Demam Batu Akik Mewabah hingga ke Sirkuit
Salah satu calon pembeli melakukan penawaran sebuah batu akik di sekitar area Sirkuit RMS Rappang, Sidrap, Sulsel, lokasi Suzuki Indonesia Challenge Satria Cup (Sumber foto: Choirul Huda) |
Namun, ada daya tarik selain pada lomba yang digelar di Sirkuit RMS Land Rappang, Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel), tersebut. Semua berawal karena panitia menyediakan banyak stan bagi masyarakat setempat untuk berjualan.
Salah satu yang paling menyedot perhatian adalah deretan booth penjual batu akik. Ya, demam batu akik yang melanda Pulau Jawa dalam setahun terakhi kini sudah merambah ke Sulsel. Tidak terkecuali warga Sidrap. Bahkan, dagangan mereka laris manis diserbu tidak hanya penduduk sekitar.
Stan penjual batu akik sendiri berlokasi di belakang tribune. Mereka berbaur dengan penjual baju, makanan khas Sulsel, serta booth lomba dan penjualan motor dari diler resmi Suzuki.
Menariknya, para penjual batu akik itu tidak membayar untuk bisa menggelar lapak dagangannya alias diberikan tempat gratis oleh panitia. Itu diungkapkan Solihin Firmansyah, salah satu pedagang yang merupakan warga setempat yang pada hari biasa perjualan di terminal Pare-Pare. Ayah dua anak ini khusus menggelar dagangan karena tahu besarnya animo penonton di sirkuit selama dua hari, Jumat dan Sabtu (6-7/2).
"Lumayan mas, pada setengah hari pertama aja sudah ketutup (laris). Saya berharap, sering-sering deh mengadakan acara di sirkuit ini. Apalagi, kami buka lapak ini gratis," ujar Solihin, 45 tahun. "Untuk batu, seperti teman-teman pedagang lain di sini, kami menjual mulai dari Rp 50 ribu hingga jutaan. yang banyak dibeli ya batu bacan doko, palamea, dan bacan obi asal Halmahera."
Anusa Pawan, salah satu panitia setempat, mengakui, sengaja memberi fasilitas kepada para pedagang secara gratis. Sebab, mereka ingin warga setempat juga dapat mengais rezeki tambahan.
"Intinya, kami ingin memberi hiburan untuk masyarakat sekitar sini. Bagi pedagang, kami berharap dapat penghasilan tambahan dengan diadakannya event ini," ucapnya. "Sebab, penonton yang datang ke sirkuit kan tidak hanya untuk menyaksikan balapan saja. bisa jadi, mereka ingin membeli barang yang cocok di berbagai stan. Atau, menikmati hiburan lainnya seperti bazar dan musik di belakang tribune."***
* * *
Penonton yang melihat-lihat bongkahan batu sebelum diproduksi menjadi akik |
* * *
Batu akik berbagai jenis ini dijual mulai Rp 50 ribu hingga jutaan rupiah |
* * *
Seri Suzuki Sebelumnya:
- Cikini, 14 Februari 2015
Wah, luar biasa animo masyarakat terhadap batu akik ini yaaa. Merambah ke mana-mana, seluruh Nusantara deh kayaknya ini. :)
BalasHapusMas Huda sudah koleksi berapa batu akik nih? Hehe.
kalo saya mending koleksi "mentahnya" aja deh mbak :)
Hapushehehehe
Betul sekali Al, di Gang masuk ke komplek rumah anak Bunda aja, padahal bukan lapak untuk jualan, eee...ada juga gerobak tukang batu ini, lengkap dengan peralatan asah batunya. Hehe...sekali-sekali Bunda mau mampir juga ah, kali-kali aja ada batu giok yang nyasar, hehe... Mas Choirul Huda, numpang ngobrol ma Mbak Al di sini. Baidewei, Bunda masih nyimpen tuh batu-batu giok, tapi kecil-kecil banget, bawain dari Hanoi tahun 1983 dulu.Emang batu itu bagus ya, apalagi kalo yang dimasukkan ke dalam air trus airnya bersemu merah lho. Ciyuus, kekuatan warna batu cincin yang merebak ke air, tapi kalo batunya diangkat, ya airnya balik lagi jadi bening.
BalasHapus"apalagi kalo yang dimasukkan ke dalam air trus airnya bersemu merah lho. Ciyuus, kekuatan warna batu cincin yang merebak ke air, tapi kalo batunya diangkat, ya airnya balik lagi jadi bening."
Hapusnah lho, kok bisa gitu mbak?
*mistis euy :)
dimana-mana batu akik ya, kenapa baru sekarang? bukannya akik ada sejak lama? hehe
BalasHapusjadi, intinya, masyrakat kita seperti kembali ke "zaman" batu lagi, ya mbak?
Hapuswkwkkwkwkw :)
Dekat rumah saya juga ada lapak Batu Akik dan saya masih penasaran sama misteri yg ada dalam tiap batu akik ini :D
BalasHapusSemoga jualan Pak Solihin selalu laris ya, walau gak ada event di sirkuit itu :D
katanya sih laris bu, tapi cuma dua hari (jumat-sabtu) aja.
Hapussetelah itu kembali ke pare-pare lagi seperti semula...
Walaah batu akik ya? Hehehe. Dari teman, saudara eeh di blog pun bahas batu akik. Cuma ada di Indonesia saja ya, di luar negeri juga ada nggak ya? *jadi kepikiran* :)
BalasHapusiya ya, apa boomingnya cuma di Indonesia doang?
Hapusmenarik ntar coba saya tanya ke teman yang lagi di luar negeri...
Waah laris juga ya batu akik ini. MAsih sering heran...kalau harganya jutaan yang bikin mahal apanya ya?
BalasHapus"kalau harganya jutaan yang bikin mahal apanya ya?"
Hapusnah bener juga mbak...
waktu saya tanya sama penjualnya, katanya "konon" ada tuah tersendiri dari batu itu.
juga karena faktor hobi yang memang mengalahkan segalanya :)
Batu akik sebenernya udah populer dari jaman dulu, apalagi buat orang-orang yang pulang dari Mekah rata-rata bawa batu sebagai oleh-oleh dan simbol ke-haji-annya. Katanya juga, kalau pakai batu punya 'kekuatan' dan identitas si pemakainnya lebih terangkat, jadi lebih keren lah. Sekarang lebih mewabah, bisa jadi karena pemberitaan dan menguatkan lagi identitas bangsa yang punya alam bagus dan kaya.
BalasHapusiya mbak, saya sendiri punya satu, tapi pemberian saudara
Hapusalias ga beli :)
Demam batu akik :D tapi rame jadinya, sekarang banyak meme tentang batu ini di medsos, jadi bikin senyum2 sendiri.
BalasHapushi hi hi
Hapussoalnya, masyarakat kita kadang suka terbawa euforia ya :)
demam batu akik dimana2 ya, etapi bedain yang 50 ribu sama yg jutaan gimana ya, koq ya dimatku kelihatan sama semua.
BalasHapusnah itu dia mbak...
Hapuskatanya sih, dari tekstur dan warna.
tapi, mungkin harus dicek ke lab biar ketahuan asli atau imitasi
supaya jangan ada yang kena tipu gitu ya?
Bacan ternyata jd primadona jg di sulsel. smoga tdk menjd euforia sesaat spt demam ikan lohan atau tanaman hias yg hrgnya bs mencapai puluhan juta, hihi
BalasHapusiya mbak, khawatir mirip lohan sama anthurium yang waktu booming harganya sampe jutaan.
Hapustapi, sekarang pas sepi malah ga ada yang mau meski dikasih...
Di komplek rumah kami juga ada lho. Baru dibuka. Kemarin aku sudah gak tahan mau mampir. Aaah, jadi makin penasaran. :)
BalasHapushi hi hi
Hapusdemam batu akik emang udah mewabah ke mana-mana ya mbak
di dekat rumah saya juga pada buka lapak asah batu akik
rezeki bagi mereka :)
Wah, keren reportasenya. Bisa aja si abang batu akik melihat peluang bisnis. Dan penyelengara event juga keren bersinergi dengan penduduk sekitar....
BalasHapusiya, salut juga sama panitia yang cepat tanggap :)
Hapusheheheheh
*gratisan cuy...
So pasti banyak yg latah ikutan beli :D Dan akibatnya harga juga dimahalin. Harus pintar2 milih tuh.
BalasHapussetuju mbak...
Hapusjangan sampai terbawa euforia saat ini, terus beberapa waktu kemudian menyesal.
*jadi ingat lohan, anthurium, dan sebagainya :)
yang cewek pun ada lho yang suka batu akik hihi
BalasHapuskalo suka emas atau batu mulia lainnya sih, ngerti deh tapi ini 'kan cuma trend sesaat aja ya ?
#opinisemata
kalo tren sesaat itu bisa jadi seperti euforia lainnya
Hapustapi beberapa orang yang saya tanyai, kalo mereka punya akik karena hobi yang nilainya konon sukar dihitung dengan uang :)
hi hi hi
Sebagian kecil mungkin emang hobi, tapi kayanya sebagian besar cuma ikut2an aja deh ini.. yaaa lagi trend aja gitu, abis masanya juga pasti gak laku lagi bhuahaha..
BalasHapuscuma saya kepikirannya, itu siapa yah yang pertama kali bikin batu akik jadi booming lagi *pertanyaan gak penting* muehehe
nah itu dia mbak :)
Hapuskayaknya ada pihak tertentu yang membuat batu akik mewabah ke seantero Indonesia...
*siapa ya?
Kakak saya sampe memberi nama anaknya itu doko loh, haha. Ternyata demam batu akik ini sampai mana2 banget ya
BalasHapusbuset...
Hapusserius mbak?
berarti, ga kalah sama pemain bola ya, yang dijadiin nama :)
tapi, emang kalo udah hobi ya wajar banget.
sekarang istilahnya di tiap sudut ada transaksi batu akik hihihi
BalasHapusyang rame di aceh, pis...
Hapus20 ton batu giok :)
*buset, berapa "m", eh "t" ya kalo dikurs ke rupiah
Ini mantap panitianya, memberikan lapak gratis. Biasanya dimana-mana gedean bayar lapaknya dari untung (kadang2 sih, klo acara gak ramai). Keren, terus lombanya gimana? apa mereka pada lomba beli batu akik heheh (becanda). Mantap
BalasHapusiya, biar tambah rame katanya :)
Hapuskalo lomba di sini mas:
http://www.roelly87.com/2015/02/kemenangan-milik-tetangga.html
Baru baca postingan yang ini. Temen2 suami sampai menjadikan rumah saya sebagai base camp penggosokan batu akik, xixixi
BalasHapussama dong mbak kayak di sekita rrumah saya juga gitu
Hapussaking boomingnya sampe batu akik jadi topik utama setiap ngobrol di warteg dan rumah makan di tempat saya :)
iya nih. temenku ada nih yang hobbynya ngumpulin beginian..
BalasHapusujung2nya sekarang malah jadi bisnis...:)
hehehehe
Hapusudah mewabah mbak, bahkan ke seluruh indonesia :)
di dekat rumah saya pun pada ngumpul gosok2 batu...