingga Zhuge Liang meninggal dan Sima Yi melakukan kudeta merangkak ke Wei. Sisanya, sejarah yang melukiskan.

Dalam setiap berdirinya kerajaan, ada 3 faktor utama.

- Kaum bangsawan

- Jenderal yang hebat

- Kaum pelajar

Cao Pi -putra Cao Cao- ga bisa mendirikan Wei yang mengakhiri Dinasti Han dengan mengudeta Kaisar Xian lewat cek kosong. Dukungan para bangsawan, khususnya pembesar yang membelot jadi aktor utama. 

Beberapa jenderal tangguh seperti Zhang Liao dan para pelajar pun tunduk. Maklum, dukungan kaum bangsawan yang berupa uang, tanah, hingga perbekalan untuk tentara, sangat dibutuhkan Cao Pi demi menstabilkan negara yang baru berdiri.

Nah, begitu juga dengan ketiga capres. Dukungan pengusaha sangat utama dalam periode kampanye merebut hati rakyat. 

Kendati, siapa yang dapat mandat langit, itu cerita lain. 

Namun, guyuran dana sangatlah krusial. Sebab, untuk bisa mengikuti pesta demokrasi lima tahunan ini, setiap calon harus mengeluarkan dana besar. 

Baik itu untuk mobilisasi massa, atribut, kampanye di berbagai media, saksi, hingga mungkin serangan fajar. Yang terakhir, bukan rahasia umum.

TTPPTT. Tahu tapi pura-pura tidak tahu.

Sejauh ini, capres terkaya Prabowo. Utamanya, karena didukung adiknya, Hashim Djojohadikusumo, yang memang pengusaha.

Lalu, Ganjar yang kekayaannya jauh di bawah Prabowo juga punya banyak sokongan. Termasuk, bukan Hary Tanoesoedibjo yang merupakan Ketua Partai Persatuan Indonesia (Perindo) sekaligus pemilik MNC Group.

Bagaimana dengan Anies? Ada Surya Paloh yang dikenal sebagai pengusaha ulet serta Ketua Partai Nasdem.

Ketiga capres ini punya dukungan kuat pengusaha elite di Tanah Air. Hanya, beberapa konglomerat itu bukan, atau belum masuk daftar paling terkaya di Indonesia.

Apalagi, jika dibandingkan dengan 9 Naga. Kelompok pengusaha yang konon menguasai banyak sektor ekonomi di Tanah Air.

Ketika kita rakyat jelata larut dalam euforia capres-cawapres, mereka malah sudah berhitung. Bahkan, sejak lama.

Maklum, sebagai pelaku usaha tentu punya kepentingan agar bisnisnya lancar. Mereka sebenarnya tidak peduli siapa presiden yang terpilih.

Yang penting, bagi mereka, presiden terpilih nanti tidak menyenggol bisnisnya. Syukur-syukur bisa kecipratan untuk melebarkan usaha.

Baik lewat tender atau program pemerintah. Ya, TST. Tahu sama tahu.

Atau, bisa juga tahu tapi pura-pura tidak tahu.

Ya, ga ada makan malam yang gratis. Ke warteg aja sekarang dikenakan parkir!

9 Naga dan 3 Capres

Terkait para taipan ini, termasuk 9 Naga, tentu ga ragu untuk membantu capres pilihannya. Namun, sejak zaman kuda gigit besi, mereka tidak pernah menaruh seluruh telur dalam satu keranjang yang sama.

Alias, harus main dua kaki. Eh, sekarang tiga kaki dong.

Intinya, main aman. Sebab, risikonya besar jika mereka "all in" hanya ke satu calon.

Para taipan ini enggan berjudi. Orientasi mereka terhadap keuntungan. 

Toh, dalam sejarah pemilu, entah itu pilpres, pilgub, pilkada, dan sebagainya, sudah sering diisi lebih dari dua calon. Untuk pilpres, terakhir 2009. Sementara, level bawahnya ada pilgub DKI Jakarta 2017.

Nah, pada setiap "event" itu, para taipan termasuk 9 Naga turut menggelontorkan dana. Entah itu ke A, B, atau C.

Alhasil, saya kadang ketawa jika mendengar pihak calon ini dan itu yang apriori terhadap dukungan para taipan. Dipikirnya, untuk mengikuti pemilu, baik capres, cawapres, dan ke bawahnya itu gratis.

Btw, siapa sih 9 Naga? Saya sering mendengarnya secara samar.

Bisa jadi, mereka cenderung membumi. Enggan mendapat sorotan tapi aksinya nyata.

...

Yang menarik, justru keberadaan mereka yang cenderung dilebih-lebihkan. Sebab, konon katanya banyak kelompok yang jauh lebih kuat dari 9 Naga.

Misalnya... Sebut saja, 5 Gajah. 

Yaitu, lima taipan paling taipan yang konon menguasai sendi-sendi perekonomian negeri ini. Sekaligus sebagai penjaga stabilitas politik yang bergerak di bawah radar.

Mungkin, jika ingin mengguncangkan perekonomian negeri ini semudah mereka mengambil sesuatu di saku bajunya.

Akhir kata, Valentine 2024 nanti jadi momen yang paling ditunggu.***

- Jakarta, 23 Oktober 2023


*     *     *

Artikel Sebelumnya:

- Prabowo: Sang Penculik yang Berharap Mandat Langit

- Soe Hok Gie: Prabowo Cerdas tapi Naif

- Dhani, Rizieq, dan Ahok Bersatu demi Indonesia (Bumi 378)


Artikel Selanjutnya:

- Prabowo Presiden 2024, Ganjar Mendagri, Anies Menlu, dan AHY Menhan (Bumi 666)


Selasa, 03 Oktober 2023

Edge Gabung AEW, Reuni Lagi dengan Christian dan Hardy Boyz

Edge Gabung AEW, Reuni Lagi dengan Cristian dan Hardy Boyz

Foto: https://www.allelitewrestling.com/



CLIMATE Pledge Arena, Minggu (1/10) atau Senin Dinihari WIB jadi saksi kehadiran salah satu aktor terbaik dalam industri gulat hiburan. Yaitu, Edge yang bergabung dengan All Elite Wrestling (AEW). 

Pria 49 tahun ini melakoni debutnya dalam WrestleDream 2023. Yaitu, event akbar AEW di Kota Seattle, Washington, Amerika Serikat.

Saat itu, Edge menggemparkan belasan ribu penonton yang memadati stadion. Tepatnya, saat layar raksasa menampilkan persona Rated R Superstar diiringi lagu Metalingus milik band Alter Bridge.

Sontak, kehadirannya memecah reaksi penonton yang sebelumnya terpaku di ring. Yaitu, antara Christian Cage versus Darby Allin dalam duel bertajuk 2/3 Falls - AEW TNT Championship, skor 2-1.

Usai laga yang dimenangkannya, Christian didampingi Luchasaurus dan Nick Wayne. Sementara, Allin ditemani legenda hidup WWE dan WCW, Sting.

Klimaksnya, Edge menyelamatkan keduanya diiringi dengan mengusir Luchasaurus dan Nick. Tentu, tidak dengan ramah tamah atau guyonan. 

Melainkan, lewat salam olahraga. Yaitu, menghajar Nick dengan kursi dan serudukan maut alias Spear kepada Luchasaurus.

Bagaimana dengan Christian? Tentu, Edge ada rencana tersendiri terhadap sahabatnya itu...

*     *     *

SEBAGAI penggemar gulat hiburan sejak awal 1990-an, tentu saya tidak asing dengan Edge. Sosok bernama asli Adam Joseph Copeland itu mewarnai industri ini.

Tepatnya, sejak bergabung dengan World Wrestling Federation (WWF) -2002 jadi World Wrestling Entertainment (WWE)- pada 1996. Dalam perjalanannya di promotor gulat pimpinan Vince McMahon itu, Edge sudah memenangkan nyaris semua gelar.

Termasuk, empat kali WWE Championship dan World Heavyweight Chanpionshop (tujuh). Itu membuktikan kapasitas Edge sebagai salah satu pegulat terbaik dunia.

Meski, suami dari pegulat wanita Beth Phoenix ini tidak masuk dalam list saya. Bahkan, meski diperluas hingga 10 besar pun!

Ya, sejak pertama kali kenal dunia gulat seperti WWE dengan Smackdown dan Raw serta WCW dan ECW, saya punya daftar tiga favorit.

1. Kane
2. Jeff Hardy
3. Chris Jericho

Yang menarik, ketiganya sudah tidak gabung dengan WWE. Kane sudah jadi Walikota Knox County sejak 2018 yang pada 2022 ini memasuki periode kedua. 

Sementara, Jeff dan Jericho sama-sama gabung AEW. Kehadiran mereka membuat promotor gulat yang dipimpin Tony Khan kian berwarna. 

Sekaligus, memberi penyegaran industri gulat hiburan yang sejak awal 2000 didominasi WWE. Tepatnya, sejak mengakuisisi WCW dan ECW.

Sejatinya, dalam industri gulat terdapat beberapa nama promotor lain. Misalnya, Impact Wrestling, New Japan Pro Wrestling (NJPO), National Wrestling Alliance (NWA), dan sebagainya, termasuk indie 

Hanya, tidak ada yang mampu menggoyahkan takhta WWE. Hingga, Tony mendirikan AEW pada 2019.

Putra konglomerat asal Inggris, Shahid Khan, ini turut mengajak beberapa pegulat ternama jebolan WWE.

Itu meliputi Christian, Jericho, Jeff, Matt Hardy, Sting,  Cody Rhodes (kembali ke WWE 2023), CM Punk, dan sebagainya.

Saya pribadi menilai, AEW cukup menarik. Kerap menyaksikannya di youtube atau sosial media.

Meski, masih jauh dibandingkan WWE. Maklum, bagaimanapun, promotor gulat itu yang paling saya kenal.

Apalagi, ketika tayang di tv nasional dengan dipandu duo gokil: Edwin dan Jody!

*     *     *

KEHADIRAN Edge di AEW membuat saya jadi membayangkan duel impian: Duet dengan Christian sebagai tag team versus Hardy Boyz (Jeff dan Matt).

Ya, pada era WWE dulu, kedua pasangan itu memang mewarnai perebutan Tag Team Championship. Tentu, jangan lupakan Dudley Boyz (Buh Buh Ray dan D-Von).

Ketiga pasangan itu sangat dinanti fan gulat di kolong langit ini saat bentrok dalam TLC Match (Tables, Ladders, and Chairs). Alias, duel dengan keahlian senjata atau alat masing-masing.

Tables (meja): Dudley Boyz
Ladders (tangga): Hardy Boyz
Chairs (kursi): Edge-Christian

Untuk duel di AEW kemungkinan masih menunggu lagi. Sebab, Dudley Boyz saat ini masih terikat kontrak dengan Impact.

Jadi, sambil menunggu kembalinya TLC Match yang legendaris, tentu saya siap menyaksikan reuni Edge dengan Christian.

Ya, keduanya merupakan sohib. Meraih berbagai gelar dalam tag team.

Bahkan, Christian yang melantik Edge saat masuk WWE Hall of Fame 2012. Saat itu, Edge sudah menyatakan pensiun pada 2011 akibat cedera leher.

Namun, kembali ke WWE dalam Royal Rumble 2020. Dalam periode itu, Edge sempat membentuk faksi The Judgment Day bersama Finn Bálor, Damian Priest, Rhea Ripley, dan Dominik Mysterio, serta JD McDonagh.

Hanya, dalam perjalanannya, Edge dikhianati hingga harus cabut. Ya, meski WWE -dan promotor gulat lain- hanya settingan alias berdasarkan script, tapi tetap membuat penggemarnya geregetan!

Seiring faktor usia, membuat Edge tidak lagi jadi aktor utama WWE. Maklum, 30 Oktober mendatang genap setengah abad!

Itu mengapa, sejak beberapa bulan terakhir, beredar rumor Edge bakal pensiun mengingat kontraknya berakhir 30 September. Bahkan, WWE pun sudah menyiapkan duel final di kota asalnya, Toronto, Kanada, kontra Sheamus, pada 18 Agustus lalu.

Namun, Edge enggan berhenti. Setidaknya, untuk saat ini. 

Edge masih ingin kembali satu ring dengan Christian. Baik sebagai rekan tag team atau lawan.

Wajar, mengingat persahabatan mereka yang sudah berlangsung puluhan tahun. Saya pribadi, berharap pertandingan terakhir Edge sebelum benar-benar pensiun, dengan meladeni Christian.

Syukur-syukur, di tengah atau seusai laga bisa direcoki Hardy Boyz dan Dudley Boyz. Hingga, Edge dan Christian kembali bersatu dalam TLC Match!

Dan, saya pun bakal duduk manis depan layar ponsel untuk menyaksikan reuni akbar tersebut. Nostalgila!***


*     *     *

- Jakarta, 3 Oktober 2023

Minggu, 01 Oktober 2023

Tentang Pedagang Asongan di Simpang Jalan

 Tentang Pedagang Asongan di Simpang Jalan


Foto: Instagram.com/roelly87



SEMANGAT, ya Pak!

Anda adalah pahlawan bagi keluarga...


Disclaimer: Foto ini saya ambil diam-diam saat menunggu lampu hijau di persimpangan Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (1/10). Bagi saya, foto ini merupakan contoh nyata bagaimana seseorang sedang berjuang untuk mencari nafkah demi keluarganya.

Laku ga laku, itu urusan lain. Setidaknya, beliau sudah berusaha. Modal sendiri. Tidak seperti kebanyakan orang yang ingin dapat uang dengan tanpa modal/usaha.

Misalnya, kang parkir liar yang jelas-jelas sudah ada tanda gratis parkir. Atau, pak ogah yang justru bikin macet di tikungan, pertigaan, persimpangan, dll. Juga penjaga komplek/perumahan yang hanya semangat buka portal jika diberi salam tempel.

Ya, maruah laki-laki itu bekerja. Bukan mengandalkan kedua tangan menengadah ke atas.

*     *     *

- Jakarta, 1 Oktober 2023