TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Trofi Liga Champions yang Dekat di Mata tapi Jauh di Hati

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Rabu, 19 April 2017

Trofi Liga Champions yang Dekat di Mata tapi Jauh di Hati


Trofi Liga Champions (Klik untuk perbesar foto)

JAUH di mata, dekat di hati. Demikian, adagium lawas yang sering beredar di masyarakat. Namun, kalau boleh saya balik tanpa mengurangi maknanya seperti ini, "Dekat di mata, jauh di hati". Demikian kalimat guyonan dari beberapa Juventini -julukan fan Juventus- di Tanah Air yang sering saya temui jika membicarakan tentang trofi Liga Champions.

Tidak lain karena penggemar Juventus sangat penasaran dengan trofi berjulukan "si Kuping Lebar" tersebut. Maklum, sudah lebih dari dua dekade, I Bianconeri belum pernah lagi menjuarai Liga Champions. Tepatnya, sejak menang adu penalti atas Ajax Amsterdam di Stadion Olimpico, kota Roma, pada 22 Mei 1996.

Setelah itu, prestasi terbaik Juventus mentok sebagai runner-up hingga empat kali yang belakangan jadi olok-olok sebagai spesialis juara dua. Yaitu, pada Liga Champions 1996/97 yang di final dikalahkan Borussia Dortmund, 1997/98 (Real Madrid), 2002/03 (AC Milan), dan 2014/15 (Barcelona).

Namun, sebagai penggemar, juara atau runner-up, menang atau kalah, berprestasi atau degradasi, Juventus tetaplah favorit. Itu yang saya rasakan sejak 1994 silam ketika Alessandro Del Piero masih bocah hingga kini sudah memiliki tiga anak. Bisa dipahami mengingat dalam periode itu, saya hanya sekali menyaksikan Juventus mengangkat trofi dengan setelahnya harus puas sebagai nomor dua.

*         *         *
TROFI Liga Champions memiliki tinggi 73,5 cm, lebar 46,5 cm, dan berat 7,5 kg. Cukup bongsor ternyata hingga publik Spanyol menjulukinya sebagai si Kuping Lebar. Itu mengapa setiap pemain atau pelatih yang mengangkatnya usai selebrasi juara butuh dua tangan.

Saya berkesempatan dua kali melihat langsung trofi yang kali pertama dibuat pada 1967 tersebut setelah biasanya hanya meliriknya di layar televisi. Itu terjadi pada 25 Mei 2012 ketika FC Internazionale tur ke Indonesia.

Saat itu, juara Liga Champions tiga kali ini turut membawa trofi yang diraihnya pada 2009/10 untuk diperlihatkan kepada puluhan penggemarnya di Parkir Timur Senayan, Jakarta Pusat. Hanya, ketika itu, bukan trofi asli karena sudah diserahkan ke Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA), melainkan replikanya.

Empat tahun berselang, trofi asli dipamerkan di Jakarta yang dibawa UEFA bersama salah satu sponsornya. Tepatnya, pada 16 April 2016 yang dipamerkan di sebuah mal di kawasan Jakarta Selatan. Menurut laman UEFA, secara keseluruhan trofi Liga Champions sudah tiga kali singgah di Indonesia dengan sebelumnya pada 2007 dan 2013.

Sebagai penggemar, saya beruntung bisa menyaksikan lebih dekat dari trofi yang memiliki kadar perak 92,5 persen dan tembaga (7,5%). (Untuk trofi Piala Dunia bisa dilihat di artikel sebelumnya pada 2014). Bisa dipahami bagi klub, pemain, dan pelatih, trofi Liga Champions sangat diidamkan.

Bahkan, legenda hidup sekelas Diego Maradona pun belum pernah mengecapnya saat jadi pemain. Begitu juga dengan Gianluigi Buffon yang dua kali ke final tapi berujung kekalahan. Itu terjadi ketika kiper sekaligus kapten Juventus ini menelan pil pahit di final 2002/03 dan 2014/15.

Bagi Buffon, trofi Liga Champions seperti memiliki aura magis. Trofi yang berwarna keperakan ini boleh dipandang tapi tidak bisa dijamah. Apalagi, selain Buffon, banyak pemain hebat lainnya yang belum pernah mencicipi gelar Liga Champions.

Termasuk, Zlatan Ibrahimovic yang sihir abracadabra-nya kerap terhenti ketika tampil di Liga Champions. Begitu juga dengan pemain sekelas Pavel Nedved, Michael Ballack, hingga Ronaldo Luis Nazario de Lima.***

Fakta Trofi Liga Champions
Pertama kali dibuat: 1967 (menggantikan trofi sebelumnya 1956-1966)
Biaya: 10 ribu Swiss Franc (sekitar Rp 133 juta, kurs saat ini)
Julukan: Si Kuping Lebar
Tinggi: 73,5 cm
Lebar: 46,5 cm
Berat: 7,5 kg
Kadar: 92,5% perak dan 7,5% tembaga
Singgah ke Indonesia: 2007, 2013, 2016, dan 2012 (FC Internazionale tur/replika)

*         *         *
Trofi Liga Champions yang dipamerkan di Jakarta
ketika FC Internazionale tur ke Indonesia 2012

*         *         *
Nama Internazionale Milano terukir di sisi trofi Liga
Champions usai menjadi juara pada 2009/10

*         *         *
Salah satu Interisti foto bersama dengan trofi Liga Champions di Senayan
*         *         *
Trofi Liga Champions ketika singgah di Jakarta pada 2016

*         *         *
Pahatan Coupe des Club Champions Europeens di sisi trofi

*         *         *
Artikel Sebelumnya:

- Prolog (Halaman)

Juventus
Akhir Tragis dari Strategi Memunggungi Sungai ala Han Xin (Bei Shui Yi Zhan)
Menanti Juventus Menguji Sejarah
Ketika Pep di-PHP Max
Kenangan Bersama Andrea Pirlo saat Masih Memperkuat Juventus
Chiellini: Antara Suarez, Indonesia, dan Kedekatannya dengan Juventini
Demam The Avengers Melanda Skuat Juventus
Casillas Vs Buffon: Rivalitas Saling Respek
Kisah Ponsel 2 Presiden Seri A: Erick Thohir dan Andrea Agnelli
Juventus Menahbiskan Diri sebagai Penguasa Italia
Maradona Vs Platini: Rivalitas Terbesar Seri A Dekade 1980-an
Juventus Antiklimaks, Napoli Juara Piala Italia 2014
Juventus Mencari Euro di Liga Champions
Juventus Vs Dortmund: Ulangan Final 1996/76
Juventus Lolos ke Babak 16 Besar Liga Champions
40 Tahun Alessandro Del Piero
Dua Sisi Juventus: Belum Layak Tampil di Liga Champions?
Kembalinya Il Sette Magnifico
Wawancara Eksklusif: Claudio Marchisio
Wawancara Eksklusif: Giorgio Chiellini
Wawancara Eksklusif: Andrea Pirlo
JCI Konvoi Scudetto ke-30
Fan Indonesia Diservis Chiellini

Liga Champions
Jadi Penonton di Rumah Sendiri (II)
Titik Nadir Sepak Bola Italia?
Fakta Menarik Leg II 16 Besar Liga Champions
Lima Edisi Klasik 16 Besar Liga Champions
Apalah Artinya Sebuah Nama
Kilas Balik 2014: Berakhirnya Pahlawan Inter saat "Treble" 2009/10
Erick Thohir: Mancini Sosok yang Ambisius
Erick Thohir: Inter Incar Liga Champions
Wawancara Eksklusif: Erick Thohir
Diego Milito dan Angka 22

*         *         *
- Jakarta, 19 April 2017

6 komentar:

  1. Wah, sama donk mas, juventini. Tapi, champion kali ini pasti juve mampu menjuarainya. Nonton entar malem mas... hehehhh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga mas :)
      yupz, lawan barca kemaren bikin deg-degan banget hehehe

      Hapus
  2. 92,5% dari emas, keren!!..menurut mas siapa yang bakal juara tahun ini ?, kalo ane sih juventus...ajib

    BalasHapus
    Balasan
    1. dari perak mas, salah tulis saya udah tak edit :)

      "menurut mas siapa yang bakal juara tahun ini ?, kalo ane sih juventus"
      setujuuuuu :)

      Hapus
  3. Juventus Keren tahun ini, bisalah juara.

    BalasHapus
  4. Saya teetap dukung Juve Kak :D

    BalasHapus

Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.

Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...

Terima kasih :)