TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Ketika Pria Bicara Kesetaraan Gender

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Jumat, 01 Desember 2017

Ketika Pria Bicara Kesetaraan Gender


Plt. Deputi Bidang Kesetaraan Gender KPPPA Sri Danti dalam sambutannya
(Klik untuk perbesar foto dan geser untuk melihat gambar lainnnya)


KESETARAAN Gender. Demikian topik yang dibahas dalam Netizen Gathering yang diselenggarakan Indonesia Women Information Technology Awareness (IWITA) bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).

Acara yang mengusung tema Menciptakan Konten Kreatif Berbasis Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak ini diselenggarakan di Hotel Century Park, Senayan, Jakarta Pusat, kemarin.


Jujur saja, tema terkait kesetaraan gender bagi saya sangat berat untuk diikuti. Meski, tak seberat putus cinta atau bahkan lebih tragis lagi meratapi kegagalan Italia ke Piala Dunia 2018. Wajar saja mengingat posisi saya sebagai pria.

Itu mengapa, ketika mendapat informasi dari salah satu admin Indonesian Social Blogpreneur (Komunitas ISB) Dama Vara, saya sempat menanyakan apakah selain saya juga ada blogger pria lain yang hadir. Dijawabnya ada beberapa. Oke.

Mungkin saya trauma akibat canggung mengikuti beberapa acara yang ternyata diisi 99 persen kaum hawa. Termasuk, ketika menghadiri beauty class yang diselenggarakan IWITA pada 12 Oktober 2015 (Artikel sebelumnya: Cantik Alami Bersama IWITA. Ho ho ho, saat itu, saya berasa jadi pangeran di kastil ratu dan putri raja.

*         *         *
PAGI itu, matahari malu-malu. Sebaliknya, dari langit-langit ibu kota, tampak Thor Odinson seperti sedang mengeluarkan Mjolnir saktinya. Yupz, diiringi rinai sepanjang jalan, saya pun membelah jantung ibu kota menuju kawasan Senayan, Kamis (30/11).

Sesampainya di hotel yang tiga hari sebelumnya jadi titik keberangkatan saya bersama Panitia Nasional Penyelenggaraan Asian Games XVIII/2018 (INASGOC) untuk mengikuti Asian Games 2018 Media Forum International di Palembang, Sumatera Selatan ini, ternyata sudah penuh.

Selain, Dama, sudah ada beberapa anggota dari Komunitas ISB seperti Fitria Upit, Agatha Mey, Arisman Riyadi, dan Bima Widjanata. Dua nama terakhir merupakan pria. Yes, ada rekan ngobrol!

Netizen Gathering ini juga diikuti berbagai komunitas yang akrab dengan saya. Termasuk, Blogger Perempuan, Blogger Crony, Kompasiana, hingga Blogger Laki. Dan... Narasumbernya pun ternyata ada pria di antara empat wanita.

Yupz, ada lima narasumber yang saling berbagi informasi dan inspirasi:

- Plt. Deputi Bidang Kesetaraan Gender KPPPA Sri Danti
- Asdep KG Bidang Infrastruktur & Lingkungan KPPPA Ratna Susianawati
- Founder IWITA Martha Simanjuntak
- Advokat & aktivis perempuan Ina Rachman
- Penulis buku Maman Suherman

Di antara mereka, Martha yang paling saya temui. Termasuk, ketika beauty class dan diskusi perdana dengan Serempak yang merupakan portal milik KPPPA pada 29 Juni 2015 (Artikel sebelumnya: Diskusi tentang Perempuan dan Anak).

*         *         *
KESETARAAN Gender bukan hanya terkait peran perempuan dalam kehidupan sehari-hari saja. Melainkan lebih dari itu. Demikian fakta yang saya ketahui usai menyimak diskusi ini secara mendalam. Ya, mendalam dan sangat dalam.

Bisa dipahami mengingat awalnya tema ini sangat berat bagi saya. Namun, saya harus menyimaknya hingga tuntas sambil mem-bookmark berbagai materi di hati dan pikiran saya. Sebab, bagaimanapun saya bakal jadi -saat ini calon- kepala keluarga. Tentu, saya wajib mempelajari berbagai hal terkait perempuan (istri) dan anak.

Terutama, terkait kodrat perempuan (wanita). Dalam kodratnya, kaum hawa terkait empat hal, yaitu menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui. Itu yang tidak bisa dilakukan pria. Namun, dalam dunia kerja, baik perempuan atau pria itu setara.

Misalnya, saat ini sudah jamak ada pemimpin dari kaum wanita, termasuk presiden (Artikel sebelumnya: https://www.kompasiana.com/roelly87/saatnya-perempuan-tidak-hanya-di-sumur-dapur-dan-kasur_550eae6ba33311b12dba834d).

Alias, perempuan bisa melakukan pekerjaan pria, misalnya di rumah jika tidak ada suami, sementara genteng bocor. Tentu sang istri harus inisiatif membereskannya ketimbang menunggu suaminya pulang yang bisa-bisa rumahnya kebanjiran.

Pun dengan pria. Sejak kecil, saya sudah diajari ibu saya untuk mandiri. Misalnya, cuci pakaian, setrika, hingga jahit. Alasannya, "Jika istrimu sedang sakit atau melahirkan, kamu bisa melakukan pekerjaannya sementara."

Nah, yang tak kalah penting dalam diskusi tersebut, juga terkait tiga isu prioritas (Three Ends). Itu meliputi:
1. Akhiri Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
2. Akhiri Perdagangan (Trafficking) Khususnya terhadap Perempuan dan Anak
3. Akhiri Kesenjangan Ekonomi terhadap Perempuan dan Anak

Untuk mengatasinya, KPPPA membuka unit pengaduan masyarakat pada nomor 0821-2575-1234.

"Itu mengapa, KPPPA membentuk Serempak yang ditujukan untuk kemajuan perempuan di Tanah Air. Namun, portal ini bukan milik pemerintah atau KPPPA, melainkan milik masyarakat Indonesia yang siapa pun bisa berpartisipasi," kata Martha menjelaskan di hadapan blogger.

Nah, portal yang beralamat di www.Serempak.id berisi seputar perempuan dan anak. Website ini berupaya meningkatkan akses perempuan di pemerintah, jasa, pendidikan, pengetahuan, dan mengakomodir kebutuhan perempuan.

Intinya, Serempak mendorong pemberdayaan perempuan pada semua lini kehidupan. Fakta tersebut sesuai dengan visi dari IWITA yang mendapat kepercayaan dari KPPPA sebagai mitra pengelola Serempak.

Itu seperti ditegaskan Danti, "Netizen harus dapat menyajikan konten yang berkesetaraan gender. Media sosial sebagai wadah untuk mensosialisasikan pencegahan kekerasan pada perempuan dan anak."

Pernyataan sama diungkapkan Ina. Menurutnya, isu kesetaraan gender yang penting terkait pemahaman yang tepat. Yaitu, gender bukan perempuan, tapi berbagi tugas atau peran dengan kelompok lain.

"Dalam pelecehan seksual dan kekerasan pada perempuan dan anak, banyak korban tidak bisa mengatakan hal yang terjadi pada dirinya. Alias, lebih memilih untuk merahasiakan karena berbagai alasan. Salah satunya, karena malu," Ina, menambahkan.

Bahkan, Maman membeberkan fakta yang sangat miris. Menurutnya, banyak kasus perempuan yang viral dan lebih tinggi ratingnya. Itu akibat perempuan sendiri yang men-share atau mem-viralkannya.

"Orangtua pun harus sadar dengan lingkungan sekitar. Pasalnya, kebanyakan terjadinya pelecehan sekskual dan kekerasan pada anak mayoritas pelakunya orang terdekat," kata Maman yang membuat peserta kaget dengan data-data yang disampaikan.

Banyaknya insiden itu direspons pemerintah  dengan cepat tanggap. Yaitu, dengan membuat program Three Ends. Nah, Sermpak.id hadir sebagai literasi digital bagi perempuan dan anak. Portal ini dibentuk demi meningkatkan peran wanita di Tanah Air.

Yuk, kita bersama Serempak.id ikut program pemerintah untuk mengingatkan masyarakat supaya sadar akan keseteraan gender. Tentu, itu dimulai dari lingkup terkecil, yaitu keluarga. Saya sudah memulainya, kalian kapan?***

*         *         *
Senam dulu sebelum acara dimulai

*         *         *
Beberapa rekan blogger asyik bergoyang bersama

*         *         *
Asdep KG Bidang Infrastruktur & Lingkungan KPPPA Ratna Susianawati

*         *         *
Penulis buku Maman Suherman (tengah)

*         *         *
Advokat dan aktivis perempuan Ina Rachman

*         *         *
Founder IWITA Martha Simanjuntak

*         *         *
Rekan blogger Yayat Dafana mengajukan pertanyaan dalam diskusi kemarin

*         *         *

Artikel Terkait
Diskusi tentang Perempuan dan Anak
Cantik Alami Bersama IWITA

*         *         *
- Jakarta, 1 Desember 2017

1 komentar:

  1. Itu yang pria ikut senam lucu kak, pake blankon segala wkwkwkwkwk

    BalasHapus

Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.

Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...

Terima kasih :)