TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Juli 2019

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Senin, 29 Juli 2019

Bank Muamalat Dekatkan Generasi Milenial lewat Ayo Hijrah


CEO Bank Muamalat Achmad K. Permana dalam diskusi di Muamalat Hijrah
Coffee bersama puluhan blogger dan jurnalis pada 26 Juli lalu


KAMUS Besar Bahasa Indonesia (KBBI) secara garis besar mengartikan hijrah sebagai perubahan atau perpindahan. Tujuannya satu, agar lebih baik dari sebelumnya. Termasuk, dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dari segi ekonomi dengan pilihan cara menabung yang kini banyak dilakukan masyarakat ke bank syariah dibanding bank konvensional.

Nah, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. (Bank Muamalat) sebagai bank pertama murni syariah di Tanah Air terus mencoba memperluas fungsi. Dari yang sebatas penyedia layanan perbankan syariah menjadi agen penggerak semangat umat untuk terus-menerus meningkatkan diri ke arah ajaran Islam yang baik, sempurna, dan menyeluruh (kaffah). Tidak hanya berhijrah secara ibadah, tapi juga dalam mengelola keuangan.


Bagi saya pribadi, ini menarik. Apalagi, Bank Muamalat menyasar lingkup yang lebih luas. Termasuk, kalangan milenial. Fakta itu yang saya tahu sejak kampanye #AyoHijrah diluncurkan pada 2018 lalu.

Teranyar, saat saya menghadiri forum diskusi dan edukasi bertajuk "Hijrah Talk" yang diselenggarakan bank yang beroperasi sejak 1 Mei 1992 silam ini di Muamalat Hijrah Coffee, Lobby Muamalat Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (26/7) bersama puluhan rekan blogger dan jurnalis.

Dalam diskusi yang menambah wawasan saya terkait perbankan syariah itu turut dihadiri Chief Executive Officer (CEO) Bank Muamalat Achmad K. Permana, Pendiri Lembaga Dakwah iHAQi Ustaz Erick Yusuf, penulis dan pemenang blog competition #AyoHijrah Triani Retno Adiastuti, dan Ketua Hijabers Community Putri Dwiandari.

"Bank Muamalat terus berkomitmen mengajak masyarakat muslim di Tanah Air untuk berhijrah demi yang lebih baik dan penuh berkah. Kami juga ingin terus mengedukasi masyarakat bahwa hijrah bukan hanya dari sisi ibadah saja. Melainkan secara keseluruhan. Termasuk, dari sisi keuangan," kata Permana saat mengawali diskusi.

Pernyataan tersebut beralasan Fenomena hijrah sudah sejak lama ada. Namun, saat ini di tangan generasi milenial, hijrah sudah menjadi sesuatu yang keren, kekinian, dan punya daya magnet yang ampuh untuk memengaruhi sesama milenial muslim agar ikutan berhijrah.

Inilah gaya baru syiar Islam alam milenial. Di mana, menyebarkan kebaikan Islam bukan lagi dengan penanaman nilai secara indoktriniatif, tapi dengan menjadikan kebaikan Islam sebagai sebuah gaya hidup yang keren.

Sebagai informasi, menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), yang dimaksud generasi milenial merupakan individu yang lahir pada rentang dekade 1980-an hingga 1990-an serta awal 2000-an. Itu berarti, saya termasuk dalam kategori tersebut.

"Tren gaya hidup di kalangan milenial saat ini memang menjadi suatu hal yang positif. Namun, generasi milenial sebaiknya juga harus paham mengenai pengelolaan keuangan yang sesuai syariat. Oleh karena itu, Bank Muamalat juga ingin mengajak generasi milenial untuk hijrah dengan mengenal bank syariah," Permana, menambahkan.

Salah satu terobosan pelayanan baru yang menyasar target generasi milenial yaitu Muamalat Hijrah Coffee. Saya terkesan dengan kafe yang jadi venue diskusi ini. Sebab, Muamalat Hijrah Coffee merupakan perpaduan pelayanan nasabah Bank Muamalat berkonsep tempat nongkrong, yang modern, tapi tetap profesional.

Melalui gerai Muamalat Hijrah Coffee, nasabah dapat merasakan pengalaman baru pelayanan perbankan yang dipadukan tempat ngopi. Sebagai gambaran, saat ini, tempat ngopi sangat menarik perhatian masyarakat, terutama generais milenial dan remaja. Saya pribadi kerap mencari tempat ngopi untuk menulis atau menemukan ide, baik sore atau malam di berbagai kawasan ibu kota.

Nah, Muamalat Hijrah Coffee ini memiliki layanan operasional pada hari kerja, Senin hingga Jumat. Keberadaan tempat nongkrong yang sangat elegan ini diharapkan dapat memudahkan dan mendekatkan nasabah dengan semua layanan Bank Muamalat.

Disela-sela diskusi, Bank Muamalat juga menyerahkan hadiah umrah gratis kepada pemenang juara satu Kompetisi Blog #AyoHijrah. Retno membuat tulisan inpiratif dengan judul #AyoHijrah Bersama Bank Muamalat Indonesia, Hidup Tenang dan Berkah.

Kompetisi blog ini jadi salah satu program dan gerakan #AyoHijrah, karena Bank Muamalat memahami bahwa semua orang memiliki momen hijrahnya masing-masing. Serta, ingin mengajak para blogger untuk berani berbagi cerita tentang momen hijrah yang akan atau sedang diterapkan.

Yupz, dengan mengikuti diskusi ini sangat menambah wawasan saya terkait hijrah dan perkembangan bank syariah di Tanah Air. Sekaligus tambahan inspirasi untuk mengikuti kompetisi jika Bank Muamalat menyelenggarakan lagi di masa depan.


Bisa dipahami mengingat hijrah punya makna yang luas. Bagi yang belum berhijrah, kampanye #AyoHijrah ini bisa jadi momentum untuk memulai. Sementara, untuk yang sudah memulai berhijrah, agar dapat melengkapi serta menyempurnakan diri dengan ajaran yang sesuai syariat.

"Bank Muamalat tidak berhenti berinovasi untuk mengajak masyarakat untuk berani meningkatkan diri ke arah yang lebih baik. Serta, menciptakan solusi layanan perbankan berbasis syariah yang aman dan praktis. Sehingga, niat untuk berhijrah ke bank syariah dapat dilakukan dengan mudah," demikian paparan Permana.***


*         *         *
Pendiri Lembaga Dakwah iHAQi Ustaz Erick Permana menambah wawasan
terkait hijrah dan ekonomi syariah

*         *         *
Rekan blogger Triani Retno Adiastuti berbagi inspirasi terkait pengalamannya
berhijrah

*         *         *

Artikel Terkait
- Nangkring dengan OJK dan Bank Muamalat (https://www.kompasiana.com/roelly87/56db2b76b17a613448ee5650/esai-foto-kompasiana-nangkring-dengan-ojk-dan-bank-muamalat?page=all)

*         *         *
- Jakarta, 29 Juli 2019

Rabu, 24 Juli 2019

Kenapa Harus Nissan All New Livina?


Nissan All New Livina yang dipamerkan di GIIAS 2019
(Klik untuk perbesar foto atau geser untuk melihat gambar lainnya)



GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 sedang berlangsung. Pameran otomotif terbesar di Tanah Air ini diselenggarakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD pada 18 hingga 28 Juli mendatang.

Selama 11 hari ini, masyarakat di seluruh nusantara mendapat kesempatan untuk menyaksikan kendaraan dari berbagai kelas. Baik itu Multi Purpose Vehicle (MPV) hingga mobil konsep. Antusiasme masyarakat pun sangat tinggi untuk mengunjungi beragam booth yang terdapat di GIIAS 2019.

Termasuk, saya yang pekan lalu mengisi waktu luang ke pemeran rutin tahunan yang diselenggarakan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) ini .


Tentu,tidak untuk membeli. Atau, untuk saat ini belum. Melainkan, meninjau kendaraan apa yang cocok untuk saya miliki dalam beberapa waktu ke depan. Itu jika saya sudah mempunyai dana yang cukup. Biasanya, jika mendatangi suatu pameran, baik otomotif, rumah, mainan, dan lainnya, saya mencatat mana yang saya inginkan berupa daftar. Setelah dana terkumpul, baru saya siap membelinya


Nah
, booth Nissan yang terletak di Hall 6A jadi magnet bagi setiap pengunjung. Itu karena PT Nissan Motor Indonesia (NMI) menawarkan berbagai keseruan. Saya pribadi, kerap mengunjungi booth Nissan sejak GIIAS 2015. Kecuali, tahun lalu yang absen karena bentrok dengan jadwal liputan ke berbagai penjuru Tanah Air jelang Asian Games 2018.


Pada GIIAS 2019 ini, NMI turut memboyong berbagai mobil ikoniknya. Salah satunya, Nissan All New Livina yang diluncurkan Februari lalu. Sekilas, menurut saya mirip dengan Mitsubishi Xpander. Kendati, ada beberapa perbedaan. Sebab, All New Livina tetap mempertahankan ciri khas Nissan yang otentik.


Head of Product Communication PT Nissan Motor Indonesia Hana Maharani dalam diskusi dengan blogger yang turut saya ikuti pun menjelaskan. Menurutnya, Mitsubishi memang sudah jadi bagian dari keluarga Nissan sejak diakusisi pada 2016. Itu meliputi aliansi Nissan-Renault-Mitsubishi. Nissan juga membawahi merek Datsun yang menyasar ke masyarakat dan Infiniti sebagai brand premium.


Jadi, All New Livina tetap kendaraan dengan basis Xpander yang dikembangkan dengan ciri khas Nissan. Terutama, dari segi fitur dan teknologi dengan adanya Nissan Inteligent Mobility .


Bagi saya pribadi, All New Livina ini merupakan mobil paket lengkap. Untuk harga, tergolong kompetitif. Tidak terlalu mahal untuk ukuran MPV. Namun, juga tak murahan. Berkisar dari Rp 198 juta hingga Rp 261 juta.


Tak heran jika All New Livina ini jadi dambaan Donna Agnesia. Aktris ternama di Tanah Air ini merupakan pencinta Livina sejak generasi awal. Donna pun menilai All New Livina ini sebagai mobil ideal.


"Saya memiliki tiga anak. Dengan All New Livina ini sangat cocok. Saya, suami, tiga anak, dan nanny (pengasuh). Serta, untuk berbagai barang yang bisa dibawa," kata Donna yang merupakan pengguna Grand Livina yang berbagi kisah.


Ya
, All New Livina bisa memuat tujuh orang dengan komposisi 2-2-3. Interiornya terasa mewah dengan kabin yang lega hingga membuat pengemudi maupun penumpang merasa nyaman. Kesan premium terpancar dengan kursi berlapis kulit pada barisnya disertai dengan ruang kedap suara.


Untuk kursi
, bisa dilipat sesuai kebutuhan. Baik penumpang tujuh orang atau barang. Misalnya, untuk menaruh sepeda. Dengan Nissan Inteligent Mobility, menambah keamanan dan kenyamanan. Misalnya pada Hill Start Assist, dengan kita berada di tanjakan membantu mobil berhenti sejenak agar tidak mundur ke belakang sebelum pengemudi memacu kembali kendaraan.


Selain itu, konektivitas pun selalu terjaga dengan kemudahan untuk terhubung smartphone. Kapan dan di mana saja untuk menikmati musik sekaligus navigasi ke mana saja dalam perjalanan.


Bagaimana dengan eksterior? Kesan elegan menyelimuti All New Livina. Terlebih dengan grille berdesain V-Motion seperti segitiga terbalik yang sangat memesona.


Yang paling saya suka dari PT NMI terkait layanan purna jual
. Itu meliputi berbagai suku cadang dan bengkel yang tersebar di Tanah Air. Bagi saya pribadi, layanan purna jual ini sangat penting dalam menjatuhkan pilihan untuk membeli sesuatu. Sebab, aftersales memberikan saya rasa nyaman.


"Terdapat jaringan diler Nissan pada 108 lokasi di Tanah Air
. Dengan Nissan Care Package yang inovatif membuat konsumen bisa mendapat suku cadang dan servis gratis hingga 50 ribu kilometer atau empat tahun," Hana, menjelaskan.


Nah
, ini gambaran saya tentang Nissan All New Livina. Bagaimana dengan pengalaman Anda?




*         *        *
Sesi diskusi dengan blogger yang diwakili Harris Maulana bersama Hana
Maharani dan Donna Agnesia

*         *        *
Jajal MPV dengan varian teranyar Nissan All New Livina

*         *        *
Nissan All New Livina memiliki bagasi yang lengkap

*         *        *
Booth Nissan terletak pada Hall 6A di ICE BSD

*         *        *


Artikel Terkait
Jemput Bola Jadi Andalan Nissan dalam Layanan Purna Jual kepada Konsumen
- Lebih Dekat dengan Nissan Mobile Service
Nissan Motor Indonesia Wujudkan Impian Nonton Final Liga Champions
Yuk, Berbagi Cerita Seru Berhadiah Jutaan di Booth Nissan dan Datsun


*         *        *
- Jakarta, 24 Juli 2019

Selasa, 16 Juli 2019

Narik Go-Jek Pakai Suzuki GSX R-150






NARIK Go-Jek menggunakan sepeda motor sport? Yes, susah-susah mudah... Namun, karena tidak ada pilihan, terpaksa saya jalanin.

Secara, satu-satunya sepeda motor yang saya punya, merek Suzuki GSX-R150. Sebelumnya, saya sudah tanya-tanya ke beberapa rekan senior, yang sudah lebih dulu jadi Go-Ride alias pengemudi ojek online dengan bendera Go-Jek.

Menurut mereka, tak masalah. Hanya, dibanding sepeda motor jenis bebek atau matic, jelas sport lebih sulit. Fakta itu yang saya alami dalam tiga hari terakhir.

Tepatnya, sejak kali perdana narik pada Sabtu (13/7). Sebab, saya harus memilih calon penumpang. Biasanya, kaum hawa, terutama ibu-ibu kesulitan.

Itu karena jok GSX tinggi dibanding bebek atau matic. Apalagi, tidak ada untuk menaruh barang. Misalnya, matic dengan mengaitkan tas di leher kemudi.

Alhamdulillah, dari puluhan order, baru dua -semoga tidak nambah- yang cancel. Alasannya, wajar. Kedua calon penumpang itu kesulitan untuk duduk.

Saya pun memahami dengan meminta maaf dan bersedia cancel. Nah, yang menarik, justru mayoritas bersedia meski di jalan jadi susah.

Salah satunya, seorang wanita paruh baya yang tak keberatan dibonceng meski joknya kecil. Bahkan, beliau harus memegang dua plastik, di kanan berisi makanan beberapa dus dan kiri belasan buku tulis.

"Ga apa-apa mas. Saya kalau sudah pesan, ga enak untuk batalin," kata ibu tersebut saat saya jemput di kawasan Pasar Pagi, Jakarta Barat, Sabtu (13/7).

Saya beberapa kali mengajukan untuk cancel karena khawatir merepotkan. Justru, beliau bergeming. Sambil tertawa mengatakan, "Saya belum pernah naik motor seperti ini. Sekali-sekali jajal."

Sepanjang jalan menuju asrama salah satu angkatan di pinggir ibu kota, beliau pun sangat ramah. Termasuk, menceritakan buku tersebut untuk anaknya yang masih sekolah. Sementara, makanan untuk suguhan acara halal bi halal di kompleksnya.

Sampai tujuan, saya kaget. Sebab, ibu itu masih memberi tip. Padahal, beliau sepertinya juga pegal akibat kedua tangan menopang belanjaan. Ketika saya beri kembalian, ibu itu menolak karena biasanya kalau naik ojek online memang tidak mengambil kembalian.

Sejauh ini, saya memang mencari penumpang di kawasan yang ramai. Biasanya, di seputar SCBD, Senayan, Sarinah, Menteng, hingga Kuningan. Nah, lima kawasan itu yang menurut saya "gemuk". Alias, banyak order meski malam hari.

Ya, memang saya biasa narik sekitar pukul 23.00 WIB usai pulang kerja hingga 05.00 WIB dini hari. Bangun tidur, sekitar pukul 12.00 WIB, saya cari 3-5 orderan yang sedapatnya sebelum masuk kerja.

Kalau dihitung, berkisar 10 jam di jalan yang sehari bisa narik belasan penumpang. Bahkan, Minggu lebih ramai karena ada CFD di beberapa titik ibu kota.***

Ditulis sambil menunggu penumpang di kawasan Taman Menteng, Jakarta Pusat

- Jakarta, 16 Juli 2019

Sabtu, 13 Juli 2019

Pengalaman Daftar Driver Go-Ride Gojek


Antrean calon pelamar Go-Jek




JADI driver alias pengemudi ojek online? Dulu, saya nyaris daftar. Tepatnya, ketika booming ojek onlie pada 2015 silam.

Kebetulan, kantor saya lokasinya di kawasan Gelora Bung Karno (GBK). Hampir setiap hari, sebelum kerja, saya melihat antrean calon pengemudi online daftar.

Sempat terpikir untuk ikutan. Hanya, kesibukan rutinitas sehari-hari membuyarkan angan tersebut. Hingga, empat tahun berselang, saya berkesempatan jadi driver ojek online.

Tepatnya, setelah melakukan pendaftaran secara online kepada Go-Jek lewat laman https://daftar.go-ride.co.id/. Yaitu, dengan mengisi formulir dengan mengunggah empat dokumen.

Syarat-syarat Daftar Go-Jek
- SKCK Asli
- KTP Asli
- Surat Izin Mengemudi (SIM) Asli
- Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) Asli

Nah, untuk bisa membuat SKCK, saya wajib bikin surat laporan ke RT dan RW. Setelah itu, dibawa ke Kelurahan disertai materai satu lembar (Rp 6.000). Jika selesai, langsung ke kantor Kepolisian Sektor (Polsek) terdekat.

Oh ya, biayanya Rp 30.000. Ini tarif resmi dan flat se-Tanah Air.

Syarat-syarat Bikin Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK):
1. Foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
2. Foto kopi Kartu Keluarga (KK)
3. Foto kopi Akte Lahir
4. Foto kopi Ijazah Terakhir
5. Foto berwarna ukuran 4x3 sebanyak tiga lembar
6. Surat Pengantar Kelurahan (PM1)

Usai melengkapi dokumen, tinggal isi formulir online. Tak lama berselang ada balasan pesan pendek (SMS) dari Go-Jek. Saya daftar pada Jumat (28/6) pukul 14.39 WIB.

Kurang dari dua pekan, setelah data saya terverifikasi, muncul SMS dari Go-Jek.

"Hai Choirul, jadwal undangan pendaftaran GOJEK Anda 11 Juli 2019. Pastikan datang ke Jl. Kemang Timur No. 21, Jakarta Selatan sesuai tanggal pada jam 09.00-15.00. Bawa & tunjukkan KTP, SIM, STNK dan SKCK Asli."

Esoknya, Kamis (11/7) sekitar pukul 11.30 WIB, saya menuju kantor Go-Jek. Namun, ternyata kuota pendaftaran sudah penuh. Menurut petugas keamanan yang mengatur pelamar, per hari Go-Jek menerima 1.000 calon driver. Saya disarankan untuk datang lagi esoknya, pagi-pagi.

Jumat (12/7), saya berangkat dari rumah pukul 06.00 WIB yang kurang dari sejam kemudian tiba di kantor Go-Jek. Ternyata, pagi itu juga sudah ramai. Bahkan, ada yang sudah tiba sejak pukul 04.00 WIB.

Oh ya, alasan kehadiran mereka itu bermacam-macam. Ada yang melamar driver seperti saya, mengurus dokumen, mengambil jaket dan helm, dan lainnya.





Yuppiiiiii



Akhirnya, sekitar pukul 09.15 WIB (operasional kantor Go-Jek buka 08.00 WIB) saya mendapat nomor urut 389. Jangan bayangkan antrenya lama, sebab sekali dipanggil bisa 50 orang. Jadi, duduk sebentar, giliran saya dan pemilik nomor urut 351-400 tiba.

Saat dipanggil, saya cukup menyerahkan empat dokumen asli untuk dicel ulang dan verifikasi. Juga foto setengah badan untuk profil driver di aplikasi Go-Jek.

Petugas mengatakan, jaket dan helm bisa diambil akhir bulan. Selanjutnya, membuat rekening Bank CIMB yang jadi mitra Go-Jek untuk pencairan Go-Pay. Selesai.

Ternyata, mudah. Saya pun resmi jadi driver Go-Jek. Hanya, saya tidak langsung mencari penumpang. Sebab, siang itu ada acara hingga sore yang berlanjut ke kantor.

Pagi harinya, Sabtu (13/7), saya perdana sebagai driver Go-Jek.

Nah, bagaimana pengalaman jadi Go-Ride? Nantikan edisi berikutnya di blog ini, www.roelly87.com atau www.catatanseorangojol.com.

Ditulis sambil menunggu penumpang di kawasan SCBD, Jakarta Selatan
Jakarta, 13 Juli 2019