Raja Sapta Oktohari berbaur dengan rekan-rekan media di Tanah Air usai memimpin rapat persiapan Closing Ceremony Asian Para Games 2018 di GBK Arena (Foto: TopSkor.id/Choirul Huda) |
MALAM itu, langit ibu kota tampak cerah. Namun, tidak di kawasan ibu kota. Tepatnya di Gelora Bung Karno (GBK) Arena yang di dalamnya terdapat Main Press Center (MPC).
Di gedung yang berseberangan dengan Stadion Madya ini juga jadi markas bagi Panitia Nasional Penyelenggara Asian Para Games III/2018 (INAPGOC). Lewat GBK Arena ini, berbagai informasi terkait pesta olahraga antarpenyandang disabilitas sampai ke masyarakat.
Dari lantai dua, tampak keriuhan penggawa INAPGOC yang dipimpin Raja Sapta Oktohari. Pria yang akrab disapa Bang Okto ini sedang melakukan persiapan antardivisi untuk closing ceremony Asian Para Games 2018.
Namun, ketika menyaksikan belasan media yang hadir, Okto berhenti sejenak. Putra dari Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Oesman Sapta Odang ini menyambut kami dengan hangat.
“Silakan masuk teman-teman wartawan. Teman-teman, ini ada teman-teman wartawan yang hadir,” Okto mempersilakan kami, Kamis (11/10).
Sikapnya sangat simpatik. Tanpa dibuat-buat.
Okto menemui kami untuk menyalami satu-persatu. Tak lupa, sosok yang jadi promotor tinju dunia termuda ini meminta Wakil Ketua INAPGOC Sylviana Murni untuk melanjutkan acara.
“Maaf teman-teman. Agak malam ya. Namun, kami setiap hari begini. Selesai pertandingan, ada rapat dan evaluasi untuk hari berikutnya. Biasanya kami melakukan koordinasi hingga dini hari. Tak jarang, ada beberapa (anggota INAPGOC) yang menginap di GBK Arena,” Okto, menjelaskan.
Sebagai Ketua INAPGOC, tugas yang diemban Okto tidak mudah. Pria yang 19 Oktober mendatang genap 43 tahun ini mengakui banyak tantangan dalam menyelenggarakan Asian Para Games 2018.
Bisa dipahami mengingat tuntutan masyarakat sangat besar. Itu terkait euforia kesuksesan Asian Games 2018 yang berakhir 2 September lalu.
Namun, Okto berhasil menjawab keraguan tersebut dengan tuntas. Itu ditegaskan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi yang menyebut Asian Para Games 2018 ini berhasil mewujudkan tiga kesuksesan.
Yaitu, prestasi, penyelenggaraan, dan legacy.
Untuk prestasi, Indonesia sudah meraih 33 emas. Alias, jauh melampaui target dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menetapkan 16 emas.
Pun demikian dengan penyelenggaraan yang tergolong lancar sejak awal. Bahkan, antusiasme masyarakat untuk menyaksikan Asian Para Games 2018 sangat besar.
Itu bisa terlihat dari melubernya beberapa venue. Masyarakat bangga dengan perjuangan atlet di Asian Para Games 2018 yang mampu menembus keterbatasan.
“Untuk legacy, hasilnya bisa terlihat mulai saat ini hingga beberapa generasi mendatang. Kami ingin memberikan warisan yang nyata. Misalnya, dari sikap, bagaimana dengan Asian Para Games 2018 ini, masyarakat lebih perduli dengan saudara-saudara kita yang menyandang disabilitas,” kata Okto, dengan nada bergetar.
“Begitu juga dari segi fisik. Seperti, fasilitas yang saat ini sudah bagus harus ditingkatkan lebih lanjut. Misalnya, akses ke dan menuju venue bagi penonton penyandang disabilitas. Kami harap, setelah Asian Para Games 2018, fasilitas umum untuk penyandang disabilitas jadi lebih ramah.”
Hingga hari ketujuh, Asian Para Games 2018 tergolong sukses. Kredit khusus patut diberikan kepada Okto sebagai ujung tombak.
Namun, bukan berarti, pesta olahraga antar penyandang disabilitas edisi ketiga ini sempurna. Berdasarkan catatan TopSkor.id, ada beberapa hal minor dari Asian Para Games 2018. Ya, tiada gading yang tak retak.
Mulai dari akreditasi untuk peliput, transportasi, hingga tiket. Fakta itu diakui Okto.
Menurutnya, sebagai Ketua INAPGOG, sudah tentu Okto bertanggung jawab penuh. Pria yang memimpin Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) 2011-2015 ini menilai ada kekurangan dalam penyelenggaraan Asian Para Games 2018.
“Itu mengapa, setiap selesai pertandingan pada malam hari hingga dini hari, kami lakukan evaluasi. Kami rapat antardivisi agar pada hari berikutnya bisa lebih baik lagi. Ini yang kami lakukan terus, terus, dan terus,” ujar Okto yang dari kantung matanya terlihat tampak lelah akibat kurang tidur demi membuat Asian Para Games 2018 berlangsung lancar.
Faktanya, Okto setiap hari ada di berbagai venue. Pengusaha berdarah Minang-Bugis ini tidak hanya menyaksikan pertandingan saja.
Melainkan turut memberi dukungan langsung kepada atlet yang bertanding. Okto juga memboyong keluarganya untuk menonton ke stadion.
“Bahkan, ibu saya setiap hari selalu ada di venue. Misalnya, bulu tangkis atau renang ketika Jendi Panggabean meraih medali emas,” Okto, menambahkan.
“Kalau saya, jujur saja. Awalnya tidak tega untuk menyaksikan mereka. Namun, seiring waktu berjalan, saya jadi terbiasa. Apalagi, mereka (atlet) itu enggan dikasihani. Sebab, teman-teman atlet disabilitas ini ingin membuktikan di tengah keterbatasannya itu, mampu untuk berjuang.”
Raja Sapta Oktohari setiap hari berkeliling venue ke venue untuk mendukung atlet Indonesia di Asian Para Games 2018.
(Foto: TopSkor.id/Choirul Huda)
|
Ya, adagium lawas mengatakan, air yang deras bisa menenggelamkan tapi juga membuat perahu berlayar hingga mengelilingi samudera. Begitu juga dengan manusia.
Di tengah keterbatasan fisik atau mental, atlet Indonesia di Asian Para Games 2018 sukses mengharumkan Merah-Putih. Okto menyebut mereka sebagai pahlawan luar biasa.
“Saya bangga dengan perjuangan mereka,” tutur Okto sambil sambil menjawab pesan masuk dari salah satu pengurus cabang olahraga (cabor) di smartphone-nya yang meminta untuk menghadiri victory ceremony.
“Kalau mau jujur, saya melihatnya saja tidak sanggup. Namun, mereka mampu menjalaninya seperti biasa. Itu membuktikan semangat dan mentalitas teman-teman atlet harus kita tiru. Wajar jika pak presiden memberi apresiasi dengan bonus sama untuk peraih Asian Para Games 2018 seperti Asian Games 2018,” ucap Okto, bergelora.
Presiden Jokowi menegaskan, bonus peraih medali Asian Para Games 2018 akan diterima sebelum keringat atlet kering. Pahlawan Indonesia di sektor olahraga itu akan mendapatkannya Sabtu (13/10) pagi ini di Istana Presiden.
Namun, bagi yang belum meraih medali pun tidak perlu berkecil hati. Presiden melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tetap memastikan jerih payah mereka tetap mendapat apresiasi dari pemerintah.
“Pak Menpora Imam Nahrawi menyampaikan pesan dari pak Jokowi. Untuk teman-teman atlet yang belum meraih medali Asian Para Games 2018 tetap dapat bonus,” lanjut Okto.
Dalam catatan TopSkor.id, pemerintah melalui Kemenpora memberikan apresiasi kepada setiap atlet yang tampil di Asian Games 2018 tapi tidak meraih medali sebesar Rp 20 juta. Itu berarti, jumlah tersebut bakal sama dengan atlet Asian Para Games 2018.
“Kita berdoa untuk atlet Indonesia bisa meraih hasil yang terbaik. Apalagi, setelah ini sudah ditunggu Asean Para Games 2019 di Filipina dan puncaknya Paralimpiade 2020 Tokyo. Hasil positif yang diraih atlet Indonesia di Asian Para Games 2018 jadi bekal untuk menghadapi dua event tersebut,” kata Okto, optimistis.***
- Jakarta, 13 Oktober 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.
Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...
Terima kasih :)