TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Tips Mewaspadai Penipuan Kartu Kredit

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Selasa, 24 Januari 2017

Tips Mewaspadai Penipuan Kartu Kredit


Gunakan Kartu Kredit Anda dengan Bijak (Foto: BCA)


KARTU kredit (Credit Card) merupakan alat pembayaran pengganti uang tunai yang bisa ditukar dengan barang atau jasa. Cara kerjanya praktis yang membuat kita tidak perlu repot membawa banyak uang tunai. Ingin beli ini atau itu, tinggal gesek. Akhir bulan, bayar kepada bank yang bersangkutan. Selesai.

Kebetulan, dalam sewindu terakhir, saya memiliki berbagai kartu kredit dari beberapa bank, termasuk Bank Central Asia (BCA). Bagi saya, kartu kredit sangat penting. Terutama karena saya merupakan orang lapangan yang kerap bepergian ke berbagai daerah di Tanah Air. Jadi, keberadaan kartu kredit di dompet sangat membantu saya.

Hanya, saya sadar, di dunia ini selalu ada dua hal. Baik dan buruk, hitam-putih, pria-wanita, yin-yang, dan sebagainya. Itu juga berlaku pada kartu kredit. Sebab, selain saya harus tepat membayarnya seusai pemakaian dan tanggal jatuh tempo, juga wajib waspada terhadap modus-modus penipuan. Maklum, saya kerap mendengar dari rekan atau cerita di lapangan mengenai korban penipuan kartu kredit.

Mayoritas tentang kehilangan dompet yang berujung lenyapnya kartu kredit dan berbagai kartu identitas lain. Bedanya, jika kehilangan KTP, SIM, STNK, dan lain-lain, kita melapor ke polisi dan mengurusnya sendiri. Selesai.

Sementara, jika kartu kredit yang hilang, itu bisa repot. Sebab, dapat dimanfaatkan oleh oknum yang tak bertanggung jawab. Terutama jika kita melapornya telat yang bisa saja oknum yang menemukan memanfaatkan celah waktu dengan menguras dana di kartu kredit.

Ternyata, selain kehilangan, juga terdapat faktor lainnya yaitu modus penipuan atau penyalahgunaan kartu kredit. Itu saya ketahui saat mengikuti diskusi bareng blogger dan media dengan salah satu bank penerbit kartu kredit ternama pada November lalu.

Bagi saya ini sangat penting. Tidak hanya untuk saya pribadi saja. Melainkan untuk di-share kepada keluarga dan rekan yang memiliki kartu kredit. Maklum, mencegah lebih baik daripada mengobati.

Nah, berikut ini beberapa modus penipuan kartu kredit yang sudah dikumpulkan oleh bank-bank penerbit kartu kredit dan harus kita waspadai:

1. CATO (Card take over): Kartu diambil oleh oknum yang mengaku dari bank penerbit dengan dalih untuk dinaikkan limitnya. Kartu lama tersebut digunting tanpa merusak bagian chip-nya. Setelah direkatkan kembali dengan seksama, kartu digunakan oleh pelaku untuk bertransaksi

2. Penawaran member/voucher hotel: Penawaran membership atau voucher fiktif atau sudah kadaluarsa

3. SCTO (SIM Card take over): Mengaku sebagai cardholder untuk melakukan penggantian SIM Card yang hilang. Selanjutnya SIM Card baru tersebut digunakan untuk transaksi belanja online.

4. Kartu hilang terlambat lapor: Terjadi transaksi sebelum pelaporan kartu hilang oleh pihak cardholder.

5. Gestun: Menggunakan kartu kredit untuk gesek tunai. Ini tidak sesuai dengan ketentuan dari Bank Indonesia, yaitu penggunaan kartu kredit untuk berbelanja barang atau mengambil uang melalui ATM.

6. PIN: PIN saat ini belum mandatory. Ketentuan menggunakan PIN untuk transaksi kartu kredit akan menggantikan tandatangan cardholder. Sepanjang cardholder merahasiakan PIN nya tentu penggunaan PIN dapat mengamankan kartu kredit dari penyalahgunaan oleh pihak tak bertanggungjawab.

7. Phising: Permintaan data-data pribadi oleh orang/perusahaan yang tidak dikenal untuk digunakan sebagai pemalsuan data. Biasanya melalui pengiriman email berisi URL Link atau Login Screen.

Berdasarkan paparan di atas, intinya kita selaku pemegang kartu harus ekstra hati-hati. Saya pribadi sejauh ini belum pernah mengalami penipuan –semoga saya, keluarga, dan rekan jangan sampai mengalaminya– dari kartu kredit.

Bisa dipahami mengingat sebagai blogger yang berprofesi jurnalis, saya memang terbiasa teliti. Konfirmasi ke narasumber yang bersangkutan sudah jadi santapan saya sehari-hari.

Itu mengapa ketika ada tawaran dari berbagai penerbit kartu kredit melalui telepon, termasuk BCA, saya mengkonfirmasikannya terlebih dulu ke yang bersangkutan. Untuk BCA, saya biasa langsung menanyakannya via telepon ke 1500888 atau akun twitter resmi @HaloBCA yang selalu merespons dengan cepat.

Termasuk, pada 5 April lalu sebagai berikut, “min @HaloBCA mau tanya no 021-29265555 beneran BCA, ya? tadi ditelepon, takut penipuan euy :( di bio twit kan Cuma ini 15000888 n 5000888?” Tidak sampai tiga menit kemudian, akun resmi BCA itu membalas, “Bpk choirul utk nomor tsb adalah dr pihak marketing BCA. Tks :) ^Dhila.”

Satu hal lagi, sebagai catatan baik untuk saya pribadi dan pembaca setia blog ini, jangan pernah sekali-kali memberikan kartu kredit kepada orang yang tidak dikenal. Terutama saat menerima telepon di rumah atau kantor dari pelaku yang mengaku petugas dari bank penerbit kartu kredit. Sebab, itu bisa saja terindikasi penipuan dengan modus CATO dan SCTO.

Misalnya, kurir yang datang ambil kartu menggunakan seragam atau atribut bank tertentu. Atau, pelaku membawa tanda terima kartu berlogo bank penerbit kartu kredit. Terakhir, pelaku mengambil kartu di alamat rumah atau kantor kita dengan alasan limit/ganti kartu berbasi PIN serta ada promo. Itu semua harus dikonfirmasi lebih lanjut ke pihak bank penerbit.

Yuk, mulai sekarang, kita gunakan kartu kredit secara bijak. Jika ada pertanyaan, rekan blogger bisa menghubungi saya melalui kolom komentar di bawah ini. Sebisa mungkin, saya akan menjawabnya berdasarkan pengalaman pribadi dalam sewindu terakhir menggunakan kartu kredit ditambah hasil dari mengikuti diskusi dengan pihak bank penerbit kartu kredit.

*        *        *
Menara BCA, Jakarta Pusat

*        *        *
Suasana diskusi perwakilan BCA dengan blogger dan media

*        *        *
Keluarga BCA yang jadi koleksi saya

*        *        *
TAG:

5 komentar:

  1. Bookmark dulu ah, aku awam bener soal kartu kredit
    Dulu bank tempatku masa ga pke ijin langsung nerbitin kartu kredit trus dipos ke rumah, la itu piye
    Blum sempet takaktifin di sampe sekarang, cuma tetep kena biaya admin ga ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduh, coba cek mbak, siapa tahu itu modus operandi dari oknum
      kalo saya biasa cek bulanan via internet banking

      Hapus
  2. Pokoknya harus lebih berhati-hati nih dalam penggunaan kartu kredit...

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju mas, ibarat dua sisi mata uang, kita harus bisa menggunakannya dengan cerdas

      Hapus
  3. Memang harus ekstra waspada ya kalo punya kartu kredit

    BalasHapus

Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.

Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...

Terima kasih :)