TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: BSN Selenggarakan Fun Bike Sekaligus Sosialisasi SNI kepada Masyarakat Luas

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Senin, 15 Mei 2017

BSN Selenggarakan Fun Bike Sekaligus Sosialisasi SNI kepada Masyarakat Luas



Fun Bike yang diselenggarakan BSN diikuti ratusan peserta
(Klik untuk perbesar gambar dan geser untuk melihat foto lainnya)

TAK kenal maka tak sayang. Demikian adagium lawas terkait suatu hal yang belum diketahui lebih jelas. Di dunia nyata, salah satunya terkait Standardisasi Nasional Indonesia (SNI). Selama ini, saya hanya tahu label SNI untuk helm, spareparts kendaraan bermotor, selang kompor gas, mainan anak, dan beberapa peralatan rumah tangga (Artikel sebelumnya: Harkonas 2016 untuk Kampanye Konsumen Lebih Cerdas).

Namun, ternyata SNI itu maknanya luas. Sebab, meliputi berbagai produk yang saya gunakan sehari-hari. Misalnya, air minum dalam kemasan, kopi instan, biskuit, minyak goreng, kabel listrik, kipas angin, kloset duduk, sepeda, dan lainnya.

Itu saya ketahui setelah mengikuti acara Fun Bike yang diselenggarakan Badan Standardisasi Nasional (BSN) di halaman kantornya, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (14/5) pagi. Tepatnya, usai mendapat informasi dari Komunitas Indonesian Social Blogpreneur (ISB) bersama delapan rekan blogger lainnya.

Dalam kesempatan itu, BSN menyelenggarakan gowes sepeda santai yang terbuka untuk umum dan gratis! Rutenya dari halaman kantor BSN, Patung Arjuna, Bundaran HI (Tugu Selamat Datang), Jembatan Semanggi, Patung Pemuda Membangun, dan kembali finis di tempat semula. Fun Bike ini bertepatan dengan Car Free Day sekaligus sosialisasi SNI yang dilakukan BSN kepada masyarakat luas.

"Keberadaan SNI ini untuk melindungi konsumen. Untuk itu, BSN menerapkan standardisasi yang ketat terhadap berbagai produk yang beredar di masyarakat luas," kata Kepala BSN Bambang Prasetya dalam sambutannya.

Pada diskusi itu turut hadir dua narasumber yang berkaitan dengan sosialisasi SNI serta deklarasi masyarakat peduli SNI. Yaitu, Tulus Abadi selaku KetuaYayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan salah satu perwakilan dari komunitas sepeda.

Dalam kesempatan itu, BSN turut menyelenggarakan pameran produk makanan dan minuman ber-SNI serta industri BSN. Sekaligus dalam rangka memperingati HUT ke-20 BSN pada 26 Maret lalu. Yupz, BSN sudah dibentuk sejak dua dekade silam! Tepatnya, pada 26 Maret 1997. BSN merupakan lembaga yang setingkat dengan kementerian dan bertanggung jawab langsung kepada presiden.

Sekadar informasi yang saya kutip dari Bambang, BSN dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No. 13 Tahun 1997. Pada 2014 ditegaskan melalui Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian. Tujuannya, sebagai berikut:

1. Meningkatkan jaminan mutu, efisiensi produksi, daya saing nasional, persaingan usaha yang sehat dan transparan dalam perdagangan, kepastian usaha, dan kemampuan pelaku usaha, serta kemampuan inovasi teknologi;

2. Meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, dan masyarakat lainnya, serta negara, baik dari aspek keselamatan, keamanan, kesehatan, maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup;

3. Meningkatkan kepastian, kelancaran, dan efisiensi transaksi perdagangan barang dan/atau jasa di dalam negeri dan luar negeri.

*        *        *

BSN memiliki misi untuk merumuskan, menetapkan, dan memelihara Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berkualitas, dan bermafaat bagi pemangku kepentingan, khususnya masyarakat luas. Bisa dipahami mengingat SNI merupakan satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia.

SNI merupakan dokumen standar teknis yang disusun perwakilan produsen, konsumen, regulator, akademisi, praktisi, asosiasi, dan lainnya yang diwadahi dalam suati Komite Teknis. Sehingga, standar itu dapat digunakan untuk menilai dan menguji suatu produk yang dimiliki pelaku usaha.

"SNI ini ada dua. Wajib dan sukarela. Yang wajib itu terkait keselamatan konsumen seperti helm atau tabung gas yang kita pakai sehari-hari," Bambang menambahkan.

Sosok yang sebelumnya menjabat sebagai Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini juga mengungkapkan, tidak semua produsen barang atau jasa harus memiliki label SNI. Misalnya, kerajinan tangan atau produk UKM. Namun, Bambang membuka lebar jika ada produsen atau pelaku UKM untuk mendaftar SNI.

"Syaratnya mudah. Nanti, ada tim kami yang verifikasi. Yang penting, produsen atau pelaku usaha sudah mengenali produk mana yang mau diberi label SNI. Selanjutnya, ada tim dari BSN yang akan mengecek di laboratorium. Untuk waktu, tergantung pengecekan bisa beberapa hari atau lebih dari sepakan," Bambang, menjelaskan.

*        *        *
YUPZ, sebagai konsumen, saya sangat terbantu dengan adanya label SNI. Sebab, dengan adanya SNI membuat saya bisa memilih produk berkualitas sekaligus terbebas dari produk yang berbahaya bagi keselamatan.

Apalagi, SNI juga membuat saya dapat menikmati barang yang sesuai antara harga dan kualitasnya. Misalnya, ketika saya ingin membeli helm beberapa bulan lalu. Di setiap toko ada dua kriteria. Yang memiliki label SNI dengan harga sedikit lebih mahal dan non-SNI yang pastinya murah.

Tentu, demi keselamatan berkendara, saya lebih memilih helm yang sudah ber-SNI. Mahal sedikit tak masalah, karena helm yang memiliki sertifikasi SNI sudah diuji kelayakannya oleh BSN sebelum dipasarkan ke masyarakat luas.

Nah, ini kisah saya terkait SNI. Jika rekan blogger ada yang ingin menambahkan mengenai pengalamannya tentang SNI atau BSN, bisa lewat kolom komentar di bawah. Atau, jika ada pertanyaan, rekan blogger juga bisa menuliskannya di kolom komentar.

Sebisa mungkin saya akan menjawabnya berdasarkan pengalaman  pribadi atau ketika mengikuti berbagai acara terkait BSN. Atau, jika ada yang saya rasa sulit alias di luar kemampuan saya, akan saya coba teruskan ke pihak BSN via sosial media.***

*        *        *
SEKADAR informasi, jika rekan blogger ingin mengetahui lebih lanjut tentang BSN atau mendaftarkan produk SNI, bisa menelusurinya di:

Website: www.BSN.go.id
Facebook: www.facebook.com/BadanStandardisasiNasional
Twitter: @BSN_SNI
Instagram: www.instagram.com/bsn_sni
Youtube: www.youtube.com/user/snibsn

FAKTA Menarik: Badan Standardisasi Nasional (BSN) memiliki maskot bernama Si Rino. Yaitu, badak bercula satu yang merupakan hewan endemik khas Indonesia. Si Rino jadi maskot sejak 24 Maret 2016 pada peringatan HUT ke-19 BSN. Dalam penampilannya, Si Rino mengenakan atribut wayang Gatot Kaca yang jadi simbol kekuatan dan ketangguhan serta pribadi ksatria yang baik. Ini sebagai visual SNI sebagai ukuran standardisasi di Indonesia yang memberikan kenyamanan, kekuatan, dan mampu melindungi si pengguna. Sekaligus jadi simbol ketangguhan dalam menghadapi tantangan, mampu bersaing, mampu melindungi, dan inovatif.


*        *        *
Tagline #SNIMelindungiKonsumen dengan Si Rino jadi maskot BSN

*        *        *
Narsis sejenak (Fotografer: Imawan Anshari)

*        *        *
Suasana di halaman kantor Badan Standardisasi Nasional (BSN)

*        *        *
Imbauan dari BSN untuk peserta gowes santai agar sarapan pagi dengan
produk ber-SNI

*        *        *
Rekan blogger dan media mengabadikan gowes santai

*        *        *
Sesi pemasanan lebih dulu sebelum berkeliling Jakarta

*        *        *
Fun Bike dengan rute dari kantor BSN melewati Patung Arjuna, Bundaran HI,
Jembatan Semanggi, dan Patung Pemuda Membangun

*        *        *
Keluarga yang turut memeriahkan BSN Fun Bike

*        *        *
Saya dan rekan-rekan blogger narsis sejenak (Fotografer: Istimewa)

*        *        *
Bagaimana kalau blogger juga harus memiliki sertifikasi SNI? ^_^

*        *        *
Rekan blogger Sally Fauzi berbincang di stan Sepeda Polygon
yang sudah memiliki sertifikasi SNI

*        *        *
Rekan blogger Yuli Yulia mendapat doorprize dalam diskusi di kantor BSN

*        *        *
Ini Si Rino, maskot BSN

*        *        *
Kepala BSN Bambang Prasetya (ketiga dari kiri) dalam diskusi tentang SNI

*        *        *
Foto bersama Bambang, Ketua YLKI Tulus Abadi, dan
perwakilan komunitas sepeda

*        *        *
Penandatanganan Deklarasi Masyarakat Peduli SNI

*        *        *
Referensi:
- http://www.bsn.go.id/uploads/download/SNI_Wajib_komplit_reduced4.pdf
- http://www.bsn.go.id/main/berita/berita_det/8304/Dirgahayu-BSN--20-Tahun-Berkarya-Membangun-Negeri#.WRj7vZKGPIU

Artikel Sebelumnya:
Harkonas 2016 untuk Kampanye Konsumen Lebih Cerdas

*        *        *
- Jakarta, 15 Mei 2017

3 komentar:

  1. Nah dengan adanya sosialisasi gini jd tau ya petingnya dan manfaat SNI 😊

    BalasHapus
  2. Roel boleh juga blogger bersertifikat SNI, jadi ketahuan yg berkualitas yg mana haaaa...

    BalasHapus
  3. Saya juga tahunya yang helm doang yang SNI, ternyata cakupannya luas bangat ya... *kudet hehehehe

    BalasHapus

Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.

Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...

Terima kasih :)