TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: (Esai Foto) Selamat Ulang Tahun ke-45 Tempo dan Terus Berkembang Indonesiana

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Rabu, 09 Maret 2016

(Esai Foto) Selamat Ulang Tahun ke-45 Tempo dan Terus Berkembang Indonesiana


#TEMPO45Tahun
"ALAMATNYA bukan di Mayestik, pak. Tapi, di Palmerah," kata saya kepada rekan sopir yang mengantar kepulangan dari Bandung.

"Lha, setahu saya deket Kebayoran. Soalnya, dua tahun lalu saya pernah ke sana," pria asal Tebet ini menjelaskan.

"Gue baca di tempo.co, alamat perusahaan di Palmerah Barat, bro. Tapi, (alamat) redaksinya di Mayestik. Coba aja datengin satu per satu," tutur rekan saya menimpali sambil memperlihatkan laman situs tersebut pada layar telepon seluler (ponsel).

"Ga tahu juga deh. Di majalahnya malah alamat redaksi dan perusahaan sama-sama di Palmerah. Tadi, sih mbak yang telepon cuma bilang lantai tujuh. Pas ane telepon balik malah ga aktif. Ya udah nanti turunin saya di kantor aja pak. Ntar dari GBK saya naik motor ke Palmerah, kan dekat," saya menjelaskan.
*       *       *
#TEMPO45Tahun

Percakapan itu terjadi ketika kendaraan yang saya tumpangi memasuki kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Rencana saya mau ke kantor Tempo untuk mengambil hadiah pemenang lomba blog Indonesiana bertema Figur Inspiratif. Itu setelah pagi harinya saya mendapat telepon dari perwakilan mereka. 

Singkatnya, saya tiba depan gedung yang menjulang gagah dan unik. Setelah bertanya ke petugas keamanan, ternyata bangunan berbentuk kubus itu yang atasnya diagonal itu memang benar milik Tempo. Di lobi berderet puluhan bunga ucapan dari berbagai perusahaan kakap di negeri ini untuk majalah yang Minggu lalu genap 45 tahun.
*       *       *
#TEMPO45Tahun

Saat menuju lift, saya melewati ruangan yang berisi berbagai majalah atau koran yang mungkin akan diedarkan. Seketika, saya jadi teringat obrolan dengan Dahlan Iskan di mobil dinasnya ketika masih jadi Menteri BUMN medio 2013. Saat itu, pria asal Magetan, Jawa Timur itu memotivasi saya dengan cerita masa mudanya hingga menjelang paruh baya. Salah satunya ketika jadi wartawan Tempo yang secara eksklusif meliput kecelakaan Kapal Tampomas pada 1981. 

"Saya dibesarkan Tempo sebelum akhirnya memimpin Jawa Pos. Salah satu pengalaman yang paling berkesan dan menegangkan ketika menyasksikan mayat berserakan di laut dekat kapal itu," kata Dahlan dalam perjalanan dari kantornya di kawasan Medan Merdeka Selatan untuk mentraktir saya di restoran Bubur Kwang Tung, Pecenongan,
*       *       *
#TEMPO45Tahun

Di sisi lift, terdapat berbagai informasi untuk kalangan internal Tempo. Ada jadwal pertandingan olahraga, informasi terkini yang sekilas seperti majalah dinding (mading) waktu saya sekolah, hingga iklan. Ternyata, Gedung Tempo juga menerima pihak swasta yang mau menyewa beberapa lantai atau ruangannya.

*       *       *
#TEMPO45Tahun

"Silakan menunggu ya mas. Mbak Widya (kalo ga salah, saya lupa namanya) sedang rapat," ucap salah satu pegawai Tempo di bagian informasi. Sambil membunuh waktu, saya iseng-iseng membaca Koran Tempo yang tersedia. Dibanding majalah, edisi harian ini memang lebih ringkas. Kebetulan, terakhir kali saya beli Koran Tempo pada edisi 15 Januari lalu. Saat itu, saya tertarik dengan halaman depan yang memuat lima foto utama Insiden Thamrin.
*       *       *
#TEMPO45Tahun

Setelah selesai membaca Koran Tempo, saya pun iseng menuju jendela yang terletak di samping lift. Dari lantai tujuh, tampak wajah ibu kota yang sebenarnya. Di tenggara, terlihat deretan gedung bertingkat yang berdampingan dengan perumahan penduduk. Termasuk, kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) yang merupakan tempat saya kerja.

*       *       *
Foto: Instagram @Anazkia

"Ini mas ditandatangani sebagai bukti penerimaan. Oh ya, kita foto dulu ya untuk dokumentasi," ujar pegawai Tempo bernama -kalau tidak salah- Alif saat menyerahkan ponsel yang merupakan hadiah Lomba Blog Indonesiana Figur Inspiratif. Setelah mengucapkan terima kasih, saya meminta tolong kepadanya untuk dipertemukan dengan admin Indonesiana. Kebetulan, dua di antaranya sudah saya kenal sejak 2011, Rob Januar dan Anazkia. 

*       *       *
#TEMPO45Tahun

Sayangnya,  saya hanya berjumpa Anazkia. Sementara, Rob yang terakhir kali saya temui ketika menjelajah setiap sudut Gedung DPR/MPR bersama Komunitas Hobi Jepret (Kampret) pada 20 September 2014, sedang tidak ada. Saat itu, Anazkia langsung mengajak saya ke ruang kerjanya yang berbaur dengan berbagai desk Tempo lainnya.

Bahkan, novelis "15 November: Mengingatmu dalam Catatanku" ini, menjelaskan berbagai hal tentang Indonesiana. Maklum, saya pribadi belum lama aktif menulis di blog publik milik Tempo ini. Tepatnya, pada 18 Februari lalu dengan langsung menunggah artikel berjudul, "The Revenant: Tertolong Sinematografi dan Totalitas Di Caprio."

"Siapa pun boleh bergabung dan menulis di Indonesiana," kata Anazkia yang mendapat penghargaan Srikandi Blogger 2013 ini. "Indonesiana juga memperbolehkan penulis atau blogger yang menyalin artikelnya dari blog pribadi. Yang penting, tulisan itu asli dan bukan copy-paste. Setiap harinya terdapat ratusan tulisan yang beredar di Indonesiana."

Pernyataan dari wanita yang saya kenal sejak bergabung dengan Komunitas Blogger Hibah Buku ini memang beralasan. Sebab, Indonesiana menyandang nama besar Tempo sebagai bagian dari grup media yang mengutamakan jurnalime investigatif. Serupa dengan Kompasiana yang merupakan adik kandung dari Harian Kompas.
*       *       *
#TEMPO45Tahun

Setelah ngalor-ngidul nyaris satu jam, saya pun pamit kepada Anazkia untuk kembali ke kantor. Namun, sosok yang dinobatkan sebagai Perempuan Inspiratif Nova 2014 ini mengajak saya untuk "tur" di sekitar gedung. Termasuk memperlihatkan huruf T raksasa di langit-langit ruangan tersebut. "Saya saja baru tahu huruf itu waktu Dian (Sastrowardoyo) datang ke sini," kata Anazkia menyebut pameran Cinta dalam film AADC ini yang dimuat Tempo edisi 22 Februari lalu.

*       *       *
#TEMPO45Tahun

Ketika menuju lift, ternyata terdengar suara musik yang mengalun indah. Saya pun penasaran yang dijawab Anazkia, "Itu paduan suara untuk memperingati ulang tahun Tempo ke-45. Acaranya sore ini. Datang aja rul."

Sayangnya, waktu di ponsel saya sudah menunjukkan pukul 15.30 WIB. Alhasil, saya langsung pamit untuk kembali ke kantor dengan membawa hadiah dan segudang cerita. Ya, adagium lawas mengatakan, "tiada perjamuan yang tak berakhir."

*       *       *
#TEMPO45Tahun

Esok harinya, kebetulan saya libur kerja. Jadi, mempunyai waktu untuk membongkar gudang demi mencari beberapa koleksi Tempo. Kebetulan, saya sudah membaca majalah mingguan tersebut sejak awal 2000-an ketika masih berseragam abu-abu. Pasalnya, keluarga di rumah sering beli eceran di kios depan stasiun yang berlangsung hingga kini.

Seperti yang dikatakan Dahlan tiga tahun lalu, Tempo bukan sekadar majalah berita mingguan saja. Melainkan sudah jadi alternatif sumber berita  utama di berbagai kalangan. Mulai dari masyarakat umum hingga instansi pemerintah.

*       *       *
#TEMPO45Tahun

Selain faktor jurnalisme investigatif yang kerap saya adopsi dalam penulisan blog, yang saya suka dari Tempo karena sampulnya. Ya, di era "senjakala media" saat ini, satu foto (atau karikatur) jadi lebih bermakna dibanding ribuan kata yang jadi pemikat untuk pembaca. Itu seperti yang diungkapkan Bob Mayer, "Content is King. Promotion is Queen."

Ya, selamat ulang tahun ke-45 Tempo. Terus berkembang Indonesiana!

*       *       *
Artikel Terkait
- Beda Nasib Kartini-Kartono
- Tertawa ala Goenawan Muhamad
- Sisi Lain Dahlan Iskan
- Dahlan Iskan dan Gerbong Terakhir
- Wawancara Eksklusif: Dahlan Iskan
- Resensi Buku Anazkia: 15 November
- Gerakan Hibah Sejuta Buku
- 45 Pemenang Figur Inspiratif
- Christie Ubah Keterbatasan Jadi Kelebihan

Esai Foto sebelumnya:

*       *       *
- Jakarta, 8 Maret 2016

9 komentar:

  1. Ulama lama juga ya usianya tempo.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yupz, lima tahun lagi pas setengah abad :)
      keebtulan saya punya buku mereka yang kecap dapur. itu jadi referensi buat nulis mas...

      Hapus
  2. Tempo cukup berumur juga ya mas, saya biasanya baca tempo online aja, kalo majalahnya belum :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo online (tempo (dot) co) saya rutin juga mas
      tapi emang ga sedalam majalah mingguannya :)

      Hapus
  3. berawal dari majalah ya. Ini sampai kakekku meninggal tahun lalu masih setia sama tempo loh

    BalasHapus
    Balasan
    1. mereka memang salah satu media yang memiliki pembaca pembaca loyal :)
      saat ini ya beberapa di antaranya seperti media tempat saya kerja (topskor), kompas, jawa pos, dan tempo...

      Hapus
  4. Selamat ulang tahun Tempo, pembaca setiamu masih menyebar di seluruh Indonesia :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. yupz...
      meski saya ga langganan, tapi kalo ada berita utama dan covernya menarik, saya selalu usahain beli :)

      Hapus
  5. ini asli udah lama banget, lebih tua dari buyutku wkwk

    BalasHapus

Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.

Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...

Terima kasih :)