Tempat pengepakan Semen Padang di Pelabuhan Teluk Bayur |
"BRO, lo tahu komunitas Wegi?"
"Kenal nama, tapi belum pernah gabung. Setahu ane, mereka buka booth di Kompasianival 2015."
"Lo dateng ke stan mereka?
"Ga. Kan waktu Kompasiana HUT ketujuh, ane ga datang. Kebetulan, lagi di luar kota. Ada apa bro?"
"Komunitas Wegi ngadain kontes ke Sumbar yang bekerja sama dengan Semen Padang. Lo ikut aja."
"Menarik tuh bro. Ada linknya?"
"Lo buka aja di webnya. Mereka nyediain lima tiket ke Sumbar."
"Lo udah daftar?"
"Ane ga bro. Baru bulan lalu ke Padang pas liputan SPFC sama Nil Maizar. Lo aja daftar. Sekalian nostalgia. Ha ha ha."
"Ha ha ha. Sip bro. Makasih infonya."
* * *
YUPZ, percakapan di atas terjadi antara saya dan rekan kantor pada Sabtu (20/2) dini hari WIB. Kebetulan, kami sedang menikmati segelas kopi hangat yang ditemani semilir angin di kawasan Stadion Gelora Bung Karno seusai deadline.
Rekan saya itu memberi informasi mengenai Wisata Heritage Green Industri di Padang bersama komunitas We Green Industry (Wegi). Kebetulan, Januari lalu dia baru tiba dari Sumatera Barat usai meliput perjalanan tim Semen Padang FC (SPFC) pada turnamen Piala Jenderal Sudirman 2015.
Saya sendiri tidak asing dengan SPFC. Lantaran kerap berkomunikasi dengan mereka terkait profesi sebagai jurnalis olahraga. Terutama ketika masih dilatih Jafri Sastra yang sejak tahun lalu mengarsiteki Mitra Kukar.
Kebetulan, saya pernah bertugas di tiga kota Sumatera Barat (Padang, Painan, dan Solok) pada 2007 hingga 2010. Jadi, sedikitnya tahu tentang seluk beluk dari ibu kota Sumbar tersebut. Mulai dari kuliner, budaya, adat istiadat, pariwisata, sepak bola, hingga industri semen.
Salah satu yang jadi ikon kota seluas hampir 700 km persegi ini tentu saja Semen Padang yang merupakan sponsor utama SPFC. Itu yang saya alami sembilan tahun silam, ketika pertama kali menginjakkan kaki di Padang. Ya, bagi saya pribadi, Semen Padang bersanding dengan rendang, keripik balado, SPFC, Teluk Bayur, Museum Adityawarman, dan, Prasasti Malin Kundang sebagai yang paling dikenal dari kota Padang.
Wajar saja mengingat Semen Padang sudah didirikan pada 18 Maret 1910 dengan nama awal NV Nederlandsch-Indische Portland Cement Maatschappij (NIPCM). Itu berarti, perusahaan yang memiliki logo identik kepala kerbau dan rumah gadang ini bulan depan bakal berusia 106 tahun.
Fakta tersebut menjadikan Semen Padang sebagai produsen semen pertama sekaligus yang tertua di Indonesia dengan slogan "Kami telah berbuat sebelum yang lain memikirkannya".
Saat ini, Semen Padang mengoperasikan empat pabriknya di kawasan Indarung (II, III, IV, dan V). Untuk pabrik pertama (I) sudah dinonaktifkan dan dijadikan sebagai tempat wisata bersejarah sebagai Industrial Heritage (sumber Kompasiana WEGI).
Bahkan, pada 4 Februari lalu jadi tempat lomba pemadam kebakaran dan P3K (sumber Semen Padang). Sementara, untuk pabrik Indarung VI akan beroperasi kuartal 2016 dengan kapasitas produksi mencapai 10,5 juta ton (sumber Bisnis Indonesia).
* * *
Museum Adityawarman |
* * *
Prasasti Malin Kundang |
* * *
Artikel terkait tentang Padang:
- Resensi Novel Dian Kelana: Seorang Balita di Tengah Pergolakan PRRI
- Sosialisasi Pemilu Melalui Sepak Bola
- Bernostalgia dengan Legitnya Ketan Durian Khas Sumatera Barat
- Pengabdian Penjaga Mercusuar
- Pengalaman Ekstrem di Pedalaman Sumatera
- Kenangan Wisata ke Kawasan Pesisir Selatan
- Perpaduan Budaya Minang dan Jawa di Museum Adityawarman
- Kampuang Nan Jauh di Mato
- Kawasan Indah Tak Terjamah di Sumatera Barat
Artikel terkait tentang sejarah:
- 4 B Khas Manado
- Perpustakaan Terapung Taman Ayodia
- 50 Tahun Gugurnya Ade Irma Suryani
- Pameran 100 Tahun Basoeki Abdullah
- Jerman Fest 2015
- Hari Batik Nasional
- 20 Tahun Konser Bon Jovi
- Masjid Hidayatullah
- Peninggalan Museum Nasional
- Pulau Bidadari
- Eksotisnya Candra Naya
- Kenapa Harus ke Taman Mini
- Misteri Biografi Soekarno
- Museum Nasional belum Selesai Berbenah
- Antologi Buku Jelajah Kompasianer
- Museum Abdul Harris Nasution
- Kasus Pencurian Museum Nasional
- Mengenang Jejak Pramoedya
- Beda Nasib Kartini-Kartono
- Lorong Waktu Masjid Baitussalam
- Tapak Tilas Mseum Pranko TMII
- Pelabuhan Sunda Kelapa yang Termasyhur
- Mengenang Ade Irma Suryani
- Wisata Malam di Kota Tua
- Tradisi Berbagi Imlek
- Anak Kecil Dibalik Barongsai
- 7 Patung Bersejarah di Jakarta
- Bangunan Tempo Doeloe di Kota Tua
- Menelusuri Museum Wayang 2
- Menelusuri Museum Wayang 1
* * *
- Jakarta, 21 Februari 2016
Oooo... Wegi itu we green industry.. Btw itu semen padang udah lama juga mas .. 106 tahun.. :)
BalasHapusiya mas, salah satu perusahaan tertua di nusantara.
Hapusyuk, ikutan kontesnya mas :)
Waa asiiik ada lomba, cek TKP ahhh
BalasHapusyuk mbak, ikut ajaaaaa :)
Hapusklik link banner di sisi kanan blog ini yaaaa
Wisata sejarah, sepertinya menarik dan tidak ada salahnya untuk di galakkan.
BalasHapusyupz, kalo senggang atau pas tugas di luar kota, kadang saya sempatin wisata sejarah
Hapustapi sekarang ini udah jarang he he h
wah kayanya bakalan ada yang mau ke Padang nih :) Good luck ya
BalasHapuswkwkwkwkwk
Hapussaya lama di sana dan punya banyak kenangan di kota rendang :)
semen padang emang bagus sih kualitasnya
BalasHapusiya mbak, salah satu produk terbaik industri nasional :)
HapusWah jadi pengen jalan jalan ke Padang nih :D
BalasHapusyuk mas, ikutan
Hapusklik aja banner di sebelah kiri blog ini buat daftar :)
Ini kampung halaman saya. Cantik dan penuh nilai-nilai budaya. Semoga Mas Roelly kesampaian ke sana lagi. Amin
BalasHapusaamiin...
Hapusmakasih ya mbak :)
hi hi hi
jadi ingat kata temen, *nostalgia
baru tahu tentang wegi dari blog ini. semen padang itu... tim bolanya hebat juga tuh :)
BalasHapusSPFC dikenal sebagai salah satu raksasa asal Sumatera :)
Hapusyuk mas ikutan kontesnya, sampe 29 Februari diperpanjang
Sukses ngontesnya mas. Bisa langsung makan nasi Padang di tempat asalnya, hehehe
BalasHapushi hi hi
Hapusiya mbak, jadikangen makan bareh solok :)
Batu tsb alami bgitu apa dibentuk ya
BalasHapusEnak ni, jalan2 kloling nusantara n tau kearifsn lokal setempat
itu konon, mitos, dan legenda setempat mbak
Hapuspercaya ga percaya sih, tapi batunya emang nyata gitu...
mau ikutan juga aaaah, semoga bisa sama2 berangkat.
BalasHapusayuk mbak :)
Hapusudah lama saya juga ga wisata sejarah...