Selamat Jalan Kawan (TopSkor edisi Rabu 9 Juli 2014) |
* * *
SAAT itu, langit Jakarta masih gelap. Sebagian warganya tengah terlelap. Sebagian lain sibuk menyiapkan masakan untuk sahur. Tiba-tiba, ponselku berbunyi. Ada tiga notif dari rekan redaktur, sesama reporter, dan divisi grafis. Mereka mengabarkan, rekan kami yang juga seniorku di kantor, Ahmad Faqih, meninggal dunia.Beliau mengembuskan nafas terakhirnya akibat ditabrak truk kontainer. Maklum, saat itu, kantor kami masih di Pluit. Sementara, lokasi kejadian di Jalan Jembatan Dua, seberang Mal Emporium, merupakan jalur truk dari pelabuhan Tanjung Priok menuju ke luar Jakarta.
Menurut penuturan beberapa rekan sekantor yang pulang konvoi seusai deadline edisi Piala Dunia 2014, sepeda motor yang dikendarai beliau diseruduk truk. Itu terjadi ketika bang Faqih menghindar dari pengendara motor lainnya yang melawan arah. Namun, dari arah belakang, muncul truk dengan kecepatan tinggi yang langsung menghantamnya.
Seketika, bang Faqih terpental. Sebagian rekan lainnya mengejar truk. Namun gagal, karena sopirnya melarikan diri. Beruntung, sebelum malaikat maut menjemput, bang Faqih sempat mengucapkan dua kalimat syahadat.
Setelah itu, beliau pergi meninggalkan kami dan keluarganya untuk selama-lamanya. Ya, bang Faqih wafat usai menunaikan tugasnya sebagai kepala keluarga. Semoga meninggalnya beliau di bulan Ramadan mendapat tempat yang layak di sisiNya.
* * *
AKU memanggilnya dengan sebutan "bang" yang menandakan beliau sebagai orang betawi asli. Aku mengenalnya sejak pertama kali bekerja di kantor kami yang saat itu masih berada di Pluit. Beliau termasuk sosok yang humoris dan asyik diajak diskusi. Aku banyak menerima pelajaran dan bimbingan darinya. Mengenai tugas liputan ke sana kemari, cara beradaptasi di lapangan, mengejar narasumber dan sebagainya.
Sempat pula diriku "disemprot" karena kurang teliti waktu mengirimkan naskah menjelang deadline. Itu terjadi ketika aku bertugas di Pulau Dewata saat meliput suatu event sepak bola. Meski begitu, beliau tetap memberi solusi atas kesalahan yang kubuat agar aku tidak mengulanginya lagi.
Lebih dari dua tahun aku mengenalnya. Bagiku, bang Faqih bukan sebagai atasan saja. Melainkan juga rekan kerja yang enak diajak diskusi. Bahkan, beberapa jam sebelum kematiannya, kami turut kumpul bersama dengan rekan-rekan lainnya saat berbuka puasa. Jujur saja, tiada firasat apapun dari kami. Bahwa, ketika itu, acara buka puasa pada Selasa, 7 Juli 2014, merupakan yang terakhir kalinya kami bersama dirinya.
* * *
KINI, setahun sudah berlalu. Kami sudah ikhlas dengan kepergianmu. Begitu juga dengan istri dan anak-anakmu yang tumbuh besar. Bahkan, kami sudah memaafkan sopir truk yang melarikan diri itu. Toh, bagaimanapun, kami sadar. Bahwa, rezeki, jodoh, dan ajal, ada di tangah Tuhan. Kepergianmu seusai bekerja dan terjadi menjelang sahur merupakan rencana terindah dari Sang Khalik.Selamat jalan http://kawan, rekan kerja, dan Abangku...
* * *
Bermain voli di Pulau Pari 2013 |
* * *
Menjelang snorkling 2013 |
* * *
Foto bersama awak redaksi dan grafis TopSkor 2013 |
* * *
* * *
Menjelang peresmian kantor baru 2012 |
* * *
Referensi:- Berita Kecelakaan Wartawan TopSkor (Wartakota)
Semoga beliau mendapat tempat yg layak disisi Allah
BalasHapusaamiin...
Hapusmakasih ya mas.
Smoga beliau tenang dan mendapat tempat terbaik di sisiNya.
BalasHapusJadi ingat kakakku, hampir setahun juga kepergiannya, kakak meninggal tepat di hari raya idul Fitri tahun lalu.
turut berduka juga mbak...
Hapusnyesek aku bacanya, setelah kejadian suamiku kemarin itu. Semoga keluarganya selalu diberikan perlindungan ya oleh Allah dan kesabran serta ketabahan
BalasHapusiya mbak, kami (rekan di kantor) dan keluarganya, udah pada iklhas melepas kepergiannya...
Hapussemoga beliau mendapatkan tempat yang terindah disana :)
BalasHapusaamiin...
Hapusmakasih ya mbak atas doanya :)
Insya Allah beliau mendapatkan tempat terindah disisi NYA, amin
BalasHapusaamiin...
Hapusiya mbak, makasih banyak
saya juga ga nyangka udah setahun beliau pergi
semoga dapat tempat terindah di sisi-Nya