Yoris Sebastian (Sumber foto: dokumentasi pribadi/ www.roelly87.com) |
NGOBROL bareng Yoris Sebastian? Wow... Itu bisa jadi salah satu momentum berkesan bagi saya pada awal 2015 ini. Sebab, jarang-jarang, pria kelahiran Ujung Pandang, 5 Agustus 1972 ini memiliki waktu luang. Khususnya kopi darat (kopdar) bersama blogger. Terlebih, diskusi yang dilakukan di Urban Kitchen, Pacific Place, Jakarta, kemarin (28/1), ini berlangsung dengan santai namun banyak manfaat yang dipetik.
Bahkan, kami -blogger- dengan latar belakang berbeda, mendapat banyak "wejangan" langsung dari sosok yang memiliki ide-ide luar biasa ini. Tak jarang, Yoris membeberkan rahasia kesuksesannya saat membangun karier dari nol. Ya, dari nol. Alias semuanya dilakukan sendiri tanpa campur tangan atau warisan keluarga. Wajar jika beliau menjadi salah satu tokoh anutan banyak orang, termasuk saya. Tapi, ngomong-ngomong, siapa sih Yoris itu?
* * *
Untuk kali pertama dalam tiga tahun terakhir saya kembali menginjakkan kaki di Pacific Place. Tepatnya 4 Maret 2012 ketika menghadiri nonton bareng (nobar) film Negeri 5 Menara bersama Kompasianer Aulia Gurdi hasil pemberian salah satu admin Kompasiana, Iskandar Zulkarnaen. Ya, terasa sedikit deja vu berada di salah satu mal terbesar di Jakarta ini.Kali ini seperti biasa, mengikuti acara blogger yang diajak Ani Berta di Grup Fun Blogging. Apalagi, dalam kopdar ini "menghadirkan narasumber" yang luar biasa: Yoris Sebastian. Bagi anak muda, terutama pegiat ekonomi kreatif, siapa yang tidak mengenal pria dengan tatapan tajam layaknya Rangga dalam AADC ini?
Ya, saya beruntung bisa berbincang dengan Yoris. Dalam diskusi yang berlangsung sejak pukul 14.00 WIB itu, kami bertujuh, para blogger -bukan "Il Sette Magnifico- mencoba untuk "belajar" dari pengalaman Yoris. Sebagai catatan, beliau itu memulai perjalanan kariernya sebagai wartawan Hai. Di majalah remaja pria itu, Yoris mendapat banyak ilmu dan pengalaman seperti tokoh kartun Tintin yang kerap bertualang ke seluruh dunia.
Hanya, meski enjoy bukan berarti Yoris ingin selamanya menjadi wartawan. Melainkan, dia ingin melewati tantangan hidup. Salah satunya dengan berkarier di jaringan restoran ternama dunia: Hard Rock Cafe. Bahkan, berkat keuletannya, pada usia 26 tahun, Yoris dipercaya sebagai General Manager (GM)!
Hello, 26 tahun lho... 26 tahun. Ya, 26 tahun sudah jadi GM. Coba kita bayangkan. Pada usia segitu, kita -maksudnya Anda- sudah mencapai posisi apa? Wong saya aja, pada usia seperempat abad + setahun masih nol dalam karier. Eh, Yoris, 26 tahun malah sudah membawahi puluhan pekerja (koreksi kalau salah) di salah satu resto ternama itu. Menurut Yoris, di Asia, hanya dirinya yang menjadi GM pada usia 26 tahun. Sementara, untuk dunia, penyuka travelling ini berada di urutan kedua.
Fakta mengagumkan itu bukan datang tiba-tiba dari langit. Melainkan berkat usaha dan kerja kerasnya. Salah satunya dengan mencetuskan ide "I Like Monday" yang sukses membuat resto tempatnya bekerja laris pada hari Senin. Maklum, biasanya, banyak orang seperti antipati mendengar kata "Senin" yang berarti memulai rutinitas. Mayoritas di dunia ini lebih menyukai hari Jumat, Sabtu, dan Minggu, yang bisa digunakan untuk liburan pada akhir pekan.
* * *
Diskusi hangat di Urban Kitchen, Pacific Place, Jakarta |
Berada di puncak karier ketika masih muda yang nyaris memiliki segalanya. Tapi, itu tidak membuat Yoris berpuas diri. Sebaliknya, beliau tetap berpikir keras untuk menelurkan inovasi-inovasi selanjutnya.
"Kalau kita ingin melakukan sesuatu, seperti profesi, pilih yang paling kita anggap nyaman dan suka. Jika itu dilakukan secara serius pasti akan berhasil. Syaratnya, jangan pernah menyerah," kata Yoris yang mengaku beberapa kali gagal masuk perguruan tinggi ternama. Namun, kegagalan itu tidak menyurutkannya dan malah membuatnya kian terpacu hingga mendirikan perusahaan konsultan kreatif, Oh My Goodness (OMG).
"Jadi, kita boleh berpikiran out of the box. Tapi, saat melaksanakan wajib barus inside the box!" Yoris memberi analogi kunci kesuksesannya dalam berkreativitas. Selanjutnya, pengusaha yang bisa dihubungi di situs pribadinya, YorisSebastian.com dan akun twitter @yoris, ini membuka "rahasia kecil" saat membuat ide yang kalau ditilik sepele, tapi sangat berperan.
"Saya ini orangnya pelupa. Jadi, kalau ada apa-apa, saya langsung menulis (mencatatnya) di handphone. Dari catatan ini, saya bisa mengumpulkan ide sedikit demi sedikit hingga mengembangkannya," tutur pemenang British Council's International Young Creative Entrepreneur 2006 ini, beberapa saat sebelum saya pamit karena ada keperluan lain.
* * *
Nah, berdasarkan penuturan Yoris dalam diskusi tersebut, dapat disimpulkan bahwa, dalam melakukan sesuatu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Yang terpenting, kita harus yakin untuk melakukannya. Masalah berhasil atau gagal, itu urusan lain.Ada yang "berani" mengikuti jejak Yoris?
* * *
Yoris dikelilingi enam wanita tangguh |
* * *
Edisi Ngeblog Sebelumnya:
- "Haramkah" Mengambil Sumber di Wikipedia?
- Ngeblog: Antara Hobi dan Mendatangkan Profit
- Lebih Dekat dengan Pista Simamora
- Cikini, 29 Januari 2015
Trimakasih banyak sharingnya.. meski brasa masih pengen baca lagi,eh sdh ampe akhir ternyata :)
BalasHapushe he he, padahal nulisnya ngantuk banget pagi2 ;)
Hapusmakasiiiih mbak
Salam kenal ya..
BalasHapusBeruntung sekali bisa ngobrol hangat dengan Yoris.
Jadi, apapun yang kita mau lakukan jangan mudah menyerah ya..
Oke, noted :)
Thanks for sharing :)
iya mbak
Hapuskebetulan diajak sama bu ani berta waktu ikuta tantangan "Networking Competition" :)
makasiiiih udah singgah