TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Catur Dharma Astra

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol
Tampilkan postingan dengan label Catur Dharma Astra. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Catur Dharma Astra. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 April 2023

Bukber Blogger Perdana sejak Pandemi

Bukber Blogger Perdana sejak Pandemi



"SUATU saat kita bakal merindukan suasana seperti ini."

"Kok bisa bang?"

"Yoi, dulu pas pandemi gw pernah anter paket dari Kamal, Penjaringan, ke Lenteng Agung, dekat perbatasan Jakarta Selatan-Depok. Total jaraknya menurut googlemaps mencapai 33km dengan estimasi waktu 1,5 jam dalam kondisi normal. Tahu ga berapa durasi yang gw capai?"

"Satu jam?"

"Salah..."

"Dua jam?"

"Kelewatan lebih."

"Tiga jam?"

"Ebuset, itu kelamaan. Lo pikir gw tidur dulu apa?"

"Yaudah gw pas aja bang."

"Dulu, cuma 40 menit. Bayangkan dari ujung barat ke ujung selatan yang biasanya macet, ini lancar. Di jalan, gw cuma lihat motor, mobil, dan kendaraan lain hanya 1-2 saja yang melintas."

"Kok bisa, bang?"

"Saat itu awal pandemi. Pemerintah memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) demi menekan jumlah korban akibat koronavirus. Jadi, tepat pada bulan ini, tiga tahun lalu, Covid 19 sedang meningkat. Alhasil, jalanan jadi sepi. Kecuali, kendaraan yang menuju Rumah Sakit. Ojek online pun, gw ga bisa angkut penumpang. Lo pasti inget kan, ga bisa mesan ojol, yang dialihkan ke taksi online."

"Iya ya, bang. Gw jadi sedih ingat pandemi dulu. Banyak teman yang kehilangan anggota keluarganya akibat koronavirus. Gw aja ngampus harus off, beralih ke online."

"Nah, itu. Makanya, kita bersyukur Jakarta kembali macet. Tandanya, situasi sudah lebih baik dari dulu. Koronavirus memang masih ada, tapi kita udah punya penangkalnya melalui vaksin dan booster dari pemerintah. Efeknya, kehidupan masyarakat pun udah mendekati normal. Faktanya bisa lo lihat, jalanan macet, mal atau pasar membludak dipenuhi pengunjung. Begitu juga restoran atau tempat hiburan."

"Betul bang, jadi harus disyukuri ya macet begini."

"Iya dong, gw lebih milih kejebak macet ga bisa gerak sama sekali ketimbang jalanan lancar saat awal pandemi. Serasa, bukan di Jakarta aja. Bahkan, ketika itu gw sampe mengkhayal, agar suasana kembali seperti sedia kala. Alhamdulillah, tiga tahun berlalu, sudah mendekati normal. Sekarang kita bebas aktivitas, termasuk ikut bukber kan."

"Aamiin..."

"Ini udah deket lagi sampe. Tujuan lo Cafe *** yang di kawasan Senopati kan?"

"Iya bang. Eh, jangan lewat Trunojoyo deh, macet parah bang biasanya kalo sore gini. Mending via Pakubuwono terus muter depan Al Azhar."

"Yee, oneng. Tambah jauh. Katanya tadi bersyukur macet saat ini dibanding lancar ketika pandemi."

"Ha ha ha. Bisa aje lo bang. Ya udah, terserah deh lewat mana. Ntar gw kasih bintang lima abis ini."

"Bintang tujuh aja sekalian. Ha ha ha."

"Ha ha ha."

*     *     *

DEMIKIAN obrolan saya dengan penumpang yang juga memiliki tujuan sama ke Kebayoran Baru dari Cengkareng. Tepatnya, sebelum menghadiri buka bersama (bukber) dengan rekan-rekan blogger yang diselenggarakan PT Astra International Tbk di Rumu Private Room Grill, Senin (10/4).

Acara tersebut dimulai pukul 17.30 WIB, alias jelang maghrib. Namun, saya tiba malah pukul 18.10 WIB. Alias, ketika rekan-rekan blogger bersama tim dari Corporate Communications Astra sudah santap berbuka.

Jam karet nih saya! Wkwkwkwkwk...

Sejatinya, saya sudah berada di Kalibata, sejak sekitar 15.00 WIB. Namun, berhubung belum mencapai target, maka saya kembali aktifkan beberapa aplikasi ojek online. 

Total ada lima aplikasi ojol atau paket yang biasa saya gunakan. Bukan bermaksud serakah sih, tapi jaga-jaga jika salah satunya error atau kendala force majeure. Maklum, ojol ga punya gaji seperti karyawan. Jadi, tiap hari wajib ngojek demi mengumpulkan logam mulia. Etdah!

Tak lama, dapat orderan paket, kirim ke Permata Hijau. Oke. Saya pikir, perjalanan ga sampe satu jam. Terbukti benar.

Eh ga tahunya, bunyi lagi dengan tujuan Palem, Cengkareng. Terlanjur kecocol. Mau di-cancel, takut suspend dari aplikasi. Risiko. 

Melirik jam di hp sudah pukul 16.00 WIB lewat. Untungnya, tanpa hambatan. Sampai di lokasi, saya arahkan tujuan searah ke Blok M. 

Lagi-lagi voucher hoki berlanjut, masuk orderan penumpang. Yaitu, tadi. Dara yang tahun kemarin lulus kuliah dan sepanjang jalan asyik bercerita.

Hingga, di Senopati, saya pun berpisah dengan gadis beralis tebal tersebut. Buru-buru semua aplikasi saya off-kan. Maklum, sudah masuk jam sibuk. 

Bagi ojol, ini momentum emas karena ongkos naik akibat macet di mana-mana. Baik penumpang, anter makanan, maupun kirim barang. Namun, tempat yang saya tuju kali ini jauh lebih penting.


*     *     *


BUKBER ini merupakan kali perdana saya bersama rekan-rekan blogger sejak pandemi. Ya, 2020 mayoritas aktivitas masyarakat terhenti akibat pandemi yang diberlakukan PSBB. 

Setahun berselang, pemerintah menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). 2022 lalu, memang sudah mulai kondusif. Namun, bayang-bayang koronavirus masih menghantui. 

Hingga, tahun ini, telah mendekati normal. Wajar, jika saya senang bisa kumpul lagi dengan puluhan rekan yang hobi menulis ini. Maklum, sejak menggeluti dunia blog pada 2009 silam, saya kerap mengikuti event offline.

Termasuk, dengan Astra yang mulai intens pada 2016 lalu. Dalam periode itu, saya turut serta mengikuti rangkaian acara edukatif mereka. Mulai dari penanaman pohon di Bukit Kasur, Cianjur, Pulau Pramuka, hingga dengan lembaga nonprofit seperti YDBA (Yayasan Dharma Bhakti Astra).

"Kami berharap dengan bukber ini, bisa terus bersama rekan-rekan blogger dalam kegiatan positif ke depannya. Apalagi, ini kali perdana kumpul di bulan ramadan sejak pandemi. Usai lebaran, banyak event-event penting lagi seperti Satu Indonesia Award," kata Head of Corporate Communications Astra Boy Kelana Soebroto.

Selain sosok yang dulu pernah bersama kejeblos di laut saat penanaman mangrove di Pulau Pramuka itu, saya juga mengenal beberapa wajah tak asing dari perwakilan Astra tapi kadang lupa namanya. Termasuk, Rian Agasiya dan Regina Panontongan yang sering saya temui saat Astra jadi sponsor utama Asian Games 2018.  

Sementara, dari rekan-rekan blogger tentu sudah sangat familiar. Maklum, saya kenalnya sejak masih aktif di beberapa multiplatform blog seperti Kompasiana atau BlogDetik pada awal 2010-an.

"Setiap ikut acara yang diselenggarakan Astra, kami banyak memetik manfaat yang tak terhingga. Jadi, saya senang bisa kembali hadir pada bukber ini. Semoga, kita bisa terus bersinergi yang positif," Nur Annisa, mengungkapkan.

Ya, saya setuju. Di era ini, banyak perusahaan atau grup usaha yang berkolaborasi dalam penyampaian informasi. Selain dari media arus utama tentu dengan blogger yang narasinya menjangkau akar rumput.

Sebab, yang hobi ngeblog itu dari berbagai kalangan. Contoh, saya yang profesinya ojol. Annisa sebagai ibu rumah tangga. Ada juga yang tentara serta polisi, baik itu aktif maupun purnawirawan, ASN, bankir, pejabat daerah, dan sebagainya.

Terlebih, selain bisnis, Astra juga memiliki banyak divisi yang melakukan tanggung jawab sosial (CSR). Total, ada sembilan yayasan, termasuk YDBA.

Setiap tahun, Astra turut menyelenggarakan event terkait kepedulian lingkungan dan alam. Penanaman pohon yang saya ikuti hanya sebagian kecil. Masih banyak lagi.

Sebagai tambahan informasi, sejak bulan lalu hingga 6 Agustus mendatang, Astra siap mendukung pemuda-pemudi di Tanah Air dengan kegiatan di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi. 

Tepatnya, dalam Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2023. Btw, ada hadiahnya, lho! Masing-masing mendapat Rp 65 juta! Siapa tahu, pembaca blog ini ada yang tertarik. Jika ingin, bisa menyimak lewat, https://sia.astra.co.id.


*     *     *

Keterangan: Seluruh foto merupakan dokumentasi tim Astra. 

*      *      *



*      *      *



*      *      *



*      *      *


*      *      *





- Jakarta, 11 April 2023

Sabtu, 23 Desember 2017

YDBA Siap Libatkan UKM untuk Sukseskan Asian Games 2018

YDBA Siap Libatkan UKM untuk Sukseskan Asian Games 2018

Diskusi menarik yang diselenggarakan YDBA pada 20 Desember lalu
(Klik untuk perbesar foto dan geser untuk melihat gambar lainnya) 

37 TAHUN bukan waktu yang sebentar. Terutama, bagi suatu yayasan nonprofit. Yupz, Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) genap 37 tahun pada 2 Mei lalu.

Sejak didirikan William Soeryadjaya pada 1980 silam, YDBA merupakan perwujudan dari komitmen PT Astra International Tbk (Astra) dalam membangun bangsa. Itu seperti yang terdapat pada butir pertama Catur Dharma yang jadi filosofi Astra. Yaitu, Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara.

Sejarah mencatat, banyak pencapaian yang dilakukan YDBA sebagai salah satu dari sembilan yayasan Astra. Bisa dipahami mengingat saya tidak asing dengan yayasan tertua kedua Astra ini.

Kebetulan, saya sudah mengenalnya sejak mengikuti Gathering Semangat Astra Terpadu untuk Indonesia: Berbagi Inspirasi 60 Tahun di Gedung SMESCO di Jakarta Selatan, pada 1 Agustus 2016 (Artikel sebelumnya: Astra Berusia 60 Tahun, Selanjutnya?).

Setelah itu, saya rutin menyimak berbagai rangkaian dari YDBA dan Astra. Tentu, jika waktunya tidak bentrok dengan pekerjaan sehari-hari di lapangan.

Andai bersamaan dengan jadwal liputan, sudah pasti saya harus absen. Termasuk, ketika Astra mendukung penuh Indonesianisme Summit 2017 pada 9 Desember lalu dan Menanam 1.000 Pohon (19/12).

Namun, jika waktunya lowong, sudah pasti saya hadiri. Bahkan, hingga ke Kantor Wakil Presiden ketika Astra jadi sponsor Asian Games 2018 (6/12).

*         *         *
SIANG itu, matahari tampak malu-malu memancarkan sinarnya. Dari arah selatan, awan pekat serempak menuju bibir pantai ibu kota. Tak berselang lama, dewi hujan menunaikan tugasnya dengan sempurna.

Rinai berganti dengan lebatnya tetesan air dari langit yang menemani perjalanan saya usai meliput kegiatan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di kawasan Kuningan menuju Restoran TierSpace, yang berlokasi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Tepatnya, untuk mengikuti blogger gathering yang diselenggarakan YDBA pada Rabu (20/12). Ada dua tujuan saya untuk menghadiri diskusi dan sharing tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia serta Digital Ecosystem YDBA ini.

Pertama, untuk belajar lebih jauh tentang UMKM di Tanah Air dari YDBA yang merupakan ahlinya. Pepatah mengatakan, dekat cat terciprat tinta. Saya pun demikian, berharap bisa memetik ilmu terkait UMKM untuk diterapkan pada masa depan.

Kedua, saya ingin menanyakan mengenai peran Astra, khususnya YDBA pada Asian Games 2018. Maklum, Astra merupakan Official Prestige Partners dari Panitia Nasional Penyelenggaraan Asian Games XVIII/2018 (INASGOC).

Tentu, Astra akan melibatkan berbagai unit usahanya pada pesta olahraga antarnegara Asia tersebut (Artikel sebelumnya: Astra Sponsori Asian Games 2018). Nah, berpegang pada Catur Dharma itu, saya paham Astra pastinya tidak hanya memikirkan sisi ekonomi dari peran sebagai sponsor.

Melainkan juga kemungkinan turut mengerahkan berbagai yayasan yang bernaung di bawahnya. Terutama, YDBA yang sudah berperan vital dalam menggerakkan UKM dan UMKM di Tanah Air. Bisa jadi, Astra melalui YDBA akan terlibat dalam pembuatan suvenir untuk Asian Games 2018.

Asumsi itu yang mendasari saya untuk bertanya langsung kepada Ketua Pengurus YDBA Henry C Widjaja dalam sesi diskusi. Menurut penggemar fotografi ini, memang kemungkinan menuju ke arah tersebut.

Kebetulan, yang saya tahu, YDBA menjalankan berbagai program pelatihan, pendampingan, fasilitasi pasar, dan fasilitasi pembiayaaan kepada UMKM di empat bidang. Yaitu, manufaktur, bengkel, kerajinan, dan pertanian.

"Jika itu ada hubungannya dengan UKM dan UMKM bisa saja. Itu sesuai dengan program YDBA yang membina UKM dan UMKM," ujar Henry menjawab pertanyaan saya.

Indonesia merupakan tuan rumah Asian Games 2018 yang berlangsung pada 18 hingga 2 September mendatang. Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), INASGOC, dan instansi terkait, memiliki empat misi, yaitu:

1. Sukses Prestasi
2. Sukses Penyelenggaraan
3. Sukses Administrasi
4. Sukses Ekonomi

Nah, untuk sukses Ekonomi ini, pemerintah ingin memaksimalkan peran UMKM dan UKM di Tanah Air. Misalnya, di Jakarta dengan melibatkan UMKM dan UKM terkait kerajinan tangan yang bisa dijadikan suvenir bagi ribuan atlet. Sementara, Palembang bakal mendorong UMKM dan UKM yang bergerak di bidang kuliner, seperti pempek serta pindang.

"Untuk saat ini, kami belum mengetahui detailnya. Namun, jika pemerintah ingin menggandeng Astra dan YDBA dalam pembuatan suvenir yang melibatkan UKM, nah itu bisa kami lakukan untuk Asian Games 2018," Henry, menerangkan.

Penulis buku Celebrating the Moment ini melanjutkan, "Paling sering, yang terjadi misalnya Astra ingin membuat suvenir dan mengadakan pameran terkait Asian Games 2018. Astra akan mengajak UKM di bawah naungan YDBA. Ini bagian dari usaha Astra untuk memasarkan hasil UKM yang difasilitasi YDBA ketika berpartisipasi di berbagai event. Misalnya, Inacraft (International Handicraft Trade Fair), IKEA Teras Indonesia, GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show), dan lainnya."

Untuk GIIAS, kebetulan saya selalu hadir dalam tiga edisi sejak 2015 silam. YDBA turut meramaikan pameran otomotif terbesar di Tanah Air itu dengan mendirikan booth. Tujuannya, untuk mengenalkan kepada khalayak ramai terkait hasil dari UKM dan UMKM dalam bisnis Astra.

Misalnya, pada komponen Daihatsu Sigra (artikel sebelumnya: 7 Alasan Harus Memiliki Daihatsu Sigra), Wintor, Konsep Parkir Pintar, dan sebagainya (Konvensi QCC 2017 Dorong Mitra YDBA untuk Mandiri dan Lebih Kompetitif).

*         *         *
AROMA tanah yang wangi setelah hujan menyapa seluruh indera kami. Matahari terlihat sudah condong ke barat. Di sisi berlawanan, sang rembulan memancarkan sinarnya dengan memesona.

Yupz, usai diskusi hangat bersama Henry yang didampingi Kepala Departemen Perencanaan & Pengembangan YDBA Edison Monoarfa, sesi pun berlanjut. Kali ini, saya dan belasan blogger diajak untuk belajar melukis di kaos yang sudah disediakan salah satu binaan UKM YDBA.

Yaitu, Rini Iskandar yang menjual berbagai lukisan handmade menggunakan media T-Shirt. Wow... Sumpah, keren banget! Saya sampai tak percaya, bisa belajar melukis di sehelai kaos setelah sejak SD silam mencoret-coret di balik buku tulis.

Sebagai informasi, Rini merupakan pemilik dari Painting on T-Shirt (POT) yang sudah lama dibina YDBA. Selain POT, banyak UKM dan UMKM yang mendapat binaan YDBA. Itu karena dalam 37 tahun ini, YDBA jadi salah satu representasi Astra dalam perjalanan penuh inspirasi sejak enam dekade ini.

Beberapa pencapaian YDBA di antaranya:

- Sudah membina 10.112 mitra UKM
- 65.158 tenaga kerja
- 101 UKM Mandiri
- 701 Alumni Porgram Pemuda Putus Sekolah
- Mendirikan 17 LPB (Lembaga Pengembangan Bisnis)
- Mendirikan 10 LKM (Lembaga Keuangan Mikro)
- Mendirikan 11 Sektor Unggulan Terbentuk

Seiring dengan perkembangan teknologi, YDBA juga membangun ekosistem untuk menjawab tantangan zaman yang bergerak ke arah digital. Pada tahap awal, YDBA berusah memindahkan kegiatan pembinaan yang semula hanya diakses secara offline ke dunia online.

"Sekarang, jika ingin mempelajari terkait UKM, bisa mengaksesnya secara digital. Yaitu, pada laman www.HebatnyaUKM.org. Di portal ini, ada berbagai tips ringan terkait dunia wirausaha yang berguna untuk diterapkan dalam menjalankan usaha," Edison, menerangkan.

YDBA meluncurkan Digital Ecosystem itu pada 10 Juli lalu (Artikel sebelumnya: Rayakan HUT ke-37, YDBA Luncurkan HebatnyaUKM.org). Saat itu, YDBA juga menampilkan sharing session kepada khalayak ramai dengan mengundang tiga narasumber.

Yaitu, Fida Heyder yang merupakan Head of SMB Marketing Google Indonesia, Rieke Caroline (CEO BuatKontrak.com), dan Leony Agus Setiawati (pemilik CV Azkasyah yang mendapat binaan YDBA).

Yang pasti, dalam menggandeng mitra UKM, yayasan tertua kedua Astra ini selalu berpegang pada analogi telur. Yaitu, pembinaan yang dilakukan YDBA berusaha untuk memecahkan telur tersebut dari dalam, sehingga menghasilkan seekor ayam. Alias, bukan memecahkan telur tersebut dari luar yang akhirnya hanya menghasilkan telur dadar.

Yupz, saya setuju dengan perumpamaan ini. Sukses untuk Astra dan YDBA!***

*         *         *
Sesi perkenalan rekan blogger Timothy W. Pawiro dalam gathering yang dipandu
PR YDBA Agustin Pradhana

*         *         *
Sambutan Ketua Pengurus YDBA Henry C. Widjadja

*         *         *
Kepala Departemen Perencanaan dan Pengembangan YDBA Edison Monoarfa

*         *         *
Tanya jawab rekan blogger dengan perwakilan YDBA

*         *         *
Pembacaan puisi dari Henry yang pada 2010 silam menerbitkan buku berjudul
Celebrating the Moment

*         *         *
Semangat rekan-rekan blogger untuk belajar melukis di kaos yang dibimbing
Rini Iskandar selaku pemilik Painting On T-Shirt (POT)

*         *         *
Saya belajar melukis di kaos yang jadi pengalaman perdana dalam lebih dari
seperempat abad hidup ini

*         *         *
Rekan blogger Gaper Fadli melukis sketsa HUT ke-60 Astra

*         *         *
Antusiasme rekan-rekan blogger untuk belajar melukis dengan media kaos

*         *         *
Yeeee, jadi! Hasil coretan saya dengan tema optimisme malam tahun baru
menyambut Asian Games 2018

*         *         *
Foto bersama blogger, YDBA, dan mitra UKM

*         *         *

Artikel YDBA Sebelumnya:
7 Alasan Harus Memiliki Daihatsu Sigra

Artikel Astra Group Sebelumnya:
Astra Sponsori Asian Games 2018

*          *         *
- Jakarta, 22 Desember 2017

Selasa, 21 Maret 2017

Peringati HUT ke-60, Astra Kembali Selenggarakan SATU Indonesia Awards 2017


Foto bersama perwakilan Astra, juri, dan penerima Indonesia Satu Awards
(Klik untuk perbesar foto)

SEBULAN lalu, PT Astra International Tbk (Astra) genap 60 tahun. Tepatnya, sejak didirikan William Soerjadjaja pada 20 Februari 1957. Berkat kerja keras dan kerja cerdas dari pria yang akrab disapa Om William bersama segenap pegawai, Astra kini menjelma sebagai salah satu grup usaha terbesar di Tanah Air.

Yang menarik, mereka tidak hanya sekadar memiliki tujuh divisi bisnis saja yang tersebar di seluruh nusantara. Melainkan juga turut memberi kontribusi nyata kepada bangsa dan negara. Termasuk dengan terjun langsung ke mayarakat melalui Corporate Social Responsibility (CSR). Hingga kini, Astra memiliki sembilan yayasan yang sesuai dengan filosofi Catur Dharma saat didirikan Om William.

Selain CSR dan yayasan, Astra juga konsisten untuk mengangkat generasi bangsa. Salah satunya, dengan menyelenggarakan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards. Penghargaan ini sudah dilakukan Astra sejak 2010 silam.

Kebetulan, pada edisi terakhir, saya menyaksiakn dari anak-anak muda yang kreatif serta mampu menggerakkan masyarakat daerah tempat tinggalnya dengan tujuan positif. Salah satunya, Ridwan Nojeng yang menerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2016.

Kini, Astra kembali menyelenggarakan acara tersebut yang berlangsung sejak Senin (20/3) hingga 10 Agustus 2017. Dalam kick-off Satu Indonesia Awards 2017 di Restoran Seribu Rasa, Jakarta Pusat, kemarin, itu juga terdapat diskusi hangat antara manajemen Astra, penerima SATU Indonesia Awards sebelumnya, juri, media, dan blogger.

"SATU Indonesia Awards ini merupakan edisi kedelapan sejak 2010. Kami berharap, dengan apresiasi ini kian memacu pemuda-pemudi di seluruh nusantara untuk menggerakkan tempat tinggalnya. Banyak pemenang SATU Indonesia Awards yang kini jadi pelita bagi daerahnya. Itu yang kami harapkan sejak membuatnya tujuh tahun silam karena sejalan dengan filosofi om William," tutur Head of Public Relations Astra, Yulian Warman dalam sambutannya.

Menurut Deputy Head of Public Relations Astra, Boy Kelana Soebroto, SATU Indonesia Awards ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober. "Ada lima kategori yang akan dipersembahkan untuk memacu putra-putri terbaik bangsa. Yaitu, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, kesehatan, dan teknologi. Serta kelompok yang mewakili lima kategori tersebut," Boy, menambahkan.

Kebetulan, dalam bincang hangat yang dimoderasi Regina Panontongan (Public Relations Division, Corporate Communications Astra) ini turut menampilkan empat narasumber. Yaitu, Fasli Jalal dan Riza Deliansyah (Head of Environment & Social Responsibility Astra) yang mewakili dewan juri. Juga penerima SATU Indonesia Awards, Risna Hasanudin (2015) dan Ichsan Rusydi (2016).

"Untuk individu atau kelompok yang belum juara, jangan berkecil hati. Sebab, kami -juri SATU Indonesia Awards- tetap memantau mereka. Bisa jadi tahun ini mereka tidak menang, tapi pada tahun-tahun berikutnya setelah konsisten dapat apresiasi dari Astra," tutur Jalal.

Sosok yang menjabat sebagai wakil Menteri Pendidikan Nasional 2010-2012 ini memberi contoh Risna dan Ichsan yang memiliki dedikasi penuh. Baik itu sebelum mengikuti SATU Indonesia Awards, saat pemilihan, dan kini setelah menerimanya.

"Walaupun pemenangnya lima, kami juga mengambil 20 besar, atau ada yang 50 besar dari finalis untuk jadi pendamping program Astra. Salah satunya, Saharudin yang mendapat beasiswa fakultas kedokteran di Makassar meski tidak menang. Kami dari tim CSR Astra memantau finalis yang tidak menang jika programnya sesuai, tetap akan dibantu," kata Riza, optimistis.

Sejak edisi perdana, SATU Indonesia Awards ini diikuti nyaris 10 ribu pendaftar, Pada 2010 diikuti 120 peserta, 2011 (492), 2012 (1.088), 2013 (1.606), 2014 (1.833), 2015 (2.071), dan tahun lalu (2.342).

Untuk 2017 ini yang bertepatan dengan HUT ke-60 Astra, penerima SATU Indonesia Awards di kategori masing-masing akan mendapat Rp 60 juta. Jumlah tersebut diberikan untuk pengembangan masyarakat di tingkat nasional. Selain itu, mereka juag akan mendapat pembinaan kegiatan dari Astra.

Di bawah ini merupakan syarat-syarat untuk menerima apresiasi SATU Indonesia Awards. Untuk informasi lengkap,  Anda sebagai blogger atau memiliki rekan yang peduli pada masyarakat setempat bisa mendaftarnya di www.satu-indonesia.com.

1. Usia maksimal 35 tahun
2. Individu atau kelompok dengan jumlah anggota minimal tiga orang
3. Memiliki kegiatan yang orisinal. Penggiat/kegiatannya telah berlangsung minimal setahun
4. Belum pernah menerima penghargaan tingkat nasional/internasional
5. Bukan karyawan Grup Astra dan Tempo Media Group (Tempo merupakan media-partner SATU Indonesia Awards)
6. Anda bisa mendaftarkan diri sendiri/kelompok/orang lain asal memenuhi persyaratan dan ketentuan dari SATU Indonesia Awards 2017

Sekadar informasi, kegiatan yang dapat didaftarkan dalam program ini daapt membantu atau mengusahakan orang lain agar bisa mandiri. Serta, kegiatan itu bisa memberikan solusi, cara, atau alat. Salah satunya, Ridwan Nojeng yang menyulap kediamannya yang dulu tandus jadi Desa Wisata Lembah Hijau Rumbia untuk memberi kontribusi kepada masyarakat setempat.

Alias, bukan sekadar memberikan sumbangan atau donasi yang berdampak sementara. Bisa juga dapat berupa pelatihan keterampilan sekelompok orang, komunitas, atau masyarakat yang kurang beruntung. Sehingga, mereka punya keahlian dan dapat bertahan hidup.

Beberapa kegiatan yang membawa perubahan itu akan dinilai dewan juri berdasarkan parameter berikut:
1. Motif: Ide awal, jenis kegiatan, tujuan/motivai/sasaran, bidang prestasi, usaha untuk mewujudkan dan pihak-pihak yang bekerja ama dengan lembaga pendanaan
2. Hasil: Kegiatan dan hasil yang telah diciptakan
3. Jangkauan: Jumlah dan dampak pada orang atau sistem yang telah dibangun melalui program-program yang telah dilakukan.
4. Kesinambungan. Menilai komitmen untuk melanjutkan kegiatan.

Hingga kini, sudah ada 39 orang yang menerima apresiasi SATU Indonesia Awards. Mereka telah berkarya dalam berbagai kategori. Termasuk, Risna dan Ichsan yang dalam bincang interaktif itu membeberkan konsisten kegiatannya selama ini hingga mendapat apresiasi dari Astra.

"Saya berterima kasih dengan adanya SATU Indonesia Awards bisa membantu saya untuk terjun di dunia pendidikan di Papua. Berkat Astra, kini di Kampung Kobrey banyak anak kecil yang bisa membaca, menulis, dan berhitung," Risna, mengungkapkan.

Wanita kelahiran Banda Neira, Maluku, 1 Februari 1988 ini sejak September 2014 mendirikan rumah belajar (Rumah Cerdas Perempuan Arfak Papua Barat) di Kampung Kobrey. Inisiatif untuk terjun langsung karena Risna ingin agar anak-anak dan perempuan Arfak tidak jadi generasi yang tertinggal.

Usaha tanpa pamrih yang dilakukan lulusan FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) dari Universitas Pattimura Maluku ini diakui Jalal sebagai wanita tangguh yang menginspirasi, "Risna merupakan contoh volunteer yang sangat sabar. Meski awalnya sempat mengalami intimidasi, kini keberadaan Risna sangat diapresiasi masyarakat di Kampung Kobrey."

Di sisi lain, pengembangan teknologi budidaya tiram dengan menggunakan ban bekas membuat Ichsan dan 10 mahasiswanya berhasil membuat nyaman para petani. Berkat temuan kelompok bernama Yayasan Pendidikan Kemaritiman Indonesia ini, sangat membantu masyarakat Kampung Tibang, Banda Aceh.

Itu karena tidak lagi harus berendam di bawah terik matahari atau menginjak tajamnya koloni tiram. Petani pun bisa menghasilkan jumlah dan ukuran tiram yang lebih besar hingga membuat olahan tiram dengan nilai ekonomi yang maksimal. Hasilnya, kini beredar olahan tiram dengan berbagai jenis, seperti kerupuk dan makanan ringan lainnya.

"Komoditi tiram merupakan sektor perikanan yang termajinalkan. Awalnya kami kurang mendapat perhatian dari pemerintah, dengan hasil riset sekarang pemerintah mulai memberi perhatian lebih kepada masyarakat. Tapi yang lebih menguatkan hati adalah, SATU Indonesia Awards ini membuat kami jadi lebih semangat dan sadar bahwa kami tidak sendiri dalam memberdayakan masyarakat.” tutur Ichsan yang sedang bersiap ke Jepang untuk riset budidaya tiram. 

Nah, Risna, Ichsan, dan Ridwan, sudah membuktikan konsistensi dalam kegiatannya yang bermanfaat bagi masyarakat setempat. Ya, proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. Kini, Anda atau rekan bisa mengikuti jejak mereka dalam SATU Indonesia Awards 2017.

*       *       *
Head of Public Relations Astra Yulian Warman

*       *       *
Deputy Head of Public Relations Astra Boy Kelana Soebroto

*       *       *
Head of Environment & Social Responsibility Astra Riza Deliansyah (kiri)

*       *       *
Wakil Menteri Pendidikan Nasional RI 2010-2012 Fasli Jalal (tengah)

*       *       *
Ichsan Rusydi penerima SATU Indonesia Awards 2016 kategori kelompok
 (kedua dari kiri)

*       *       *
Salah satu hasil olahan Ichsan dan mahasiswanya, kerupuk tiram

*       *       *
Risna Hasanudin penerima SATU Indonesia Awards 2015 (kedua dari kanan)

*       *       *
Salah satu kegiatan Risna dengan masyarakat Arfak, Papua

*       *       *
Satu Indonesia Awards 2017 dimulai sejak 20 Maret hingga 10 Agustus mendatang

*       *       *
Antusiasme netizen terhadap kick-off SATU Indonesia Awards yang ramai
di twitter hingga masuk trending topic nasional

 ---------------------- *       *       * ----------------------
Video di Youtube

*       *       **       *       *
Video di Youtube

*       *       **       *       *
Video di Youtube

*       *       **       *       *

Artikel Terkait SATU Indonesia Awards:
Memetik Inspirasi Bersama Astra
Astra Umumkan Tujuh Penerima SATU Indonesia Awards 2016

Artikel Grup Astra Sebelumnya:

*       *       * 
- Jakarta, 21 Maret 2017

Sabtu, 24 Desember 2016

Memetik Inspirasi Bersama Astra


4 narasumber, dari kiri: Wicaksono, Maharani, Yulian, Arbain, dan Regina (moderator)


 "ASTRA selalu menekankan Catur Dharma dalam filosofi perusahaan. Jadi, sebagai perusahaan, kami tidak hanya berbisnis saja. Melainkan juga turut memberikan kontribusi sosial kepada masyarakat di Indonesia," demikian sambutan dari Head of Public Relations PT Astra International Tbk, Yulian Warman, dalam diskusi bersama blogger di Midtown Cafe, Jakarta Selatan, Jumat (23/12).

Saya mendapat kehormatan bisa kembali mengikuti acara yang diselenggarakan Astra. Bahkan, secara dua hari beruntun setelah sebelumnya, Kamis (22/12) menanam pohon di Cianjur, Jawa Barat. Rangkaian acara tersebut untuk menyambut HUT ke-60 Astra pada 20 Februari 2017.

Ya, salah satu kelompok usaha terbesar di Tanah Air itu berdiri sejak 1957. Alias, sudah enam dekade silam sejak didirikan William Soerjadjaja. Sejak saat itu, Astra menjelma sebagai salah satu grup usaha terbesar di Tanah Air dengan tujuh divisi usaha beserta sembilan yayasan.

"Selain berbisnis, kami juga memiliki komitmen untuk membangun bangsa. Salah satunya, lewat berbagai program Corporate Social Responsibility (CSR) dan sembilan yayasan. Itu sesuai dengan cita-cita dari almarhum om William yang menginginkan Astra bisa memberi kontribusi kepada masyarakat di seluruh Tanah Air," Yulian, menambahkan.

Selain Yulian, dalam diskusi bertajuk "Inspirasi Satu Indonesia" bersama puluhan blogger itu turut menampilkan tiga narasumber yang kompeten di bidangnya. Maharani yang merupakan penerima Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2014, Wicaksono Ndorokakung (jurnalis senior), dan Arbain Rambey (fotografer senior). Mereka dipandu Regina Panontongan (Public Relations Division, Corporate Communications Astra) selaku moderator.

Bagi saya, mengikuti diskusi ini menambah banyak wawasan. Ya, sebagai blogger yang gencar belajar, menghadiri diskusi tidak hanya menyimak pembicaraan dari narasumber saja. Melainkan juga saya harus memetik pengalaman dan inspirasi dari mereka untuk diri sendiri dan di-share lagi. Termasuk, lewat blog ini yang semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

"Awalnya sangat berat untuk meyakinkan masyarakat agar mau menanam gaharu. Padahal, harga gaharu mencapai jutaan bahkan miliaran rupiah. Tapi, dengan konsistensi selama ini disertai semangat pantang menyerah, akhirnya sejak 2009 saya bisa mengajak serta masyarakat. Kini, kami tinggal memetik hasilnya," kata Maharani dengan mata berkaca-kaca.

Apa yang dikatakan pria asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini mengingatkan saya pada Ridwan Nojeng. Yaitu, penerima SATU Indonesia Awards 2016 yang sempat dianggap kurang waras oleh masyarakat setempat saat mengajak untuk membenahi lingkungan desanya di Tompobulu, kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Namun, berkat kegigihannya, Ridwan berhasil mengubah desanya dari yang dulunya tandus jadi tempat wisata andalan.

Di sisi lain, Wicaksono berbagi informasi terkait sosial media pada 2017. Menurut pemilik blog www.ndorokakung.com ini memprediksi, tahun depan sosial media (sosmed) dipenuhi platform dengan based location. Wicaksono juga menilai tren sosmed seperti Instagram bakal lebih berkembang seiring kehadiran pesaingnya, Snapchat.

"2017, Instagram bakal lebih mendominasi lagi. Terutama setelah diakuisisi Facebook yang bisa terintegrasi untuk melihat analytics  seperti penambahan followers, komentar, dan sebagainya," tutur Wicaksono. "Begitu juga dengan Twitter yang sudah mengakuisisi Magic Pony. Yaitu, startup asal Inggris yang bisa meningkatkan kualitas video. Jadi, tahun depan, sosmed bakal lebih bervariasi lagi."

Sementara, Arbain jadi pembicara pada sesi pamungkas. Fotografer Harian Kompas ini berbagi tips mengenai fotografi yang sangat menginspirasi kami. Khususnya, saya pribadi yang dalam dua tahun ini tertarik menggeluti seni fotografi hingga kerap mengunggah berbagai foto di sosmed. Mulai dari Facebook, Twitter, Instagram, dengan semua akun yang sama, @roelly87 dan di blog ini (www.roelly87.com).

Yang menarik, pria kelahiran Semarang, 2 Juli 1961 ini membeberkan rahasia memotret dengan baik tanpa memerdulikan apakah itu kamera DSLR atau smartphone. Bahkan, Arbain mengaku sejak 2004 selalu menggunakan modus auto ketimbang manual. Alasannya, fitur dasar itu disediakan produsen kamera yang tentu sudah dalam kondisi baik. Tinggal, bagaimana fotografer itu memaksimalkannya lebih lanjut.

"Untuk menghasilkan foto yang bernyawa, bukan sekadar menguasai teknik diafragma, speed, atau ISO saja. Tapi, yang utama bagaimana kejelian dari si pemotret dalam menangkap momentum pada situasi di sekitarnya. Saya saja tidak pernah khusus belajar fotografi. Saya bisa karena trial and error setiap hari secara terus-menerus," Arbain, mengungkapkan.

Ya, konsistensi merupakan kunci untuk meraih kesuksesan. Saya setuju dengan pernyataan Arbain. Bahwa, hasil tidak pernah mengkhianati proses. Dalam kesempatan itu, Arbain menjelaskan, untuk menghasilkan foto bagus untuk ditaruh di halaman utama Kompas, tidak bisa sekali jepret. Harus puluhan bahkan hingga ratusan kali memotret demi menemukan satu foto terbaik.

Hal sama dialami Maharani, Ridwan, dan seluruh penerima SATU Indonesia Awards lainnya sejak 2010 hingga 2016. Begitu juga dengan Astra. Dalam enam dekade ini, perusahaan yang bermarkas di Sunter, Jakarta Utara, itu tentu mengalami berbagai kesulitan. Namun, dengan semangat pantang menyerah dan konsistensi berinovasi membuat Astra tetap berkibar.

Bahkan, kini menjelma sebagai salah satu grup usaha terbesar di Tanah Air. Bisa dipahami mengingat Astra memiliki tujuh lini usaha yang menjawab kebutuhan masyarakat. Mulai dari otomotif, alat berat dan pertambangan, jasa keuangan, agribisnis, infrastruktur dan logistik, teknologi informasi, dan yang teranyar properti.

Apa yang dipaparkan keempat narasumber itu merupakan ilmu yang sangat berharga untuk menambah wawasan kami sebagai blogger, khususnya saya pribadi. Yaitu, wajib konsistensi dan semangat pantang menyerah demi mewujudkan hasil terbaik.

Yuk, kita saling berbagi inspirasi...

*      *      *
Rekan-rekan blogger jelang acara dimulai

*      *      *
Narsis sejenak sebagai bagian dari GenerAKSI (foto: Rini Agustina)

*      *      *
Yulian Warman menjelaskan Catur Dharma yang jadi filosofi Astra

*      *      *
Maharani menggiatkan penanaman pohon gaharu di Nusa Tenggara Barat

*      *      *
Wicaksono berbagi informasi perkembangan sosmed pada 2017

*      *      *
Arbain Rambey memberi tips menghasilkan foto yang lebih bernyawa

*      *      *
Antusiasme rekan blogger dalam diskusi bertajuk "Inspirasi Satu Indonesia"

*      *      *

Artikel Grup Astra Sebelumnya:

Sensasi Menanam Gaharu Bersama Astra di Bukit Kasur Cianjur
Di Balik Julukan Pahlawan Lembah Hijau Rumbia
Yuk, Berkunjung ke Museum Astra
Apresiasi Astra untuk Guru di Tanah Air pada Hari Guru Nasional
Astra Umumkan Tujuh Penerima SATU Indonesia Awards 2016
Astra Berusia 60 Tahun, Selanjutnya?
7 Alasan Harus Memiliki Daihatsu Sigra
Keceriaan di Booth Daihatsu GIIAS 2016
Menikmati Sensasi Perjalanan Bersama "Si Biru" Grand New Avanza
Magnet Grand New Veloz dan Grand New Avanza di GIIAS 2015
Belajar Disiplin (Lagi) Berkat Mengunjungi Pabrik Toyota TMMIN
Sisi Lain Toyota (TMMIN): Tidak hanya Memproduksi Mobil
Kopdar Kokgituya.com yang Menambah Pengetahuan Blogger
Ke Kalimantan Aku Kan Kembali

*      *      *
- Jakarta, 24 Desember 2016