SANKSI
PENGURANGAN POIN
Ultimatum untuk Parma
Itu terjadi
jika presiden Ghirardi gagal membayar gaji pemain dan pajak klub dengan tenggat
kemarin malam.
Momentum kejayaan Parma saat menjuarai Piala UEFA 1998/99 yang sepertinya sulit terulang (sumber foto: guardian.com) |
HABIS jatuh tertimpa
tangga. Mungkin, itu merupakan kiasan yang tepat untuk mengomentari penampilan
Parma di Seri A musim ini. Hingga pekan ke-11 Antonio Cassano dan kawan-kawan
masih menjadi juru kunci klasemen. Itu diperburuk dengan santernya rumor pemecatan
Roberto Donadoni sebagai pelatih setelah pekan lalu dikecundangi Juventus 0-7.
Kini,
gelombang tak kalah penting menerpa tim berjulukan “I Gialloblu” tersebut. Terutama ditujukan pada Presiden Parma,
Tommaso Ghirardi jika tidak membayar gaji pemain beserta pajak klub.
Kemungkinan, mereka akan mendapat sanksi pengurangan poin di klasemen dari Lega
Seri A dan juga Federasi Sepak Bola Italia (FIGC).
Tenggat yang
diberikan hingga kemarin malam (17/11) waktu setempat. Untuk menyelesaikan
masalah itu, Ghirardi butuh sekitar 15 juta euro (sekitar Rp 228 miliar). Dana
sebesar itu tentu tidak dimiliki pengusaha berusia 39 tahun tersebut. Apalagi,
saat ini Parma juga masih memiliki utang lain sebesar 50 juta euro yang
mempersulit neraca klub.
Memang, pekan
lalu sempat tersiar Ghirardi akan melepas Parma ke investor asing layaknya FC
Internazionale dengan Erick Thohir. Namun, satu-satunya pengusaha yang
berminat, Rezart Taci yang merupakan taipan minyak asal Albania menyiratkan
untuk tidak terburu-buru menggelontorkan uangnya.
Dalam
beberapa hari terakhir, kabarnya Ghirardi sempat menemui eks Presiden Inter,
Massimo Moratti untuk meminta bantuan. Hanya, berita ini belum diverifikasi.
Sementara, strategi para petinggi Parma cukup sederhana: Mendapatkan uang untuk
membayar gaji, kemudian selama beberapa bulan ke depan akan berkontsentrasi
untuk penjualan klub.
Skema yang
bisa dibilang sulit. Terutama jika melihat utang yang dimiliki klub sangat
banyak. Secara tidak langsung, defisit kas Parma bisa membuat investor berpikir
ulang untuk melakukan akuisisi seperti Taci. Kecuali, jika sosok pengusaha itu
merupakan miliarder asal Timur Tengah atau Rusia yang selama ini mudah
menggelontorkan uangnya demi kesenangan pribadi.
Pertanyaan Tifosi
Jadi,
pertanyaan yang ada dalam benak tifosi,
adalah kenapa masalah ini sampai terjadi? Mengapa Ghirardi menutupi problem ini
dari publik? Jika benar finansial mereka tidak diragukan, lalu apa alasannya
ahli keuangan dan kepercayaan Ghirardi datang ke Collechio (markas tim) Juni
lalu?
Kesannya,
sejak beberapa waktu lalu dana klub sudah habis hingga Ghirardi berniat melepas
Parma. Selanjutnya, bila gaji para pemain tidak dibayar, sanksi akan dikenakan
pada Februari atau awal Maret 2014. Tentu, ini kian sulit bagi Donadoni yang
berusaha menjauhkan Parma dari jerat degradasi.*
Artikel ini dimuat di Harian TopSkor edisi 18 November 2014
Sebelumnya:
- Parma Siap Ikuti Jejak Inter
Artikel ini dimuat di Harian TopSkor edisi 18 November 2014
Sebelumnya:
- Parma Siap Ikuti Jejak Inter
SOROT: Tommaso Ghirardi mengambilalih Parma dari Enrico Bondi, Januari
2007. Dalam periode itu, prestasi terbaik “I
Gialloblu” pada musim lalu menempati
posisi enam Seri A dan berujung tiket Liga Europa. Sayangnya, UEFA menyatakan
Parma gagal dalam administrasi hingga posisinya digantikan Torino.
SOROT: Sepanjang sejarahnya, Parma mengoleksi tujuh trofi, yaitu tiga
Piala Italia (1991/92, 1998/99, 2001/02), Piala Super Italia (1999), Piala
Winners (1992/93), Piala UEFA (1994/95, 1998/99), dan Piala Super Eropa (1993).
SOROT: Prestasi terbaik Parma di Seri A saat menjadi runner-up 1996-97. Ketika itu mereka hanya selisih dua poin (63)
dari Juventus yang menjadi juara (65). Sementara, di Eropa, Parma sukses meraih
Piala UEFA –kini Liga Europa– 1994/95 dan 1998/99.
Artikel Juventus sebelumnya:
- Nike Laporkan Juve ke Pengadilan Arbitrase
- Kostum Buffon Selamat dari Banjir
- Ketika Perayaan 500 Pertandingan Buffon Ternoda
- Pirlo sang Maestro Tendangan Bebas
- 40 Tahun Alessandro Del Piero
- Fan Indonesia Diservic Chiellini
- JCI Konvoi Scudetto Ke-30
- Dua Sisi Juventus: Belum Layak Tampil di Eropa
- Kembalinya "Il Sette Magnifico"
- Wawancara Eksklusif Claudio Marchisio
- Wawancara Eksklusif Andrea Pirlo
- Wawancara Eksklusif Giorgio Chiellini
Artikel Juventus sebelumnya:
- Nike Laporkan Juve ke Pengadilan Arbitrase
- Kostum Buffon Selamat dari Banjir
- Ketika Perayaan 500 Pertandingan Buffon Ternoda
- Pirlo sang Maestro Tendangan Bebas
- 40 Tahun Alessandro Del Piero
- Fan Indonesia Diservic Chiellini
- JCI Konvoi Scudetto Ke-30
- Dua Sisi Juventus: Belum Layak Tampil di Eropa
- Kembalinya "Il Sette Magnifico"
- Wawancara Eksklusif Claudio Marchisio
- Wawancara Eksklusif Andrea Pirlo
- Wawancara Eksklusif Giorgio Chiellini
Artikel AC Milan sebelumnya
- Mereka Menjagokan AC Milan untuk Memenangkan "Derby della Madonnina"
- Fernando Torres Akrab dengan Derby
- Fakta Menarik Pekan ke-11
- Fernando Torres Akrab dengan Derby
- Fakta Menarik Pekan ke-11
Artikel FC Internazionale sebelumnya
- Diego Milito dan Angka 22
- Samir Handanovic sang Raja Penalti
- Benteng Pertahanan Itu Bernama Giuseppe Meazza
- Lotito: Erick bawa Filosofi Baru
- Dari Mazzola untuk Mazzarri
- Giuseppe Meazza Pindah ke Jakarta
- ICI Syukuran HUT ke-11
- Buka Bersama ICI: Dari, Oleh, dan Untuk Interisti
- Satu Dekade ICI: Semangat Kekeluargaan dari Interisti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.
Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...
Terima kasih :)