TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Lifestyle Blogger

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol
Tampilkan postingan dengan label Lifestyle Blogger. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lifestyle Blogger. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 08 Februari 2025

Inacraft 2025 dan Eksposur Kerajinan Tangan Khas Tanah Air

Inacraft 2025 dan Eksposur Kerajinan Tangan Khas Tanah Air

Suasana di stan Astra pada Inacraft 2025


THE Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) merayakan hari jadi ke-25 tahun ini. Tepatnya, saat pameran kerajinan tangan terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara ini menyelenggarakan event akbar di Jakarta Convention Center (JCC) selama lima hari pada 5-9 Februari.

Terdapat lebih dari 1.100 stan yang berasal dari peserta individu atau binaan kementerian/dinas, BUMN, hingga swasta. Inacraft 2025 ini mengusung tema "From Smart Village to Global Market" dengan slogan "Sustainability and Collaboration".

Kebetulan, saya sempat berkunjung, Kamis (6/2) disela-sela aktivitas sebagai ojol alias ojek online. Suasana di JCC sangat ramai.

Banyak stan atau booth yang menyuguhkan berbagai hasil kerajinan tangan khas daerah masing-masing. Baik itu dari kementerian, pemda, BUMN, dan swasta.

Salah satunya, PT. Astra International Tbk, yang turut menggandeng sembilan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Enam di antaranya dari Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) dan tiga dari Desa Sejahtera Astra (DSA).

Itu meliputi:

1. UMKM Sigawawak Farm: Menampilkan produk olahan serai wangi yang diproduksi  petani di Lebak, Banten.

2. UMKM Batik Namburan: Produk batik tulis asal Yogyakarta dengan pewarnaan sintetis dan menggunakan teknik colet untuk meminimalisir limbah. 

3. UMKM KaIND: Bergerak di bidang fashion asal Pasuruan yang menggunakan serat alam lokal dengan rami, nanas, katun dan sutera eri. Dalam produksinya, KaIND turut memberdayakan anak muda untuk menjadi penenun dan pembatik.

4. UMKM Loka Bina Karya (LBK) Malaka: Wadah dalam pemberdayaan difabel untuk menciptakan produk bernilai tambah dan kompetitif, seperti tas, celengan decoupage, tas rajut, keset dan lainnya.

5. UMKM Khanaya Zhafira: Asal Bogor yang memproduksi berbagai tas dan turut melibatkan kaum difabel dalam proses produksi, quality, control, pemasaran, penjualan hingga pengantaran produk.

6. UMKM Dewoz Art: Memproduksi kerajinan kayu menggunakan material kayu jati belanda, seperti tempat sendok, rak bumbu, meja, kursi hingga produk lain yang bersifat customized.

7. DSA Blitar: Memiliki produk unggulan, seperti Kendang Djembe dari kayu mahoni dan berbagai peralatan rumah tangga yang terbuat dari kayu jati maupun mahoni. Produk unggulan tersebut juga sudah masuk dalam pasar luar negeri, seperti Hongkong, China, Canada dan India.

8. DSA Jepara: Melibatkan pengrajin ukir lokal yang berhasil menjadikan limbah kayu sebagai material dalam pembuatan alat rumah tangga, seperti dispenser sabun, tumbler, mangkuk maupun aksesoris lain yang terbuat dari kayu.

9. DSA Sumedang: Memberdayakan para ibu rumah tangga untuk memproduksi berbagai produk fashion, mulai dari set batik tulis, jaket kain perca dan produk fashion lainnya yang tren saat ini. 


*        *        *


INACRAFT yang kali pertama diselenggarakan pada 1999 silam memang jadi wadah bagi para seniman, pengrajin, dan pelaku industri kreatif di Tanah Air untuk memamerkan serta menjual langsung berbagai produknya kepada pengunjung. Kecuali saat pandemi yang melanda hingga batal terselenggara pada 2020 dan 2021, event akbar besutan Asosiasi Eksportir dan Pengusaha Handicraft Indonesia (ASEPHI) ini juga sangat konsisten.

Inacraft memiliki visi dan misi ke depan demi mendukung industri kreatif di Tanah Air. Sekaligus, mendorong pertumbuhan ekonomi serta memperkenalkan seni dan budaya Indonesia kepada dunia.

Bisa dipahami mengingat banyak pengunjung dari luar negeri yang antusias menghadiri pameran ini. Demikian yang saya lihat dalam selayang pandang mengelilingi berbagai stan di JCC lalu.

Bagi saya yang tertarik pada dunia seni, Inacraft jadi tempat yang istimewa untuk mempromosikan berbagai kerajinan tradisional khas Tanah Air. Itu meliputi batik, perak, ukiran kayu, tenun, dan sebagainya.

Termasuk, yang saya lihat di stan Astra. Raksasa korporasi ini selalu mendukung berbagai event yang memajukan pertumbuhan ekonomi masyarakat seperti di Inacraft 2025 dengan mengajak mitra UMKM binaan dari YDBA dan DSA.

Ini akan jadi eksposur yang luas bagi produk mereka untuk dikenal calon pelanggan baru. Maklum, selain bisa membeli langsung di tempat beragam produk dari enam UMKM binaan YDBA dan tiga DSA, pengunjung juga dapat berinteraksi lebih lanjut terkait kerja sama selanjutnya.


*        *        *



*        *        *



*        *        *



*        *        *



*        *        *



*        *        *


*        *        *

- Jakarta, 8 Februari 2024

(Foto: Dokumentasi pribadi/@roelly87)

*        *        *


Artikel Terkait

========== YDBA: ==========


- Trade Expo Indonesia 2024 dan Momentum UMKM untuk Perluas Pasar ke Luar Negeri (https://www.roelly87.com/2024/10/trade-expo-indonesia-2024-dan-momentum.html)

- Astra, YDBA, UMKM, dan Kontribusi untuk Negeri (https://www.roelly87.com/2024/09/astra-ydba-umkm-dan-kontribusi-untuk.html)

- YDBA Selenggarakan Konvensi QCC UKM Edisi Ketiga (https://www.roelly87.com/2018/09/konvensi-qcc-ukm-mitra-ydba-2018.html)

- YDBA Siap Libatkan UKM untuk Sukseskan Asian Games 2018 (https://www.roelly87.com/2017/12/ydba-ukm-asian-games-2018.html)

- Berangkatkan 22 UMKM ke Jepang, YDBA Lanjutkan Beri Kail Bukan Ikan (https://www.roelly87.com/2017/09/berangkatkan-22-umkm-ke-jepang-ydba.html)

- Konvensi QCC 2017 Dorong Mitra YDBA untuk Mandiri dan Lebih Kompetitif (https://www.roelly87.com/2017/08/ydba-konvensi-qcc-2017-yuk-ngimprove.html)

- Rayakan HUT ke-37, YDBA Luncurkan HebatnyaUKM.org (https://www.roelly87.com/2017/07/ydba-luncurkan-hebatnyaukmorg.html)

- 7 Alasan Harus Memiliki Daihatsu Sigra (https://www.roelly87.com/2016/08/7-alasan-harus-memiliki-daihatsu-sigra.html)


========== ASTRA: ==========


- Bukan Bundaran HI, harusnya Monumen Selamat Datang (https://www.roelly87.com/2025/01/bukan-bundaran-hi-harusnya-monumen.html)

- Bukber Blogger Perdana sejak Pandemi (https://www.roelly87.com/2023/04/bukber-blogger-perdana-sejak-pandemi.html)

- Ada AstraPay di Balik Solusi Pembayaran Digital yang Terpercaya (https://www.roelly87.com/2021/09/ada-astrapay-di-balik-solusi-pembayaran.html)

- Pengalaman Perdana Ikut Bukber Astra (https://www.roelly87.com/2017/06/pengalaman-perdana-ikut-bukber-astra.html)

- Astra Berusia 60 Tahun, Selanjutnya? (https://www.roelly87.com/2016/08/astra-berusia-60-tahun-selanjutnya.html)

- Peringati HUT ke-60, Astra Kembali Selenggarakan SATU Indonesia Awards 2017 (https://www.roelly87.com/2017/03/satu-indonesia-awards-2017.html)

- Yuk, Berkunjung ke Museum Astra (https://www.roelly87.com/2016/11/yuk-berkunjung-ke-museum-astra.html)

- Astra Umumkan Tujuh Penerima SATU Indonesia Awards 2016 (https://www.roelly87.com/2016/10/satu-indonesia-awards-2016.html)

- Apresiasi Astra untuk Guru dan Sekolah di Tanah Air pada Hari Guru Nasional (https://www.roelly87.com/2016/11/apresiasi-astra-untuk-guru-dan-sekolah.html)

- Memetik Inspirasi Bersama Astra (https://www.roelly87.com/2016/12/memetik-inspirasi-bersama-astra.html)

- Sensasi Menanam Gaharu Bersama Astra di Bukit Kasur Cianjur (https://www.roelly87.com/2016/12/sensasi-menanam-gaharu-bersama-astra-di.html)

- (Esai Foto) Petualangan Akhir Tahun Bersama Astra (https://www.roelly87.com/2016/12/petualangan-akhir-tahun-bersama-astra.html)

- Ini Alasan Astra Sediakan 4 Mobil untuk Hadiah Lomba Foto Astra dan Anugerah Pewarta Astra 2017 (https://www.roelly87.com/2017/08/Lomba-Foto-Astra-dan-Anugerah-Pewarta-Astra-2017.html)

- Di Balik Julukan Pahlawan Lembah Hijau Rumbia (https://www.roelly87.com/2016/12/di-balik-julukan-pahlawan-lembah-hijau.html)

- Astra Sponsori Asian Games 2018 (https://www.roelly87.com/2017/12/astra-sponsori-asian-games-2018.html)

- Yuk, Proteksi Diri dan Keluarga Bersama happyOne.id (https://www.roelly87.com/2018/10/yuk-proteksi-diri-dan-keluarga-bersama.html)


========== OTOMOTIF: ==========


- Kenapa Harus Rutin Ganti Oli? (https://www.roelly87.com/2024/04/kenapa-harus-rutin-ganti-oli.html)

- Menikmati Sensasi Perjalanan Bersama "Si Biru" Grand New Avanza (https://www.roelly87.com/2015/11/menikmati-sensasi-perjalanan-bersama-si.html)

- Magnet Grand New Veloz dan Grand New Avanza di GIIAS 2015 (http://www.roelly87.com/2015/08/magnet-grand-new-veloz-dan-avanza-di.html)

- Belajar Disiplin (Lagi) Berkat Mengunjungi Pabrik Toyota TMMIN (http://www.kompasiana.com/roelly87/belajar-disiplin-lagi-berkat-mengunjungi-pabrik-toyota-tmmin_5587d7351393730519daf31b)

- Sisi Lain Toyota (TMMIN): Tidak hanya Memproduksi Mobil (http://www.kompasiana.com/roelly87/sisi-lain-toyota-tmmin-tidak-hanya-memproduksi-mobil_5578f28edf22bd0c1c302200)

- Keceriaan di Booth Daihatsu GIIAS 2016 (https://www.roelly87.com/2016/08/keceriaan-di-booth-daihatsu-giias-2016.html)

- Kopdar Kokgituya.com yang Menambah Pengetahuan Blogger (https://www.roelly87.com/2015/08/kopdar-kokgituyacom-yang-menambah.html)

- Mengintip Produksi Innova dan Fortuner di TMMIN Karawang Plant 1 (https://www.roelly87.com/2017/10/mengintip-produksi-innova-dan-fortuner.html)

Selasa, 06 Februari 2024

Simulasi Jualan Kolak untuk Sambut Ramadan

Simulasi Jualan Kolak untuk Sambut Ramadan


Ilustrasi kolak pisang favorit saya 
(foto: @roelly87)


 

"PAK air mineral yang ukuran besar satu ya. Sama *** sebungkus."

"Adanya merek X aja, mas. Yang biasa Z, ga ada."

"Apa aja pak, yang penting ukuran besar. Kalo yang 600ml ga cukup. He he he."

"Semuanya jadi Rp XXX ya mas."

"Iya, pak."

" Ini kembaliannya, mas."

"Terima kasih, pak."

Demikian percakapan saya dengan pedagang warung sembako di pinggir jalan perbatasan ibu kota. Tepatnya untuk membeli air minum dan sebungkus XXX.

Sambil membasahi tenggorokan yang memang kering, saya pun menoleh ke samping warung. Terdapat meja panjang berisi gorengan dan kolak dengan dibungkus cup plastik.

Kolak?

Wow...

Jadi inget puasa. Namun, sekarang kan masih cukup jauh menuju Ramadan?

Tepatnya, awal Februari. Untuk konversi ke penanggalan Hijriah, saya lihat di aplikasi baru dua pertiga Rajab 1445 H.

Sementara, Ramadan kemungkinan jatuh 11-12 Maret mendatang. Alias, masih sebulan lebih lagi.

"Pak, itu jualan kolak ya?" tanya saya kepada empunya warung sembako.

"Iya, mas. Uduk, gorengan, sama kolak. Tiap sore bukanya."

"Kolaknya lumayan banyak ya pak."

"Iya, ada beberapa menu. Mau beli mas?"

"Iya, pak. Mau jajal. Udah lama ga makan kolak."

"Bentar ya, saya panggil saudara saya yang jualan. Masih di dalam goreng bala-bala."

"Siap, pak."

Yuhuu...

Kolak, euy. Makanan yang kerap saya santap usai buka puasa atau menjelang sahur.

Namun, untuk hari-hari biasa, bisa dibilang jarang. Terakhir makan Kolak Ubi saat Ibu saya buat, awal Desember lalu. 

Selain itu, hanya Ramadan saja. Kebetulan, saya emang doyan kolak.

Yaitu, Kolak Singkong, Ubi, Tape, Pisang, Biji Salak, dan sebagainya. Cemilan ini sangat enak disantap saat masih hangat.

Ketika Ramadan, biasanya kolak masuk urutan kedua yang saya sentuh. Pertama, jelas air untuk membatalkan puasa.

Baik itu air putih, teh manis, atau es ketimun suri. Lalu, kolak deh.

Setelah maghrib diisi dengan gorengan. Untuk makanan berat, bisa disantap usai tarawih.

Gunanya, agar tidak kekenyangan. Sebab kalo makan nasi pas buka puasa, biasanya bikin ngantuk saat tarawih.

He he he.


*       *       *


"MAU kolak apa mas?"

"Tape bu, satu."

"Gorengannya, mau mas?"

"Ga bu. Makasih, baru siap makan. Mau yang manis-manis. Kebetulan abis dari warung sebelah lihat kolak, jadi sekalian beli."

"Iya, tadi saya di dalam. Tanggung, masih goreng bala-bala. Kalo ditinggal takut gosong."

"Ibu jualan kolak ini memang tiap hari biasa? Maksudnya, di luar Ramadan?"

"Ga mas. Ini baru tiga hari. Kebetulan ada pesanan Majelis Taklim di komplek sebelah, sekalian aja buat dagang. Kan bentar lagi Isra Miraj. Biasanya, penutupan pengajian menjelang puasa. Jadi, itung-itung simulasi jualan kolak untuk sambut Ramadan.

"Ha... Ha... Ha... Pantas. Soalnya, masih sebulanan lagi bu. Tapi, kolaknya banyak macam juga ya. Ada Kolak pisang, ubi, tape, dan singkong. Kurang satu, andalan saya. Kolak Biji Salak."

"Kalo menu, tergantung orderan. Kebetulan, pengajian di komplek seberang pesan kolaknya empat menu. Kalo Minggu depan, baru banyak. Ada bubur jali juga. Ntar kalo mau, saya sisain ya mas."

"Siap bu. Terima kasih ya."

"Sama-sama, mas."

Di jalan, saya baru sadar. 2024 ini sudah lewat 31 hari lebih. 

Untuk penanggalan Hijriah, sekarang menjelang bulan kedelapan, yaitu Syakban. Jadi ingat, dulu...

Ketika masih bocah, sering puasa pada awal Rajab dan Syakban. Tepatnya, untuk melunasi absen Ramadan tahun sebelumnya.

Sekarang, boro-boro. Puasa Ramadan tembus 10 hari aja udah keren banget!

Ga kuat, euy!

Entah faktor U atau M. Alias, umur dan malas. He he he.

Tapi, emang iya. Sejak menginjak dewasa, puasa saya jadi sering bolong.

Bahkan, tahun kemarin lebih parah. Puasanya, ga sampe hitungan lantai mal.

Alias, cuma pada hari pertama, pertengahan, dan terakhir jelang takbiran. Sisanya, kalo kuat aja.

Maklum, kerja sebagai ojek online (ojol) di jalanan, panasnya minta ampun. Belum lagi kalo antar atau jemput ke lantai atas pasar.

Misalnya, Pasar Pagi, Tanah Abang, Senen, Asemreges, atau Kramat Jati. Lumayan keringetan juga.

Ditambah, jika harus angkat barang yang lumayan besar ke motor. Bahkan, beberapa kali manggul satu dus berisi pakaian yang lumayan berat dan besar.

Di emperan pasar, kalo liat es tebu itu berasa kena angin surga. Sumpah, menggoda sekali!

Jujur, saya ga tergiur dengan aneka masakan, termasuk gorengan. Namun, jika melihat Es Tebu atau Tuak Aren di Kolong Semanggi, duh... Sulit!


*       *       *


KEMBALI ke kolak. Menjelang puasa memang identik dengan makanan, cemilan, atau minuman yang manis.

Saya lihat di berbagai minimarket sudah berjejer sirup dengan aneka rasa. Ini, jelas.

Tanda-tanda puasa sudah dekat.  

Kalo dulu, sebelum ada larangan, sinyal mendekati Ramadan dengan ramainya bunyi petasan. Bahkan, saat bocah, saya pernah jualan.

Dagang keliling sering. Pempek, agar-agar, choipan, piscok, hingga koran sore seperti Suara Pembaruan, Harian Terbit, Berita Buana, Tabloid Bola, Go, dan sebagainya.

Waktunya, sepulang sekolah saat berseragam putih merah dan biru. Kalo abu-abu, udah beda zaman.

He... He... He...

Untuk petasan, biasa beli langsung grosiran di Pasar Pagi atau Pasar Tanah Abang. Tak jarang, harus naik kereta ke Parung Panjang, Bogor, yang terkenal dengan gudangnya.

Pertengahan dekade 1990-an hingga awal milenium, memang larangan petasan tidak terlalu ketat. Alhasil, semacam Petasan Korek, Jangwe, Mercon, Batu, Kembang Api, dan sebagainya, sangat laris.

Mungkin, itu yang membedakan suasana dulu dengan sekarang sambil sedikit komparasi dan nostalgila. Setelah imsak, kami larut bermain di lapangan sekalian menunggu pagi.

Entah main bola, kelereng, layangan, petasan, dan sebagainya. Menjelang buka, giliran main dampu, congklak, monopoli, ludo, ular tangga, dan lain-lain.

Momen seperti itu yang tidak saya lihat pada anak-anak sejak dekade 2010-an. Itu terkait perkembangan teknologi yang membuat bocil larut dengan ponselnya masing-masing.

Hanya, ya beda era. Tentu, situasi juga tidak sama.

Namun, untuk menu berbuka puasa, sudah pasti kolak masuk daftar wajib. Bersama kurma dan gorengan.


*       *       *


- Jakarta, 6 Februari 2024


*       *       *


Artikel Kuliner Sebelumnya:

- Dapat Orderan Raja Terakhir: Mie Gacoan! (https://www.roelly87.com/2024/01/dapat-orderan-raja-terakhir-mie-gacoan.html)

- Stik Kentang Terlezat di Jakarta (https://www.roelly87.com/2024/01/stik-kentang-terlezat-di-jakarta.html)

- Menikmati Sensasi Sop Durian buatan Annisa (http://www.roelly87.com/2016/01/menikmati-sop-durian-buatan-annisa.html)

- Bernostalgia dengan Legitnya Ketan Durian Khas Sumatera Barat (https://www.kompasiana.com/roelly87/54f4acd7745513792b6c8cf9/bernostalgia-dengan-legitnya-ketan-durian-khas-sumatera-barat?page=all#section2)

- Menikmati Nasi Kucing di Sudut Utara Ibukota (https://www.kompasiana.com/roelly87/551075e9a333111c37ba86eb/menikmati-nasi-kucing-di-sudut-utara-ibukota)

- Menikmati Jajanan di Bursa Kue Subuh, Pasar Senen (https://www.kompasiana.com/roelly87/552b035bf17e614660d623b6/menikmati-jajanan-di-bursa-kue-subuh-pasar-senen)

- Sensasi Berburu BTS Meal (http://www.roelly87.com/2021/06/sensasi-berburu-bts-meal.html)

- Chitato Rasa Mi Goreng dan Sensasi yang Bikin Ketagihan (http://www.roelly87.com/2016/03/chitato-rasa-mi-goreng-dan-sensasi-yang.html)


...

Rabu, 31 Januari 2024

Dapat Orderan Raja Terakhir: Mie Gacoan!

Dapat Orderan Raja Terakhir: Mie GacoanDapat Orderan Raja Terakhir: Mie Gacoan!


Suasana antrean ojol dan pembeli di Mie 
Gacoan cabang Daan Mogot, Jakarta Barat
(Foto: @roelly87)


SETELAH bertahun-tahun menghindar, akhirnya saya dapat orderan raja terakhir. Yaitu, Mie Gacoan!

Sebagai ojek online (ojol), tentu saya tidak asing dengan resto tersebut. Ya, Mie Gacoan sudah dikenal luas di Tanah Air, khususnya Jakarta.

Harganya yang merakyat, jadi alasan utama: Murah dan meriah.

Namun, bagi ojol, justru Mie Gacoan termasuk momok yang menakutkan. Ini fakta.

Sebab, resto itu dikenal akibat pelayanannya yang lama. Bisa berjam-jam menunggu.

Tak jarang, kerap terjadi adu mulut antara ojol dengan karyawannya. Di media sosial (medsos) banyak beredar insiden tersebut.

Itu mengapa, sejauh ini saya enggan mengambil orderan food di Mie Gacoan. Masih mikir-mikir.

Hingga, akhirnya hari itu pun tiba. Terpaksa sih, tepatnya di salah satu aplikasi.

Sebab, jika tidak diambil pesanannya, saya terancam suspend. Yaitu, hukuman oleh aplikator yang bisa penangguhan tidak dapat menerima order dalam jangka waktu tertentu.

Ih... Seram!

Btw, saya punya lima aplikasi ojol atau kurir. Berdasarkan waktu mendaftar, yaitu:

1. Gojek: antar penumpang, makanan, barang

2. ShopeeFood: antar makanan, barang

3. Lalamove: antar barang

4. Indriver: antar penumpang, barang

5. Maxim: antar penumpang, makanan, barang

Oh ya, ada satu lagi, Traveloka Eats. Namun, sudah tutup November 2022 yang artinya beroperasi hanya setahun (sejak 2021).

Sedih sih kehilangan Traveloka Eats. Meski singkat, namun cukup berdampak positif pada pemasukan saya sehari-hari.

Semoga Traveloka bisa bangkit lagi ke depannya dengan menyediakan lini pengantaran makanan atau barang. Aamiin!


*       *       *




SUASANA di Mie Gacoan cabang Daan Mogot, Senin (29/1) sangat ramai. Tampak pengunjung terbagi dua, antara makan di tempat atau untuk bawa pulang.

Pada saat yang sama, antrean juga meluber untuk pesanan online. Baik itu Gojek, Shopee, atau Grab.

Saya pun dengan khidmat menunggu di kursi yang diisi rekan-rekan ojol dan pengunjung lainnya. Kebetulan, ruangannya cukup besar untuk menampung puluhan orang.

Tak lupa, saya iseng foto sekeliling lewat hp. Norak banget dah.

Ha... Ha... Ha...

Maklum, ini perdana saya ambil orderan Mie Gacoan. Sebelumnya, ogah.

Kalo dapat, biasanya saya lewatin. Berlaku saat saya melintasi Tebet dan Sunter yang terdapat cabangnya.

Maklum, saya merasa tidak setimpal. Itu berdasarkan ongkos yang saya dapat, dari Rp 8.000-8.800 per 4km.

Sementara, nunggunya minimal 30 menit. Bahkan, informasi di grup ojol rata-rata 1-2 jam.

Hadeuh!

Pada akhirnya, saya coba untuk perdana. Ongkosnya, kurang dari Rp 10.000 mengingat jarak antarnya ke lokasi pembeli sekitar 3,6 km.

Nunggunya? Lebih dari seperminuman teh!

Berdasarkan waktu di aplikasi, mulai pukul 23.34 WIB hingga selesai 00.22 WIB.

Alias, 48 menit. Hampir sejam...

:)

Dibilang ongkosnya murah, iya. Namun, sebagai ojol, ya harus siap.

Btw, artikel ini hanya catatan harian sebagai ojol. Saya ga ada tendensi apa pun kepada semua pihak.

Saya juga ga bermaksud menjelek-jelekkan. Maklum, saya ogah meludah di sumur sendiri.

Bisa dipahami mengingat sumber pendapatan saya sehari-hari dari ojol.

Namun, sebagai bloger, tentu saya punya kebebasan menulis apa yang dirasakan. Tentu, berdasarkan fakta.

Perkara isinya manis atau pahit, itu urusan lain. Yang pasti, artikel saya murni hasil pengalaman pribadi.


*       *       *


KENAPA Mie Gacoan kerap dapat julukan ojol, termasuk saya, sebagai "Raja Terakhir"?

Sebagai pribadi yang besar pada era 1990-an, tentu saya tidak asing dengan frasa tersebut. Khususnya, di dunia game.

Raja terakhir itu merujuk lawan yang paling sukar dihadapi. 

Street Fighter II ada M. Bison. Mortal Kombat dengan Shao Kahn dan Yoshimitsu (Tekken).

Sebelum Mie Gacoan beredar luas, ada beberapa resto yang terkenal lama pelayanannya. Kebetulan, saya jadi ojol sejak 2019 lalu.

Jadi, saya pengalaman dengan Geprek Bensu, Gold Chick, Sushi Yay, Solaria, Yoshinoya, Richeese, dan lainnya. 

Jangan lupakan, Mcd yang sempat ramai dengan kemasan BTS. Bahkan, ada ojol yang harus menunggu hingga 3 jam!

Lanjut...

Saran saya kepada manajemen Mie Gacoan, agar lebih efisiensi dalam pelayanan orderan online. Yaitu, setiap ada pesanan masuk, langsung dibuatkan.

Sementara, saat ini yang saya alami, beda. Saya datang ikut antrean bareng rekan-rekan ojol dan pembeli yang dibungkus.

Minta struk dari kasir, lalu difoto untuk bukti aplikasi. Nah, setelah itu, lanjut nunggu hampir sejam. 

Mending kalo jarak anternya deket. Jika jauh? 

Yakin deh makanannya udah dingin. Apalagi, kemarin sempat hujan yang membuat perjalanan agak lambat.

Andai pendekatannya efisien, tentu sangat bagus. Alurnya, seperti ini:

1. Orderan online masuk

2. Kasir mencetak struk

3. Karyawan segera dapur menyiapkan makanan

4. Karyawan di meja depan siap cek

5. Ojol datang memberi bukti nomor orderan di aplikasi 

6. Makanan siap diantar


Di sisi lain, saya juga mengerti alasan mereka enggan langsung membuatkannya saat dapat pesanan online. Itu terkait adanya kemungkinan order fiktif yang bisa merugikan resto.

Ini yang jadi dilema. 

Meski, setiap aplikator memberi kompensasi jika makanan sudah jadi tapi kena order fiktif. Kendati, tidak 100 persen diganti.


*       *       *


SAMBIL menyelam minum es tebu. Yuppiii...!

Saking penasaran terkait ramainya di setiap cabang Mie Gacoan, akhirnya saya pun ikut mencoba. Ya, kebetulan dini hari WIB itu masih rinai.

Sambil menunggu orderan kedua, saya pun beli dibungkus tapi untuk makan di tempat. Yaitu, Mie Gacoan Level 4 dan Pangsit Goreng.

Masing-masing harganya Rp 10.459. Belum termasuk pajak 10%.

Menurut saya, harganya cukup murah. Sebab, mie ayam di abang gerobak atau mie instan di warkop aja mencapai Rp 15.000.

Bagaimana dengan rasanya? Oke...

Untuk Mie Gacoan, saya nilai 7. Pedasnya di level 4, cocok sama lidah saya khas Sunda yang setiap makan harus ada cabainya.

Mienya juga lumayan. Bumbunya pun terasa dengan porsi yang cukup.

Pangsit Goreng? Saya naikkan nilainya jadi 8.5!

Serius?

Yoi. Pangsitnya enak. 

Garing di luar, lembut di dalam. Apalagi, isinya seporsi lumayan banyak.

Sebagai penutup, saya berikan penilaian terhadap Mie Gacoan cabang Daan Mogot, Jakarta Barat.

Lokasi: 8 (strategis, seberang Citra Land)

Harga: 8 (murah meriah)

Ruangan: 7 (luas)

Pelayanan: 7 (cukup)

Fasilitas: 8 (ada westafel dan toilet)

Parkir: 7 (khusus ojol gratis)


Epilog:

Sebagai pembeli: 7.5 (enak dan murmer)

Sebagai ojol: 5,5 (lama nunggunya) 

seporsi sekitar 11 ribuan...

cobain mie gacoan

level 4 pedasnya pas




*       *       *


- Jakarta, 31 Januari 2023


*       *       *


Artikel Kuliner Sebelumnya:


- Stik Kentang Terlezat di Jakarta (https://www.roelly87.com/2024/01/stik-kentang-terlezat-di-jakarta.html)


- Menikmati Sensasi Sop Durian buatan Annisa (http://www.roelly87.com/2016/01/menikmati-sop-durian-buatan-annisa.html)


- Bernostalgia dengan Legitnya Ketan Durian Khas Sumatera Barat (https://www.kompasiana.com/roelly87/54f4acd7745513792b6c8cf9/bernostalgia-dengan-legitnya-ketan-durian-khas-sumatera-barat?page=all#section2)


- Menikmati Nasi Kucing di Sudut Utara Ibukota (https://www.kompasiana.com/roelly87/551075e9a333111c37ba86eb/menikmati-nasi-kucing-di-sudut-utara-ibukota)


- Menikmati Jajanan di Bursa Kue Subuh, Pasar Senen (https://www.kompasiana.com/roelly87/552b035bf17e614660d623b6/menikmati-jajanan-di-bursa-kue-subuh-pasar-senen)


- Sensasi Berburu BTS Meal (http://www.roelly87.com/2021/06/sensasi-berburu-bts-meal.html)


- Chitato Rasa Mi Goreng dan Sensasi yang Bikin Ketagihan (http://www.roelly87.com/2016/03/chitato-rasa-mi-goreng-dan-sensasi-yang.html)




















...


Jumat, 21 Januari 2022

Genap 35 Tahun

Genap 35 TahunGenap 35 Tahun


Foto bersama keluarga pada awal Januari


"KO, nanti mlm pulang jam brp?" Demikian, chat di WhatsApp Grup (WAG) Keluarga pada awal bulan ini.

Sebagai ojek online (ojol), saya biasa  ngalong alias keluar dari sore hingga  pagi. Jadi, saya jawab, "Ga plg. Ntar pagi lagi kejar setoran."

Tak lama, balasan dari Mama, "Ntar jam 12 plg, tiup lilin. Kuenya udah dibeliin tuh."

Ya, memang sudah jadi tradisi di keluarga kami, kalau ada yang ulang tahun (ultah), dirayakan dengan sederhana. Tepatnya, untuk memperingati hari jadi yang biasanya turut mengundang sepupu dan dua anaknya yang masih kecil.

Hanya, berhubung saya lagi di kawasan selatan ibu kota yang cukup jauh dari rumah, saya ga balik. Apalagi, memang lagi kejar setoran dalam arti sebenarnya.

Alias, berburu cuan dari hasil ngojol mengingat pada awal bulan ini sangat sepi. Maklum, berdasarkan pengalaman ngojol dalam dua tahun terakhir, setiap selesai pergantian kalender, grafik orderan customer terkait antar penumpang, makanan, kirim barang, dan lainnya, memang cenderung menurun. 

Maka, saya pun berusaha, untuk mengembalikan defisit pemasukan. Dengan cara, ngojol dari sore sampe pagi. 

Bahkan, beberapa kali nyolong start sejak matahari tepat berada di kepala. Sesuatu, yang jarang terjadi. Kecuali, memang kepepet dan juga faktor hujan.

Ya, saya menjalani tahun ketiga sebagai ojol sejak daftar GoJek pada Juli 2019. Namun, seiring waktu, mengingat status hanya sebagai mitra, saya pun mulai menjalin hubungan dengan aplikator lain yang seluruhnya daftar pada 2021.

Dimulai, ShopeeFood pada Mei, LalaMove (Agustus), dan Traveloka Eats (Desember). Maklum, pada situasi pandemi ini, sulit jika hanya mengandalkan satu aplikasi saja.

Alhasil, saya harus memutar otak agar dapur tetap ngebul. Itu mengapa, kini saya bermitra dengan empat aplikator berbeda demi memperlancar pemasukan.

Itu belum termasuk tambahan di luar ngojol. Salah satunya, hasil dari blog ini dan beragam proyek lainnya.

Intinya, sebagai pria yang memiliki tanggung jawab, harus berusaha untuk mendapatkan uang. Bagaimana pun, caranya. Yang penting halal.

Sekadar catatan, terkait empat aplikator itu, harus diakui GoJek yang jadi prioritas. Wajar, mengingat itu yang kali pertama saya kerja di bidang jasa antar online.

Meski begitu, saya selalu memegang teguh adagium lawas untuk tidak berpijak di dua perahu. Yaitu, setiap hari, saya memang selalu menekan tombol on pada keempat aplikator itu secara bersamaan.

Namun, untuk prakteknya, berlaku pola baku, "first come, first served". Alias, siapa yang bunyi lebih dulu, itu yang saya jalankan. 

Sebab, saya enggan nekat untuk menjalankan orderan dari seluruh aplikasi tersebut. Serakah namanya.

Mending jika arahnya satu tujuan. Kalo beda, misal GoJek ke Utara, ShopeeFood ke Selatan, LalaMove ke Timur, dan Traveloka ke Barat? Modar saya!

Itu mengapa, aplikator yang bunyi lebih dulu, pasti saya utamakan dengan ketiga sisanya langsung di-off kan. Pengecualian, jika hujan.

Saya hanya menjalankan GoJek saja. Kenapa? 

Alasannya jelas. Tarifnya bisa meningkat hingga empat kali lipat yang biasa disebut kalangan Gojekers sebagai lonjakan. 

Itu yang jadi stimulus saya dan mungkin segenap ojol berbendera GoJek untuk menerobos hujan-hujanan bahkan kerap menari di bawah badai. Tanpa bermaksud membandingkan, tapi harus diakui jika tarif ketiga aplikator lainnya memang flat.

*      *      *

TIGA puluh lima tahun bukan waktu yang sebentar. Namun, juga tidak bisa dihitung lama. 

Yang pasti, bagi saya, usia memang -sejauh ini- hanya hitungan angka di atas kertas. Fyi, ini entah bisa dibilang sarkas atau tidak. 

Namun, cukup untuk membesarkan hati. Minimal, menghibur diri sendiri.

Ya, awal bulan ini, saya genap berusia 35 tahun. Ga nyangka juga sih.

Kalo dalam sinetron, usia segitu digambarkan sebagai eksmud (eksekutif muda), manajer, bos, dan sebagainya. Hanya, di realitas utama, saya cukup bangga jadi ojol.

Anggaplah, -meminjam ala Marvel Cinematic Universe (MCU)- saya ada di earth 1987. Bisa jadi, pada semesta lain, saya hidup sebagai eksmud, kepala divisi, bos, dan sebagainya. 

Bahkan, ada variant lain saya yang bisa sukses atau terpuruk? Duh, pembahasan terlalu jauh akibat kebanyakan nonton film Marvel, khususnya Serial Loki!

Oke, kembali terkait usia. Ketika anak-cucu Adam sudah kepala tiga, pasti diiringi pertanyaan klasik.

Kapan kawin?

Kapan punya anak?

Kapan-kapan?

Hal sama pun berlaku bagi saya. Terutama, mengingat akhir-akhir ini saya betah jomblo.

Beruntung, keluarga memahami saya. Alias, mereka, khususnya Mama, tidak ambil pusing.

Yang penting, saya sehat. Kerjaan lancar.

Saya pribadi enggan memikirkan soal berumahtangga. Namun, bukan berarti abai.

Hanya, untuk saat ini masih betah menikmati hidup. Bersama keluarga.

*      *      *

DALAM setahun, di keluarga kami ada semacam tradisi untuk kumpul bersama untuk merayakan hari kelahiran. Dimulai pada Mei, yang merupakan ultah Mama, Juni (adik paling bungsu), dan November (adik pertama).

Juga untuk hari kelahiran kedua anak sepupu. Kebetulan, bulan sama, Desember, hanya beda hari.

Sebenarnya, ini bukan sekadar tradisi. Melainkan, wujud syukur kepada Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang sudah memberikan kami kehidupan. 

Caranya, dengan kumpul bersama yang diawali doa. Diiringi dengan makan-makan. 

Entah itu fast food, piza, gorengan, atau nasi kuning. Juga dengan kurma jika bertepatan dengan Ramadan yang dilangsungkan saat buka puasa bersama.

Intinya, sederhana tapi tetap bermakna. Secara, kumpul bersama keluarga itu sangat berkesan.

Yupz, seperti kata pepatah. Harta yang paling berharga, adalah keluarga.***


Video perayaan ultah ke-35 

- Jakarta, 21 Januari 2022

Jumat, 12 November 2021

Komitmen Jadi Kunci bagi 5 Pemenang Pahlawan IDN 2021

 Komitmen Jadi Kunci bagi 5 Pemenang Pahlawan IDN 2021

Lima Pemenang Pahlawan IDN 2021 (Foto: IDN.Media)

PAHLAWAN adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Bisa juga pejuang yang gagah berani atau hero.

Demikian pengertian pahlawan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) saat saya berselancar di internet pada 10 November lalu. Yaitu, tanggal yang setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pahlawan sejak 1959 untuk memperingati segenap pejuang yang gugur dalam mempertahankan kemerdekaan.

Nah, dalam kehidupan sehari-hari saat ini, pengertian pahlawan bisa diperluas. Misalnya, saya yang berprofesi ojek online (ojol) menganggap bengkel atau tukang tambal ban sebagai hero.

Maklum, saya biasa ngalong. Alias, beraktivitas sejak sore hingga subuh. Alhasil, keberadaan bengkel dan tambal ban sangat krusial dalam memperlancar kegiatan saya di jalanan.

Atau, bahkan bisa juga saya sendiri jadi pahlawan. Khususnya, saat situasi ibu kota tidak memungkinkan seperti banjir, macet parah, pandemi, dan lainnya.

Itu yang saya alami pada malam pergantian tahun 2020 dan Februari lalu ketika mayoritas wilayah di Jakarta dikepung air. Saya masih ingat beberapa titik yang saya lalui sebagai ojol untuk mengantar penumpang, makanan, barang, belanja obat, dan sebagainya.

Itu meliputi kawasan Bangka dan Kemang di Jakarta Selatan serta Grogol Petamburan-Kebon Jeruk (Jakarta Barat). Ketika itu, saya benar-benar disambut bak pahlawan saat menjalankan layanan ojol.

Khususnya, terkait antar makanan, obat, hingga susu. Memang, dalam situasi banjir, pemerintah pusat dan daerah selalu sigap mengirimkan bantuan kepada masyarakat yang memerlukan.

Hanya, itu sebatas beras, mie instan, dan obat generik. Untuk makanan tertentu seperti bayi, vegetarian, hingga obat khusus yang harus beli di apotek, jelas beda.

Itu mengapa, keberadaan ojol disambut hangat. Meski, saat menjalaninya, saya harus bekerja keras juga.

Maklum, saat banjir parah, otomatis listrik padam hingga membuat komplek yang saya tuju gelap gulita. Saya pun harus berjalan  menyusuri jalan setapak diiringi gemericik air yang berkisar dari mata kaki hingga lutut.

Sementara, sepeda motor saya simpan di tempat aman depan komplek atau pos jaga. Sebab, sangat berisiko jika harus mengendarainya akibat rentan terperosok hingga membahayakan diri sendiri.

Namun, selain banjir, gelap-gelapan, bertemu binatang, hingga penampakan hal di luar nalar, ada lagi yang paling saya khawatirkan. Yaitu, jika pesanan yang saya antar tidak dibayar yang membuat saya rugi berkali lipat: Waktu, tenaga, pikiran, dan uang.

Itu bisa karena order fiktif, orang iseng, pemesan ketiduran, atau ponsel customer off akibat listrik padam beberapa hari. Kalau sudah seperti itu, saya pun hanya bisa pasrah.

*     *     *

TERKAIT pahlawan, bertepatan dengan 10 November lalu, saya juga menyimak IDN Media yang telah merilis lima pemenang utama dari program Pahlawan IDN. Tagline-nya, Satu Negeri Beragam Inspirasi yang merupakan program apresiasi  bagi banyak figur inspiratif milenial dan Gen Z. Mereka ini yang berhasil menginisiasi gerakan positif di bidang Pendidikan, Lingkungan, Kesehatan, Ekonomi, Teknologi, Proyek Kreatif, dan Komunitas.

Berikut, lima pemenang utama yang diumumkan lewat platform TikTok IDN Media.

1. Riliv, diwakili Audrey Maximillian Herli
2. Plana (Plastic for Nature), diwakili Joshua Christopher Chandra
3. Mataharikecil Indonesia, diwakili Yasser Muhammad Syaiful
4. BecomeMore Indonesia, diwakili Agalia Sakanti Ardyasa
5. Literasi Anak Banua, diwakili Alvian Wardhana

Ada beberapa aspek yang dinilai meliputi orisinalitas dan keunikan ide, tujuan kegiatan,hasil, dan sebaran dampak di sektor terkait. Serta, keberlanjutan inisiatif mereka dalam jangka panjang. 

Terlebih, yang terlibat dalam Dewan Juri untuk proses penilaian Pahlawan IDN sangat berkompeten. Itu meliputi Winston Utomo (CEO IDN Media), Zefanya Deby (Head of Communications IDN Media), Uni Lubis (Editor-in-Chief IDN Times), Najelaa Shihab (Pendidik & Pendiri Semua Murid Semua Guru), dan William Hendradjaja (Chief of Business Skilvul & Managing Partner of SIAP).

Kelima pemenang utama itu berhak membawa pulang hadiah berupa sejumlah uang tunai serta dukungan publikasi dari IDN Media selama setahun penuh. Mereka juga berkesempatan untuk gabung pada signature event yang dilangsungkan grup media ternama di Tanah Air ini. Serta, terkoneksi dengan jaringan komunitas masif yang dimiliki IDN Media.

"Selamat untuk kelima penerima anugerah Pahlawan IDN yang baru pertama kali kami selenggarakan pada tahun ini. Berfokus pada inovasi dan dampak yang sudah diberikan oleh milenial dan Gen Z, mereka ini memiliki keunikannya tersendiri. Semoga, dengan anugerah ini, kalian dapat terus menjaga komitmen dan keberlanjutan organisasi serta membangun komunitas yang solid," kata Uni dalam sambutannya.

Pernyataan itu bisa dipahami mengingat kerja keras dan komitmen dari segenap peserta yang disaring dewan juri hingga ditetapkan lima pemenang. Sebagai blogger yang besar pada dekade 1990-an ini, saya pun sangat sependapat. Mereka yang tergolong milenial dan Gen Z ini bisa terus berkembang ke depannya dan berkontribusi untuk negeri.

Fakta itu diungkapkan Najelaa. Menurutnya, memberdayakan pihak lain juga harus dimulai dengan memberdayakan diri kita sendiri. "Saya harap, akan ada lebih banyak orang yang sadar bahwa diri kita sendiri, adalah perubahan yang selama ini kita nanti-nantikan," Nejelaa, menjelaskan.

Pada saat yang sama, William mengakui, perjalanan kelima pemenang ini masih panjang. Apalagi, di antara mereka ada yang masih duduk di bangku kuliah. Alhasil, komitmen ini sangat diapresiasi. "Saya sangat terinspirasi oleh teman-teman yang sudah konsisten untuk melakukan misi sosial dan lingkungan pada usia yang masih muda. Perjalanan kalian masih panjang. Jangan lupa, untuk cari support system yang dapat mendukung hal-hal baik yang telah kalian inisiasi," ujar William.

Sebagai informasi tambahan, IDN Media merupakan perusahaan media platform untuk milenial dan Gen Z di Tanah Air dengan lebih dari 70 juta Monthly Active Users (MAU). Saya tidak asing dengan grup usaha ini karena setiap hari selalu membaca informasi yang informatif di beberapa platformnya. 

Misalnya, IDN Times yang memang ditujukan untuk pangsa milenial dan Gen Z. Saya pun berasa jadi anak muda lagi dan tambah semangat mendapatkan suguhan informatif dari situs tersebut. Tidak lupa, Duniaku, yang berisi informasi terkait dunia hiburan seperti film, musik, game, hingga anime.

Bahkan, tahun lalu, IDN Media merilis IDN Pictures, yaitu sub perusahaan film dengan produksi perdana, Balada Si Roy. Adaptasi novel karya Gol A Gong ini sudah saya nikmati dan diulas di blog pada Januari lalu.***


Artikel Terkait:
- Bukan Sekadar Nostalgia, Alasan IDN Pictures Luncurkan Balada Si Roy


*     *     *

- Jakarta, 12 November 2021

Senin, 21 Mei 2018

Jadi Bagian Menyambut Indonesia 2020


Kafi Kurnia dalam visi Indonesia 2020
(Klik untuk perbesar foto dan geser untuk melihat gambar lainnya)



SETIAP tahun, rakyat Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada 20 Mei. Tanggal tersebut merupakan semangat dari segenap warga untuk menumbuhkanrasa kesadaran Tanah Air.

Berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 jadi tonggak bersejarah dalam negeri ini dalam mencapai kejayaan yang dilanjuti dengan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 dan Kemerdekaan (19 Agustus 1945).

Sebagai bagian dari masyarakat, tentu saya harus melanjutkan perjuangan para pahlawan. Tentu, bukan dengan tombak atau senjata lainnya. Melainkan dengan berkarya secara positif. Misalnya, sebagai blogger, saya berkewajiban untuk menyebarkan berita yang positif dan memerangi hoax.

Contohnya, bulan lalu ketika saya diajak Kementerian Sekretariat Kabinet (Setkab) untuk meninjau langsung perbatasan dengan Malaysia di Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Saat itu, saya dan empat rekan blogger melihat langsung dengan mata serta kepala sendiri, bahwa kehidupan di perbatasan tidak sesuram yang dibayangkan (Artikel sebelumnya Di PLBN Entikong, Kedaulatan Indonesia Terjaga).

Bahkan, tidak jauh beda dengan di ibu kota dan berbagai kawasan lainnya. Apalagi, kami sangat bangga dengan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong yang jauh lebih megah dibanding milik tetangga. Ini jadi bukti, Indonesia sudah siap mengembalikan kejayaan seperti masa lalu.

*       *       *
"INDONESIA 2020 adalah visi yang bertujuan menggelorakan semangat bangsa untuk segera mencapai takdir kejayaan. Dengan bermodalkan warisan nenek moyang kita dan memberdayakannya sehingga jadi prestasi yang membanggakan," demikian sambutan dari Kafi Kurnia.

Pernyataan dari founder Sembutopia, yaitu organisasi yang bergerak di bidang kesehatan ini menarik. Sekaligus, membuat saya dan puluhan rekan blogger serta media yang hadir di Javanegara Gourmet Atelier, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (20/5) ikut tergerak.

Ya, Kafi mengajak kami untuk berpikir jauh ke depan. Khususnya untuk menyambut Indonesia pada 2020. Nah, ada apa dengan tahun tersebut? Sebagai penggemar olahraga, saya tahu saat itu berlangsung berbagai event penting. Pertama, Pekan Olahraga Nasional (PON) XX yang berlangsung di Papua. Untuk skala global, ada Piala Eropa 2020 dan Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang.

Kebetulan, dalam diskusi tersebut, turut hadir Fritz Simandjuntak selaku pemerhati olahraga dan ahli komunikasi. Selain mereka, juga ada Kanti Janis (pengacara, novelis, dan aktivis perempuan), Premita Fifi (novelis dan aktivis perempuan), Raja Asdi (aktivis dan sineas), Adya Novali (atlet binaraga), dan Iwan SJP (ahli komunikasi).

Diskusi hangat pun terjadi antara kami dan mereka. Terutama, untuk mewujudkan takdir kejayaan Indonesia pada 2020. Bisa dipahami mengingat dua tahun mendatang, negeri ini genap merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75.

"Barangkali, masalahnya kita bertanya, kapan takdir kejayaan itu akan terwujud? Berangkat dari tantangan ini yang bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional sekarang, kami memberanikan diri untuk mengusung ide sederhana: Indonesia 2020 - Sebuah Takdir Kejayaan," Kafi, menjelaskan.

Menurut managing director PEKA Consultant ini, 2020 memiliki sejumlah makna. Pertama, penglihatan yang sangat sempurna dengan diistilahkan pada 2020. Kedua, bisa jadi 2020 memang tahun tersebut.

Yang terpenting, lanjut Kafi, adalah mengobarkan semangat Indonesia 2020, bahwa sebagai bangsa kita punya takdir kejayaan yang harus diwujudkan bersama-sama dengan segenap rakyat Indonesia.

"Peluncuran ide Indonesia 2020: Sebuah Takdir Kejayaan ini akan kami gelorakan ke seluruh Indonesia. Pertama dengan mengadakan kegiatan motivasi dan inspirasi pada tanggal 20 setiap bulannya. Kedua, dengan merekrut para profesional untuk menvisualiasikan ide Indonesia 2020 ke dalam karya dan prestasi. Entah itu karya seni, budaya, atau karya lainnya seperti sastra, kuliner, dan lainnya," ujar Kafi, optimistis.

Yupz, saya setuju dengan semangat luhur dari pemerhati kuliner ini. Bahkan, Kafi memberi analogi  dengan filosofi Ikan Asin. Yaitu, ikan yang di Tanah Air harganya murah, tapi ketika di luar negeri sangat mahal. Kenapa? Sebab, di negara lain, Ikan Asin dikemas dengan menarik seperti di Jepang sebagai bahan camilan dan Italia untuk toping piza.

"Besar harapan kami. Indonesia akan mencapai takdir kejayaannya sesegera mungkin. Cita-cita nenek moyang kita terhadap negara yang 'Gemah Ripah Loh Jinawi tata tentrem kerta raharja' bisa terlaksana segera, Dan, apa yang terukir dalam sila-sila Pancasila bakal jadi wujud nyata bagi seluruh rakyat Indonesia.

Yupz, mari kita isi kemerdekaan Indonesia ini dengan positif!

*       *       *
Indonesia genap merayakan HUT ke-75 pada 2020 mendatang

*       *       *
Fritz Simandjuntak berbagi pengalaman terkait menyambut Indonesia 2020

*       *       *
Suasana diskusi yang melibatkan puluhan blogger dan media

*       *       *
Indonesia 2020: Sebuah Takdir Kejayaan!

*       *       *
Bagaimana mengisi kemerdekaan dengan positif? Yupz, sebagai blogger dengan
menyebarkan kebenaran dan memerangi hoax

*       *       *
- Jakarta, 21 Mei 2018