Gemuruh ombak di pantai Kuta
Sejuk lembut angin, di bukit Kintamani
Gadis-gadis kecil menjajakan cincin
Sejuk lembut angin, di bukit Kintamani
Gadis-gadis kecil menjajakan cincin
Tak mampu mengusir kau yang manis
Bila saja kau ada di sampingku
Sama-sama arungi danau biru
Bila malam enggan terpejam
Berbincang tentang bulan merah...
Bila malam enggan terpejam
Berbincang tentang bulan merah...
SEPENGGAL lirik "Nyanyian Rindu" dari Ebiet G. Ade mengalun sore itu. Lagu yang populer dari album Camelia IV itu, sungguh masih sedap didengar meski lewat 36 tahun silam. Pun ketika saya berada pada lokasi yang jauh dari Bali. Tepatnya, di Tomohon, Sulawesi Utara, 3 Februari lalu saat bergabung dengan rekan blogger dan media dalam rombongan Indosat Ooredoo.
* * *
Perjalanan kami yang berjumlah lebih dari 30 orang dimulai seusai menghadiri perkenalan aplikasi Dompetku Nusantara dari salah satu operator terbesar di negeri ini. Dari Pelabuhan Bitung, kami menggunakan bus menuju Tomohon yang menurut aplikasi Google Maps di telepon seluler (ponsel) saya berjarak sekitar 85 km. Sepanjang jalan, terhampar berbagai pemandangan indah. Salah satunya, Monumen Yesus Memberkati yang berdiri gagah.
* * *
Setelah dua jam perjalanan, akhirnya kami sampai sore itu. Menurut portal Indonesia.go.id, Danau Linow memiliki luas sekitar 34 Ha. Lokasinya berada di kelurahan Lahendong, Kota Tomohon. Oh ya, danau ini memiliki kadar belerang yang tinggi. Jadi, pengunjung yang datang harus berhati-hati karena ada beberapa kubangan lumpur dengan panas mendidih yang berada di tepi danau.
* * *
Menurut rekan blogger Ophi Ziadah dalam artikelnya berjudul "Eksotisme Tiga Warna Danau Linow Tomohon," airnya kerap berubah jadi tiga warna. Itu mengapa Danau Linow jadi salah satu destinasi unggulan Sulawesi Utara selain Taman Laut Bunaken, Danau Tondano, dan kota Manado.
* * *
Saya, Ani Berta, Indra Hutapea, dan Aditya yang merupakan perwakilan blogger bersama rekan redaktur ekonomi dan gadget seluruh Indonesia, sangat takjub dengan keindahan Danau Linow. Kebetulan, kami tiba ketika hari masih cerah. Saya melirik arloji di tangan kiri baru menunjuk angka lima lewat 35 menit Waktu Indonesia Tengah (Wita).
* * *
* * *
Di era sekarang, kurang afdol jika tidak langsung mengabadikan pemandangan indah ini. Saat keluar dari bus, kami pun berpencar mencari spot menarik sebagai dokumentasi yang akan dibanggakan untuk cerita kelak bersama anak dan cucu.
* * *
Termasuk saya yang tak mau ketinggalan. Berbekal kamera ponsel, saya pun menjelajah di berbagai sudut danau Linow. Tidak ketinggalan, mencari informasi kepada beberapa petugas yang memang warga setempat.
* * *
"Yang pake baju merah, jangan sampe lolos."
* * *
"Tempat ini sangat strategis. Banyak seleb (maksudnya- selebritis), anggota dewan (pejabat DPRD dan DPR) yang singgah di sini," kata salah satu pramusaji di kafe itu kepada saya. "Bahkan, kita sering menyaksikan pemuda 'menembak' di sini. Ada yang wajahnya muram, dan tak lama langsung pulang walau sudah pesan tempat. Tapi banyak juga yang cintanya berhasil."
* * *
* * *
Ligia yang merupakan pemandu wisata kami selama tiga hari di Sulawesi Utara, mengatakan, "Kafe ini letaknya strategis. Jadi dari sini bisa memandang ke berbagai arah di danau Linow. Tuh, lihat saja airnya di bibir danau dengan di tengah dan ujung danau berbeda."
* * *
Setelah mendengarkan penjelasan dari mantan Nona Manado itu, kami pun asyik untuk mengabadikan suasana di sekitar danau Linow. Ada yang memotret, rekam video, hingga mengunggahnya di media sosial.
* * *
Untuk menunjang aktivitas itu, tak lupa kami juga ditemani berbagai cemilan. Sejuknya udara di danau Linow membuat saya tak kuasa untuk menerima sodoran kopi dari pramusaji yang sekilas wajahnya mengingatkan saya pada pameran Lala dalam sinetron Bidadari II.
* * *
* * *
Menjelang malam, memandang setiap sudut danau Linow sungguh membuat kami terhipnotis dan enggan beranjak. Dari kejauhan terdengar suara burung Blibis yang menurut Ligia, oleh warga setempat diberi nama "Sayok" dan "Komo".
* * *
* * *
Suatu senja yang sangat berkesan. Ketenangan di danau Linow membuat saya sejenak melupakan kepenatan sehari-hari. Itu mengapa Ophi melukiskan dalam artikelnya, "Kangen, pengen balik lagi." Pernyataan sama diungkapkan Ani melalui instagram-nya, "Nikmat (Tuhan kamu manakah) yang kamu dustakan."
* * *
* * *
Dari arah timur, dewi rembulan sudah menampakkan wajahnya. Pada saat yang sama, sang surya sudah jauh meninggalkan kami menuju barat. Itu berarti, saya dan rombongan sudah harus bersiap untuk kembali ke penginapan. Belasan pramusaji sibuk membereskan kursi, meja, piring, dan peralatan masak. Pun begitu dengan beberapa pasangan serta keluarga yang beranjak ke arah gerbang. Sayup-sayup suara Ebiet terdengar merdu.
Coba engkau dengar lagu ini
Aku yang tertidur dan tengah bermimpi
Langit-langit kamar jadi penuh gambar
Wajahmu yang bening, sejuk, segar
Kapan lagi, kita akan bertemu
Meski hanya sekilas, kau tersenyum
Kapan lagi, kita nyanyi bersama
Tatapanmu, membasuh luka..."
Aku yang tertidur dan tengah bermimpi
Langit-langit kamar jadi penuh gambar
Wajahmu yang bening, sejuk, segar
Kapan lagi, kita akan bertemu
Meski hanya sekilas, kau tersenyum
Kapan lagi, kita nyanyi bersama
Tatapanmu, membasuh luka..."
* * * * * *
* * * * * *
* * * * * *
* * * * * *
* * * * * *
* * *
* * *
Artikel terkait Jelajah Manado 2-4 Februari 2016:
* * *
Esai Foto sebelumnya:
* * *
- Jakarta, 4 Maret 2016
kirain tadi puisi buatannya sendiri ternyata lirik lagu hehehe. Asyik bener ngopi2 cantik di pinggi danau. lebih asyik bawa pasangan tuh :-p
BalasHapusitu lagu ebiet, lirik legendaris dari zaman Ayah-Ibu saya pacaran sampe sekarang, masih pada suka dengerin lagunya :)
Hapus#eaaa
Wah.. Beruntung mas ..sudah sampai ke Indonesia bagian timur... Baca tulisannya kaya ikutan ke sana juga. :) hehehehe
BalasHapusWah...beruntung mas sudah sampai ke Indonesia Timur.. Semoga saya juga memiliki kesempatan yang sama di depannya...
BalasHapusaamiin...
Hapussuatu saat mas juga nyusul :)
Cita cita bgt ke tomohon,..e kok nda ngeliat bebungaan yak
BalasHapusaamiin...
Hapussemoga cita2nya tercapai ya mbak tya :)
btw, nanti saya tulis soal kuliner juga deh di artikel berikutnya
Pisang goreng dan kopinya itu lhooo...
BalasHapuskalo saya sih tertarik sama pramusaji yang kasih kopi, secara mirip artis itu :)
HapusWow syahdu banget pemandangan ke arah Danau Linow ini. Sambil menikmati makan di tepi pasti gak berasa berapa banyak waktu yang telah lewat :)
BalasHapushi hi hi
Hapusbaca komentar dari mbak jadi pengen kembali ke sana lagiiii :)
mantap mas foto-fotonya, btw coba deh ke situ gunung di sukabumi, danaunya ga kalah cakep mas :D
BalasHapuswah menarik tuh mas, sukabumi sering sih, tapi kebanyakan cuma numpang lewat aja, atau ga pernah ke tempat wisata :)
HapusWuih danaunya menarik banget,,, apalagi kalau berkabut - berkabut gitu, kesan mistiknya ada,,,,Apalagi udah banyak selebriti yang kesana ditambah para pejabat, jadi semakin penasaran saja mas saya,,, Salam kenal mas :-)
BalasHapusaiiiiih, katanya sih, konon, mitos, legenda, dll ya gitu :)
Hapusjadi, yang pake baju merah jangan sampe lolos ya mas...
he he he
Hahaha,,, iya mas bener juga,,,, kalau hilang berarti nggak ada orang donk, hahaha pizzzz
BalasHapushe he he
Hapusbisa aja mas :)
Njirrr, enak banget yah, liatin danau sambil ngopi..
BalasHapusMupeng lah..
hi hi hi
Hapusiya mas, bisa mengunjungi danau linow jadi salah satu momentum terbaik saya sepanjang 2016 ini...
yupz, kapan2 pasti bisa juga mas nyusul ke sini
Akh, sumpah gak bisa bayangin itu di ketenangan dana linau, terus di dampingi dengan alunan musik syahdu dari ebiet.
BalasHapusPerfect moment