TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Marvel Cinematic Universe

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol
Tampilkan postingan dengan label Marvel Cinematic Universe. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Marvel Cinematic Universe. Tampilkan semua postingan

Kamis, 06 Juli 2017

Spider-Man Homecoming: Film Terbaik, tapi Tobey Lebih Berkesan


Poster Spider-Man Homecoming


NYARIS sempurna. Demikian penilaian saya usai menyaksikan Spider-Man Homecoming di suatu teater di kawasan barat Jakarta, Rabu (5/7). Jujur, sudah lama saya menantikan kehadiran Spidey yang masih sekolah.

Dalam dua seri sebelumnya, Peter Parker ditampilkan sudah kuliah. Tidak masalah memang mengingat dalam komiknya, Spidey dibuat sejak SMA, kuliah, berumah tangga, hingga jadi setengah tua yang memiliki perusahaan ternama.

Selain akting Tom Holland, ada tiga sosok yang memukau saya. Pertama, tentu saja, Robert Downey Jr. yang merupakan mentor Spidey. Selanjutnya, Michael Keaton sebagai Vulture, musuh sekaligus *** Peter. Terakhir, sudah pasti Marisa Tomei... Hah!

*        *        *
FILM yang diproduksi Columbia Pictures (Sony Pictures) dan Marvel Studios ini dibuka usai serangan Chitauri di New York. Adrian Toomes yang kelak memerankan Vulture bersama rekan-rekannya tersingkir dalam upaya pembersihan kota.

Seperti biasa, dalam film ada protagonis, antagonis, dan wilayah abu-abu. Itu terjadi pada Toomes yang disingkirkan tim U.S. Department of Damage Control (D.O.D.C) milik Tony Stark. Delapan tahun kemudian, Toomes bersama rekan-rekannya jadi penguasa jalanan di Quuens.

Yang menarik, ternyata Spidey merekam aktivitasnya bersama tim Iron Man saat bentrok dengan tim Captain America di Bandar Udara Leipzig, Jerman dalam film Captain America: Civil War. Yupz, salah satu super-hero terkenal di kolong langit itu ternyata jadi vlogger!

Alur cerita berjalan dengan baik. Flashback tidak mengganggu inti film secara keseluruhan. Kolaborasi Sony-Marvel sukses mengangkat Spidey dari keterpurukan pada 2014 lalu.

Yupz, mereka membuat Spider-Man Homecoming ini salah satunya karena didasari kegagalan dwilogi The Amazing Sipder-Man yang diperankan Andrew Garfield. Sebelumnya, Sony sudah sukses bersama Tobey Maguire dalam trilogi Spider-Man.

Bagi saya yang besar di era 2000-an, romantika Peter dengan Mary Jane Watson (MJ) masih belom bisa terganti hingga kini. Apalagi, jika dibandingkan dengan Peter-Gwendolyn "Gwen" Stacy yang terlalu ber... Ah, sudahlah!

*        *        *
PAGI itu, pusat perbelanjaan di kawasan barat Jakarta belum buka. Namun, ada beberapa akses masuk ke studio yang terletak di lantai dua. Dengan penuh semangat, saya bersama puluhan calon penonton lainnya memadati pelataran bioskop.

Saya melirik arloji di tangan kiri, menunjukkan pukul 08.30 WIB. Itu berarti, dua jam jelang pemutaran, studio sudah diserbu calon penonton. Yupz, luar biasa antusiasme fans terhadap Spidey. Masuknya Spider-Man Homecoming dalam Marvel Cinematic Universe (MCU) jadi magnet utama. Apalagi, Spidey sudah tampil memukau tahun lalu dalam Captain Amerikca: Civil War.

Saya pribadi memasang eskpekstasi tidak terlalu tinggi. Meski, saya merupakan fans Spidey sejak anak-anak hingga mayoritas rekan sebaya sudah memiliki banyak anak. Drama yang monoton pada 2012 dan 2014 lalu jadi pelajaran berharga bagi saya.

Betapa tidak, dalam dua film The Amazing Spider-Man, saya merasa ada yang berbeda. Peter terlalu celamitan. Cium sana, cium sini. Akting Andrew menurut saya terlalu berlebihan. Padahal, setahu saya yang kenal Spidey dari komik dan kartun pada awal 1990-an, Peter itu merupakan pribadi dengan karakter nerd dan lonely.

Itu pas dibawakan Tobey yang dalam film pertama, kedua, dan ketiga, berhasil menarik simpati penonton. Bukan bermaksud untuk nostalgia. Namun, jika Anda yang menjalani remaja era 2000-an, pasti teringat aksi kiss terbalik Spidey dengan MJ yang sangat memorable? Wejangan paman Ben. Intrik Peter dengan atasannya di Daily Bugle yang super-ngeselin tapi justru sangat ditunggu.

Meski, saya juga harus mengakui, jika dalam wujud Spidey, peran yang dilakoni Andrew lebih bagus dari Tobey.

Nah, apakah Tom berhasil mendalami peran Spidey dan Peter dibanding dua pendahulunya?

Untuk saat ini saya belum bisa menilainya. Bisa dipahami mengingat Tom baru tampil dalam satu film utuh (Spider-Man Homecoming). Sementara, penampilannya pada 2016 (Captain Amerika: Civil War) hanya sekilas dan tidak bisa dijadikan acuan.

Yang pasti, dalam daftar film Super-Hero (termasuk Anti-Hero seperti Wolverine dan Suicide Squad), Spider-Man Homecoming berada dalam jajaran teratas. Tepatnya, hanya di bawah Spider-Man 2, Captain America: The Winter Soldier, dan Batman: The Dark Knight.

Yupz, Spider-Man Homecoming merupakan film terbaik yang pernah saya tonton dalam tiga tahun terakhir. Porsinya antara antagonis-protagonis sudah pas, musuhnya diperlihatkan dengan jelas latar belakangnya, drama remaja pas banget alias ga alay, dilema sebagai pelajar sudah tepat, hingga kemunculan easter eggs khas MCU yang sangat keren.

Hanya, saya harus akui dengan jujur. Saat melangkah dari bioskop menuju rumah, saya tidak memiliki kesan apa-apa. Yupz, Spider-Man Homecoming merupakan film yang keren hingga mampu memuaskan saya sebagai fans Spidey. Namun, tidak memorable.

Ah, tiba-tiba saya rindu dengan Tobey yang pada 27 Juni genap 42 tahun ketimbang Tom yang 1 Juni lalu baru berusia 21 tahun.***

Spider-Man Homecoming menurut www.roelly87.com
Cerita: 8/10
Pameran utama: 9/10
Pameran pembantu: 9/10
Alur: 8/10
Musik: 8/10
Sinematografi: 8/10
Keseluruhan: 8,5/10

Review Spider-Man Homecoming menurut www.roelly87.com

Plus 
+ Penuh Easter Eggs!
+ Tony Stark sebagai mentornya keren sebagai pengganti Paman Ben
+ After credit luar biasa. Yang kedua, patut ditunggu!
+ Akting Keaton gahar. Dari Batman, Birdman, hingga Burung Bangkai
+ Penyegaran Spider-Man yang masih remaja ketimbang lima film sebelumnya
+ Efeknya memesona
+ Latar belakang protagonis dan antagonis dapat
+ Marissa Tomei cocok sebagai bibi, tidak terlalu tua
+ Jembatan menuju Homecoming 2 bikin penasaran
+ Ga sabar menanti Spidey di The Avengers: Infinity War!

Minus
- Tertipu trailer! Tidak ada adegan Iron Man terbang bersama Spider-Man
- Plot Twist lemah, terutama saat Adrian ternyata *** yang gampang ditebak
- Formula ala MCU tidak berubah
- Joke terkesan dipaksakan
- Final fight lempeng-lempeng saja
- Spider-Sense lemah, terlalu mengandalkan teknologi Iron Man
- Cerita terkesan standar, tidak rumit seperti lima film sebelumnya
- Timeline membingungkan. Delapan tahun sejak serangan Chitauri?
- Penggalian karakter kurang banyak
- Karen = Friday? Ah.. Sudahlah

*        *        *
Bioskop yang sudah didatangi calon penonton meski masih dua jam lagi

*        *        *
Demi Spider-Man Homecoming, bangun pagi untuk nonton pemutaran perdana

*        *        *
Artikel terkait:
The Revenant: Tertolong Sinematografi dan Totalitas Di Caprio
Tentang Film "I Am Hope" dan Harapan Jelang Ajal Menjemput
Nostalgia dengan Dragon Blade Bersama Celestial Movies
Tujuh Film Terlaris Tahun Ini 
Setelah Ultron Giliran Ant-Man Beraksi
Lebih Dekat dengan Komunitas Marvel Indonesia
Age of Ultron Tembus 1 Miliar Dolar AS: Apakah Mampu Mengejar Furious 7?
Ternyata Thor Bisa Bahasa Indonesia!
Antara Hammer Girl, Palu, dan Senjata Unik Lainnya dalam Film
Ekspekstasi Berlebihan di Film The Raid: Berandal
Komik The Raid: Dari Warna Merah ke Hitam Putih
Barcelona vs Chelsea Mirip Kisah The Raid
Joe Taslim dan Wakil Indonesia di Hollywood
Nostalgia Dua Dekade Jurassic Park
Mencari Hilal: Tontonan Sekaligus Tuntunan Film Berkelas
Ironi Film Indonesia: Terasing di Negeri Sendiri
Antara Guardian dan Sepinya Penonton Akibat Spiderman
Gempuran Film Horror Berbau Esek-esek di Tengah Lesunya Penonton

*        *        *
- Jakarta, 6 Juli 2017

Jumat, 08 Mei 2015

Setelah Ultron Giliran Ant-Man Beraksi!


Poster resmi Ant-Man (sumber foto: Marvel.com)

ANTUSIASME menyambut Avengers: Age of Ultron (AoU) masih ramai. Terbukti, di berbagai daerah di Indonesia, masih banyak bioskop yang menyediakan film yang disutradari Joss Whedon tersebut. Bahkan, saya sampai menyaksikan di sebuah teater di kawasan selatan Jakarta, enam dari delapan studionya menayangkan AoU semua! 

Bagaimana hype AoU di negara asalnya, Amerika Serikat (AS)? Tentu saja sangat tinggi. Maklum, di "Negeri Paman Sam" itu AoU baru genap sepekan setelah tayang perdana pada 1 Mei lalu. Itu berbeda dengan di Indonesia yang sudah rilis sejak 22 April lalu. 

Sambutannya? Ya, relatif. Banyak yang menilai sosok antagonis, Ultron-nya kurang badass, hingga judul "Age of Ultron" yang dirasa ekspekstasinya ketinggian. Namun, tak sedikit pula yang mengagumi sekuel dari The Avengers yang tayang sejak 2012 lalu ini sebagai film bercita rasa istimewa. Terutama kehadiran kakak-beradik Maximoff (Quicksilver-Scarlet Witch) dan tentu saja: Vision!

Oke, artikel ini tidak bermaksud me-review AoU meski saya sudah empat kali menonton langsung demi mengetahui isi ceritanya. Melainkan, postingan di awal Mei ini untuk menyambut film penutup dari fase kedua dari Marvel Cinematic Universe (MCU): Ant-Man.

Ya, Ant-Man merupakan salah satu film yang paling saya tunggu sepanjang 2015. Terutama di daftar film Marvel seperti AoU dan juga Fantastic Four yang kebetulan beda studio, karena dimiliki 20th Century Fox. Sementara, Aou dan Ant-Man yang akan rilis pada 17 Juli mendatang dari Marvel Studio.

Namun, harus diakui bahwa gaung Ant-Man tidak seperti AuO. Bahkan, di berbagai forum luar negeri, film yang berbujet 170 juta euro (sekitar Rp 2,5 triliun) ini tertutup oleh gemerlap sekuel ketiga Captain America: Civil War, yang ironisnya tayangnya masih lama. Alias, baru dirilis 6 Mei 2016 dengan kehadiran salah satu aktor kawakan asal Indonesia, Ray Sahetapy, yang sukses berperan di The Raid: Redemption sebagai bos mafia bernama Tama.

Meski begitu, bagi saya, Ant-Man ini tidak kalah serunya. Lantaran dalam versi komik, tokoh utamanya, Hank Pym merupakan salah satu pendiri kelompok superhero terkenal di dunia: The Avengers! Hanya, untuk di filmnya, Ant-Man diperankan generasi kedua, Scott Lang, yang awalnya mencuri kostum dari Hank Pym demi mengobati anaknya yang sakit. Namun, setelah hendak dikembalikan, Hank Pym malah memberikannya karena mengetahui Scott Lang memiliki hati yang baik dan pantas jadi pahlawan dengan mengenakan kostum Ant-Man.

Saya sendiri baru sekali menyaksikan trailernya di laman youtube resmi Marvel Entertainment. Untuk saat ini, saya tidak tertarik mengikuti perbincangan tentang Ant-Man di berbagai forum dan blog. Kenapa? Sebab, saya takut kecewa karena memasang ekspekstasi yang terlalu tinggi, tapi setelah menyaksikan filmnya malah biasa saja.

Itu terjadi setelah saya menyaksikan AoU yang memiliki tiga trailer yang terkesan "dark" dengan Ultron dan pasukannya yang kuat hingga tameng Captain America terbelah. Namun, apa lacur, setelah menyaksikannya malah tertawa sendiri. Sebab -spoiler- tameng Captain America pecah hanya dalam mimpi akibat perbuatan Scarlet Witch dan bukan nyata.

Jujur saja, saya malah berharap Ant-Man ini tidak begitu dikenal luas. Namun, setelah tayang menjadi populer layaknya Guardians of the Galaxy yang awalnya sempat saya anggap pesimistis, tapi setelah ditonton malah bikin tergila-gila berkat unsur komedi yang kental dan ceritanya bisa diterima semua kalangan. Baik itu penggemar komik Marvel atau masyarakat umum yang sekadar penikmat film saja.

Satu hal lagi, yang membuat saya optimistis Ant-Man bakal populer meski tidak didukung promosi besar-besaran atau pamerannya bertabur bintang utama Hollywood. Itu karena unsur komedi yang kental yang bisa dilihat di trailer-nya yang lumayan bikin ngakak. Salah satunya pertarungan Ant-Man dengan sang antagonis, Yellowjacket yang sudah mengecil di kereta Thomas!

Seumur-umur menyaksikan film superhero, baru kali ini melihat adegan di kereta mainan. Ini terasa unik mengingat pertarungan di kereta bisa disebut sebagai salah satu scene yang sering digunakan. Mulai dari Spider-Man, X-Men, Wolverine, hingga AoU yang melibatkan Captain America bersama Quicksilver dan Ultron! Biar ga penasaran, bisa disimak trailer resminya di bawah ini:


*       *       *

Pemeran
Paul Rudd sebagai Scott Lang/ Ant-Man
Michael Douglas sebagai Hank Pym/ Ant-Man
Corey Stoll sebagai Darren Cross/ Yellowjacket

Sutradara: Peyton Reed
Produser: Kevin Feige (Presiden Marvel)
Produksi: Marvel Studios
Distributor: Walt Disney Studios
Rilis: 17 Juli 2015 (AS), Indonesia dan negara lainnya belum ditentukan

Urutan dalam MCU: Film ke-11 
- Fase Satu:
Iron Man - 2 Mei 2008
The Incredible Hulk - 13 Juni 2008
Iron Man 2 - 7 Mei 2010
Thor - 6 Mei 2011
Captai America: The First Avenger - 22 Juli 2011
The Avengers - 4 Mei 2012
- Fase Dua
Iron Man 3 - 3 Mei 2013
Thor: The Dark World - 8 November 2013
Captain America: The Winter Soldier - 4 April 2014
Guardians of the Galaxy - 1 Agustus 2014
Avengers: Age of Ultron - 22 April 2015
Ant-Man - 17 Juli 2015
- Fase Tiga
Captain America: Civil War - 6 Mei 2016
Doctor Strange - 4 November 2016
Guardians of the Galaxy - 5 Mei 2017
Spiderman - 28 Juli 2017
Thor: Ragnarok - 3 November 2017
Avengers: Infinity War part 1 - 4 Mei 2018
Black Panther - 6 Juli 2018
Captain Marvel - 2 November 2018
Avengers: Infinity War part 3 - 3 Mei 2019
Inhumans - 12 Juli 2019
 *       *       *
Yellowjacket sebelum ditabrak kereta mainan Thomas! (DailyMail.co.uk)
*       *       *
Pertarungan superhero di kereta. Yang terakhir bikin ngakak (9gag.com)

*       *       *
Artikel Marvel sebelumnya:
Ternyata Thor bisa Bahasa Indonesia!

Artikel Terkait
- Ekspekstasi Berlebihan di Film The Raid: Berandal
- Komik The Raid: Dari Warna Merah ke Hitam Putih
- Barcelona vs Chelsea Mirip Kisah The Raid
- Joe Taslim dan Wakil Indonesia di Hollywood
- Nostalgia Dua Dekade Jurassic Park
*       *       *
Referensi:
Marvel.com, BoxOfficeMojo.com, IMDb, Moviepilot.com, , ,

- Cikini, 8 Mei 2015

Selasa, 07 April 2015

Demam The Avengers Melanda Skuat Juventus



Claudio Marchisio jadi Captain America (sumber foto: www.facebook.com/TheAvengersIT)

DEMAM film The Avengers: Age of Ultron (AoU) melanda ke seluruh dunia. Sekuel dari The Avengers yang dirilis pada 2012 lalu itu akan segera tayang. Indonesia rencananya mendapat kehormatan 25 April ini atau sepekan lebih cepat dari negara asalnya, Amerika Serikat (AS) yang baru tayang 1 Mei.

Selain Indonesia, banyak negara lain yang mendapat rilis AoU lebih cepat ketimbang di AS. Salah satunya Italia yang identik dengan sepak bola. Bahkan, pihak Marvel Studio turut mempromosikan film pamungkas fase dua dari Marvel Cinematic Universe di "Negeri Piza".

Tidak tanggung-tanggung, perusahaan yang sejak 2009 lalu diakuisisi Walt Disney Company ini melakukan promosi AoU secara besar-besaran di Italia. Yaitu, melibatkan penguasa Seri A dalam tiga musim terakhir: Juventus!

Kebetulan, kedua pihak yang juga sama-sama disponsori Samsung ini merilis video resmi di youtube Juventus untuk menyambut kehadiran AoU di Italia berjudul Eroi in Ritiro yang dalam terjemahan bebas berarti pahlawan yang sedang beristirahat.

Empat pemain Juventus yang mendapat kehormatan memerankan tokoh The Avenges adalah Andrea Pirlo sebagai Iron Man, Claudio Marchisio (Captain America), Giorgio Chiellini (Hulk), dan Arturo Vidal (Nick Fury).

Video berdurasi 46 detik ini tergolong jenaka dalam menyampaikan pesan kepada tifosi Juventus bahwa AoU siap tayang di Italia. Apalagi, bagi saya pribadi yang sempat mewawancarai tiga dari empat pemain Juventus itu saat berkunjung ke Indonesia saat didatangkan promotor Ninesport. Yaitu, Pirlo, Marchisio, dan Chiellini, di Hotel Four Season, Jakarta (5/8/2014).

*        *       *

Eroin in Ritiro ini diawali ketika empat pemain Juventus beristirahat di dua kamar terpisah seusai melakukan latihan. Di kamar 307, tampak Pirlo yang sedang membaca komik Marvel sambil tiduran. Di sebelahnya, ada Vidal yang merasa terganggu dengan cahaya yang keluar dari dada Pirlo,

Maklum, dalam kisah Iron Man, di dadanya terdapat Arc Reactor yang berfungsi sebagai sumber daya dan mengeluarkan sinar seperti dalam trilogi filmnya yang diperankan Robert Downey Jr. Karena Vidal merasa silau, maka Pirlo memberikan penutup mata seperti yang dipakai Nick Fury saat memerankan Direktur S.H.I.E.L.D.

Sementara, di kamar 308, Chiellini sedang asyik bermain game online di sebelah Marchisio yang seperti terganggu dengan diperlihatkannya tameng Captain America. Adegan ini seperti memperlihatkan sisi lain Chiellini yang di lapangan tampak tegas sebagai salah satu bek terbaik dunia. Yaitu, Chiellini sangat girang beradu strategi dengan seorang bocah.

Namun, ketenangan itu berubah ketika Chiellini yang tampak geregetan karena kalah. Saking kesalnya, tiba-tiba mata difensore berusia 30 tahun ini berubah jadi hijau! Ya, hijau merupakan warna khas dari Hulk.

Ending-nya dapat ditebak, Chiellini yang berubah menjadi Hulk -sementara julukannya di lapangan adalah Gorila- langsung mengamuk dengan mendobrak langit-langit kamar. Yang menarik, Marchisio justru menggunakan tameng Captain America itu bukan untuk bertempur melawan Ultron dalam AoU. Melainkan demi menghindarkan dirinya dari reruntuhan kamar!

Bagaimana, kelanjutan AoU versi pemain Juventus? Simak, video di bawah ini:


*        *       *
Arturo Vidal sebagai Nick Fury (www.facebook.com/TheAvengersIT)

*        *       *
Andrea Pirlo sebagai Iron Man! Lihat dadanya bercahaya :) (www.facebook.com/TheAvengersIT)

*        *       *
*        *       *

- Cikini, 7 April 2015