SAYA merupakan penggemar angka tujuh. Entah mengapa, dalam berbagai hal nomor urut itu selalu terlihat seksi di mata saya. Termasuk, jika berbicara mengenai tempat wisata. Untuk dalam negeri, sejak kecil saya memiliki impian mengunjungi tujuh destinasi yang menurut saya tidak hanya indah, melainkan juga unik.
* * *
Empat di antaranya sudah saya singgahi seperti Batu Malin Kundang di kota Padang, Gunung Kintamani (Bali), pedalaman Baduy (Banten), dan yang teranyar Taman Bunaken (Sulawesi Utara).
* * *
Sementara, untuk Raja Ampat di Papua, Taman Nasional Komodo (Nusa Tenggara Timur), dan Gunung Bromo (Jawa Timur), masih jadi impian bagi saya. Namun, seperti kata orang tua dulu, kejarlah mimpi selagi kita nasih bernafas. Terbukti, pekan lalu, impian saya terwujud bisa ke Bunaken pada Kamis (4/2).
* * *
Itu berkat undangan dari Indosat Ooredoo melalui Astrid Sivara Damanik yang menjabat sebagai Departement Media Partnership & Analytic Divisi Digital Marketing. Wanita yang memiliki blog di alamat www.tehsusu.com ini mengajak saya untuk bergabung dengan tiga blogger lainnya. Yaitu, Ani Berta yang merupakan mentor saya, Aditya Prawira, dan Indra Hutapea.
* * *
Kami berempat bergabung dengan 30 redaktur ekonomi dan gadget di seluruh Tanah Air dalam Media Gathering 2016 selama tiga hari (2-4 Februari). Kebetulan, saat itu Indosat Ooredoo sedang mengenalkan aplikasi Dompetku Nusantara di Bitung, sehari sebelumnya (3/2).
* * *
Berkat Zizy dan Ani, akhirnya saya kembali menginjakkan kaki di pulau yang juga disebut Celebes. Ini kali kedua dalam setahun terakhir setelah 2015 saya mendapat tugas dari kantor ke Makassar, Sulawesi Selatan.
* * *
Antara provinsi di selatan dan utara dari Sulawesi terpaut tepat 365 hari. Ya, saya tidak mengira akan kembali ke pulau Sulawesi. Kali ini sebagai blogger untuk berdiskusi dengan petinggi Indosat Ooredoo dan memetik ilmu bersama rekan-rekan media senior dan juga blogger, serta menikmati keindahan Sulawesi Utara, Mulai dari Manado, Bitung, Danau Linow, hingga Bunaken!
* * *
"Bunaken itu salah satu tempat terindah di Indonesia. Saya juga dari kecil bemimpi ke sini. Eh, kebetulan, dapat undangan dari Indosat Ooredoo buat meliput perkenalan aplikasi Dompetku Nusantara kepada masyarakat Sulut -Sulawesi Utara- di Bitung. Jadi, ketika kantor acc, ga pake lama saya berkemas," demikian penuturan rekan redaktur di sebuah media cetak ternama di Jakarta.
* * *
Perjalanan dimulai pukul 08.00 WITA selepas sarapan. Saya tergabung bersama sekitar 30 orang yang terdiri dari media, blogger, perwakilan Indosat Ooredoo, dan EO.
* * *
Karena kapasitas perahu hanya mampu memuat 10 orang, rombongan kami pun dibagi tiga. Kebetulan, saya, Ani, Aditya, dan Indra, dalam satu perahu bersama lima rekan media, satu pemandu wisata, dan perwakilan Indosat Ooredoo (Almansyah Auriyanto/ Public Relation Administrator).
* * *
"Kita sudah berada di Taman Laut Bunaken. Ini Glass Bottom Boat," kata Tour Guide, Lidya yang penjelasannya saya rekam melalui video yang sudah saya unggah di Youtube. Ternyata, di Bunaken ada ikan Louhan, Bandeng, Tongkol, dan Kembung!
* * *
"Kita bisa menyaksikan kehidupan bawah air dari atas perahu. Keberadaan ini (Glass Bottom Boat) sangat berguna bagi pengunjung Bunaken yang tidak bisa berenang atau fobia air tapi tetap ingin menikmati keindahannya," wanita asli Manado ini menjelaskan kepada kami diiringi lagu "Andai Saja" dari Anima yang membuat suasana kian berkesan.
* * *
Menurut kapten kapal, Roni yang ditemani wakilnya (Adam), perjalanan dari Manado ke Pulau Bunaken sekitar 15 km yang ditempuh dalam waktu 45 menit, "Ombaknya tidak terlalu tinggi. Kita aman."
* * *
Menyaksikan beningnya air laut di kedalaman 1-5 meter dari sisi kapal membuat saya takjub. "Mas beruntung dari (pulau) Jawa bisa ke sini. Saya saja yang sudah 40 tahun lebih tinggal di Sulawesi, baru sekarang kesampaian," ujar salah satu rekan redaktur, semringah.
* * *
Untuk masuk ke kawasan Taman Nasional Bunaken harganya relatif murah. Karcisnya hanya Rp 5.000 untuk wisatawan domestik dan Rp 150.000 (asing). Lho kenapa dibedakan? "Dari dulu sudah seperti itu mas. Mungkin buat nambah pemasukan kami (warga sini). Apalagi, mereka (turis asing) juga senang dengan keindahan di pulau ini dan sekitarnya," ucap salah satu penduduk setempat kepada saya.
* * *
Di Bunaken tidak hanya melulu soal keindahan bawah laut. Masih banyak yang belum dieskplorasi pengunjung. Salah satunya hutan mangrove seperti yang tertera di papan informasi pada pintu masuk. Sekadar info, air di sini sangat sulit. Jadi, wajar jika buang air kecil Rp 3.000 dan buang air besar Rp 15.000. "Kami ambil sendiri airnya dari pulau sebelah," kata Jamal, salah satu remaja setempat.
* * *
Foto bersama ketika menginjakkan kaki di Pulau Bunaken sebelum asyik menyelam dan snorkling. Tidak lupa, kami pun diminta untuk melakukan pemanasan terlebih dulu.
* * *
Untuk bisa menikmati keindahan bawah laut Bunaken, kami bisa menyewa peralatan snorkling melalui penduduk setempat.
* * *
Saya tidak bisa berenang. Bahkan, sempat mengidap Aquaphobia lantaran dulu pernah tenggelam dan terseret arus di Pulau Pisang, Sumatera Barat. Tapi, siapa yang tidak tergoda dengan keindahan bawah laut ketika sudah tiba di Bunaken?
"Ayo mas, kesempatan nyemplung di Bunaken ini tidak setiap hari kita dapat. Kita beruntung sudah diajak Indosat Ooredoo untuk menikmati keindahan di sini," kata salah satu rekan media online menyemangati saya dengan memberi pelampung untuk berjaga-jaga.
* * *
"TIADA perjamuan yang tak berakhir." Demikian adagium lawas yang selalu saya ingat. Yaitu, ada pertemuan, sudah pasti ada perpisahan. Saya melirik arloji sudah menunjukkan pukul 14.20 WITA. Itu berarti, kami yang termasuk dalam rombongan Indosat Ooredoo harus menyudahi rangkaian acara di Bunaken untuk menuju Manado yang dilanjutkan ke Bandara Sam Ratulangi hingga Soekarno Hatta.
Namun, saya juga percaya dengan pepatah lainnya, "Selama gunung masih menghijau dan air laut tetap memancarkan ombak, masih ada waktu untuk bersama lagi." Saya percaya itu.
Terima kasih untuk Indosat Ooredoo yang telah memberikan salah satu pengalaman paling berkesan dalam seperempat abad lebih hidup saya sekaligus mengisi kepingan puzzle dalam mewujudkan impian saya mengunjungi tujuh tempat wisata yang ikonik.
* * ** * *
* * ** * *
* * ** * *
* * *
* * *
* * *
* * *
* * *
* * *
Artikel Indosat sebelumnya:- Indosat Ooredoo Kenalkan Dompetku Nusantara untuk Mudahkan Masyarakat
- Yuk, Ikut Kompetisi Indosat Ooredoo Berhadiah Sepeda Motor
- Indosat Ooredoo 4Gplus Jawaban untuk Akses Internet Lebih Cepat
- Komitmen Indosat Terhadap Pelanggan, Sepak Bola, dan Blogger
- Merajut Kebersamaan Sesama Blogger dalam #BukberBRID dan Ketupat Indosat
- Serba Lengkap di Cipika Store
- Kenapa Harus Indar Atmanto?
- Kenangan Belajar Meliput di SEA Games 2011
- Mereka yang Turut Mensukseskan SEA Games 2011
- Hajar Vietnam 2-0, Indonesia ke Semifinal SEA Games 2011
- Antusiasme Masyarakat Menyaksikan Timnas Indonesia Mengalahkan Malaysia
- Menyaksikan Langsung Parade Obor SEA Games 2011 di Jakarta
- Silaturahmi Blogger di Launching Produk Indosat Ramadan
- Kopdar Kompasianer dan Indosat untuk Internet Murah
- Dampak Negatif Internet dalam Keseharian Siswa SD
- Rekam Jejak Satu Tahun IDKita Kompasiana
- Indosat Ooredoo Kenalkan Dompetku Nusantara untuk Mudahkan Masyarakat
- Menyaksikan Keindahan Bunaken yang Memesona
- Menikmati Ketenangan di Danau Linow
- Menelusuri Jejak Kuliner Khas Manado
- Sensasi Belah Duren di Jalan Boulevard
- Tentang Nona dan Nyong dalam Partisipasi Wisata Manado
* * *
Keterangan: Kecuali foto yang dijepret Ivan Pek dari Beritagar.id, seluruh foto dan video lainnya merupakan dokumentasi pribadi (www.roelly87.com)- Jakarta, 8 Februari 2016
Ciee ciee ada yg selpih sukaesihh :p
BalasHapusPengen juga jalan2 sama indosat Ooredo *ehh uhuk uhuk.
Aamiin...
Hapuslain waktu ada lagi mbak, pantengin website, twitter, fb, & ig indosat ooredoo aja :)
btw, peluncuran dompetku nusantara di jakarta akhir februari ini
Allhamdulillah rezeki di awal tahun ya
BalasHapusaamiin...
Hapussemoga kapan2 rekan2 blogger yang lain juga nyusul ya, termasuk mbak lid :)
Wuhuuuu udah pasti keren banget tuh pemandangan bawah lautnya hihihi
BalasHapusKetemu ikan nemo gak mas?
banyak pis, ada juga ikan louhan, bandeng, dll :)
Hapus*yuk nyusul
Air laut di Bunaken sama kaya di kampung halaman saya di Wakatobi, tepatnya Tomia. Bedanya kalau di lihat dari warna pasirnya masih lebih putih di kampung saya. Hehehe...
BalasHapusBy the way, selamat menikmati liburan dan impiannya yang menjadi kenyataan.
aamiin...
Hapusmakasiih mas :)
oh aslinya dari wakatobi, kirain makassar he he he
wah senengnya bisa berwisata ke bunaken dan mencoba snorkeling dan diving di taman laut bunaken berkat im3 oredo .
BalasHapus