Sisi Lain Indocement: Bukan Hanya Penghasil Semen
INDOCEMENT dikenal sebagai salah satu produsen semen ternama di kolong langit. Sejak anak-anak era 1980-an hingga saat ini ketika mereka sudah punya anak lagi dan bahkan cucu, tentu tidak asing dengan brand Tiga Roda. Suasana diskusi blogger dengan perwakilan Indocement dan peserta Sekolah Magang Indocement (Klik untuk perbesar atau geser untuk melihat gambar lainnya) |
Itu karena Tiga Roda merupakan salah satu produk andalan dari Indocement di bawah naungan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Indocement berdiri di Indonesia sejak Agustus 1975 dengan pabrik pertama di Citeureup, Bogor, Jawa Barat.
11 tahun berikutnya, tepatnya 16 Januari 1985, mereka bertransformasi jadi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. yang membawahi dua merek kenamaan, Tiga Roda yang legendaris, dan Rajawali.
Namun, Indocement tidak hanya sekadar semen saja. Banyak aspek lainnya dari perusahaan yang di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode INTP tersebut.
Salah satunya, terkait Corporate Social Responsibility (CSR). Bagi saya ini menarik. Pasalnya, tanggung jawab sosial dari Indocement tidak sekadar memberikan sesuatu secara langsung kepada masyarakat atau lingkungan sekitar. Melainkan, lewat filosofi memancing. Yaitu, memberikan kail ketimbang ikan.
Itu diterapkan Indocement dengan mendirikan Sekolah Magang Indocement (SMI). Kebetulan, Selasa (31/10) saya mendapat kehormatan mengunjungi sekolah magang tersebut yang masih satu lokasi di kawasan Citeureup.
Tepatnya, setelah mendapat informasi dari Ani Berta, founder dari Indonesian Social Blogpreneur (Komunitas ISB). Kami yang tergabung dalam rombongan blogger mendapat kesempatan untuk menelusuri setiap jengkal aktivitas CSR dari Indocement.
Sekaligus, mewartakan kepada dunia, bahwa Indocement tidak hanya tentang semen saja. Banyak kegiatan mulia dari perusahaan yang mendapat penghargaan Indonesian Green Award 2015 ini.
Mulai dari Sekolah Magang Indocement (SMI), Gerakan Masyarakat Mandiri (Gemari), hingga Pelatihan Konstruksi Bangunan atau Sekolah Tukang Semen Tiga Roda (SETARA).
Menariknya, semua itu bisa kami saksikan langsung dalam kunjungan tersebut. Termasuk, berkesempatan melakukan dialog interaktif. Yaitu, bersama manajemen Indocement, staf pelatih magang, dan murid-murid magang serta alumni!
Ini jadi pengalaman langka bagi saya yang sangat berkesan. Sebab, selain tembok yang kokoh di rumah saya dan berbagai bangunan penting di Tanah Air melalui semen terbaiknya, Indocement banyak berkontribusi kepada negara.
Yaitu, dengan memberikan magang serta pelatihan kepada penduduk setempat yang jadi bagian pengentasan program pengangguran dari pemerintah.
“Sekolah Magang Indocement memberikan beberapa pelatihan kepada warga sekitar. Mulai dari pelatihan mengemudi, menjahit, las, dan tukang bangunan,” kata Corporate HR Division Manager Indocement Dani Handajani yang memandu kami keliling areal pabrik.
Sosok yang dikenal sebagai kutu buku ini pun menjelaskan kepada kami terkait bidang keahilan dari peserta Sekolah Magang Indocement. Menurutnya, pelatihan setiap bidang keahilan memiliki waktu yang berbeda-beda tergantung kebutuhan.
Ada yang cukup sembilan hari untuk lulus juga ada yang butuh hingga dua pekan. Mereka yang lulus mendapat sertifikat dari Indocement yang berguna untuk melamar kerja.
“Alhamdulillah, setelah dua pekan di Sekolah Magang Indocement, saya berhasil membawa ilmu yang bisa dipraktikkan di tempat kerja. Saya bersyukur bisa jadi peserta Sekolah Magang Indocement. Karena kami belajar banyak hal yang bisa diterapkan dalam keseharian,” kata Abdul Azis, alumni Sekolah Magang Indocement.
Abdul dan beberapa alumni lainnya bangga bisa mendapat seritifikat kelulusan dari Sekolah Magang Indocement. Sebab, sertifikat itu sangat membantunya saat memasuki dunia kerja. Itu karena Sekolah Magang Indocement sudah dikenal sukses menelurkan pekerja yang andal.
Nah, selain kunjungan ke Sekolah Magang Indocement, kami juga menyambangi Gerakan Masyarakat Mandiri (Gemari) dan Indocement Safety Health Enviroment Learning Center (I-SHELTER). Yang pertama, terletak di Kampung Pasir Tangkil, kabupaten Bogor.
Gemari merupakan sentra usaha kreatif masyarakat mitra Indocement. Itu meliputi tiga kelompok usaha seperti bengkel sepeda motor, budidaya ikan has, serta kerajinan daur ulang sampah.
“Di bengkel ini, sudah terkomputerisasi digital. Dalam arti, pengecekan sepeda motor injeksi menggunakan sistem komputer. Kami menyiapkan ini supaya masyarakat bisa membuka usaha perbengkelan dengan dipadukan teknologi,” tutur Kepala Instruktur Gemari untuk Otomotif Agus Hikmat.
Yupz, berikan kailnya, bukan ikan. Saya setuju dengan upaya yang dilakukan Indocement. Sebagai salah satu perusahaan terbesar di Tanah Air, mereka sukses mendidik masyarakat setempat, khususnya generasi muda, untuk berusaha bidangnya masing-masing. Indocement menampung setiap potensi yang ada dengan disalurkan secara tepat.
Nah, pada sesi pamungkas, kami diajak untuk mengunjungi I-SHELTER. Yaitu, gedung tempat pegawai dan kontraktor Indocement melakukan pelatihan mengenai safety, health, dan enviroment. Tempat ini bisa juga seperti museum. Sebab, menyimpan berbagai peralatan dan perlengkapan bagi setiap pegawai Indocement.
Termasuk, terdapat berbagai peralatan dan perlengkapan kerja yang sehari-hari digunakan pegawai. Termasuk pakaian tahan panas hingga 200 derajat celcius. Yang bikin saya kagum, di I-SHELTER ini juga terdapat beberapa simulator kendaraan dan alat berat.
Salah satunya, simulator dump truck. Fungsinya untuk mengetes sejauh mana kepiawaian pegawai atau calon karyawan saat melamar jadi sopir. Meski dibilang simulator, namun peralatan di dump truck ini mulai dari gigi hingga persneling nyata dari kendaraan betulan.
“Terima kasih untuk rekan-rekan blogger atas kunjungannya ke Indocement. Semoga bisa memberikan inspirasi dari setiap kegiatan di sini,” kata Handajani yang rela panas-panasan menemani kami menyusuri setiap jengkal di Indocement.
Yupz, berkat kunjungan tersebut, sukses mengubah stigma saya dan rekan-rekan blogger, serta masyarakat lainnya di Tanah Air. Kebetulan, dalam kegiatan tersebut sukses mengundang antusiasme netizen di Tanah Air. Salah satunya lewat tagar #VisitSMI, #Indocement, dan #Harmoni3Roda, memuncaki trending topic nasional di twitter.
Yaitu, Indocement tidak hanya sekadar produsen semen saja. Namun juga sebagai wadah bagi masyarakat yang ingin berkecimpung di dunia kerja. Dalam arti, Indocement tidak langsung menyediakan tempat kerja bagi masyarakat. Melainkan, mendidiknya sesuai potensi dan keahlian masing-masing lewat Sekolah Magang Indocement dan Gemari.
Toh, kail lebih berguna ketimbang memberi ikan yang bisa langsung habis disantap. Sebab, dengan kail, tentu dapat menghasilkan ratusan ikan.***
* * *
Kami memasuki kawasan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk |
* * *
Pabrik Indocement masuk kategori Obyek Vital Nasional |
* * *
Corporate HR Division Manager Indocement Dani Handajani |
* * *
Narsis tidak ketinggalan dengan latar peserta SMI |
* * *
Antusiasme rekan-rekan blogger menyimak diskusi dengan perwakilan Indocement dan peserta SMI |
* * *
Salah satu peserta SMI yang mendapat sertifikat untuk digunakan di dunia kerja |
* * *
Peserta SMI praktik konstruksi bangunan |
* * *
Kunjungan ke Gerakan Masyarakat Mandiri (Gemari) |
* * *
Aktivitas di bengkel sepeda motor Gemari ini sudah terkomputerisasi digital |
* * *
Rekan blogger Ani Berta dan Zata Ligouw menyimak budi daya ikan hias yang jadi salah satu usaha di Gemari |
* * *
Prasasti pembangunan bengkel motor terpadu dan kerajinan tangan Gemari |
* * *
I-SHELTER merupakan akronim dari Indocement Safety Health Environment Learning Center |
* * *
Alat simulasi untuk mengemudikan truk |
* * *
Berbagai properti di I-SHELTER seperti baju tahan panas |
* * *
1... 2... 3... Yupz, mengabadikan momen istimewa di Indocement |
* * ** * *
* * ** * *
* * ** * *
* * *
- Jakarta, 1 November 2017
Di sana benar2 penuh inspirasi apalagi mendengar pengalaman para peserta didik dan alumninya.
BalasHapusIndocement benar2 mulia memberikan pemberdayaan berkelanjutan dalam bidang pendidikan.
ada foto akuhhhhh... #salfok :D. Btw, slalu salut sama prusahaan yg CSR-nya bukan basa-i alias berkelanjutan..
BalasHapus