Saya di antara 65 ribu penonton final Liga Champions di Stadion Millennium (Klik untuk perbesar foto dan geser untuk melihat gambar lainnya) |
"KOTA Roma tidak dibangun dengan semalam." Demikian, adagium lawas yang selalu terpatri dalam sanubari saya. Dalam arti, impian itu bisa terwujud dengan sungguh-sungguh. Tentu, dengan syarat, ada kemauan, kerja keras, mampu memanfaatkan peluang, dan faktor keberuntungan!
* * *
PAGI itu, 21 tahun silam, cuaca ibu kota tampak cerah. Saya yang masih bocah sudah berada di depan layar kaca dengan duduk manis usai mengenakan seragam sekolah. Menjelang berangkat, saya menyempatkan diri untuk melihat cuplikan selebrasi kemenangan Juventus atas Ajax Amsterdam di final Liga Champions. Tepatnya, berlangsung di Stadion Olimpico, Roma, pada 22 Mei 1996.
Tampak, di layar kaca berulang kali menegaskan adegan Marcello Lippi diarak penggawa Juventus usai mempersembahkan trofi "Si Kuping Lebar". Itu merupakan gelar kedua I Bianconeri setelah pada 1985 yang berujung tragedi di Belgia.
Dalam tayangan lambat, terlihat Fabrizio Ravanelli, Gianluca Vialli, Antonio Conte, Didier Deschamps, dan skuat Juventus lainnya mengangkat trofi Liga Champions dengan ekspresi penuh haru. Tidak ketinggalan, Alessandro Del Piero yang sudah saya nantikan turut mengecup piala yang jadi lambang supremasi antarklub Eropa.
Adegan di tv itu hanya lima menit sebelum saya akhiri karena harus mengayuh sepeda ke sekolah. Namun, tayangan singkat itu sangat membekas dalam ingatan saya hingga dua dekade selanjutnya. Dalam hati, "Suatu saat, saya ingin menyaksikan penampilan Juventus di final Liga Champions secara langsung dari stadion!"
Sungguh, impian yang terlalu muluk-muluk bagi bocah yang masih berseragam putih-merah. Namun, sejak itu, saya selalu percaya, "Tetesan air hujan selalu bisa menghancurkan kerasnya batu karang."
* * *
28 MEI 1997, saya kembali duduk di layar tv pada pagi hari untuk menyaksikan cuplikan final Liga Champions. Kali ini, saya harus kecewa karena Juventus dikalahkan Borussia Dortmund di Olympiastadion, Muenchen. Satu gol Del Piero tidak cukup karena raksasa Jerman itu mencetak tiga gol.
20 Mei 1998, lagi-lagi saya kecewa. Pagi itu, Juventus kembali kalah, kali ini dari Real Madrid dengan skor tipis 0-1. Amsterdam Arena jadi saksi betapa buntunya strategi Lippi untuk membongkar pertahanan dari raksasa Spanyol tersebut.
Pun, dengan lima tahun setelahnya, di The Theatre of Dream, pada 28 Mei 2003. Juventus kalah adu penalti dari rival abadinya, AC Milan. Saat itu, saya rela bergadang untuk menyaksikan final yang berlangsung dini hari WIB meski paginya ada ujian.
Puncaknya, dua tahun lalu. Juventus melangkah mulus ke final untuk menantang Barcelona. Apa daya, Gianluigi Buffon dan kawan-kawan harus bertekuk lutut di stadion yang pada 2006 memberi trofi Piala Dunia keempat untuk Italia: Olympiastadion, Berlin.
* * *
LIMA kali sudah saya menyaksikan Juventus tampil di final melalui layar kaca. Asa untuk melihat langsung para pemain di stadion pada laga pamungkas tidak pernah pudar. Setiap ada kesempatan selalu saya ikuti dengan mengadu peruntungan seperti lomba blog, kontes, kuis, dan sebagainya yang diselenggarakan berbagai perusahaan sejak 2015. Sejauh itu, selalu buntu.
Tapi, mengibarkan bendera putih bukanlah cara saya. Pepatah mengatakan, "Selama gunung masih menghijau, jangan takut kehabisan kayu bakar." Hingga, ketika saya melihat info pengumuman blog competition berhadiah nonton langsung ke Cardiff di laman instagram Nissan Motor Indonesia (NMI) @NissanID pada 23 Maret lalu.
Kebetulan, saya memang sudah lama mem-follow berbagai akun sosial media dari Nissan seperti facebook dan twitter. Langsung saja, saya membuat artikel berjudul Jemput Bola Jadi Andalan Nissan dalam Layanan Purna Jual kepada Konsumen.
Namun, sebagai blogger yang mengusung asas jurnalistik, terutama berdasarkan sembilan elemen Bill Kovach, tentu merasa kurang hanya mengandalkan informasi di situs resmi Nissan. Alias, saya tergerak untuk terjun langsung demi mengulik lebih lanjut keunggulan Layanan Purna Jual dari Nissan.
Tepatnya, dengan mendatangi Nissan cabang Pantai Indah Kapuk pada 27 Maret lalu. Alhasil, jadilah artikel berjudul Lebih Dekat dengan Nissan Mobile Service.
Berusaha dan berjuang sudah yang dilanjutkan dengan ikhtiar, senjata selanjutnya tentu doa. Saya beruntung, impian saya sejak 21 tahun silam dikabulkan-Nya. Itu terjadi pada Rabu (19/4) dini hari WIB ketika saya bangun tidur untuk menyaksikan perempat final Liga Champions 2016/17 antara Madrid kontra Bayern Muenchen di layar tv.
Sambil membuka twitter di aplikasi smartphone, mata saya tertuju pada pengumuman dari akun Nissan Indonesia: Selamat utk 3 pemenang #UCLNissanID Blog Competition. Kirimkan (Nama, Alamat, Telp, Email, Scan KTP, Scan NPWP) Via Message FB @NissanID.
Seketika, jantung saya berdegup kencang. Persis seperti ketika menyatakan cinta kepada kekasih. Yupz, ternyata nama saya tertera sebagai salah satu pemenang Nissan Blog Competition! Itu berarti, sebentar lagi impian saya menyaksikan final Liga Champions bakal terwujud!
* * *
PENANTIAN panjang itu berakhir. Kamis (1/6) saya tiba di Bandar Udara Soekarno-Hatta untuk bergabung dengan enam rekan lainnya yang sama-sama akan berangkat ke Cardiff. Yaitu, dua perwakilan NMI (Budi Nur Mukmin dan Joko Suyamto), Sudarwin, Herdiana, Faiz Dwi Aulia, dan Cika Mekasari untuk menumpang KLM Royal Dutch Airlines.
Kami tiba di Heathrow Airport, London pada Jumat (2/6) pagi waktu setempat. Selain menyaksikan final Liga Champions 2016/17 antara Juventus versus Madrid di Stadion Millennium (3/6), banyak kegiatan yang kami lalu dalam tiga hari berada di United Kingdom (UK) . Yupz, perjalanan tersebut merupakan lintasnegara karena harus singgah di Kuala Lumpur (Malaysia), Amsterdam (Belanda), London (Inggris), hingga Cardiff (Wales).
Berikut, berbagai foto yang saya dokumentasikan selama berada di UK. Seperti perjalanan wisata lainnya ke Palembang, Jakarta, Bromo, Bali, Yogyakarta, dan Manado, tentu akan banyak artikel yang akan saya posting di blog ini pada edisi selanjutnya.
Akhir kata, terima kasih Nissan Motor Indonesia yang telah mewujudkan impian saya untuk menyaksikan final Liga Champions, langsung dari Stadion Millennium serta berkesempatan ke Eropa.
Terima kasih juga saya haturkan untuk Hana Maharani selaku Head of Communications at Nissan Motor Indonesia, Budi Nur Mukmin (General Manager Marketing Strategy and Communication Division Nissan Motor Indonesia), Ivan Sumanta (Corporate Marketing Nissan Motor Indonesia, Yustien (Bounche Indonesia), Yoanna Dewi (JTB Indonesia), media tempat saya bekerja (Harian TopSkor/TopSkor.id), dan komunitas blogger yang banyak memberi inspirasi (Blogger Reporter Indonesia/ BRId dan Fun Blogging).***
* * *
Visa UK yang saya nantikan! |
* * *
Setelah Schengen, bertambah lagi cap visa di paspor saya |
* * *
Dari kiri ke kanan: Herdiana, Joko, Cika, Budi, Faiz, dan Sudarwin |
* * *
Swafoto (Selfie) di atas KLM |
* * *
Menyaksikan keramahan dari pramugari maskapai tertua di dunia |
* * *
Untuk kali pertama saya baca The New York Times versi cetak di KLM setelah selama ini dari edisi online |
* * *
Terima kasih, Nissan Motor Indonesia! |
* * *
Saya di dek kapal pesiar Magellan Cruise dengan latar pegunungan Wales |
* * *
Saya di anjungan kapal pesiar Magellan Cruise |
* * *
Berkat Nissan Motor Indonesia, akhirnya saya bisa menggenggam selembar kertas impian ini |
* * *
Selfie dengan latar Stadion Millennium, Cardiff, Wales |
* * *
Salah satu pengalaman paling berkesan dalam hidup saya |
* * *
Jadi saksi bersejarah dari final Liga Champions 2016/17 |
* * *
Kembali ke Tanah Air setelah tiga hari yang menyenangkan minus Budi yang masih bertugas di London |
* * *
Halaman #RoadToCardiff
- Tentang Juventus dan Liga Champions
- Tentang Juventus dan Liga Champions
Artikel Tentang Juventus
- Wawancara Eksklusif: Claudio Marchisio
- Wawancara Eksklusif: Giorgio Chiellini- Wawancara Eksklusif: Claudio Marchisio
- Wawancara Eksklusif: Andrea Pirlo
- Trofi Liga Champions yang Dekat di Mata tapi Jauh di Hati
- (Kilas Balik) Juventus Tur di Indonesia 2014
Foto-foto Legenda Juventus
- Fabio Cannavaro, Edgar Davids, dan Gianluca Zambrotta
- Fabio Cannavaro, David Trezeguet, dan Edgar Davids
* * *
- Jakarta, 6 Juni 2017
Subhanallah, saya ikut merasakan percikan2 kegembiraan itu lewat tulisan ini. Impian 21 tahun lalu yang terwujud berkat kerja keras dan konsistensi serta totalitas.
BalasHapusYou are deserved it!
Terharu dan bangga :)
terima kasih banyak bu, ini juga berkat dirimu dan Fun Blogging dan Blogger Reporter Indonesia yang jadi kawah candradimuka saya dalam ngeblog :)
Hapus