![]() |
Suporter Juventus saat tur di Indonesia |
JUVENTUS menghadapi misi sulit pada
leg kedua 16 besar Liga Champions.
Bagaimana tidak, skuat asuhan Massimiliano Allegri harus mengalahkan Bayern
Muenchen di Stadion Fussball Arena, Rabu (16/3) atau Kamis dini hari WIB.
Maklum,
pada leg pertama di Juventus Stadium
(23/2), mereka dipaksa raksasa Bundesliga itu untuk bermain 2-2. Jadi, Juventus
wajib menang agar bisa lolos ke perempat final. Atau, minimal mereka imbang
dengan skor seperti 3-3, 4-4, dan seterusnya. Jika hanya 0-0 atau 1-1, Juventus
kalah agresivitas gol tandang. Sementara, 2-2 hanya berujung 2x15 menit dan
malah tos-tosan.
Tentu,
bukan hal mudah menang di markas Muenchen yang dikenal angker bagi setiap
lawannya di Eropa. Namun, sejarah mencatat, Juventus pernah melakukannya pada
11 Mei 2004. Saat itu, gol tunggal Alessandro Del Piero mempermalukan tuan
rumah pada fase Grup C 2003/04. Sebelumnya, pada pertemuan pertama di kandang
sendiri (19 Oktober 2004), mereka juga mengalahkan Muenchen 1-0. Yaitu, lewat gol semata
wayang Pavel Nedved saat berseragam Juventus yang setelah pensiun kini jadi Wakil Presiden.
Alhasil,
meski sulit, menyingkirkan “FC Hollywood”
bukanlah mimpi. Apalagi, sejarah juga mencatat Juventus memiliki spirit yang
tidak dimiliki tim elite di benua biru lainnya untuk bangkit secara spektakuler
di Liga Champions. Musim lalu, Klub Kedua Terbaik di Eropa Abad 20 versi IFFHS
ini selalu menjalani pertandingan di babak knock-out
sebagai tuan rumah pada leg pertama.
Faktanya, “si Nyonya Besar” berhasil melangkah ke final karena berhasil
memaksimalkan leg kedua di markas
lawan dengan sempurna.
Dimulai
saat menang 3-0 di kandang Borussia Dortmund hingga agregat 5-1 pada 16 besar.
Berlanjut pada perempat final dengan menahan imbang tanpa gol AS Monaco yang
berujung agregat 1-0.
Puncaknya,
di semifinal, “I Bianconeri” kembali
mengimbangi Real Madrid 1-1 di Stadion Santiago Bernabeu pada 13 Mei 2015. Hasil
itu membuat Juventus melaju ke babak pamungkas karena sepekan sebelumnya
menekuk “Los Blancos” 2-1 di Turin.
Jadi,
berkaca pada kesuksesan 2014/15, bukan mustahil Alvaro Morata dan kawan-kawan
kembali mengulanginya musim ini. Toh, sejarah juga mencatat, banyak klub yang
meraih hasil kurang menguntungkan pada leg
pertama sebagai tuan rumah, namun berhasil lolos. Tujuh di antaranya seperti
yang saya rangkum dari arsip resmi UEFA.com:
Semifinal 1995/96
Ajax 0-1 Panathinaikos
Panathinaikos 0-3 Ajax
Ajax 0-1 Panathinaikos
Panathinaikos 0-3 Ajax
Status
juara bertahan tidak berarti memudahkan Ajax Amsterdam untuk melaju di fase knock-out 20 tahun silam. Bahkan, klub
asal Belanda ini nyaris tersingkir di semifinal. Lantaran kalah dalam leg pertama di kandang sendiri dari
Panathinaikos pada 3 April 1996. Namun, mentalitas tim yang saat itu dilatih
Louis van Gaal –kini Manchester United (MU)– sukses melakukan revans. Sebab,
dua pekan kemudian, Ajax berhasil membungkam wakil Yunani itu di Athena hingga
tiga gol tanpa balas yang berujung lolos ke final untuk menghadapi Juventus.
Perempat Final 1997/98
Juventus 1-1 Kiev
Kiev 1-4 Juventus
Juventus 1-1 Kiev
Kiev 1-4 Juventus
Dekade
1990-an merupakan periode keemasan Juventus. Pasalnya, mereka sukses menembus
final Liga Champions dalam tiga musim beruntun dengan satu di antaranya
berujung trofi. Namun, pada leg
pertama perempat final 1997/98 Juventus dikejutkan Dynamo Kiev 1-1 di markas
sendiri. Hasil itu membuat pasukan Marcello Lippi wajib menang di Ukraina pada leg kedua untuk lolos ke semifinal.
Terbukti, tampil di markas lawan justru membuat Filippo Inzaghi menggila dengan
mencetak hattrick dan ditambahkan gol
Del Piero yang terus melaju hingga babak pamungkas.
Perempat Final 2002/03
Juventus 1-1 Barcelona
Barcelona 1-2 Juventus (Perpanjangan Waktu)
Barcelona 1-2 Juventus (Perpanjangan Waktu)
Javier
Saviola nyaris membuat Juventus frustrasi pada leg pertama babak delapan besar Liga Champions 13 tahun silam.
Tapi, determinasi sebagai raksasa Eropa membuat mereka tidak gentar saat
tandang ke Camp Nou 9 April 2003. Sepakan Nedved memang dibalas Xavi Hernandez
yang membuat wasit Graham Poll melanjutkan laga hingga 2x15 menit. Nah, pada
perpanjangan waktu ini, gol tunggal Marcelo Zalayeta menamatkan perjuangan
Barcelona di hadapan 92 ribu pendukungnya. Determinasi Juventus ini terulang
saat menyingkirkan Madrid di semifinal hingga akhirnya kalah beruntung di Old
Trafford.
Perempat Final 2006/07
Milan 2-2 Muenchen
Muenchen 0-2 Milan
Milan 2-2 Muenchen
Muenchen 0-2 Milan
Kasus
pengaturan skor menjadikan AC Milan tidak diunggulkan pada Liga Champions
2006/07. Apalagi, mereka harus bertemu Muenchen di perempat final yang
merupakan unggulan utama. Terbukti, tampil di San Siro membuat “I Rossoneri” harus puas dengan hasil
imbang. Tapi, dewi fortuna seperti memayungi skuat asuhan Carlo Ancelotti ketika
tandang ke Fussball Arena, 11 April 2007. Itu karena dua gol dari Clarence
Seedorf dan Inzaghi membuat keunggulan Muenchen pada leg pertama jadi sirna. Ending-nya,
Milan sukses merengkuh trofi Liga Champions ketujuh.
Perempat Final 2008/09
MU 2-2 Porto
Porto 0-1 MU
MU 2-2 Porto
Porto 0-1 MU
MU
merupakan tim favorit saat itu terkait statusnya sebagai juara bertahan.
Langkah mereka kian mudah setelah 16 besar menyingkirkan Inter. Namun, pada
delapan besar, “Setan Merah” mendapat sandungan dari Porto yang mengimbanginya
2-2 di Old Trafford. Beruntung, MU memiliki Cristiano Ronaldo yang tanpa ampun
mendepak klub senegaranya itu di Estadio do Dragao. Langkah mereka tak
terbendung di semifinal saat bertemu tim sesama Inggris, Arsenal, hingga
akhirnya menyerah di Roma.
16 Besar 2010/11
Inter 0-1 Muenchen
Muenchen 2-3 Inter
Inter 0-1 Muenchen
Muenchen 2-3 Inter
Ditinggal
Jose Mourinho membuat Inter kurang difavoritkan pada duel ulangan final
sebelumnya di babak 16 besar. Gol tunggal Mario Gomez pada injury time seperti
menampar 75 ribu fan di Meazza, 23 Februari 2011. Namun, “I Nerazzurri” memiliki salah satu lini depan terbaik saat itu.
Tiga pekan kemudian, Samuel Eto’o membuka keunggulan ketika laga berjalan empat
menit. Selanjutnya, berturut-turut Wesley Sneijder dan Goran Pandev
menghentikan laju Muenchen. Inter lolos ke perempat final dengan keunggulan gol
tandang.
16 Besar 2012/13
Madrid 1-1 MU
MU 1-2 Madrid
Madrid 1-1 MU
MU 1-2 Madrid
Mourinho
memberi kado terburuk Alex Ferguson pada musim terakhirnya di Liga Champions.
Pria asal Portugal itu sempat mem-PHP
MU ketika duel di Bernabeu yang berakhir 1-1. Bahkan, pada 5 Maret 2013, Madrid
nyaris tersingkir setelah Sergio Ramos mencetak gol bunuh diri tiga menit
setelah turun minum. Papan skor saat itu menunjukkan agregat 2-1 untuk MU.
Sayangnya, due jebolan Liga Primer, Luca Modric (66) dan Ronaldo (69)membalikkan
keunggulan “Setan Merah”. Gol yang dicetak CR7 itu seperti menikam publik Old
Trafford yang selalu mengelu-elukannya sepanjang 2003-2009.
* * *
Seri Liga Champions 2015/16:- Tujuh Tempat Nobar Asyik di Jakarta
- Apalah Artinya Sebuah Nama
- Ketika Pep di-PHP Max
- Juventus dan Strategi Memunggungi Sungai ala Han Xin (jika lolos dibuat, kalau gagal ya batal)
Artikel Terkait:
- Tujuh Tempat Nongkrong Asyik
- (Esai Foto) Di Balik Nobar Liverpool-Leicester
- Nobar ICI: Angels Bikin Segar
- Nobar Lazio Indonesia di Just Sport Kuningan
- Nobar Balapan Bajaj di Jakarta
* * *
Artikel ini dimuat dalam opini Harian TopSkor edisi 15 Maret 2016- Jakarta, 14 Maret 2016
Saya dulu juga juventini di tahun 2000-an, waktu jamannya zidane nedved davids zambrotta cammoranesi sekarang sdh gak mengikuti liga itali
BalasHapuswaduh, itu periode kejayaan mereka mas :)
Hapuswaktu itu saya masih seragam putih-abu-abu he he he
emang sih, sekarang liga italia seri a pamornya agak meredup, tapi udah bangkit lagi dalam beberapa tahun terakhir
Juventini ye bro. Salam kenal.
BalasHapusyupz mas, sesama juventini bersaudara :)
Hapusforza juve, finno ala fine
BalasHapusaiiiih, mantep :)
Hapus*ga sabar nunggu malam...
Kansnya cukup berat buat Juve nih... tapi mudah-mudahan aja bisa lolos
BalasHapusiya mas, posisinya mungkin 60-40
Hapustapi tetep optimistis lolos ya :)
siap2 pasang taruhaaan,
BalasHapushaha becanda,
salam kenal mas..
hi hi hi
Hapuswaktu ngekos dulu saya sering taruhan tapi ga pake uang...
syaratnya yang kalah bikin kopi selama seminggu full :)
Juve memang muantapppp.
BalasHapus