Arie Parikesit dalam #KulinerIndonesiaku (Sumber foto: dokumentasi pribadi/ www.roelly87.com) |
BERBICARA mengenai kuliner Indonesia, ingatan saya tidak jauh dari rendang, sate, soto, sop, gudeg, dan... uduk! Itu karena beberapa masakan tersebut sejak zaman baheula hingga kini sudah terkenal di kolong langit. Terutama setelah kantor berita internasional, CNN, melakukan survei tentang masakan terlezat di dunia.
Tapi, ternyata saya SALAH BESAR. Kenapa? Sebab, masih banyak kuliner di Tanah Air yang rasanya tidak kalah lezatnya dari apa yang saya sebut di atas. Sayangnya, saya dan (mungkin) mayoritas rakyat di Indonesia justru belum mengenalnya.
Sebenarnya, wajar saja mengingat Indonesia termasuk dalam daftar negara dengan keanekaragaman kuliner terbesar di dunia. Bahkan, menurut Arie Parikesit, negara kita merupakan pemilik keanekaragaman kuliner terbanyak di muka bumi ini. Perbandingannya bukan lagi dengan Tiongkok, India, apalagi "cuma sekelas" Thailand. Melainkan benua!
* * *
Pernyataan itu diungkapkan Arie dalam acara bertema #KulinerIndonesiaku di Warung Tekko cabang Sunter Icon, Jakarta Utara, Sabtu (21/3) pagi tadi. Pada event yang diselenggarakan Kecap Bango itu, Arie membagikan pengalamannya selama melakukan Ekspedisi Warisan Kuliner ke 120 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.Bagi seorang blogger, termasuk saya, jelas pengalaman Arie sangat menambah wawasan dalam ngeblog. Terutama memperkaya pilihan untuk memasukkan kuliner sebagai tema di blog pribadinya. Bahkan, ada beberapa blogger yang mengkhususkan diri mengulas kuliner dalam blog personal. Oh ya, Arie adalah CEO Kelana Rasa Culinary Solutions Consulting.
Jadi, apa yang dikatakan pemilik akun twitter @arieparikesit itu mengenai keanekaragaman kuliner Indonesia terbanyak di dunia, sangat beralasan. Maklum, banyak di antara masyarakat di negeri ini yang kurang tahu masakan khas dari wilayah lainnya di Indonesia. Pasalnya, Indonesia yang memiliki 33 provinsi dan terbentang luas dari Sabang sampai Merauke ini memiliki keunikan tersendiri.
"Keanekaragaman kuliner kita yang melimpah ini jadi kelebihan sekaligus kelemahan," tutur Arie di hadapan puluhan blogger yang menghadiri acara tersebut. "Indonesia ini bandingannya bukan lagi sama Tiongkok, India, atau Thailand. Melainkan dengan benua seperti Eropa. Sebab, warisan kuliner kita tersebar luas berdasarkan daerahnya masing-masing. Misalnya, di Aceh tidak ada sagu. Sementara, di Maluku juga tidak ada kari."
Yang menarik perhatian saya ketika Arie membicarakan mengenai beberapa kuliner di Indonesia yang setiap daerahnya masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Hanya, itu semua belum begitu dikenal luas. Misalnya, di Halmahera, sirsak dijadikan makanan pokok pengganti nasi. Sementara, di Riau, laksa justru terbuat dari sagu. Begitu juga di Makassar terdapat Pallu Basa, yaitu sop yang dihidangkan dengan telor mentah!
Bahkan, di Gunung Kidul, banyak warganya yang memiliki santapan tergolong "ekstrem": Belalang dan lava yang digoreng! Aneh sih saat mendengarnya pertama kali. Tapi, itu merupakan fakta yang tak terbantahkan. Bahwa, negeri ini memang memiliki keanekaragaman kuliner yang sangat besar.
* * *
Saya pribadi sejauh ini meski kerap menjelajah ke beberapa daerah di nusantara, tapi sejauh ini belum menemukan kuliner yang aneh-aneh apalagi sampai ekstrem seperti yang disebutkan Arie. Paling banter, yang khas dan menjadi ciri keunikan daerah masing-masing. Maka, ketika mendapat tawaran dari rekan blogger, Haya Aliya Zaki untuk mengikuti acara Arie bersama Kecap Bango, saya langsung antusias untuk mengikutinya.
Kebetulan, Sabtu merupakan hari libur yang berarti saya bisa menghadiri berbagai acara blogger. Termasuk bertemu dengan beberapa rekan seperti Dian Kelana, Sumarti Saelan, pasangan Vema Syafei-Erri Subakti, dan lainnya.
Apalagi, saya sendiri sudah tidak asing dengan Warung Tekko. Lantaran sudah beberapa kali merasakan nikmatnya masakan khas citarasa nusantara dengan kualitas yang terbaik. Khususnya menu iga sapi dengan berbagai varian yang rasanya bikin merem-melek. Di antaranya ketika menghadiri diskusi rekan kompasianer Posma Siahaan serta perayaan HUT ke-50 Tyti Singayoedewe.
Mengenai Kecap Bango, saya sendiri kurang begitu paham tentang produk dan keistimewaannya karena memang belum pernah memasak sama sekali. Tapi, mengenai rasa, menurut saya sudah pas di lidah. Apalagi botol dan sachet-nya selalu tersedia di rumah nyaris sepanjang waktu.
Nah, dalam kesempatan itu, Arie juga menyebut ada lomba untuk blogger. Hanya, kali ini bukan untuk kompetisi menulis di blog pribadi. Melainkan membuat review-nya di aplikasi ponsel yang dapat di download di www.bango.co.id/app/. Untuk 10 pemenangnya akan mendapat hadiah menarik. Yaitu, bakal menjadi tamu kehormatan Festival Jajanan Bango di Yogyakarta! Anda tertarik?
* * *
Rekan-rekan blogger |
* * *
Lomba mencicipi masakan |
* * *
Dian Kelana dalam sesi tanya jawab |
* * *
Dua rekan blogger: Sumarti Saelan dan Vema Syafei |
* * *
Manajer Warung Tekko cabang Sunter Icon, Sidik Kadarsyah |
* * *
Saatnya makan siang :) |
* * *
Wow... Iga bakar saus madu! |
* * *
Warung Tekko Sunter Icon |
* * *
* * *
Artikel Kuliner sebelumnya:
- Melepas Lelah dengan Segelas Kopi Aceh di Pasar Santa
- Bernostalgia dengan Legitnya Ketan Durian Khas Sumatera Barat
- Menikmati Nasi Kucing di Sudut Utara Ibukota
- Sensasi Merasakan Masakan ala Jepang
- Tentang Kuliner Halal di Disneyland Hongkong
- Jajanan di Bursa Kue Subuh Pasar Senen
- Seharian di Hotel Santika Premiere Jakarta
* * *
- Cikini, 21 Maret 2015
Iga penyetnya juara ya..
BalasHapusiya ga yaaaa?
Hapus*bungkus :)
he he
Sama, aku juga dibungkus, sampe rumah masih enaakk.. hehehe... :)
Hapusnah lho, kok barengan :)
Hapus*again
hi hi hi
Seru banget...ini lokasinya Jakarta Utara ya? :)
BalasHapusiya bu :)
Hapuslokasinya jauh banget sih
tapi makanannya enak2...
*semangat
Berhubung jauh, saya ga daftar di acara ini, padahal acaranya menarik yaaa
BalasHapusmenarik, ada lombanya yang menang dapat jalan2 gratis ke yogya, mbak :)
Hapus*daftar
Masakan itu emang jadi tambah enak kalau ditambah kecap. Saya juga kalau makan dan masak, masih ngandalin kecap, hehehe
BalasHapusngomongin kecap jadi ingat semur di rumah yang selalu pake kecap manis mbak :)
Hapusduhh jadi inget 2 tahun lalu ke festival jajanan bango di semarang. -_- sekarang mau ikutan challengenya tapi mikir2 lagi karena lagi hamil. bisa2 (kalo menang), lihat kebanyakan makanan malah muntah di tempat. hehe
BalasHapusiya, saya malah baru tahu ada fest seperti itu tiap tahunnya :)
Hapuskalo menang bisa di share ke sini aja mbak...
*ngarep yogya
he he he
Alamaaakkk makanannya itu yaaa bikini ngiler. :D Semoga beruntung ke Yogya, Choirul Huda. :)
BalasHapushi hi hi
Hapusiya pengen banget mbak :)
*jalan2 euy
duh ngences lihat iga bakar nya
BalasHapushe he he
Hapusyuk, kapan2 cobain mas :)
*kompor
waaa baru keliatan nih mas Arie Parikesit. Soalnya saya sering Twitteran sama beliau. Ya lewat TWITTER aja, Eaaa ada beliau di sini heiheiehiehiheiee
BalasHapushe he he, iya mas, kebetulankemaren saya ikut hadir dan foto2 beliau :)
Hapusmakasiiiih
heu, ituu foto iga bakarnya kenapa ngegoda banget sih! haha
BalasHapussayang banget kemaren ngga ikut acara inii >.<
besok adalagi sih, tapi malem huhu
ikut aja mbak, saya juga kalo ga kerja, pasti dateng (lagi)
Hapus*makan gratis :)
huwaaaa so lekkeerrr everything :)
BalasHapushi hi hi
Hapusiga sapi saus madunya bungkus mbak :)
Seru ya acaranya hihihi
BalasHapusseru banget mbak :)
Hapuskapan2 ikut lagi ah...
Warung tekko, ngak bisa di lepaskan dari nikmat nya iga penyetnya hehehe, cuman sambel nya sekarang2 ini agak kurang nendang hehe. Btw itu ada astri juga :-)
BalasHapusastri?
Hapussiapa bang?
blogger juga ya?
he he he, lupa sih namanya :)
Warung Tekko banyak yang enak menunya :)
BalasHapusplus tempat mangkal favorit untuk blogger ;)
Hapus*promosi he he he
iga bakarnya bikin aku berimajinasi nih, gimana cara masaknya
BalasHapuslha, kalo saya malah terbalik mbak jurnalis swa...
Hapusimajinasi saya ialah, gimana cara makannya lagi secara gratis ;)