Ada Super Junior di Balik Kehebohan Panggung
Ahmad Dhani dalam konser Mahakarya HUT RCTI ke-25 di GBK |
"Megah!" Itulah kesimpulan yang dapat saya simpulkan saat menyaksikan Mahakarya HUT RCTI ke-25 di Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (23/8). Acara yang diselenggarakan stasiun tv tertua di Indonesia itu sukses menuai pujian. Itu berkat kehadiran deretan musisi serta artis papan atas lokal dan dunia. Mulai dari Super Junior M, Ahmad Dhani, Kotak, Noah, Ungu, Agnes Mo, dan lainnya. Puncaknya sebelum acara berakhir dengan mementaskan kembang api yang sukses membuat langit di sekitar Senayan jadi berwarna.
Kebetulan, saya menjadi salah satu dari sekitar belasan ribu penonton yang memadati GBK. Meski, niat awalnya tidak ingin menonton karena harga tiket yang lumayan mahal. Mulai dari Rp 150 ribu untuk kategori tribune, Rp 350 ribu (festival), hingga Rp 1 juta (di kursi VVIP). Dengan nominal yang tergolong "wah" membuat saya cenderung menyaksikannya di layar televisi yang disiarkan secara live dan gratis!
Namun, menjelang maghrib, ada kawan yang bekerja di bidang media menawarkan saya tiket. Mulanya sih sempat menolak karena masih ingin meninkmati hari Sabtu yang panjang karena libur kerja. Tapi, kawan yang juga merupakan salah satu blogger di Kompasiana ini mengiming-imingi tiket "all access" alias VVIP! Sebuah tawaran yang membuat saya berpikir lagi karena bisa kesampaian untuk bertemu dengan idola saya semasa masih di Dewa 19, Ahmad Dhani.
Meski ketika saya tanya apakah dengan tiket VVIP itu saya bisa bertemu sang idola, Ahmad Dhani, kawan tersebut tidak berani menjamin. Sebab, menurutnya, tiket itu hanya untuk menonton gratis dari kursi VVIP hingga menyasar ke kelas festival. Ketika saya bilang tidak jadi karena niat datang ke GBK bukan untuk menyaksikan acara tersebut, apalagi melihat penampilan boyband seperti Super Junior.
Kawan tersebut pun mencoba meyakinkan saya agar berusaha sendiri dengan menyelinap di balik panggung. "Syukur-syukur lo ketemu Dhani. Kalo ga, ya itung-itung udah dapat tiket gratis yang kalo beli seharga cetiau," ujarnya berseloroh. Singkatnya, saya pun bergegas menuju GBK yang 6 Agustus lalu saya datangi untuk menyaksikan pertandingan Juventus versus ISL Stars.
* * *
Sesampainya di stadion terbesar di Indonesia itu, saya kagum dengan penempatan panggung yang berada di tengah lapangan. Selain besar, panggung tersebut juga unik karena bisa digeser untuk maju atau mundur saat musisi tampil yang memang baru pertama kali saya lihat sepanjang menghadiri acara musik. Sayangnya, saking besarnya GBK membuat penonton yang hadir terlihat sangat sedikit. Kemungkinan hanya belasan ribu penonton dan jauh dari yang ditargetkan panitia (60 ribu penonton).
Bahkan, saya melihat sendiri di pintu utama seperti sengaja dibuka lebar oleh petugas (?) dengan membiarkan banyak penonton yang masuk secara gratis. Padahal, yang di dalam sudah beli tiket dengan "berdarah-darah" alias menyisihkan uang saku agar bisa menyaksikan acara tersebut. Tapi, ya sudahlah. Anggapan saya, mungkin petugas atau panitia (?) sengaja membiarkan masuk penonton secara gratis dengan alasan acara sudah mulai dari tadi karena saya datang sekitar pukul 20.30 WIB.
Mahalnya tiket dan faktor disiarkan secara live membuat masyarakat lebih memilih untuk menyaksikan di rumah. Kecuali bagi fans musisi yang bersangkutan yang mayoritas remaja dan didominasi kaum hawa yang sangat menantikan aksi Super Junior. Betul saja, ketika boyband asal Korea Selatan itu tampil, suasana GBK menjadi bising karena teriakan penonton yang ingin ikut bernyanyi.
Saat mendekati panggung, banyak penonton yang terlihat digotong oleh panitia dan petugas kepolisian karena pingsan akibat terus berjingkrakan saat Super Junior tampil. Puncaknya, ketika beberapa anggota Super Junior melemparkan handuk bekas ke kerumunan penonton. Saat itu, banyak yang terhimpit seperti dengdeng saking semangatnya berebutan demi handuk yang dipakai untuk ngelap keringat.
Tapi, ya sudahlah. Saya tidak bisa menyalahkan mereka, terutama remaja putri yang seperti habis berkelahi sambil memamerkan handuk bekas Super Junior. Sebab, jika saya jadi mereka pun, saya mungkin akan melakukan hal yang sama untuk ikut berebutan. Tapi, bukan bekas handuk dari Super Junior yang dikasih pun tentu saya tolak. Melainkan handuk bekas sekelas personil Guns N' Roses, Muse, dan Foo Fighters. Atau, minimal handuk bekas dari para pemain sepak bola terbaik dunia seperti Andrea Pirlo dan Giorgio Chiellini.
Usai Super Junior, giliran Noah yang tampil. Kali ini penonton lumayan tertib menyimak lantunan lagu dari band asal Bandung tersebut. Bagi saya, bukan aksi mereka yang menarik dilihat. Tapi, rambut sang vokalis, Ariel yang berwarna putih yang sukses mencuri perhatian. Menyaksikan itu, pikiran saya jadi terlintas pada tokoh novel Tiongkok bernama Pek Hoat Mo Lie yang rambutnya memutih hanya dalam waktu semalam karena putus cinta. Atau, jangan-jangan, Ariel sedang putus cinta juga?
Puas menyaksikan parade "moshing" dari kaum remaja, dengan penuh perjuangan saking penuhnya kerumunan saya pun meringsek ke depan panggung. Nah, ini yang menarik, sebab, panggung yang bisa digeser maju mundur itu ternyata digerakkan secara manual. Maksudnya, panggung tersebut didorong oleh beberapa pekerja yang tampak "terengah-engah" seperti habis melontarkan jurus Kamehame layaknya film kartun Dragon Ball. Sementara, tepat di atas kepala mereka, berdiri dengan gagahnya musisi yang sedang tampil.
Bosan menyaksikan penampilan beberapa musisi, saya pun mencoba menyelinap ke ruang ganti artis yang berupa tenda. Awalnya, saya mengira ada penjagaan ketat dari panitia atau petugas keamanan. Tapi, yang ada malah areal ruang ganti tersebut bebas dilewati siapa saja. Kecuali jika ada musisi yang sedang berganti kostum karena ingin tampil dan tendanya ditutup dari dalam. Jadi, saya hanya bisa melihat dari kejauhan, vokalis Kotak, Tantri sedang memakai make-up dari balik tenda.
Hal serupa terjadi ketika saya hendak mendatangi tenda Ahmad Dhani yang dikerumuni penggemarnya. Tampak, istri Ahmad Dhani, Mulan Jameela pelantun si "Makhluk Tuhan Paling Sexy" sedang menunggui putra mereka yang akan tampil, Ahmad Al Ghazali (Al). Akhirnya, yang paling saya tunggu tiba, ketika di pengujung acara bisa menemui Ahmad Dhani ketika sedang dikerumuni media mengenai kasus putra bungsunya, Abdul Qadir Jaelani (El).
* * *
Artikel ini sebelumnya dimuat di Kompasiana (https://www.kompasiana.com/roelly87/54f5f14da33311a17c8b4660/di-balik-panggung-mahakarya-hut-rcti-ke25)
- Jakarta, 29 Desember 2020