Wayang Listrik dalam "Wayang for Student" di Museum Nasional (24/11) |
ADA yang berbeda dari Museum Nasional pagi tadi, Rabu (24/11). Sebab, museum dengan koleksi terlengkap di Tanah Air itu dibanjiri ratusan pelajar dari siswa-siswi se-Jabodetabek. Kehadiran mereka untuk mengikuti acara "Wayang for Student" yang diselenggarakan PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
Sebagai penggemar wayang, tentu ini jadi pemandangan menarik bagi saya. Sebab, jarang-jarang ada ratusan pelajar dari sekolah yang berbeda serentak kumpul bersama di museum. Apalagi, untuk menyaksikan wayang. Namun, itu semua bisa terwujud jika ada kesungguhan berbagai pihak. Termasuk, BCA yang menginisasi acara tersebut.
Kebetulan, bulan ini identik dengan wayang. Khususnya, bagi sebagian pihak yang setiap 7 November merayakan "Hari Wayang Nasional". Itu untuk memperingati dikukuhkannya wayang sebagai warisan dunia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO). Lembaga yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu, menetapkan wayang dalam daftar Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanitiy pada 7 November 2003.
Tak heran jika acara yang berlangsung di Museum Nasional itu mengangkat tema "Wayang In The City". Dalam kesempatan itu, BCA mengajak 600 siswa-siswi dari enam SMP dan enam SMU di wilayah Jakarta dan sekitarnya untuk mengenal wayang lebih dalam melalui sejumlah pagelaran dan kompetisi Vlog.
"BCA sangat komitmen untuk melestarikan wayang sebagai kebudayaan Indonesia yang sarat akan nilai moral," kata Direktur BCA Suwignyo Budiman dalam sambutannya. Apa yang dikatakan jebolan University of Arizona ini berlasan. Itu karena BCA dan grupnya seperti Djarum Foundation, kerap menyelenggarakan berbagai event wayang. Kebetulan, saya sering menyaksikannya, baik di Galeri Indonesia Kaya maupun Taman Ismail Marzuki.
"Wayang for Student" merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Bakti BCA bidang budaya, yang berada di bawah payung program "BCA untuk Wayang Indonesia". Acara ini diselenggarakan untuk mengedukasi sekaligus memperkenalkan wayang sebagai salah satu budaya nusantara yang diakui UNESCO kepada generasi muda Indonesia.
Dalam kesempatan itu, BCA menghadirkan berbagai jenis pertunjukkan wayang di Museum Nasional. Seperti Pentas Wayang Golek dari Adi Konthea asal Sunda dan Wayang Listrik dengan dalang I Made Sidia (Bali).
"Kami menyadari pelajar merupakan generasi muda yang akan meneruskan keberadaan wayang sebagai kekayaan budaya Indonesia. Hal inilah yang mendorong kami untuk menghadirkan kegiatan-kegiatan wayang di tengah generasi muda, seperti 'Wayang for Student' untuk hari ini," Suwignyo, mengungkapkan.
Peran aktif siswa juga dibuktikan dengan keikutsertaan dalam kompetisi vlog. Yaitu, siswa membuat volg berdurasi satu menit dengan tema wayang Indonesia.
"Beragam kegiatan yang berhubungan dengan wayang ini kami kemas secara menarik. Itu karena kami ingin mengajak pelajar tidak hanya menyaksikan pergelaran saja. namun turut berpartisipasi dalam mengenal tokoh wayang melalui kompetisi vlog," kata Suwignyo, optimistis.
Selain Suwignyo dan 600 pelajar, "Wayang for Student" juga dihadiri beberapa narasumber lainnya. Yaitu, Inge Setiawati yang merupakan General Manager CSR BCA, Intan Mardiana (Kepala Museum Nasional), dan Samodra Sriwidjaja (Ketua Umum Union Internationale de la Marionnette/UNIMA).
"Wayang for Student" merupakan kesinambungan BCA dalam memperkenalkan wayang kepada generasi muda. Berdasarkan penelusuran saya, sebelumnya, bank swasta terbesar di Tanah Air ini telah melaksanakan "Wayang for Student" selama lima hari di Semarang (16-17 dan 22-24 September) dengan mengajak 3.000 pelajar SMP dan SMA (Sumber: Lanjutkan Komitmen).
2015 lalu, BCA menyelenggarakan "Wayang in Town - Journey in A Thousand Years" di Galeri Indonesia Kaya. Saat itu, hadir 600 pelajar dari 20 SMP dan SMU di Jakarta dan Tangerang (Sumber: Perkenalkan Wayang).
Pada tahun yang sama, BCA juga mengadakan "FUN-tastic Wayang at School" di SMP Pangudi Luhur Domenico Savio, SMP Negeri 18 Semarang, SMP Kanisius St. Yoris, yang menjangkau 1.550 pelajar (Sumber: Wayang Day). BCA juga mengadakan kegiatan sejenis kepada pelajar SD hingga SMA di Ubud, Bali, pada 15-17 April 2014 (Sumber: Rumah Topeng).
"Kami melihat, saat ini keterlibatan generasi muda dalam budaya wayang dan frekuensei pergerlaran wayang masih minim. Tak heran jika wayang kurang berdaya dalam merebut ruang dan perhatian anak-anak muda Indonesia," tutur Suwignyo yang berharap dengan hadir di Museum Nasional pada "Wayang for Student", 600 pelajar itu akan lebih mengenal wayang lebih dalam.
Apa yang dikatakan pria 65 tahun ini beralasan. Kalau bukan kita sebagai generasi muda yang melestarikan wayang, harus siapa lagi? Kebetulan, sejak kecil saya memang menggemari wayang. Bagi saya, Spider-Man, Captain America, Batman, atau Son Goku, merupakan tokoh fiksi favorit yang komiknya tersimpan rapi di rumah.
Namun, saya jauh lebih menggemari Wisanggeni, Antareja, dan Antasena. Sebab, mereka merupakan produk asli negeri ini dengan beberapa koleksi komik saya merupakan karangan RA. Kosasih. Bahkan, hingga kini setiap berkunjung ke pasar tradisional di berbagai daerah Tanah Air, saya kerap mencari suvenir, komik, dan pernak-pernik terkait wayang.
Tak heran dalam sambutannya, Suwignyo mengatakan, "BCA berupaya untuk menghadirkan aktivitas-aktivitas yang mendekatkan wayang dengan masyarakat di seluruh nusantara, khususnya generasi muda. Kehadiran 'Wayang for Student' diharapkan dapat terus mendorong generasi muda Indonesia untuk lebih mengenal, mencintai, dan tergerak untuk melestarikan budaya bangsa yang telah diakui dunia."
* * *
Gladi resik sebelum acara berlangsung |
* * *
Ketua UNIMA Samodra Sriwidjaja |
* * *
Direktur BCA Suwignyo Budiman |
* * *
Kepala Museum Nasional, Intan Mardiana bersama Suwignyo dan Inge Setiawati |
* * *
Dalang Wayang Listrik, I Made Sidia asal Bali |
* * *
Pemanasan dengan Tari Kecak sebelum Wayang Listrik dimulai |
* * *
600 pelajar dari 6 SMP dan SMA di Jabodetabek |
* * *
Antusiasme pelajar menyaksikan pertunjukan Wayang Listrik |
* * *
Pertunjukan Wayang Listrik dengan tema Rama-Sinta |
* * *
"Wayang for Student" merupakan komitmen dari BCA untuk sosialisasi wayang kepada pelajar |
* * *
Artikel Wayang Sebelumnya:
- (Esai Foto) Semarak Wayang Pesona Indonesia 2016
- Selamat Hari Wayang Nasional
- Selamat Hari Wayang Nasional II
- Catatan dari Wayang World Puppet Carnival 2013
- Yuk, Meriahkan Karnaval Wayang Dunia
- Antara Hammer Girl, Palu, dan Senjata Unik dalam Film Lainnya
- Rahasia Ki Manteb Soedharsono saat Mendalang
- Menelusuri Warisan Budaya di Museum Wayang
- Menelusuri Warisan Budaya di Museum Wayang II
- E-Wayang: Solusi Mengenalkan Wayang pada Generasi Muda
- Resensi Tembang Cinta Para Dewi dari Dunia Wayang
- Mengenang RA Kosasih: Inspirasi Komikus Indonesia
- Komik, Kenangan Jadul yang Tak Terlupakan
- Riwayat Panjang Mainan dari Masa Kecil
- Wayang: Seni Budaya dan Imajinasi Anak yang Terlupakan
Heptalogy tentang Sinta:
- Aku, Sinta, Kau, dan Dia
- Sinta Ini Membunuhku
Spin-off:
- Kenapa Harus Kumbakarna yang Gugur?
- Anoman Duta yang Tak Dianggap
- Menggugat Sri Rama
- Hilangnya Mahkota Arjuna Sasrabahu
Artikel Fiksi Wayang Selanjutnya:
- Karna Tanding, Arjuna Tak Sebanding
- Palguna Palgunadi, Istrimu (Harus) Jadi Istriku
- Sembadra Larung: Kisah Cinta dalam Hati
- Sisi Lain Duryudana: Raja Lalim yang Setia pada Satu Istri
Artikel Fiksi Wayang Sebelumnya:- Anoman Duta yang Tak Dianggap
- Menggugat Sri Rama
- Hilangnya Mahkota Arjuna Sasrabahu
Artikel Fiksi Wayang Selanjutnya:
- Karna Tanding, Arjuna Tak Sebanding
- Palguna Palgunadi, Istrimu (Harus) Jadi Istriku
- Sembadra Larung: Kisah Cinta dalam Hati
- Sisi Lain Duryudana: Raja Lalim yang Setia pada Satu Istri
- Lelakon ala Astina-Istana
- Time Travel dalam Cerita Silat
- Jatuh Cinta pada Gadis Bernisial A
- Invasi Tokoh Komik ke Dunia Wayang
- Seri Wayang I: Tiwikrama Sri Kresna yang Menggemparkan Alam Semesta
- Seri Wayang II: Wisanggeni Menggugat Dewata
- Seri Wayang II: Wisanggeni Menggemparkan Khayangan
- Seri Wayang II: Wisanggeni Membunuh Batara Kala
- Seri Wayang II: Wisanggeni Bertempur Melawan Seluruh Dewata
Artikel BCA Group Sebelumnya
- Pengalaman Ngabuburit di RPTRA Krendang
- Kemeriahan BCA Indonesia Open 2016
- Rindu Juara di BCA Indonesia Open 2016
- Sejuta Xpresi dengan BCA dan Liga Mahasiswa
* * *
- Jakarta, 24 November 2016
Suka deh dengan perusahaan yang CSR nya mempertahankan salah satu budaya Indonesia, spt wayang ini :)
BalasHapusyupz, kita bangga dengan BCA yang memiliki CSR khusus untuk melestarikan kebudayaan negeri ini...
HapusPrasaan bentuk csrnya bca banyak ya mas, dulu ada jazz yang di bromo itu bca juga kan ya, sekarang wayang. Berarti lebih konsen ke budaya
BalasHapusyupz, ada juga yang ke olahraga, musik, dan sebagainya...
Hapusayuk mbak, nonton wayang :)
Ingin nonton banyak episode deh Wayang Listrik yang kemarin :)
BalasHapussama bu, saya juga ga sampe selesai, soalnya keburu ada tugas dari kantor...
Hapusbtw, kapan2 kita nonton wayang lagi yuk :)
Keren yah. Saya sendiri aja belum pernah lihat wayang.
BalasHapusnah, silakan liat2 artikel saya sebelumnya, kebetulan saya sering nulis wayang, baik reportase, opini, bahkan fiksi hehehe
HapusSy suka nonton wayang loh mas, tapi gak pernah dapet infonya huhuhu syedihhhhh
BalasHapusasyik, kapan2 kita nonton bareng pis
HapusBCA sering menyelenggarakan wayang, ntar saya kabari :)
Ohiya mas?
HapusWoalahh boleh mas boleh, asikkkkk..
siapppp :)
HapusSangat menginspirasi sekali Mas, acara-acara seperti ini (terutama yang mengangkat dan memperkenalkan budaya Indonesia) memang sudah seharusnya digalakkan terutama untuk generasi muda Indonesia.
BalasHapusAgar budaya-budaya yang bagus dan bermuatan positif ini tetap bisa diteruskan secara turun temurun dan tidak menghilangkan kebudayaan yang sudah dijaga selama bertahun tahun.
Salam kenal. :)
aamiin...
Hapusbetul mas, salut sama BCA yang konsisten untuk mendekatkan budaya asli Indonesia kepada masyarakat, khususnya pelajar :)
Bank favoritku nih
BalasHapus