Widya Amelia bersama tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung (Klik untuk perbesar foto dan geser untuk melihat gambar lainnya) |
MALAM itu, langit Kota Banteng tampak cerah. Suasana yang hangat itu mewarnai penjemputan Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon di Terminal 2D Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (20/3).
Antusiasme pun menyelimuti ratusan orang. Mulai dari jurnalis, warganet, fan, hingga pejabat. Maklum, dua hari sebelumnya, Kevin/Marcus sukses mempertahankan All England 2018. Pasangan yang akrab disapa Minions ini jadi ganda putra pertama yang mampu menyamai rekor 22 tahun silam. Tepatnya, setelah diraih Ricky Subagja/Rexy Mainaky pada 1995 dan 1996.
Jarum jam menunjukkan pukul 19.03 WIB. Tampak, beberapa perwakilan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) keluar dari bagian imigrasi. Termasuk, wanita berhijab yang mendorong troli berisi dua tas besar dengan di bahu kiri tergendong kamera.
Tak lama, Kevin/Marcus pun keluar didampingi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, Ketua Umum PBSI Wiranto, Chef de Mission (CdM) Indonesia untuk Asian Games 2018 Syafruddin, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.
Yang menarik, wanita tersebut tidak istirahat setelah menempuh perjalanan belasan jam dari Birmingham, Inggris. Bak smash power-nya Zhang Ning pada masa kejayaan, pemilik blog badmintonaddict.wordpress.com ini sudah berada di kerumuman peliput.
Bahkan, tanpa kenal lelah, langsung melanjutkan rutinitasnya. Tangan kiri menggenggam kamera dan kanannya menyorotkan smartphone ke arah Kevin/Marcus.
Mata panda yang mungkin akibat kurang tidur pun terlihat. Namun, hingga acara selesai, wanita yang 6 Juli lalu merayakan hari kelahirannya ini tetap bertahan hingga bubaran. Sambil, sesekali berakrobatik. Kamera dilepas, dan kedua tangannya asyik mengetik sesuatu pada note di smartphone.
Ketika TopSkor.id bersama belasan media sedang asyik menikmati santap malam mengikuti perjamuan dari Menpora untuk KevinMarcus di salah satu restoran di kawasan Ancol, Jakarta Barat, masuk email. Yaitu, dari humas PBSI, lengkap dengan foto dan narasi berisi berbagai komentar.
* * *
"HA ha ha, ga kok. Ini kerja tim. Di Humas PBSI kan ga hanya saya saja," ujar Widya Amelia saat ditemui TopSkor.id di Lapangan Bulu Tangkis Kemenpora, Selasa (4/9). Yaitu, disela-sela pemberian bonus dari Menpora untuk 20 atlet bulu tangkis yang tampil di Asian Games 2018 yang turut dihadiri Kevin, Marcus, Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, dan lainnya.Sosok yang jadi wartawan di PBSI sejak 2011 ini awalnya menolak diwawancarai, "Ah jangan saya deh." Namun, jadi antusias ketika membahas terkait suka dan dukanya untuk jadi pendamping segenap pahlawan tepok bulu yang bertanding di dalam dan luar negeri.
"Mas, fotonya saya jangan sampai kelihatan gemuk ya," tutur sosok yang kerap curhat tapi tak jelas di akun twitter-nya, @mrsbirama.
Ya, di kalangan jurnalis, Widya mendapat julukan penyambung lidah atlet. Itu karena profesinya di tim humas PBSI Widya yang selalu mengirim komentar dan foto dari setiap pebulu tangkis Indonesia tampil. Baik ketika ada turnamen di dalam maupun luar negeri.
Pekerjaan ini sudah dilakoninya sejak tujuh tahun silam. Tepatnya, ketika memutuskan untuk mengundurkan diri dari salah satu perusahaan IT ternama asal Paman Sam.
"Bekerja di PBSI ini seperti mimpi jadi nyata bagi saya," Widya menuturkan dengan semangat berapi-api.
"Sejak kecil, saya memang suka badminton. Dulu, kantor saya di kawasan Senayan. Saya sering mengintip jika ada Indonesia Open yang berlangsung di Istora (Istana Olahraga). Penasaran, (penontonnya) sudah ramai atau belum. Sampai, bos saya bilang, oke-oke, Wid. Kamu bisa nonton."
"Nah, tahun depannya saya cuti selama sepekan setiap ada Indonesia Open," sosok yang suka membuat Badminton Lovers di Tanah Air penasaran lewat akun instagram-nya, @AmeliaWidy ini menambahkan.
Ya, media sosial (medsos) seperti twitter dan instagram serta blog pribadinya itu memang sangat ditunggu warganet. Sebab, isinya mengupas berbagai sisi lain tentang atlet bulu tangkis. Baik itu suka maupun duka .
Apa yang dituliskan Widya yang jarang dimuat media massa itu yang jadi penambah kedekatan fan dengan atlet. Apalagi, dengan gaya penuturanya yang khas. Seolah, pembaca blognya maupun followers twitter dan instagram-nya bisa menyelami dari kehidupan sang atlet tersebut.
"Kadang kalau menghadapi atlet itu beda dengan orang lain. Sebab, mereka fokusnya ke pertandingan saja. Jadi, saya harus menempatkan diri jadi orang yang dipercaya. Supaya, mereka nyaman sehingga mau mengeluarkan komentar," kata Widya, semringah.
Pernyataan tersebut beralasan. Pasalnya, ada beberapa atlet yang memang enggan diwawancarai. Tidak hanya dari bulu tangkis saja, melainkan cabang olahraga (cabor) lainnya seperti sepak bola, basket, voli, hingga bela diri. Seperti yang TopSkor.id kerap alami sepanjang Asian Games 2018 yang bergelimang medali ini.
Bukan berarti atlet tersebut sombong. Namun, adakalanya mereka susah untuk bicara dengan beberapa mengarah ke introvert. Atau, hanya fokus terhadap pertandingan. Itu mengapa, dalam setiap event, khususnya berskala multinasional ke atas, atlet kerap didampingi pelatih dan manajer saat wawancara.
"Harus bisa melakukan pendekatan persuasif. Kebetulan, saya di Pelatnas sejak 2011. Jadi, sudah lumayan lama. Saat ini hanya ada beberapa pemain senior. Untuk yang sekarang, ketika itu masih junior bahkan belum masuk," lanjut Widya yang mempopulerkan frasa Ciumbrella di kalangan Badminton Lovers merujuk pada pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta Timur.
* * *
TUJUH Tahun bukan waktu sebentar Juga tidak terlalu lama. Dalam periode itu, bulu tangkis Indonesia mengalami pasang surut. Misalnya, pada 2012 dengan terputusnya tradisi emas Olimpiade. Beruntung, empat tahun berselang, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sukses menyambung kembali mutiara yang hilang tersebut bagi rakyat Indonesia.
Bahkan, ganda campuran andalan Indonesia itu melakukannya tepat pada 17 Agustus waktu Rio de Janeiro. Alias, pasangan yang populer disapa Owi/Butet ini mempersembahkan medali emas Olimpiade 2016 pada HUT ke-71 Indonesia!
"Di antara pemain, saya paling dekat dengan Butet. Mungkin, karena usia kami tidak beda jauh. Apalagi, saya hampir selalu ada (meliput) ketika Owi/Butet juara," lanjut Widya dengan nada bergetar.
Kemungkinan merasakan mulai 2019 sudah tidak bisa meliput Butet. Pasalnya, Liliyana telah memutuskan untuk gantung raket pada awal tahun depan.
"Banyak momen spesial saya saat mendampingi atlet. Secara, pekerjaan saya (mewajibkan) nyaris setiap event berada di samping mereka. Mulai dari menulis hasil pertandingan, memotret, kirim email ke media, hingga interpreter jika ada wartawan asing yang ingin mewawancarai atlet Indonesia," ibu satu anak ini melukiskan.
Kerap meliput sendirian dengan banyaknya agenda pada setiap event tidak menjadi beban bagi Widya. Sebaliknya, disela-sela aktivitasnya itu, wanita berbintang Cancer ini menyempatkan untuk membagikan pengalamannya di medsos.
Baik itu soal atlet bertanding, latihan, atau pernak-perniknya. Tak heran jika akun medsos Widya kerap diserbu warganet. Bahkan, dikutip media mainstream.
"Saya tidak tahu, ternyata atlet-atlet nungguin (postingan di medsos) saya setiap hari. Padahal, isinya curhat-curhat begitu. Namun, banyak yang suka. Mulai dari atlet hingga warganet," Widya, menjelaskan setelah sebelumnya -terkait kehadiran Jonatan dan atlet putra lainnya di Kemenpora- mencuit, "Netyjen jangan baper ya liat cogan-cogan malem ini. #demikian."***
* * *
* * *
* * *
* * *
https://www.topskor.id/detail/70618/Terima-Kasih-KevinMarcus/7Widya Amelia turut mewawancarai Susy Susanti jelang Indonesia Open 2018 yang hasilnya dikirim ke media di Tanah Air |
* * *
Widya Amelia keluar dari Terminal 2D Bandara Soetta usai meliput All England 2018 |
* * *
- Jakarta, 5 September 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.
Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...
Terima kasih :)