FC Internazionale sukses mendominasi Seri A Italia musim ini. Skuat asuhan Roberto Mancini itu melenggang sendirian di puncak klasemen sementara. Itu setelah mereka menekuk Udinese dengan empat gol tanpa balas di Stadion Friuli, Sabtu (12/12) atau Minggu dini hari WIB. Mauro Icardi jadi bintang kemenangan Inter berkat dua golnya pada menit ke-23 dan 83 diikuti Stevan Jovetic (31), dan Marcelo Brozovic (86).
Yang menarik, tak lama berselang, rival mereka justru gagal mendulang kemenangan. Napoli diimbangi AS Roma tanpa gol dan Fiorentian ditekuk Juventus 1-3. Alhasil, kini Inter kian mantap sebagai pemuncak klasemen dengan 36 poin dari 16 pertandingan. "I Nerazzurri" mengungguli Fiorentina dan Napoli yang sama-sama mengoleksi 32 poin, Juventus (30 poin), dan Roma (29 poin).
Apa saja rahasia Inter bisa mendominasi Seri A musim ini? Sebagai Juventini -julukan fan Juventus- saya akan "membongkarnya" satu per satu:
1. Erick Thohir
Musim ini, skuat Inter bertabur bintang. Wajar saja mengingat mereka menggelontorkan dana hingga 85 juta euro (sekitar Rp 1,3 triliun) pada bursa transfer musim panas lalu. Sosok di balik ambisi besar itu tentu saja Erick Thohir. Ya, pria 45 tahun ini memang tidak pernah tanggung-tanggung untuk mengembalikan kejayaan Inter di Eropa setelah terakhir kali meraih "Treble Winners" 2009/10. Sekadar informasi, Erick merupakan pengusaha muda sekaligus taipan media asal Indonesia. Termasuk menjabat sebagai board of commisioner VIVA Group yang membawahi TVOne, ANTV, viva.co.id.
2. Diuntungkan Jadwal Eropa
Ya, di antara posisi lima besar klasemen saat ini, Inter memang benar-benar diuntungkan. Sebab, Fiorentina dan Napoli harus terpecah karena tampil di Liga Europa. Begitu juga dengan Juventus dan Roma yang berpartisipasi di Liga Champions. Sementara, Inter yang musim lalu finish di posisi delapan, sudah pasti tidak lolos ke kompetisi Eropa. Namun, itu justru membuat Joao Miranda dan kawan-kawan lebih fokus di Seri A. Hasilnya terbukti, hingga pekan ke-16 musim ini, mereka merupakan tim yang paling konsisten.
3. Strategi Tidak bisa Ditebak
La Gazzetta dello Sport pernah menyebut Inter musim ini bermain bak bunglon. Betapa tidak, nyaris setiap pekan, Mancini selalu mengubah strateginya. Adakalanya menggunakan 4-3-3, 4-3-1-2, 4-2-3-1, atau bahkan 3-5-2! Misalnya, saat mengalahkan Genoa 1-0 (6/12), Inter memasang Rodrigo Palacio sebagai ujung tombak. Sepekan kemudian, Mancini malah menurunkan pola 4-2-3-1 dengan Icardi dibantu tridente Eropa Timur: Ivan Perisic-Jovetic-Adem Ljajic.
4. Faktor Mancini
Publik Eropa menjuluki Mancini sebagai "raja midas" di dunia sepak bola. Tentu, ini bukan hiperbola, melainkan nyata. Sebab, dari lima klub yang sudah dilatih sebelumnya, selalu berujung gelar. Tidak percaya? Simak, faktanya: Fiorentina pada 2001/02 sukses meraih Piala Italia pada akhir musim, Lazio 2002-2004 (Piala Italia 2003/04), Inter periode pertama 2004-2008 sukses memberikan tujuh trofi, termasuk tiga Seri A beruntun.
Selepas dari Italia, tangan dingin pria 51 tahun itu berlanjut bersama Manchester City 2009-2013 dengan tiga gelar, khususnya Liga Primer 2011/12 yang mengakhiri penantian panjang 44 tahun! Terakhir, Mancini sukses menjuarai Piala Turki 2013/14 bersama Galatasaray. Apakah tradisi ini berlanjut dengan Inter pada akhir musim mendatang?
5. Tangguhnya Handanovic
Hanya kebobolan sembilan gol dari 16 pertandingan musim ini. Catatan itu menjadikan pertahanan Inter yang terbaik di top lima kompetisi Eropa. Yaitu, Seri A Italia, Liga Primer Inggris, La Liga Spanyol, Bundesliga Jerman, dan Ligue 1 Prancis. Sudah pasti, gelar protagonista layak disematkan kepada Samir Handanovic. Kiper asal Slovenia ini ditahbiskan sebagai yang tertangguh di Eropa! Handanovic menyisihkan nama-nama tenar seperti penjaga gawang Juventus, Gianluigi Buffon, Gianluigi Donnarumma (AC Milan), Claudio Bravo (Barcelona), dan David De Gea (Manchester United).
6. Icardi telah Kembali
Inter tidak hanya kuat di lini belakang. Klub yang bermarkas di Pinetina, Milan, ini juga dahsyat di sektor depan. Memang, musim ini mereka baru mengemas 22 gol, alias masih kalah dibanding empat tim di lima besar klasemen. Namun, jangan lupa, Inter memiliki Icardi yang sukses meraih capocannoniere -gelar pencetak gol terbanyak di Seri A- musim lalu. Saat ini, kolaborasinya dengan Jovetic sudah menghasilkan 10 gol. Fakta itu lebih dari cukup untuk menggetarkan setiap lawan yang dihadapi.
7. Tifosi Sabar
Ini rahasia pamungkas dari kesuksesan Inter musim ini. Ya, betapa tidak, Interisti -julukan fan Inter- begitu sabar menunggu tim kesayangannya kembali merajai Seri A sejak terakhir kali juara pada 2009/10. Alias, sudah lima tahun mereka menunggu yang jika dianalogikan pacaran, mungkin sudah putus-nyambung. Bahkan, dalam periode itu, Inter menjelma sebagai "tim kelas dua"! Lantaran, selalu di bawah Juventus dan Milan yang mendominasi Seri A sejak 2010/11 hingga musim lalu.
Beruntung, Inter tidak PHP. Lantaran musim ini tampil konsisten hingga sukses melaju ke puncak dengan meraih 11 kemenangan, tiga imbang, dan hanya menelan dua kekalahan. Termasuk, saat menekuk Milan 1-0, Roma 1-0, dan imbang dengan Juventus 1-1. Sekadar informasi, di Tanah Air terdapat dua komunitas terbesar Interisti: Inter Club Indonesia (ICI) dan Indonesia Nerazzurra.
* * *
Artikel tentang Inter sebelumnya:
- Erick Thohir: Inter Incar Liga Champions
- Wawancara Eksklusif Erick Thohir: Saya Percaya Loyalitas Dua Arah
- Kilas Balik 2014: Berakhirnya Pahlawan "Treble Winners" 2009/10
- Diego Milito dan Angka 22
- Kisah Ponsel Dua Presiden Seri A: Erick Thohir dan Andrea Agnelli
- Fakta Menarik Ivan Zamorano dan Kostum No 1+8
- Cinta Lama Bersemi Kembali
Artikel tentang Interisti
- Giuseppe Meazza Pindah ke Jakarta
- ICI Syukuran HUT ke-11
- Buka Bersama ICI: Dari, Oleh, dan Untuk Interisti
- Satu Dekade ICI: Semangat Kekeluargaan dari Interisti
- Ultah Kelima IN Distretto Jakarta
Artikel tentang Seri A:
- Kenangan Bersama Andrea Pirlo saat Masih Perkuat Juventus
- Chiellini: Antara Suarez, Indonesia, dan Kedekatannya dengan Juventini
- Demam The Avengers Melanda Skuat Juventus
- Kembalinya "Il Sette Magnifico"
- We are Rival, but Not Enemy
- Erick Thohir: Inter Incar Liga Champions
- Wawancara Eksklusif Erick Thohir: Saya Percaya Loyalitas Dua Arah
- Kilas Balik 2014: Berakhirnya Pahlawan "Treble Winners" 2009/10
- Diego Milito dan Angka 22
- Kisah Ponsel Dua Presiden Seri A: Erick Thohir dan Andrea Agnelli
- Fakta Menarik Ivan Zamorano dan Kostum No 1+8
- Cinta Lama Bersemi Kembali
Artikel tentang Interisti
- Giuseppe Meazza Pindah ke Jakarta
- ICI Syukuran HUT ke-11
- Buka Bersama ICI: Dari, Oleh, dan Untuk Interisti
- Satu Dekade ICI: Semangat Kekeluargaan dari Interisti
- Ultah Kelima IN Distretto Jakarta
Artikel tentang Seri A:
- Kenangan Bersama Andrea Pirlo saat Masih Perkuat Juventus
- Chiellini: Antara Suarez, Indonesia, dan Kedekatannya dengan Juventini
- Demam The Avengers Melanda Skuat Juventus
- Kembalinya "Il Sette Magnifico"
- We are Rival, but Not Enemy
* * *
- Padang, 14 Desember 2015
UDah tua padahal ya Mancini skr hehehe
BalasHapuspasti mbak sering liat waktu beliau masih jadi pemain ya?
Hapusitu mah tahun 1990-an :)
Pak eric thohir ini apa anaknya dato sri tohir bukan ya...luupaa
BalasHapusNgomongin sepak bola, zaman smp sih aku sukanyaa dan pernah alay ngliatin pemain yang kece kece hahahhaha, termasuk inter jugaahh
asyik, zaman smp tahun 1990-an ya mbak?
Hapusbuset, waktu itu mah saya masih sd he he he
wiih selamat ya buat inter.
BalasHapusaku kurang minat sama bola. berarti sekarang udah bukan rahasia lagi yah.
kan rahasianya udah dibongkar mas :)
Hapuskalo saya kebetulan penggemar Juventus, tapi tetap merhatiin Inter juga sih tiap minggunya he he he
aduuhh nggak ngerti bola nih hehee
BalasHapusga ngerti?
Hapuskenalan mbak :)
he he he
saya aja cowo, tapi suka nonton drama kayak meteor garden, eh yang korea mah ga demen