TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Dini Fitria

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol
Tampilkan postingan dengan label Dini Fitria. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dini Fitria. Tampilkan semua postingan

Kamis, 08 Maret 2018

Kenapa Harus Ditemani Cinta Saat Menulis?


Suasana dalam workshop Menulis dengan Cinta Bersama Dini Fitria - Batch 2
(Klik untuk perbesar foto dan geser untuk melihat foto lainnya)

SEBAGAI blogger, bisa dikatakan saya nyaris mendapat apa yang diimpikan. Yupz, itu cukup bermodalkan tulisan disertai foto, video, dan (terkadang) infografis.

Mulai blusukan ke kawasan terpencil, naik mobil dinas menteri, ketemu public figure idola, hingga merasakan menginap di kapal pesiar untuk menjelajah Wales.


Yupz, Wales. Suatu negeri di utara Eropa! Itu semua gratis. Cukup modal kuota internet (itu pun setiap bulannya gratis hingga unlimited), laptop, smartphone (pemberian salah satu produsen), dan kamera (juga pemberian).

Tanpa bermaksud riya, faktanya demikian.

Namun, adagium lawas mengatakan, mutiara yang indah tidak berserakan di pantai. Alias, harus menyelam hingga ke dasar samudera. Pun demikian dengan saya yang mulai menggeluti dunia blog sejak sembilan tahun silam.

Tepatnya, pada awal 2009 ketika ngeblog sebagai obat untuk mengatasi kejenuhan mata memandang deretan angka di microsoft excel atau access yang njelimet tapi penting. Setelah itu, saya mulai hobi ngeblog dengan membuat beberapa akun baik platform mandiri atau keroyokan.

Puncaknya, pada 2015 ketika mengikuti acara yang diselenggarakan Ani Berta bersama dua mentor lainnya. Sejak itu saya sadar, ngeblog bukan sekadar hobi saja. Melainkan, dapat dimaksimalkan lebih lanjut.

Pepatah menilai, dekat cat bakal terciprat tinta. Pun demikian dalam berteman, baik di dunia nyata maupun maya. Menjalin relasi yang baik jadi kunci untuk konsisten sebagai blogger. Minimal, hingga detik ini.

*        *        *
MENTARI siang itu bersinar dengan terik. Dari kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (6/3) saya menuju kantor Blibli.com di Jalan KS Tubun, Slipi, Jakarta Barat. Di google map, jaraknya tidak lebih dari dua jari yang bisa ditempuh kurang dari sepembakaran hio.

Nyatanya, teori dan praktik di lapangan berbeda. Sebab, butuh lebih dari seperminuman teh untuk bisa sampai di lokasi. Itu pun dengan lepek-lepek lebih dulu akibat macet total di persimpangan Slipi-Palmerah. Hingga, jangankan sepeda motor untuk lewat, pejalan kaki pun bahkan harus mepet-mepet.

Ketika sampai, sudah banyak rekan-rekan blogger yang memadati lantai enam dari markas toko online terlengkap dan terpercaya di Tanah Air ini. Termasuk, Ani yang sangat sibuk bersama penggawa Indonesian Social Blogpreneur (Komunitas ISB) untuk mempersiapkan ini dan itu.

Ani pula yang memberi informasi kepada saya terkait workshop Menulis dengan Cinta Bersama Dini Fitria - Batch 2. Kebetulan, dalam beberapa pekan ini saya kurang update terkait dunia blog di media sosial.

Alias, buka facebook, twitter, atau instagram, hanya sesekali saja karena kesibukan di lapangan jelang Asian Games 2018. Beruntung, beberapa hari sebelumnya, Ani turut mengabari via whatsapp. Ini kali kedua saya mengikuti event dari Komunitas ISB terkait Dini.

Tepatnya, pada ramadan lalu ketika mantan reporter dengan senyum memesona itu meluncurkan novel ketiganya, Islah Cinta (Artikel sebelumnya: Novel Islah Cinta Bikin Saya Ingin Keliling Dunia). Namun, kali ini Dini menulis dalam skala luas, alias tidak hanya di novel, melainkan juga di blog pribadi.

*        *        *
SEBELUMNYA, Public Relations & Community Manager PT Global Digital Niaga (induk Blibli.com) Christine Lie Hartati memberi sambutan menarik. Itu terkait informasi promo My Big Wish pada Februari-Maret ini.

Yaitu, setiap belanja dapat token yang bisa ditukarkan dengan berbagai hadiah spesial. Termasuk, grand prize impian dengan liburan sepanjang tahun, nonton final kompetisi sepak bola terbesar di kolong langit yang diselenggarakan di Rusia, Mitsubishi Xpander, dan banyak lagi.

Termasuk, saya yang berharap tahun ini bisa ke Rusia. Menyaksikan pertandingan sepak bola terakbar ini jadi salah satu impian terbesar saya. Nah, jika Anda tertarik bisa menyimak infonya di blib.li/bigwish-blog.

Sebagai salah satu konsumen setia Blibli.com, tentu saya sangat menyambut antusias yang dipaparkan Christine. Apalagi, saya juga bisa mendapat informasi terkait partisipasi Blibli.com di dunia olahraga untuk tugas kantor.

Yupz, Blibli.com memang dikenal sebagai perusahaan lokal yang mendukung kegiatan olahraga Indonesia. Jika Anda menyaksikan  seragam yang dikenakan Kevin Sanjaya dan kawan-kawan saat tampil di berbagai turnamen bulu tangkis, tentu sangat familiar.

Termasuk, ketika menjuarai Indonesia Masters 2018 (Artikel sebelumnya: Sisi Lain Indonesia Masters 2018). Sebab, Blibli.com memang sebagai pemasok kostum untuk Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Bahkan, tahun ini ada tujuh yang disponsorinya.

"Termasuk, event besar olahraga tahun ini. Apa itu? Ada deh. Nanti kami beri tahu lebih lanjut," ujar Christine tersenyum simpul ketika saya temui.

Setelah itu, ada pemaparan dari Supervisor Zoya Cosmetics Haniarti Hasan. Sebagai pria, saya kurang begitu paham terkait kosmetik. Bahkan, paling malas jika (dulu) harus menemani pacar belanja alat-alat make-up.

Namun, seiring waktu berlalu, saya menyadari pentingnya untuk lebih mengenal kosmetik. Yuppz, ini berguna jika suatu saat si dia minta rekomendasi. Apalagi, Zoya dikenal sebagai produsen perlengkapan kecantikan ternama di nusantara. Jadi, saya bisa mendapatkan gambaran terkait alat kecantikan yang kelak berguna untuknya.

*        *        *
BAGI saya, menulis itu bukan pekerjaan sukar. Secara, setiap hari, saya menulis hingga 15 artikel untuk versi cetak atau online. Justru, yang sulit itu mengedit milik rekan di kantor. Saking sulitnya, ketimbang berpusing ria menghadapi SPOK yang tidak jelas, kadang saya cenderung memilih Ctrl+D pada lembaran word. Selanjutnya, menulis ulang dengan tidak mengurangi inti dari yang dituliskan tersebut.

Hanya, yang ditekankan Dini tentu bukan terkait olahraga. Melainkan, tentang menulis feature. Itu ditegaskan dari sosok yang berpengalaman di dunia jurnalistik pada dua tv nasional ternama di negeri ini.

"Konsistensi merupakan salah satu kunci kesuksesan untuk berkarya," Dini mengawali sambutannya di hadapan kami, puluhan blogger.

Oh ya, sejak kali pertama menginjakkan kaki di kantor Blibli ini, perasaan saya agak mengganjal dengan Dini Fitria. Saya sampai lama mengingat-ingat namanya. Perasaan sering mendengar di televisi atau baca beritanya di media online.

Namun, bukan terkait novel, melainkan di film, sinetron, hingga FTV. Usut punya usut, usai berpikir keras lebih dari sepernanakan nasi, saya baru ngeh. Ternyata, hanya nama belakang yang sama (Fitria). Untuk nama depan dan kehidupan pribadi, sangat berbeda antara Dini dengan Roro.

*        *        *
MENULIS dengan Cinta. Kenapa menulis harus dengan cinta? Bukannya, Cinta hanya untuk Rangga seorang? Eits...

Menurut Dini, menulis itu harus dengan cinta, hati, dan perasaan. Gampangnya, menulis itu harus sungguh-sungguh. Ya, saya percaya dengan apa yang dipaparkannya.

Kebetulan, sudah saya terapkan dalam berbagai aktivitas, baik pekerjaan, ngeblog, atau sampingan. Bahkan, ketika itu temanya tidak saya mengerti, tepatnya kurang disukai karena bersifat subyektif. Namun, demi profesionalitas, saya wajib memberikan yang terbaik untuk tulisan tersebut.

Urusan hasilnya menurut atasan atau pemberi dana tersebut bagus atau tidak, itu di luar kekuasaan saya. Yang pasti, sebagai pihak yang diberi tugas, saya berusaha mempersembahkan yang terbaik.

Yang berkesan, Dini turut berbagi pengalaman untuk menulis feature stories. Bagi saya, ini menarik. Sebab, feature stories atau ficer memang selalu lebih asyik digali. Misalnya, di tempat saya bekerja, ini bukan terkait artikel berat (hard news) atau ringan (soft news). Melainkan, untuk mengulik sisi lain dari obyek tersebut dengan gaya berututur.

Tidak harus faktual, dengan 5W+1 H pada paragraf awal, yang penting harus fakta. Saya sering menuliskannya di tempat kerja jika bertemu dengan narasumber yang menarik digali atau usai tugas ke luar kota.

Memang, feature stories ini memakan waktu lama, apalagi jika dimuat untuk edisi cetak yang harus berbagi ruang dengan foto, grafis, atau terkait halaman yang terbatas. Beda lagi jika menuliskannya pada versi online, yang lebih mudah karena bisa memuat hingga ribuan karakter tanpa khawatir dibatasi halaman.

Dini menyebut, ada beberapa faktor membedakan antara feature stories dengan artikel hard atau soft. Misalnya, view, gaya bahasa, alur cerita, hingga rasa. Yupppi, setuju banget. Sebab, berdasarkan pengalaman saya, membaca suatu artikel itu nyaris sama, baik itu penyampaian atau sudut pandang. Yang membedakan, rasa dari yang digariskan sang penulis.

Penggemar karya NH Dini, Pramoedya Ananta Tour, Ahmad Tohari, dan Jane Austin ini pun membagikan rahasia untuk menulis feature stories.

- Bertutur
- Deskriptif: dalam menggambarkan suatu profil atau peristiwa tertentu secara gamblang
- Informatif
- Gaya penulisan: Indah memikat, naratif, prosais, imajinatif
- No need exactly 5W+1H
- Human of interest

Sebagai blogger yang berusaha untuk terus belajar dalam dunia tulis-menulis, tentu apa yang disampaikan Dini sangat berharga. Bisa dipahami mengingat materinya sangat istimewa. Sebab, hanya kami yang berada di kantor Blibli.com untuk mengikuti Komunitas ISB workshop batch 2 ini yang mendapatkannya!

"Feature itu bukan fiksi, tapi fakta. Hanya, dalam tulisan itu, ada emosi atau rasa yang menyertai. Feature is all about emotions, (feature) is taste," Dini, menjelaskan.

Menurut sosok yang juga berprofesi sebagai produser ini, mayoritas masyarakat di Indonesia suka gaya bahasa bertutur ala didongengin. Itu terkait minimnya pengetahuan literasi. Alhasil, jarang yang membaca buku dan lebih sering dibacakan dengan gaya bercerita. Bisa dipahami mengingat gaya bertutur itu mudah diterima karena dapat diceritakan dengan detail.

"Nah, untuk rekan-rekan blogger yang ingin menulis feature stories, ini gampang. Yang penting, kita harus terbiasa membaca untuk memperkaya diksi dalam tulisan," lanjut pemilik akun instagram @dinifitria_author ini.

Mendengar penjelasan Dini itu membuat saya seperti diguyur dengan seember air dingin. Yupz, adakalanya, dalam menulis saya kerap alpa. Alias, lebih menitikberatkan objek atau peristiwa itu tanpa menggali lebih dalam dari apa yang terjadi. Ibaratnya, sejauh ini saya hanya sebatas jadi pemadam kebakaran saja.

"Menulis itu soal rasa yang juga punya tanggung jawab. Jadi, buatlah tulisan yang bermanfaat untuk pembaca," ucap Dini usai menerangkan terkait story telling.


Benar sekali. Menulis itu bak memiliki dua mata pedang. Alias, kita harus benar-benar menuliskannya dengan fakta. Bahkan, pengalaman saya pribadi, fakta yang disertai data lengkap dari sumber ketiga tidak cukup. Sebab, di lapangan kondisinya tidak lagi 1+1=2. Namun, ya begitulah. Tentu, kita tidak bisa membahagiakan semua orang...

Intinya, air bisa membuat perahu berlayar. Namun, juga dapat menenggelamkannya. Sebagai penulis, khususnya blogger, harus bertanggung jawab dengan isi tulisan itu sendiri seperti yang disampaikan Dini dengna lugas.

Yupz... Sore itu, bertambah lagi wawasan saya terkait dunia blogger.***

*        *        *
Trilogi Cinta karya Dini Fitria

*        *        *
Rekan sekaligus mentor Ani Berta, rekan mengawali workshops ini

*        *        *
Public Relations & Community Manager Blibli.com Christine Lie Hartati

*        *        *
Sesi beauty class dari Zoya Cosmetics yang melibatkan rekan blogger

*        *        *
"Anggap saja rumah sendiri. Mau kopi tinggal seduh," kata salah satu karyawan
Blibli.com memberi penawaran yang langsung saya sambut dengan senang hati

*        *        *
Dini Fitria berbagi kiat menulis di hadapan puluhan blogger

*        *        *
Suatu pengalaman berharga bisa mengikuti acara yang diselenggarakan
Komunitas ISB bersama Dini Fitria, Blibli.com, dan Zoya Cosmetics

*        *        *
*        *        *
- Jakarta, 8 Maret 2018

Sabtu, 10 Juni 2017

Novel Islah Cinta Bikin Saya Ingin Keliling Dunia


Foto bersama rekan blogger dari Komunitas ISB dan Dini Fitria
(Klik untuk perbesar foto dan geser untuk melihat gambar lainnya)  

"CINTA segi-empat nih, bikin penasaran liat proses hubungan mereka apalagi, bercerita tentang India yang selama ini saya tahunya ya Rahul-Kajol-Tina." Demikian komentar saya dalam artikel "Islah Cinta Mewarnai Perjalanan Seorang Reporter di India" yang ditulis rekan blogger Ani Berta pada 10 Mei lalu.

Sebagai penikmat sejarah sekaligus penggemar roman, tentu saya tertarik dengan buku karya Dini Fitria. Apalagi, dengan latar belakang India yang sebelumnya saya kenal dari film Kuch-kuch Hota Hai atau wayang. Itu mengapa, saya mencoba untuk mencari tahu kapan novel Islah Cinta ini rilis.

Tak sabar rasanya melahap novel setebal 407 halaman dengan sampul ikonik ini. Beruntung, keinginan saya terwujud. Belum genap sebulan membaca resensi itu, saya mendapat informasi di fan page facebook Komunitas Indonesian Social Blogpreneur (ISB).

Komunitas yang didirikan Ani itu mengundang blogger untuk menghadiri buka puasa bersama (bukber) Dini sekaligus membahas Islah Cinta. Sudah pasti, tawaran itu tidak saya sia-siakan untuk mengetahui lebih lanjut kisah cinta segi empat ini.

*        *        *
SORE itu, langit ibu kota tampak cerah. Sambil duduk manis di samping kemudi transportasi online, saya menuju kantor Falcon Publishing di bilangan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (9/6). Tepatnya, untuk menghadiri peluncuran novel ketiga Dini di markas penerbitnya.

Namun, perjalanan saya meleset dari prediksi akibat keliru memperhitungkan jarak dengan roda empat yang biasanya saya menggunakan roda dua. Ditambah lagi dengan situasi jelang berbuka puasa yang membuat jalanan Jakarta sangat padat merayap.

Perkiraan 1-1,5 jam dari kediaman saya di kawasan barat Jakarta ternyata nyaris dua kali lipat. Acara bertema Ngabuburead ini dimulai sejak pukul 16.00 WIB. Tapi, saya justru tiba sekitar pukul 17.15 WIB!

Alhasil, saya pun ketinggalan berbagai diskusi menarik antara Dini, rekan blogger, dan media. Beruntung, saat itu saya masih bisa mendengar di balik kisah pembuatan Islah Cinta. Termasuk, ketika dua rekan blogger, Ani, dan Yayat Daffana memberikan testimoni terkait novel yang diterbitkan Falcon Publishing ini.

"Novel ini saya buat berdasarkan pengalaman ketika meliput ke India. Di sana, umat beragama sangat heterogen. Masyarakatnya sangat toleransi antara hindu dan islam yang memiliki jejak sejarah kejayaan," Dini menuturkan pengalamannya.

Menurut wanita yang sempat jadi reporter di salah satu stasiun televisi swasta ini, Islah Cinta itu tidak hanya tentang asmara (1). Melainkan, terdapat kisah menari dari segi kebudayaan yang jadi latar belakang novel. Terutama, islam yang sempat berkembang pesat pada abad pertengahan.

*        *        *
ISLAH Cinta merupakan novel seri cinta ketiganya. Pemilik akun twitter @deneewijaya itu mengawalinya dengan Muhasabah Cinta yang berlatar Eropa. Selanjutnya, dengan Hijrah Cinta yang mengulik perjalanan hidupnya di Amerika Selatan.

Tiga novel sudah ditulis Dini dengan latar benua berbeda (2). Bagaimana dengan seri keempat?

"Ada (rencana) untuk menerbitkan seri keempat. Tapi, saya fokus untuk membuat tiga seri ini jadi film. Setelah itu, baru rencana seri keempat. Kemungkinan, (dengan latar) Maroko atau Yunani," kata Dini usai membubuhkan tanda tangan pada Islah Cinta yang saya miliki.

Kalimatnya simpel, namun maknanya dalam! Yaitu, mengingatkan saya untuk travelling. Kebetulan, saya juga suka ngebolang di berbagai penjuru nusantara. Baik itu sendirian, sebagai blogger, atau di sela-sela tugas kantor.

Terbersit keinginan untuk mengikuti jejak Dini. Tentu, tidak untuk saat ini, melainkan beberapa tahun mendatang. Tepatnya, setelah saya bisa mengunjungi berbagai daerah di Tanah Air dan beberapa negara di dunia.

"Saya sempat khawatir saat pergi ke India mengingat banyak berita melaporkan negara tersebut tidak aman untuk wanita. Namun, stigma itu tidak benar. Saya mendapat pengalaman yang berkesan dari masyarakat India. Bahkan, umat beragama di sana sangat toleransi," Dini, menambahkan.

*        *        *
NAH, penasaran dengan Islah Cinta? Seperti dalam berbagai artikel sebelumnya, saya kerap menulis resensi beberapa novel. Termasuk, dari penulis wanita seperti Naning Pranoto, Anchee Min, hingga Shoko Tendo.

Sekadar informasi, Islah Cinta sudah beredar di berbagai toko buku di kota Anda sejak Mei lalu. Yang menarik, hanya sepekan setelah dirilis, novel ini sudah tercatat sebagai best seller (3).

Itu membuktikan, Islah Cinta memiliki daya tarik yang memesona bagi pembaca. Termasuk, saya yang penasaran untuk segera menyelami isi novel ini. Bagaimana dengan Anda? Apakah sudah membaca Islah Cinta? Silakan, bagikan pengalaman Anda dengan karya Dini ini di kolom komentar!


*        *        *
Dini menuturkan berbagai pengalamannya di India

*        *        *

*        *        *
Dini membubuhkan tanda tangannya

*        *        *
Tiga seri cinta novel Dini

*        *        *
Ani Berta memberikan testimoni

*        *        *
Yayat Daffana berbagi pengalaman terkait Islah Cinta

*        *        *

Dini membubuhkan tanda tangan pada karyanya

*        *        *
Tiga seri Cinta dari Dini

*        *        *
Yeeee, tak sabar membaca Islah Cinta setebal 407 halaman ini

*        *        *


Artikel Terkait:

- Halaman Resensi

Resensi Buku Wanita Sebelumnya:
- "Tembang Cinta Para Dewi" Kisah Cinta yang Getir dari Dunia Wayang
Perempuan Tuna Rungu Menembus Batas: Kisah Inspiratif dari Angkie Yudistia
The Smilling Death: Senyuman Berbisa (Erri Subakti & Arimbi Bimoseno)
Macaroon Love (Winda Krisnadefa)
15 November (Anazkia)
Ketika Tuhan Mengizinkan Aku Sakit (Christie Damayanti)
Karma: Cepat Datangnya (Arimbi Bimoseno)
The Last Empress: Sisi Lain dari Seorang Perempuan yang Berkuasa
Empress Orchid: Kisah Selir yang Menyelamatkan Dinasti dari Keruntuhan
Yakuza Moon: Potret Nyata Kehidupan Gadis Jepang

Referensi:
1- http://www.republika.co.id/berita/ramadhan/ibrah/13/08/03/mqya95-dini-fitria-memburu-jejak-islam-ke-benua-biru
2- http://www.goodreads.com/author/show/7160909.Dini_Fitria
3- https://hot.detik.com/book/d-3518003/baru-rilis-seminggu-novel-dini-fitria-islah-cinta-best-seller


*        *        *
- Jakarta, 10 Juni 2017