TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Juventini Club Indonesia

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol
Tampilkan postingan dengan label Juventini Club Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Juventini Club Indonesia. Tampilkan semua postingan

Senin, 15 Desember 2014

Juventus versus Dortmund: Ulangan Final 1996/97



Sekjend UEFA Gianni Infentino memperlihatkan kertas undian Juventus (sumber foto: uefa.com)


UNDIAN babak 16 besar Liga Champions 2014/15 telah dilakukan di markas UEFA di Nyon, sore tadi (15/12). Dari delapan laga yang akan berlangsung mulai 17/18 dan 24/25 Februari ini terdapat beberapa duel menarik.

Dua di antaranya merupakan ulangan musim sebelumnya. Yaitu, Schalke 04 melawan juara bertahan Real Madrid dan Manchester City kontra Barcelona. Di sisi lain, pelatih Arsenal, Arsene Wenger akan “bernostalgia” dengan mantan timnya selama tujuh musim (1987-94), AS Monaco.

Namun, tidak ada duel yang melebihi laga antartim yang pernah menjuarai Liga Champions seperti Juventus versus Borussia Dortmund. Ya, duel antar jawara Seri A Italia menghadapi runner-up Bundesliga Jerman musim lalu ini dipastikan akan sengit. Partai ini tidak sekadar pembuktian hegemoni kedua tim yang juga melibatkan kompetisi masing-masing.

Melainkan, duel ini menjadi ulangan pada final Liga Champions 1996/97. Bagi Anda penggemar sepak bola Italia, khususnya tifosi Juventus, tentu tidak lupa. Lantaran, 17 tahun silam, ambisi “I Bianconeri” untuk mempertahankan gelarnya dikandaskan Dortmund.

Pada duel yang mentas di Olympiastadion –markas Bayern Muenchen sebelum Fussball Arena– itu Juventus harus mengakui keunggulan Dortmund. Lantaran, tim yang saat itu dilatih Marcello Lippi menyerah 1-3. Gelontoran tiga gol Dortmund dicetak Karl-Heinz Riedle pada menit ke-29 dan 34 yang dilanjutkan Lars Ricken (71). Sementara, satu-satunya gol “Si Nyonya Besar” dibukukan Alessandro Del Piero (65).

“Sungguh pertandingan yang menyedihkan. Kami harus kalah meski mendominasi sepanjang laga,” tutur Antonio Conte, pelatih timnas Italia kini, mengenang duel pada 28 Mei 1997. Komentar tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, saat itu, Juventus merupakan raksasa Eropa karena musim sebelumnya sukses menjuarai Liga Champions.

Ketika itu mereka dihuni deretan pemain berkualitas. Siapa yang tidak mengenal Zinedine Zidane? Begitu juga dengan pasangan Christian Vieri-Alen Boksic. Sementara, Del Piero baru dimainkan sejak babak kedua. Kebetulan, saat itu, Conte merupakan kapten Juventus menggantikan Gianluca Vialli.

Saatnya Revans! 
Namun, nostalgia buruk itu harus segera dikubur sedalam mungkin. Tidak ada waktu bagi penggawa Juventus saat ini untuk mengenang kegagalan buruk di masa lalu. Kini, skuat asuhan Massimiliano Allegri harus berupaya menemukan strategi terbaik demi melakukan revans terhadap Dortmund.

“Sungguh hasil undian yang menyenangkan bisa kembali bertemu Dortmund,” kata Direktur Juventus Pavel Nedved. “Namun, kami harus waspadai mereka yang diperkuat banyak pemain muda dan berbakat. Saya pribadi merupakan penggemar pelatih (Juergen) Klopp. Saya tidak sabar untuk menyaksikannya. Saya berharap, kami (Juventus) bisa memberi perlawanan terbaik dan berprestasi di Eropa.”

Sepanjang sejarahnya, Juventus sudah tujuh kali bertemu “Die Borussien” di kompetisi Eropa. Sejauh ini, rekor “La Vecchia Signora” masih unggul dengan empat kemenangan, satu seri, dan dua kekalahan. Berdasarkan statistik tersebut, tentu tidak ada kata gentar bagi setiap elemen Juventus. Apalagi, itu ditunjang performa impresif mereka yang masih memuncaki klasemen sementara Seri A ketimbang Dortmund di zona degradasi (posisi 16) Bundesliga.

Legenda hidup Juventus, Del Piero dibayangi gelandang  Dortmund, Stefan Reuter (sumber foto: 101greatgoal.com)


*       *       *


Rekor Pertemuan di Eropa:
Grup C Liga Champions 1995/96: Dortmund 1-3 Juventus  (Signal Iduna Park)
Grup C Liga Champions 1995/96: Juventus 1-2 Dortmund (Delle Alpi)
Final Liga Champions 1996/97: Dortmund 3-1 Juventus (Olympiastadion)
Final Piala UEFA (Liga Europa) 1992/93: Juventus 3-0 (Delle Alpi)
Final Piala UEFA (Liga Europa) 1992/93: Dortmund 1-3 Juventus (Iduna Park)
Semifinal Piala UEFA (Liga Europa) 1994/95: Juventus 2-2 Dortmund (Delle Alpi)
Semifinal Piala UEFA (Liga Europa) 1994/95): Dortmund 1-2 Juventus (Iduna Park)

Hasil Undian 16 Besar Liga Champions 2014/15:
Paris Saint  Germain vs Chelsea
Manchester City vs Barcelona
Bayer Leverkusen vs Atletico Madrid
Juventus vs Borussia Dortmund
Schalke 04 vs Real Madrid
Shakhtar Donetsk vs Bayern Muenchen
Arsenal vs AS Monaco
FC Basel vs Porto

*Keterangan: Tim yang disebut pertama merupakan runner-up pada fase grup dan akan memulai laga sebagai tuan rumah pada 17/18 dan 24/25 Februari.

Referensi: Uefa.com

*       *       *

Artikel Juventus sebelumnya:


Artikel AC Milan sebelumnya
Artikel FC Internazionale sebelumnya
Satu Dekade ICI: Semangat Kekeluargaan dari Interisti

*      *      *

- Senayan, 15 Desember 2014

Sabtu, 09 Agustus 2014

Wawancara Eksklusif Claudio Marchisio: Cuaca di Jakarta seperti di Manaus



Marchisio mengakui Seri A kalah pamor dari Liga Primer Inggris


JAKARTA - Raut kelelahan masih samar terlihat di wajah Claudio marchisio saat meladeni permintaan wawancara sejumlah media di Hotel Four Season, Selasa (5/8). Wajar, karena dia bersama skuat Juventus baru melakukan perjalanan ribuan kilometer untuk bisa sampai di Jakarta.

"Tapi semuanya berjalan dengan baik bersama Singapore Airlines. Kami tiba di Indonesia cukup terlambat dan hari ini kami baru saja melakukan latlihan pertama," kata Marchisio sambil tersenyum ramah. Berikut penuturan pemain berjulukan "Il Principe" itu dalam sesi wawancara eksklusif:

Cuaca kota Jakarta sangat panas...

Kami sudah terbiasa karena baru saja memainkan Piala Dunia di brasil. Cuaca di Jakarta seperti di Manaus atau Fortaleza dengan kelembaban tinggi.

Sejak tiba di bandara, suporter Juventus sudah menanti kalian bahkan hingga hotel tempat menginap...

Sambutan yang luar biasa, karena jarang terlihat kehangatan tifosi seperti ini. Saya sudah pernah bermain di beberapa tempat dan sambutan seperti ini selalu menyenangkan. Meskipun publik Indonesia lebih memperhatikan Liga Primer Inggris, ini membuktikan bahwa Seri A juga masih berada di tengah-tengah publik Indonesia. Sampai di Jakarta dan mendapat beberapa hadiah sungguh membuat saya sangat terkesan.

Pendapat Anda tentang Indonesia sejauh ini?

Sayangnya kami hanya memiliki sedikit waktu di sini. Kemudian kami selalu bepergian antara bandara dan stadion atau stadion ke bandaran daseterusnya. Jadi tidak akan sempat berkeliling kota.

Tentang pelatih baru kalian, Massimiliano Allegri. Pandangan Anda mengenai dia?

Kami baru saja menutup siklus penting bersama pelatih yang memenangkan tiga gelar juara Scudetto berturut-turut dan sekarang kami memiliki Allegri yang telah menang bersama Milan. Ini akan menjadi musim penting sekaligus sulit bagi Allegri dan bagi kami karena kami masih ingin memenangkan Scudetto.

Apa yang bisa diberikan Allegri kepada Juve?

Motivasi baru. Setelah tiga tahun bermain dengan pelatih ayng sama, perubahan seperti ini bisa membantu Allegri sekaligus kami para pemain. Sudah enam bulan Allegri tidak melatih dan bagi kami Allegri akan memberikan bantuan besar seperti yang dilakukan (Antonio) Conte tiga musim lalu.

Seberapa besar kemungkinan Juventus untuk menang pada musim depan?

Kami salah satu tim papan atas selama tiga musim terakhir, jika kami menang pada musim pertama maka musim selanjutnya akan semakin sulit dan begitu seterusnya. Tapi, kami memiliki banyak pemain yang terus berkembang, meski begitu AS Roma, FC Internazionale, dan AC Milan akan terus menjadi saingan utama untuk Scudetto.

Sudah tiga tahun Juventus mendominasi di Italia tapi prestasi di luar negeri masih mengecewakan. Apa yang dibutuhkan Juve supaya bisa tampil mengesankan di Liga Champions?

Pada tahun pertama kami tidak bisa berpartisipasi di kompetisi lain. Tapi, kami di tahun kedua mendapat kualifikasi dengan mengalahkan Chelsea dan Shakhtar Donetsk hingga perempat final. Sedangkan pada musim lalu kami memperlihatkan penurunan prestasi tapi bukan karena kurangnya pengalaman Juventus tapi kami melakukan beberapa kesalahan penting ketika berhadapan dengan Galatasaray dan Kopenhagen.

Apa kelebihan Juventus di tahun ini supaya bisa tampil bagus di Eropa?

Tim sekarang sudah semakin bagus dengan pemain baru. Tahun lalu datang (Fernando) Llorente dan kini (Patrice) Evra. Tapi, menurut saya ini bukan masalah Juventus melainkan masalah sepak bola Italia dalam lima tahun terakhir yang tidak memperlihatkan permainan bagus karena terlalu mengandalkan taktik. Sementara, di Eropa taktik itu tidak sepenting bakat seperti (Manchester) City dan tim lain yang memiliki pemain bebas berekspresi.

Di antara beberapa pemain anyar, siapa yang paling mengesankan Anda?

Evra karena pemain ini memiliki pengalaman tingkat internasional dan sudah banyak mendapat kemenangan dan bisa memberikan bantuan besar kepada kami.

Bagaimana rasanya bermain dengan para pemain tengah lain di Juve?

Sederhana, kami semua sudah salin gkenal. bahkan, kami bisa saling berganti posisi jika seorang pemain tidak berada dalam kondisi maksimal maka bisa digantikan yang lain. Inilah kekuatan kami di barisan tengah.

Mengenai Piala Dunia 2014, Anda sempat mendapat kartu merah. Apakah menurut Anda keputsan wasit berlebihan?

Saya kecewa karena sudah mengecewakan tim nasional meski sedikit berlebihan sayangnya ini adalah keputusan yang sudah diambil dan kami tidak secara sengaja tereliminasi dari Piala Dunia. kami berada di peringkat ketiga Piala Konfederasi 2013. Jadi, sebetulnya sudah logis jika kami menginginkan juara di Brasil.***

Artikel ini dimuat di Harian TopSkor edisi 14 Vol 10, Rabu 6 Agustus 2014




Jumat, 08 Agustus 2014

Wawancara Eksklusif Giorgio Chiellini: Saya Cinta Juventini Indonesia!




Saya bersama Chiellini yang terharu dengan Juventini Indonesia





JAKARTA - Giorgio Chiellini dikenal sebagai salah satu bek terbaik yang pernah lahir. Tidak hanya di Italia melainkan juga di dunia. Penampilannya lugas serta disiplin. Itulah yang membuat pemain lawan sering terintimidasi olehnya, apalagi postur Chiellini yang tinggi besar begitu mendukung.

Namun, penampilan gahar itu hanya ditunjukkan Chiellini di lapangan. Di luar lapangan, lulusan akademi sepak bola Livorno ini ternyata sangat ramah. Chiellini berkenan melayani permintaan tanda tangan dan foto bareng dengan ratusan fan saat memasuki hotel Four Season di Jakarta, Selasa (5/8). Termasuk saat melayani wawancara eksklusif dengan Choirul Huda dari Harian TopSkor yang merupakan media partners Juventus Tour 2014 yang dipromotori Ninesport Inc:

Bagaimana kesan Anda setelah mendarat di Indonesia?

Tentu saja senang (Cheillini tersenyum semringah). Saya banyak tahu tentang negeri ini. Terutama dari media sosial seperti twitter, facebook, dan sebagainya. Saya senang akhirnya mendapat kesempatan bermain di Indonesia.

Lebih dari 50 ribu Juventini -julukan fan Juventus- akan memadati Stadion Gelora Bung Karno untuk menyaksikan pertandingan nanti. Menurut Anda?

Wow... Saya cinta kalian, Juventini Indonesia!

Apa yang Anda harapkan dari tur di Asia Pasifik ini, terutama di Indonesia?

Kami ingin bertemu dengan tifosi di luar negeri. Karena, selama ini kami hanya bisa menyapa lewat media sosial. kami ingin merasakan langsung kehangatan para pendukung di sini.

Sekarang kita bicara mengenai pergantian pelatih dari Antonio Conte ke Massimiliano Allegri. Pendapat Anda?

Saya menanggapi positif kehadiran Allegri. Saya yakin, bersama dia, Juventus akan tetap tampil hebat di Seri A dan Eropa.

Tentang skuat kalian musim ini? Anda optimistis Juventus siap menghadapi tiga kompetisi berbeda di Seri A, Piala Italia, dan Liga Champions?

Tentu saja saya yakin dengan tim ini. Meski, saya juga menyadari banyak tim lain yang akan mengganjal perjalanan kami. Misalnya, AS Roma dan FC Internazionale.

Apakah Anda berniat pensiun dengan seragam Juve?

Bisa jadi. Saya bangga mengenakan kostum ini.

Menurut Anda, siapa striker paling menakutkan yang pernah Anda hadapi?

Dalam 10 musim terakhir, dia adalah Zlatan Ibrahimovic. Postur tubuhnya sempurna, teknik dan kemampuan fisiknya luar biasa. Saya senang berhadapan dengannya di level klub maupun timnas.

Selain Ibra?

Di Seri A ada (Gonzalo) Higuain. Selain mereka, saya tidak ingin menghadapi (Fernando) Llorente dan (Carlos) Tevez. Kedua pemain itu sangat menakutkan. Beruntung mereka menjadi rekan satu tim. He he he...

Kali ini mengenai perubahan formasi seiring dengan pergantian pelatih. Anda nyaman dengan pola tiga bek atau empat bek?

Bagi saya sama saja. Dalam beberapa laga uji coba terakhir, kami membiasakan diri dengan memasang empat bek di lini pertahanan. memang, agak canggung karena sebelumnya kami terbiasa tampil dengan tiga bek.

Sebutkan tiga kata yang mewakili  sosok Giorgio Chiellini?

Kerja keras, semangat, dan mentalitas yang kuat.

Anda suka mendengar musik atau menonton film?

Musik kurang suka, tapi kalau film iya. Terutama komedi dan thriller.

Siapa pemain idola Anda?

(Paolo) Maldini.

Tentang Luis Suarez?

Sudah selesai. Saya tak punya dendam atau masalah dengannya dan telah memaafkan dia. Saya memang sempat kecewa, tapi bukan karena insiden itu melainkan akibat Italia tampil buruk di Piala Dunia.

Anda memiliki sahabat karib yang berasal dari Indonesia, yaitu Ponco Pamungkas. Bagaimana kesan Anda terhadap dirinya?

Ho ho ho (tertawa). Saya dan Ponco seperti saudara. Tahun lalu saya mengajaknya berkeliling kota Turin. Saya senang bersahabat dengan Ponco. Saya juga senang berinteraksi dengan Juventini di Indonesia melalui Twitter.

Chiellini mengakui idolanya adalah bek legendaris AC Milan, Paolo Maldini


*      *      *

Artikel ini dimuat di Harian TopSkor edisi 14 Vol 10, Rabu, 6 Agustus 2014.

Wawancara Eksklusif Lainnya:
Andrea Pirlo: Allegri bisa Memberi yang Terbaik
Giorgio Chiellini: Saya Cinta Juventini Indonesia!
Claudio Marchisio: Cuaca di Jakarta Seperti di Manaus
Dahlan Iskan: Generasi Muda harus Olahraga
Erick Thohir: Saya Percaya Loyalitas Dua Arah

Kamis, 07 Agustus 2014

Wawancara Eksklusif Andrea Pirlo: Allegri Bisa Memberi yang Terbaik


Jarang sekali melihat Pirlo tersenyum :)


JAKARTA – Andrea Pirlo duduk bersandar di kursi kamar hotel di Four Season. Maklum, penata serangan berusia 35 tahun itu baru saja melakoni perjalanan ribuan kilometer dari negara asalnya, Italia menuju Indonesia.

Meski terlihat lelah namun Pirlo tetap antusias menjawab beberapa pertanyaan yang saya ajukan di hotel Four Season, Jakarta, Selasa (5/8). Terutama ketika disinggung mengenai rahasinya dalam melakukan tendangan bebas. Berikut wawancara eksklusif dengan mantan gelandang AC Milan tersebut:

Bagaimana perasaan Anda ketika mengetahui Antonio Conte memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai pelatih Juventus?

Tentu saya sedih dengan kepergian Conte. Tapi dia sudah memutuskan dengan matang.

Pendapat Anda mengenai sosok Massimiliano Allegri sebagai allenatore anyar?

Sosok yang hebat. Sebelumnya, kami telah bersama-sama di Milan pada musim 2010/11. Saya yakin (Allegri) akan memberikan yang terbaik untuk Juventus.

Anda optimistis tahun ini bisa mempertahankan scudetto seiring dengan pergantian pelatih?

Musim ini kemungkinan akan sulit. Tapi, kami akan berusaha untuk memenangkan beberapa kompetisi 2014/15. Terutama scudetto.

Menurut Anda pribadi, tim yang menjadi rival utama di Seri A adalah?

AS Roma, FC Internazionale, Napoli, dan AC Milan. Saya prediksi musim ini berlangsung lebih sulit bagi kami dan juga tim lainnya.

Tim lainnya?

Ya, misalnya Fiorentina. Tim asuhan (Vincenzo) Montella selalu tampil hebat dan menyulitkan kami. Apalagi dengan pulihnya (Giuseppe) Rossi yang membuat mereka kian menakutkan.

Mercato musim panas Juventus sukses dengan salah satunya merekrut Romulo Souza dari Hellas Verona. Apakah belanja pemain anyar berpengaruh pada performa sepanjang kompetisi?

Kami memiliki banyak pemain muda yang hebat dan berpengalaman. Dua faktor tersebut akan sangat membantu kami saat tampil di kompetisi Eropa.

Kini mengenai diri Anda sendiri. Mendengar nama Andrea Pirlo, publik menyebutnya sebagai salah satu maestro tendangan bebas yang spektakuler. Bisa dibeberkan sedikit rahasianya.

Hmm (tersenyum). Sebenarnya tidak ada rahasia sama sekali selain latihan, latihan, dan latihan. Sejak kecil saya melakukan latihan tendangan bebas dan kian terasah saat menjadi pemain profesional. Sebelum saya menendang, saya selalu berpikiran untuk bisa. Mengenai hasilnya masuk atau tidak, saya enggan memikirkannya. Yang penting, arahkan bola ke gawang.

Banyak klub asing yang menginginkan Anda. Apakah Anda ingin mencoba kompetisi di luar negeri.

Memang, saat ini banyak tawaran yang masuk kepada saya. Namun, saya masih ingin bertahan di kota Turin sebagai pemain “I Bianconeri”. Apalagi, saya masih terikat kontrak dengan Juventus. Hanya, setelah itu ke depannya saya kurang tahu.

Kapan Anda merasa sudah waktunya untuk pensiun.

Saya akan gantung sepatu ketika sudah tidak mempunyai motivasi lagi untuk bermain.

Mengenai karier di timnas Italia? Anda masih berambisi tampil di Piala Eropa 2016 di Prancis mengingat usia Anda saat itu sudah menginjak 37 tahun.

Tentang hal itu, saya masih menunggu kehadiran pelatih anyar pengganti Cesare Prandelli.

Pesan untuk para tifosi di Indonesia.

Saya terkesan atas sambutan hangat kalian, terima kasih. Kami janjikan penampilan yang sangat baik.***

Pirlo terkesan dengan sambutan hangat tifosi di Indonesia