JELAJAH wisata ke Pelabuhan Sunda Kelapa? Wow... Mau banget! Sebagai blogger yang belajar ngeblog sejak lebih dari satu dekade lalu, tepatnya pada 2008 silam, saya sudah sering mengunjungi berbagai kawasan wisata.
Baik dengan komunitas dan brand. Mulai dari pantai, laut, seberang pulau, pegunungan, negara tetangga, bahkan hingga ke negerinya Gareth Bale. Namun, untuk kawasan Kota Tua yang meliputi Pelabuhan Sunda Kelapa dan Museum Bahari, justru belum pernah. Paling banter sendirian saat ngebolang atau ketika mendampingi kawan untuk hunting foto.
Itu mengapa, ketika founder Komunitas ISB (Indonesian Social Blogpreneur) Ani Berta mengajak untuk trip Pelabuhan Sunda Kelapa, pada dua pekan lalu, tanpa berpikir sedetik pun, saya langsung mengiyakan. Kebetulan, saya sudah tiga tahun gabung dengan komunitas yang didirikan pada 17 Mei 2016 tersebut, tepatnya sembilan hari sebelumnya, Kamis (26/5).
Meski tidak rutin, saya juga kerap mengikuti berbagai rangkaian dan program dari Komunitas ISB. Baik offline maupun online. Yupz, sebagai blogger, gabung ke komunitas itu tidak hanya menambah wawasan baru saja, melainkan memperluas pertemanan, relasi, ilmu, dan sebagainya.
* * *
PAGI itu, matahari bersinar malu-malu. Alarm di telepon seluler saya berbunyi pada pukul 06.30 WIB. Saya pun bersiap menuju kawasan utara ibu kota. Kendati, saat melirik cermin sempat ada mata panda akibat kurang tidur. Sebab, sebelumnya begadang hingga dini hari untuk nobar Emyu dan pertandingan Seri A yang melibatkan FC Internazionale.Namun, rasa kantuk tersebut hilang setelah saya menatap alarm yang menandakan harus segera pergi untuk mengikuti ISB Trip dengan titik kumpul di Kafe Acaraki, kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Kamis (26/9). Kebetulan, lokasinya hanya seperminuman teh dari kediaman saya.
Ketika tiba, terdapat belasan rekan blogger, mimin ISB, dan Ira Lathief (Creative Traveler dan Founder Wisata Jakarta). Rangkaian acaranya meliputi jelajah Pelabuhan Sunda Kelapa, Menara Syahbandar, Museum Bahari, dan diakhiri dengan bikin jamu di Acaraki.
Untuk jelajah di beberapa lokasi tersebut, sebenarnya tidak asing bagi saya. Pasalnya, sejak dulu, saya sudah melakukannya. Baik itu pagi, siang, sore, hingga wisata malam. Beberapa di antaranya pernah saya tulis di blog dan Kompasiana. Namun, terbatas sendiri atau ketika bersama kawan.
Sementara, dengan rombongan, baru kali ini yang untungnya difasilitasi Komunitas ISB. Nah, mengingat lokasi awalnya pelabuhan, tentu harus bersahabat dengan debu. Itu mengapa, saya membekalinya dengan Masker Nexcare yang lapisannya tidak bisa ditembus debu. Alhasil, saya dan rekan-rekan bisa bebas berkeliling tanpa takut debu.
Selain debu, kawasan dekat laut identik dengan panas. Untungnya ada Aqua yang menemani sepanjang perjalanan. Yupz, ISB Trip ini didukung Danone Indonesia, Nescare Indonesia, Acaraki Kafe.
Sebagai catatan, ini kali perdana Komunitas ISB menyelenggarakan wisata sejarah ke kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa. Menurut Ani, ke depannya sudah menunggu berbagai trip lainnya terkait wisata dengan tema sejarah, budaya, lingkungan dan lainnya.
"Next, ke Kepulauan Seribu," ujar Ani memberi bocoran yang disambut antusias saya dan belasan rekan blogger lainnya.
"Trip ini sebagai bagian dari program Komunitas ISB dengan kegiatan offline yang menghadirkan narasumber kompeten. Baik bidang fotografi, menulis, editing video dan lainnya. Sekaligus, kopdar (kopi darat) dengan sesama anggota komunitas dengan mengunjungi tempat bersejarah."
Pernyataan wanita yang akrab disapa Teh Ani ini beralasan. Itu karena ISB Trip ke Pelabuhan Sunda Kelapa tidak hanya sekadar jalan-jalan biasa saja. Melainkan, diisi dengan kegiatan membuat konten, baik itu berupa foto dan video yang nantinya diaplikasikan dengan blog agar kian menarik.
Apalagi, kami mendapat wawasan baru dari Ira terkait sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa, Menara Syahbandar, Museum Bahari, dan kawasan Kota Tua. Termasuk, terkait keberadaan titik nol Jakarta pada zaman dulu dan riwayat dari berbagai bangunan di lokasi tersebut.
"Berbagai perahu yang ada di sini asli. Digunakan untuk pelayaran, angkut barang ke seluruh penjuru nusantara. Apalagi, dulu sebelum abad 21, ini jadi pelabuhan terbesar di Asia Tenggara. Setiap perahu yang menuju barat atau timur, pasti singgah. Meski kini posisinya digantikan Tanjung Priok (Jakarta) dan Tanjung Perak (Surabaya), tapi Sunda Kelapa tetap memegang peranan penting dalam pelayaran di Tanah Air," Ira menjelaskan.
Ya, jangan pernah melupakan sejarah. Selain untuk hunting foto, keberadaan kami di Pelabuhan Sunda Kelapa juga terkait menelusuri jejak masa silam. Bisa dipahami mengingat sejak dulu kita dijuluki sebagai bangsa maritim karena nenek moyang merupakan pelaut ulung.
* * *
USAI menjelajah di Pelabuhan Sunda Kelapa, naik ratusan anak tangga di Menara Syahbandar, hingga keliling Museum Bahari, termasuk marasakan harumnya rempah-rempah yang jadi komoditas tinggi pada zaman dulu, kami pun kembali ke Acaraki .
Bikin jamu? Wow... Ini sesuatu banget! Saya sering belajar meracik kopi, teh, atau minuman lainnya. Namun, baru kali ini bisa melihat produksi jamu yang dikenal memiliki khasiat untuk kesehatan.
Ternyata, saya baru tahu perangkat untuk membuatnya tidak jauh beda dengan kopi. Hanya, bahan-bahannya memang lebih rumit. Misalnya, beras kencur dan kunyit asam yang sudah lama tidak saya dengar. Sebab, kali terakhir minum jamu pada belasan tahun silam. Itu pun ketika sakit, masuk angin.
Uniknya Acaraki, memposisikan sebagai minuman kekinian dengan bahan dasar rempah untuk jamu yang dipadukan dengan es, krim, gula, dan sebagainya. Salah satunya, Bareskrim yang memiliki nama unik. Yaitu, jamu beras kencur di-blend dengan es krim. Rasanya? Wow Sensasional banget!
* * *
* * *
* * *
* * *
* * *
* * *
* * *
* * *
* * *
Artikel Terkait- Langkah Tanpa Wujud di Museum Bahari
- Tapak Tilas Museum Bahari
- Intip Sejarah Nusantara di Museum Bahari
- Mengarungi Dunia lewat Museum Bahari
- Jalesveva Jayamahe: Di Lautan Kita (Pernah) Jaya
- Titik Nol di Menara Syahbandar
- Melongok Kehidupan di Pelabuhan Sunda Kelapa (https://www.kompasiana.com/roelly87/550e1907a33311b92dba8186/melongok-kehidupan-di-pelabuhan-sunda-kelapa?page=all)
- Pelabuhan Sunda Kelapa, Banyak Sampah dan Airnya Tercemar Limbah (https://www.kompasiana.com/roelly87/550e0508813311c12cbc6116/pelabuhan-sunda-kelapa-banyak-sampah-dan-airnya-tercemar-limbah)
- Menyaksikan Keindahan Pelabuhan Sunda Kelapa yang Termahsyur (https://www.kompasiana.com/roelly87/550e12ad813311ba2cbc60ff/menyaksikan-keindahan-pelabuhan-sunda-kelapa-yang-termahsyur)
- Menyusuri Bangunan Tempo Doeloe di Kawasan Kota Tua, Jakarta (https://www.kompasiana.com/roelly87/550e2147a33311a72dba7f55/menyusuri-bangunan-tempo-doeloe-di-kawasan-kota-tua-jakarta-1)
- Menelusuri Warisan Budaya Nusantara di Museum Wayang (https://www.kompasiana.com/roelly87/550da7fea33311251c2e3dc3/menelusuri-warisan-budaya-nusantara-di-museum-wayang)
- Menelusuri Warisan Budaya Nusantara di Museum Wayang 2 (https://www.kompasiana.com/roelly87/550d8a9c813311552cb1e415/menelusuri-warisan-budaya-nusantara-di-museum-wayang-2)
Artikel Cagar Budaya Lainnya
- Museum Prasasti
- Museum Naional
- Jakarta, 28 September 2019
Kak Huda, sdh banyak nulis ttg Pelabuhan Sunda Kelapa ternyata, kereen...
BalasHapuskebetulan deket rumah, apalagi kalo malem lewatin
Hapuscuma feelnya beda ngebolang sendirian sama bareng komunitas, lebih seru rame-rame
Trip-nya seru dan sarat akan sejarah ya mas.. itu kenapa foto aku lagi nungging gitu Sik. Wkwk
BalasHapushi hi hi kaga ada lagi fotonya, itu pun candid sama yang di jendela tapi kurang pas momennya :)
HapusFotonya keren2 euy, ntar mau ah d fotoin sama mas Rully
BalasHapuslha saya malah lebih seneng difotoin dibanding moto orang wkwkwkkw
HapusMantap mas, acara nya seru dan takjub sama sejarah batavia ;)
BalasHapussemoga next bisa keliling lagi ya mas , kalo bisa lintas pulau with isb wkwkkw
HapusDari Jembatan 5 tinggal ngesot ke Pelabuhan ya Mas hahaha dan tak pernah bosan tentunya ke sana
BalasHapusNext ngetrip lagi yuuk, biar seru gitu
BalasHapusjakarta ternyata banyak tempat bersejarah
BalasHapus