TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Blogging

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol
Tampilkan postingan dengan label Blogging. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Blogging. Tampilkan semua postingan

Kamis, 08 Maret 2018

Kenapa Harus Ditemani Cinta Saat Menulis?


Suasana dalam workshop Menulis dengan Cinta Bersama Dini Fitria - Batch 2
(Klik untuk perbesar foto dan geser untuk melihat foto lainnya)

SEBAGAI blogger, bisa dikatakan saya nyaris mendapat apa yang diimpikan. Yupz, itu cukup bermodalkan tulisan disertai foto, video, dan (terkadang) infografis.

Mulai blusukan ke kawasan terpencil, naik mobil dinas menteri, ketemu public figure idola, hingga merasakan menginap di kapal pesiar untuk menjelajah Wales.


Yupz, Wales. Suatu negeri di utara Eropa! Itu semua gratis. Cukup modal kuota internet (itu pun setiap bulannya gratis hingga unlimited), laptop, smartphone (pemberian salah satu produsen), dan kamera (juga pemberian).

Tanpa bermaksud riya, faktanya demikian.

Namun, adagium lawas mengatakan, mutiara yang indah tidak berserakan di pantai. Alias, harus menyelam hingga ke dasar samudera. Pun demikian dengan saya yang mulai menggeluti dunia blog sejak sembilan tahun silam.

Tepatnya, pada awal 2009 ketika ngeblog sebagai obat untuk mengatasi kejenuhan mata memandang deretan angka di microsoft excel atau access yang njelimet tapi penting. Setelah itu, saya mulai hobi ngeblog dengan membuat beberapa akun baik platform mandiri atau keroyokan.

Puncaknya, pada 2015 ketika mengikuti acara yang diselenggarakan Ani Berta bersama dua mentor lainnya. Sejak itu saya sadar, ngeblog bukan sekadar hobi saja. Melainkan, dapat dimaksimalkan lebih lanjut.

Pepatah menilai, dekat cat bakal terciprat tinta. Pun demikian dalam berteman, baik di dunia nyata maupun maya. Menjalin relasi yang baik jadi kunci untuk konsisten sebagai blogger. Minimal, hingga detik ini.

*        *        *
MENTARI siang itu bersinar dengan terik. Dari kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (6/3) saya menuju kantor Blibli.com di Jalan KS Tubun, Slipi, Jakarta Barat. Di google map, jaraknya tidak lebih dari dua jari yang bisa ditempuh kurang dari sepembakaran hio.

Nyatanya, teori dan praktik di lapangan berbeda. Sebab, butuh lebih dari seperminuman teh untuk bisa sampai di lokasi. Itu pun dengan lepek-lepek lebih dulu akibat macet total di persimpangan Slipi-Palmerah. Hingga, jangankan sepeda motor untuk lewat, pejalan kaki pun bahkan harus mepet-mepet.

Ketika sampai, sudah banyak rekan-rekan blogger yang memadati lantai enam dari markas toko online terlengkap dan terpercaya di Tanah Air ini. Termasuk, Ani yang sangat sibuk bersama penggawa Indonesian Social Blogpreneur (Komunitas ISB) untuk mempersiapkan ini dan itu.

Ani pula yang memberi informasi kepada saya terkait workshop Menulis dengan Cinta Bersama Dini Fitria - Batch 2. Kebetulan, dalam beberapa pekan ini saya kurang update terkait dunia blog di media sosial.

Alias, buka facebook, twitter, atau instagram, hanya sesekali saja karena kesibukan di lapangan jelang Asian Games 2018. Beruntung, beberapa hari sebelumnya, Ani turut mengabari via whatsapp. Ini kali kedua saya mengikuti event dari Komunitas ISB terkait Dini.

Tepatnya, pada ramadan lalu ketika mantan reporter dengan senyum memesona itu meluncurkan novel ketiganya, Islah Cinta (Artikel sebelumnya: Novel Islah Cinta Bikin Saya Ingin Keliling Dunia). Namun, kali ini Dini menulis dalam skala luas, alias tidak hanya di novel, melainkan juga di blog pribadi.

*        *        *
SEBELUMNYA, Public Relations & Community Manager PT Global Digital Niaga (induk Blibli.com) Christine Lie Hartati memberi sambutan menarik. Itu terkait informasi promo My Big Wish pada Februari-Maret ini.

Yaitu, setiap belanja dapat token yang bisa ditukarkan dengan berbagai hadiah spesial. Termasuk, grand prize impian dengan liburan sepanjang tahun, nonton final kompetisi sepak bola terbesar di kolong langit yang diselenggarakan di Rusia, Mitsubishi Xpander, dan banyak lagi.

Termasuk, saya yang berharap tahun ini bisa ke Rusia. Menyaksikan pertandingan sepak bola terakbar ini jadi salah satu impian terbesar saya. Nah, jika Anda tertarik bisa menyimak infonya di blib.li/bigwish-blog.

Sebagai salah satu konsumen setia Blibli.com, tentu saya sangat menyambut antusias yang dipaparkan Christine. Apalagi, saya juga bisa mendapat informasi terkait partisipasi Blibli.com di dunia olahraga untuk tugas kantor.

Yupz, Blibli.com memang dikenal sebagai perusahaan lokal yang mendukung kegiatan olahraga Indonesia. Jika Anda menyaksikan  seragam yang dikenakan Kevin Sanjaya dan kawan-kawan saat tampil di berbagai turnamen bulu tangkis, tentu sangat familiar.

Termasuk, ketika menjuarai Indonesia Masters 2018 (Artikel sebelumnya: Sisi Lain Indonesia Masters 2018). Sebab, Blibli.com memang sebagai pemasok kostum untuk Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Bahkan, tahun ini ada tujuh yang disponsorinya.

"Termasuk, event besar olahraga tahun ini. Apa itu? Ada deh. Nanti kami beri tahu lebih lanjut," ujar Christine tersenyum simpul ketika saya temui.

Setelah itu, ada pemaparan dari Supervisor Zoya Cosmetics Haniarti Hasan. Sebagai pria, saya kurang begitu paham terkait kosmetik. Bahkan, paling malas jika (dulu) harus menemani pacar belanja alat-alat make-up.

Namun, seiring waktu berlalu, saya menyadari pentingnya untuk lebih mengenal kosmetik. Yuppz, ini berguna jika suatu saat si dia minta rekomendasi. Apalagi, Zoya dikenal sebagai produsen perlengkapan kecantikan ternama di nusantara. Jadi, saya bisa mendapatkan gambaran terkait alat kecantikan yang kelak berguna untuknya.

*        *        *
BAGI saya, menulis itu bukan pekerjaan sukar. Secara, setiap hari, saya menulis hingga 15 artikel untuk versi cetak atau online. Justru, yang sulit itu mengedit milik rekan di kantor. Saking sulitnya, ketimbang berpusing ria menghadapi SPOK yang tidak jelas, kadang saya cenderung memilih Ctrl+D pada lembaran word. Selanjutnya, menulis ulang dengan tidak mengurangi inti dari yang dituliskan tersebut.

Hanya, yang ditekankan Dini tentu bukan terkait olahraga. Melainkan, tentang menulis feature. Itu ditegaskan dari sosok yang berpengalaman di dunia jurnalistik pada dua tv nasional ternama di negeri ini.

"Konsistensi merupakan salah satu kunci kesuksesan untuk berkarya," Dini mengawali sambutannya di hadapan kami, puluhan blogger.

Oh ya, sejak kali pertama menginjakkan kaki di kantor Blibli ini, perasaan saya agak mengganjal dengan Dini Fitria. Saya sampai lama mengingat-ingat namanya. Perasaan sering mendengar di televisi atau baca beritanya di media online.

Namun, bukan terkait novel, melainkan di film, sinetron, hingga FTV. Usut punya usut, usai berpikir keras lebih dari sepernanakan nasi, saya baru ngeh. Ternyata, hanya nama belakang yang sama (Fitria). Untuk nama depan dan kehidupan pribadi, sangat berbeda antara Dini dengan Roro.

*        *        *
MENULIS dengan Cinta. Kenapa menulis harus dengan cinta? Bukannya, Cinta hanya untuk Rangga seorang? Eits...

Menurut Dini, menulis itu harus dengan cinta, hati, dan perasaan. Gampangnya, menulis itu harus sungguh-sungguh. Ya, saya percaya dengan apa yang dipaparkannya.

Kebetulan, sudah saya terapkan dalam berbagai aktivitas, baik pekerjaan, ngeblog, atau sampingan. Bahkan, ketika itu temanya tidak saya mengerti, tepatnya kurang disukai karena bersifat subyektif. Namun, demi profesionalitas, saya wajib memberikan yang terbaik untuk tulisan tersebut.

Urusan hasilnya menurut atasan atau pemberi dana tersebut bagus atau tidak, itu di luar kekuasaan saya. Yang pasti, sebagai pihak yang diberi tugas, saya berusaha mempersembahkan yang terbaik.

Yang berkesan, Dini turut berbagi pengalaman untuk menulis feature stories. Bagi saya, ini menarik. Sebab, feature stories atau ficer memang selalu lebih asyik digali. Misalnya, di tempat saya bekerja, ini bukan terkait artikel berat (hard news) atau ringan (soft news). Melainkan, untuk mengulik sisi lain dari obyek tersebut dengan gaya berututur.

Tidak harus faktual, dengan 5W+1 H pada paragraf awal, yang penting harus fakta. Saya sering menuliskannya di tempat kerja jika bertemu dengan narasumber yang menarik digali atau usai tugas ke luar kota.

Memang, feature stories ini memakan waktu lama, apalagi jika dimuat untuk edisi cetak yang harus berbagi ruang dengan foto, grafis, atau terkait halaman yang terbatas. Beda lagi jika menuliskannya pada versi online, yang lebih mudah karena bisa memuat hingga ribuan karakter tanpa khawatir dibatasi halaman.

Dini menyebut, ada beberapa faktor membedakan antara feature stories dengan artikel hard atau soft. Misalnya, view, gaya bahasa, alur cerita, hingga rasa. Yupppi, setuju banget. Sebab, berdasarkan pengalaman saya, membaca suatu artikel itu nyaris sama, baik itu penyampaian atau sudut pandang. Yang membedakan, rasa dari yang digariskan sang penulis.

Penggemar karya NH Dini, Pramoedya Ananta Tour, Ahmad Tohari, dan Jane Austin ini pun membagikan rahasia untuk menulis feature stories.

- Bertutur
- Deskriptif: dalam menggambarkan suatu profil atau peristiwa tertentu secara gamblang
- Informatif
- Gaya penulisan: Indah memikat, naratif, prosais, imajinatif
- No need exactly 5W+1H
- Human of interest

Sebagai blogger yang berusaha untuk terus belajar dalam dunia tulis-menulis, tentu apa yang disampaikan Dini sangat berharga. Bisa dipahami mengingat materinya sangat istimewa. Sebab, hanya kami yang berada di kantor Blibli.com untuk mengikuti Komunitas ISB workshop batch 2 ini yang mendapatkannya!

"Feature itu bukan fiksi, tapi fakta. Hanya, dalam tulisan itu, ada emosi atau rasa yang menyertai. Feature is all about emotions, (feature) is taste," Dini, menjelaskan.

Menurut sosok yang juga berprofesi sebagai produser ini, mayoritas masyarakat di Indonesia suka gaya bahasa bertutur ala didongengin. Itu terkait minimnya pengetahuan literasi. Alhasil, jarang yang membaca buku dan lebih sering dibacakan dengan gaya bercerita. Bisa dipahami mengingat gaya bertutur itu mudah diterima karena dapat diceritakan dengan detail.

"Nah, untuk rekan-rekan blogger yang ingin menulis feature stories, ini gampang. Yang penting, kita harus terbiasa membaca untuk memperkaya diksi dalam tulisan," lanjut pemilik akun instagram @dinifitria_author ini.

Mendengar penjelasan Dini itu membuat saya seperti diguyur dengan seember air dingin. Yupz, adakalanya, dalam menulis saya kerap alpa. Alias, lebih menitikberatkan objek atau peristiwa itu tanpa menggali lebih dalam dari apa yang terjadi. Ibaratnya, sejauh ini saya hanya sebatas jadi pemadam kebakaran saja.

"Menulis itu soal rasa yang juga punya tanggung jawab. Jadi, buatlah tulisan yang bermanfaat untuk pembaca," ucap Dini usai menerangkan terkait story telling.


Benar sekali. Menulis itu bak memiliki dua mata pedang. Alias, kita harus benar-benar menuliskannya dengan fakta. Bahkan, pengalaman saya pribadi, fakta yang disertai data lengkap dari sumber ketiga tidak cukup. Sebab, di lapangan kondisinya tidak lagi 1+1=2. Namun, ya begitulah. Tentu, kita tidak bisa membahagiakan semua orang...

Intinya, air bisa membuat perahu berlayar. Namun, juga dapat menenggelamkannya. Sebagai penulis, khususnya blogger, harus bertanggung jawab dengan isi tulisan itu sendiri seperti yang disampaikan Dini dengna lugas.

Yupz... Sore itu, bertambah lagi wawasan saya terkait dunia blogger.***

*        *        *
Trilogi Cinta karya Dini Fitria

*        *        *
Rekan sekaligus mentor Ani Berta, rekan mengawali workshops ini

*        *        *
Public Relations & Community Manager Blibli.com Christine Lie Hartati

*        *        *
Sesi beauty class dari Zoya Cosmetics yang melibatkan rekan blogger

*        *        *
"Anggap saja rumah sendiri. Mau kopi tinggal seduh," kata salah satu karyawan
Blibli.com memberi penawaran yang langsung saya sambut dengan senang hati

*        *        *
Dini Fitria berbagi kiat menulis di hadapan puluhan blogger

*        *        *
Suatu pengalaman berharga bisa mengikuti acara yang diselenggarakan
Komunitas ISB bersama Dini Fitria, Blibli.com, dan Zoya Cosmetics

*        *        *
*        *        *
- Jakarta, 8 Maret 2018

Sabtu, 21 Oktober 2017

Tips Jadi Content Writer dari Ani Berta


Suasana Talk show menyambut HUT CNI ke-31 yang diisi Ani Berta



JADI content writer itu penuh tantangan bagi penulis. Beda dengan blog yang isinya "semau gue". Sebagai content writer, harus bisa menyesuaikan dengan kontraknya. Misalnya, kontributor website di pemerintahan, perusahaan, atau organisasi.

Mau tidak mau, kita harus mengikuti pakem mereka. Tidak bisa seenaknya saja atau terbawa gaya pribadi sehari-hari di blog. Kebetulan, saya pernah jadi content writer. Tidak banyak, kalau dihitung belum sampai melewati jari di tangan.

Kali terakhir pada pertengahan tahun ini di salah satu website. Secara harfiah, agak ambigu juga kalau dibilang itu content writer, kontributor, penulis lepas, ghost writer, dan sebagainya. Secara, saya melakukannya dengan sukarela tanpa hitam di atas putih. Namun, tiba-tiba pada akhir bulan rekening terisi.

Itu terkait hubungan harmonis dengan rekan yang terjalin sejak lama. Ketika beliau ada proyek, saya diminta mengisi artikel yang sebetulnya di luar jangkauan saya lantaran temanya berat. Namun, justru itu tantangan.

Hingga setelah satu purnama selesai, dua, tiga, dan empat, rekan tersebut ingin melanjutkan. Beliau sih oke-oke saja. Tanpa diedit pula. Meskipun, awalnya saya deg-degan, tapi setelah belajar lebih lanjut jadi lancar.

Hanya, karena saya tahu batas dalam diri saya, akhirnya beberapa saat selepas Idul Fitri, saya mengundurkan diri. Sayang sih, mengingat nominalnya lumayan. Namun, situasinya tidak memungkinakan karena menyita waktu dan menguras pikiran.

Alhasil, saya pun nasihat Sun Tzu, "Kenali kekuatan sendiri, kenali lawan, kau akan menang bahkan dalam 100 pertempuran. Kenali dirimu, tidak kenal lawan, hasilnya seimbang. Tidak kenal kekuatan sendiri, tidak kenal lawan, jadi perang yang sia-sia."

*        *        *

PAGI itu, di CNI Creative Building, Jakarta Barat, Jumat (20/10), suasananya sangat ramai. Itu karena PT Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI) sedang merayakan HUT ke-31. Untuk menyambut perayaan tersebut, CNI menyelenggarakan CNI Expo 2017 pada 18 hingga 21 Oktober.

Mulai dari bazaar, pearl memory exhibiton, photography class, donor darah, cek kesehatan, demo hijab, hingga expotabulampot & hidrpoponik. Selain acara tersebut, jugaada seminar dan talkshow.

Narasumbernya seperti Windy Ghemary yang merupakan jebolan Indonesian Idol 2014, Dina Lorenza (artis), Ryan Batchin (praktisi Google), Ahmad Jazuli (Business Entrepreneur), Charis Abdul (Business Entrepenuer), dan Ani Berta (Blogger dan founder Komunitas ISB).

Nah, nama terakhir itu yang mengisi talkshow bertema IdeaPreneur ini, kemarin. Topik yang dibawakan Ani meliputi content marketing di hadapan puluhan blogger. Bagi saya ini menarik, sebab membuka pemahaman saya terkait content writer untuk lebih dalam lagi.

Bisa dipahami mengingat Ani sudah malang melintang sebagai content writer yang masih berkaitan dengan dunia blog. Beberapa di antaranya seperti Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Serempak.id), Australian Aid (Mampu.or.id), Badan Standardisasi Nasional Indonesia (BSN SNI), hingga website BriteQueen untuk ScotchBrite.

Dengan kelengkapan CV dari wanita pemilik blog www.aniberta.com ini sangat wah. Karena terkait instansi pemerintah dan organsisasi ternama.

*        *        *

DALAM kesempatan itu, wanita yang menyukai warna merah ini turut berbagi tips dan pengalamannya kepada kami yang hadir. Menurut Ani, ada enam langkah menjadi kontributor website.

1. Tentukan tujuan: Meraih penghasilan atau sukarela
2. Kenali website atau portal yang diminati
3. Ajukan proposal penawaran
4. Awali dengan mengisi konten gratisan sebagai portofolio
5. Memanfaatkan kanal citizen journalism di media mainstream seperti Kompasiana, Indonesiana, Vivalog, Citizen6, dan sebagainya
6. Promosikan hasil tulisan di sosial media

Bagi saya, nomor empat ini sangat menarik. Kebetulan, saya mengalaminya sendiri ketika ditawari rekan untuk mengisi artikel, saya menolak untuk dibayar. Yupz, dalam pikiran saya, tentu sama teman masa harus hitung-hitungan.

Rekan saya sih mengiyakan dan sesekali mentraktir di suatu cafe. Meski tanpa bayaran, saya mengerjakan tugasnya dengan sepenuh hati. Maklum, kredibilitas saya dipertaruhkan jika hanya menyelesaikan tugas tersebut dengan alakadarnya. Apalagi, saya tidak pernah setengah-setengah dalam bekerja.

Alhasil, ketika rampung, rekan saya mengatakan atasannya sangat puas. Bahkan, usai ngopi-ngopi ganteng di kawawasan Pangeran Jayakarta, pulangnya saya dijejali sesuatu. "Ini sekadar kadeudeuh," katanya waktu itu.

Padahal mah, nilainya bikin saya terperanjat saking besar. Meski saya tolak beberapa kali, rekan saya itu tetap memaksa.

"Kita emang temen rul, tapi dalam bisnis tetap ada hitungannya. Ide, saran, dan pikiran lo udah banyak ngebantu kami. Kelewatan banget kalo kita ga memberi sesuatu. Ini bukan gaji, tapi tanda terima kasih dari kami," tuturnya memberi penjelasan logis yang membuat saya tidak bisa berkata-kata lagi di tengah bisingnya dentuman musik malam itu.

Tuh, kan. Kuncinya, ikhlas. Rezeki itu bisa datang tanpa diduga-duga.

*        *        *

ANI juga memberikan delapan tips untuk mengisi konten di website, yaitu:

1. Minimal 500 kata, maksimal 1.000 kata
2. Sesuaikan gaya penulisan dengan ciri khas website atau portal
3. Tulisan Reportase harus merujuk 5W (Who, What, Where, When, Why) + 1H (How) disertai kaidah jurnalistik lainnya. Misalnya, tidak memasukkan unsur opini dan perasaan. Pengecualian untuk feature story.
4. Atur jadwal update sesuai kesepakatan bersama
5. Isi kanal-kanal website sesuai kategori yang dikuasai
6. Masukkan keyword yang tepat
7. Baca kembali setelah menulis draft
8. Foto high resolution

Untuk poin ini, saya fokus dengan yang kelima. Syahdan, pernah ada tawaran yang saya tolak karena bentrok dengan kepentingan. Nggak enak buat menolaknya karena kami sudah berteman lama. Namun, setelah saya jelaskan panjang lebar, akhirnya beliau mengerti. Alasannya simpel, saya tidak bisa berpijak di dua perahu yang sama.

Mengenai nomor tiga, lanjut Ani, jika ingin jadi kontributor, tentu kita harus bersahabat dengan 5W dan 1H. Misalnya, saya perokok, tentu saya tidak akan memaksakan diri untuk menulis terkait kampanye antirokok.

Contohnya, bla-bla-bla... "Merokok itu dapat merugikan kesehatan. Di sisi lain, kasihan juga ya petani tembakau jika industri rokok dimatikan."

Kalau opini dan perasaan pribadi terbawa seperti itu, urusannya tentu jadi runyam.

*        *        *

SELANJUTNYA, Ani menjelaskan, untuk jadi content writer, kita tidak boleh melakukan delapan hal:

1. Plagiat atau copy-paste
2. Bahasa alay, banyak singkatan
3. Memasukkan opini terlalu personal
4. Unsur kepentingan pribadi
5. Menyebut brand secara hard selling tanpa persetujuan pemilik website atau portal
6. Diskreditkan orang lain
7. Keluar dari idealisme
8. Menuliskan berita atau opini tidak sesuai fakta atau tidak terverifikasi

Dalam dunia tulis-menulis, copy-paste itu sesuatu yang dijauhkan. Meski, tidak bisa dihindarkan. Nah,untuk jadi content writer, kita bisa mensiasatinya. Misalnya, dengan Amati, Tiru, dan Modifikasi (ATM).

Setahu saya, ini tidak haram, yang penting porsinya tidak lebih dari 20 persen (20-80). Nah, kalo di atas 50 persen atau bahkan 100 persen, itu mah bukan content writer, melainkan penjiplak.

*        *        *

BAGAIMANA bahan untuk konten? Ani menyebut enam hal:
1. Workshop
2. Talkshow
3. Wawancara narasumber
4. Buku, majalah, dan surat kabar
5. Diskusi forum secara live
6. Event

Menurut Ani, yang paling penting itu saat diskusi forum. Sebab, kita bisa menggali informasi langsung dari narasumber dan peserta lainnya. Saya setuju dengan pemilik akun twitter @AniRingo tersebut. Dalam forum, terdapat diskusi dua arah. Selain itu, adakalanya, ditimpali narasumber lain atau peserta lainnya yang bisa menambah konten.

Jadi content writer atau sejenisnya itu apa sih yang dicari? Ani menegaskan, tidak hanya sekadar materi. Melainkan ada sembilan keuntungan lainnya yang bisa kita dapat.
1. Branding
2. Portofolio
3. Social entepreneur
4. Hobi yang menghasilkan
5. Tulisan yang bermanfaat bagi banyak orang
6. Relationship yang luas
7. Upgrade ilmu setiap saat
8. Menambah wawasan
9. Meningkatkan skill

Ani menekankan kepada kami, bahwa branding itu penting. Contohnya, Ani yang di kalangan blogger dikenal sebagai motivator. Saya pribadi menganggapnya mentor. Di luar blogger, Ani kerap jadi pembicara terkait wanita, sosial, dan kemanusiaan. Itu semua berkat branding yang mengakar pada Ani sudah melekat.

Nah, masih banyak tips yang diberikan Ani saat mengisi HUT ke-31 CNI. Sosok penggemar kopi ini menjelaskan, sebagai content writer ini tidak semudah jadi blogger. Namun, Ani melanjutkan, "Tidak ada yang sulit jika dipelajari terus-menerus."

*        *        *

YUPZ, berbagai tips dari Ani sangat berguna bagi kita yang ingin jadi content writer. Hanya, sekali lagi. Itu tergantung dari usaha yang kita lakukan sendiri.

Ibaratnya, tips dari Ani sebagai pembuka gerbang. Yang melangkah menuju jalan itu ya kita sendiri. Namun, biasanya, proses tidak pernah mengkhianati hasil.

Bagaimana pengalaman Anda sebagai content writer atau yang ingin memulainya sebagai content writer? Silakan dibagi pengalamannya pada kolom komentar di bawah ini.

*        *        *
Promotion and Marketing CNI Gusti Alendra

*        *        *
Ani membagikan berbagai tips berdasarkan pengalaman pribadinya

*        *        *
Diskusi rekan blogger Elisa Koraag dan Agatha May

*        *        *
#HUTCNI31 memuncaki trending topic

*        *        *
Rekan blogger Jun Joe Winanto meraih CNI Awards 2017 

*        *        *
Setelah mendapat ilmu dari Ani Berta, dilanjutkan narsis bersama
(Foto: www.roelly87.com/ didokumentasikan Widya Candra Dewi)

*        *        *
1... 2.. 3... Klik! :)

*        *        *
Berbagai penghargaan bergengsi yang diraih CNI

*        *        *
Jaringan CNI di dalam dan luar negeri

*        *        *
Tapak tilas CNI sepanjang 31 tahun perjalanannya

*        *        *
Properti berharga CNI salah satunya mesin cetak kartu 

*        *        *
Artikel Terkait CNI
Pentingnya Optimasi Youtube untuk Blogger
Blogger Harus Punya Personal Branding yang Kuat
Buka Bersama CNI, Blogger, dan Windy Ghemary
Kopdar CNI Perdana Bersama Fun Blogging

Artikel Terkait NgeBlog
Tiga Dara Blogger
Tips Ngeblog Asyik: Jalin Hubungan Baik dengan Komunitas Blogger (I)
Tips Ngeblog Asyik: Pentingnya Mengisi Daftar Hadir
Ngeblog Antara Hobi dan Mendatangkan Profit

*        *        *
- Jakarta, 21 Oktober 2017