TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Kamis, 31 Agustus 2023

Dhani, Rizieq, dan Ahok Bersatu demi Indonesia

Dhani, Rizieq, dan Ahok untuk 2024

(ilustrasi foto: @roelly87)


SAAT bangun tidur dini hari WIB ini, Kamis (15/2), sudah ada pengumuman definitif Kabinet 2024-2029 dari presiden kedelapan RI. Berdasarkan info dari portal berita ternama, untuk triumvirat, adalah:

Menteri Pertahanan: Ahmad Dhani

Menteri Luar Negeri: Rizieq Shihab

Menteri Dalam Negeri: Basuki Ahok

Menurut gw, ini menarik, sebab ketiganya pernah saling bermusuhan. Bahkan, uniknya sama-sama merasakan dinginnya jeruji besi. 

Namun, kini situasi telah berbeda. Ketegangan di antara mereka sudah jauh mereda. 

Mencair demi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketiganya bahu-membahu berkontribusi untuk Tanah Air.

*     *     *

TIBA-tiba, tangan kanan gw refleks menepuk pipi yang gatal akibat digigit nyamuk. Sementara, tangan kiri asyik scroll hp berisi pengumuman daftar menteri.

Yang menarik, nama Dhani, Rizieq, dan Ahok, tetap terdapat dalam daftar kabinet. Mau bilang ini mimpi, tapi kok pipi sakit.

Karena penasaran akibat tidak menyangka nama ketiganya ada di kabinet yang memegang peranan penting di pemerintahan, gw pun buka kanal berita lain. Hasilnya, sama. 

Dhani, Rizieq, dan Ahok, diberitakan serentak pada berbagai media. Bahkan, banyak beredar foto mereka yang semringah sambil bergandengan tangan usai pelantikan di beranda istana.

Bukan bermaksud membalik luka lama, tapi ketiganya memang pernah berkonflik. Dhani dengan Rizieq pada 2004 silam. Kemudian, bersatu untuk menghadapi Ahok pada 2016. 

Dalam periode itu, mereka sama-sama sempat merasakan dinginnya jeruji besi. Bahkan, para pendukungnya, apalagi yang fanatik buta saling benci.

Namun, demi Indonesia, ketiganya sudah menghapus noktah tersebut. Siap mengemban kewajiban masing-masing dalam lima tahun ke depan.

Tidak ada lagi itu saling sindir. Kampret, cebong, atau bahkan kadrun. 

Yang ada, hanya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selamat bertugas!

*     *     *

USAI mandi, gw menikmati secangkir kopi hitam ditemani asap kehidupan. Layar hp berganti ke logo "X" untuk melihat perkembangan terkini. 

Tampak, trending topic dikuasai pengumuman hasil kabinet. Termasuk, nama Dhani, Rizieq, dan Ahok, menghiasi timeline

Riuhnya pengumuman kabinet sukses membenamkan hasil pertandingan leg kedua 16 Besar Liga Champions 2023/24. Sebenarnya gw juga ga terlalu peduli akibat Juventus absen. 

Namun, gw tetap menatap trending topic yang ramai. Mulai dari "Dukung Kinerja Triumvirat", "Valentine 2024 Paling Berkesan", "Pemilu 2024", hingga "Jose Mourinho".

Yupz, nama terakhir merupakan satu-satunya alasan gw masih aktif menyimak perkembangan sepak bola Eropa hingga kini. Gw berharap, Mourinho bisa membawa kejayaan AS Roma di Benua Biru yang kini sudah menapak fase gugur Liga Europa 2023/24.

Eittt... Tunggu!

Perasaan ada yang aneh. Gw colek pipi, berasa. 

Cubit tangan, sakit. Ini bukan mimpi kan?

Memang, gw tidur dari sore. Hanya, sekarang sudah mandi yang airnya berasa dingin. 

Maklum, jelang subuh. Pun demikian dengan kopi yang masih ngebul di gelas. 

Namun, gw masih merasa aneh. Terutama, dengan pengumuman kabinet baru yang menyertakan Dhani sebagai Menhan, Rizieq (Menlu), dan Ahok (Mendagri).

Memang sih, di dunia ini, apa pun bisa terjadi. Apalagi, dalam ranah politik.

Hanya, gw masih berasa janggal. Gw coba tarik napas dalam-dalam hingga beberapa kali.

Tiba-tiba pandangan agak kabur. Tentu, ini bukan vertigo...

Langsung gw ambil alat tes diabetes. Hasilnya, normal tanpa hipoglikemia

Alias kadar gula gw ga menurun drastis meski belom makan dari sore. Begitu juga tensi darah, tetap normal.

Bahkan, gw juga cek dompet, isinya masih segitu-gitu aja. Ga kurang. 

Pun demikian dengan saldo atm, ga bertambah. Listrik juga ga bunyi karena belom lama gw isi untuk sebulan.

Maklum, biasanya pandangan gw kerap menerawang kalo dompet tipis, atm kosong, dan listrik bunyi tit... tit... tit... Namun, sekarang normal-normal aja.

Gw coba mengingat apa yang janggal. Tarik napas lagi dalam-dalam.

Mencoba hening seketika. Pandangan gw pun kembali normal.

Yupz, gw baru sadar saat ini berada di semesta alternatif. Tepatnya di Bumi 378.

Sementara, gw tinggal di semesta utama. Bumi 87.

Apakah ini berarti gw lintas semesta? Yang berarti gw mendobrak ruang dan waktu.

Jujur, gw merasa lebih tenang di semesta ini. Gw pun ingat sempat iseng untuk mencoba berkelana ke beberapa universe lainnya.

Ada Bumi 69 yang salah satu calon presiden menyatakan gugatan hingga ricuh. Bumi 313 yang hanya menyisakan satu calon melawan kotak kosong.

Bagaimana dengan semesta gw, di Bumi 87?***

*     *     *


- Jakarta, 31 Agustus 2023



Senin, 03 Juli 2023

Manusia Lebih Anjing daripada Anjing

Manusia Lebih Anjing daripada Anjing


"TENANG aja, anjing-anjing ini ga galak kok."

"Siap."

Gw pun melangkah santai menuju teras salah satu sosok yang kini jadi pembesar negeri usai dipersilakan ajudannya. Kendati, diiringi tatapan beberapa anjing yang memang adaptif terhadap orang asing. 

Di antaranya yang gw tahu German Shepherd alias sering disebut Herder, Rottweiler, dan Doberman. Ga nyangka juga, sosok yang dulunya gw kenal hobi mengoleksi ikan cupang dan jangkrik, kini sudah upgrade.

"Tuh kan, apa kata gw. Anjing-anjing ini ga gigit..."

"Gw ga takut sama mereka. Justru, yang gw khawatirkan itu manusia yang sifatnya lebih anjing daripada anjing."

"Maksud, lo?"

"Kalo anjing, paling ngegigit. Atau mengejar saja. Beda sama manusia yang mukanya ramah tapi bisa menikam dari belakang. Gw sering menghadapi yang seperti itu."

"Huh... Dasar rakyat jelata ga tahu diri. Gw bikin lo..."  

"Gw hitung sampai tiga. Jika, tangan lo masih menyentuh pundak gw, gw pastiin lo bakal kehilangan 10 jari..."

Dia pun langsung melepas cengkramannya di pundak gw. Sikapnya yang oportunis sejak dulu ini memang selalu jadi sasaran empuk.

Dari beranda terdengar sang pembesar itu mendehem. Dengan sopan, meminta gw untuk segera masuk.

"Gw mau segera temuin lo orang punya bos. Sekarang, mending lo mandiin kawanan anjing ini, terus kasih makan, dan ajak jalan-jalan."

"Apa lo bilang?"

"Selain bergerak di bawah radar kekuasaan, emang tugas lo apa?"

"Lo sadar kan, posisi gw sekarang?"

"Ya. Tapi, jabatan ga bisa mengubah sifat seseorang. Bagi gw, anjing jauh lebih mulia daripada orang yang gw kenal sebagai penjilat. Bahkan, dibandingkan hyena sekalipun. Lo tahu kan, hyena itu apa? Yupp, binatang pemakan bangkai dan selalu siap memangsa tuannya jika lengah."

"Lo bilang gw anjing atau hyena?"

"Gw ga sebut nama. Kalo lo merasa, ya silakan."

Gw pun melenggang santai meninggalkannya yang termenung dengan melewati undakan tangga bangunan yang sudah seperti istana. Sang tuan rumah tersenyum simpul menyaksikan reaksi gw terhadap sambutan tangan kanannya itu.

"Lo emang bisa aja, bro. Kasian tuh anak orang dibuka kartunya."

"Tes ombak."

"Ha... Ha... Ha..."

"Hati-hati aja, kalo makanan yang lo sediain udah habis, bisa jadi ke depannya lo yang diterkam."

"Pasti. Sebelom itu, gw buat dia kenyang lebih dulu hingga akhirnya ga bisa gerak."

"Seram... Dasar mafia!"

"Terima kasih, pujiannya bro. Mari kita mulai."

"Siap. Sebagai tamu, gw menunggu instruksi tuan rumah."


*      *      *

- Jakarta, 3 Juli 2023

  


Senin, 08 Mei 2023

Ditolak Ojol: Bertepuk Sebelah Tangan

Ditolak Ojol: Bertepuk Sebelah Tangan

Foto: Gambar hanya pemanis yang aslinya 
sangat pahit (@roelly87)






BANG, kenape kalo gw pesan makanan, mayoritas driver ojol atau kurir paket ga ada yang mau anter?

Lo tinggal di mane?

Ini yang mau kita tuju. Apartemen ***.

Oh...

Oh, kenape bang? Sampe bosen gw kalo mesan makanan banyak dicancel. Kadang sampe 1 jam lebih.

Gini ya, lo tinggal di apartemen yang lobinya di atas mal kan? Jelas, mayoritas ojol atau kurir nolak.

Kan gw udah bayar bang. Non tunai. Kecuali, gw ga bayar.

Bentar. Gw belom selesai ngomong. Jangan motong dulu atuh, neng...

Ha ha ha. Okok, babang ojol.

Ada beberapa lokasi yang orderannya memang jarang mau diambil ojol atau kurir. Ini gw tarik kesimpulan aja ya. Ga semua kayak gitu, tapi mayoritas. Misalnya, apartemen yang lobinya di atas mal, rumah susun, kostan yang liftnya khusus penghuni, pusat perbelanjaan yang parkirnya mahal, atau gedung perkantoran yang manajemennya ga memanusiakan manusia.

Maksudnya, bang?

Dari lima itu, gw jawab yang pertama. Sesuai pertanyaan lo. Sisanya, kapan-kapan.

Silakan. Gw nunggu sampe selesai. Janji ga motong...

Ojol atau kurir paket itu ongkosnya dibayar per kilometer. Berdasarkan jarak, horizontal. Nah, kalo nganter ke tempat lo  yang lobi apartemennya di atas mal, jelas banyak yang nolak. Kenapa? Satu, makan waktu harus naik turun. Apalagi, ada beberapa apartemen yang mengharamkan ojol memakai atribut. Alias, jaket harus dibalik atau ditenteng. Dua, rata-rata ongkir makanan itu hanya Rp8.000-8.800 per empat kilometer pertama. Itu belom bersih. Alias, dipotong parkir di lokasi tujuan atau tempat ambil makanan. Lo kan tau, sekarang kang parkir liar menjamur. Bahkan, makan di warteg juga ada yang dipintain parkir. Nah, penghuni apartemen mayoritas minta makanannya titip di lobi. Sementara, untuk uang parkir, kadang customer ga tahu. Merasa sudah bayar ongkos ojol. Sekarang gini, contoh ongkos kami Rp9.000 dikurang parkir dua kali saat ambil makanan di resto dan apartemen sudah Rp4.000. Itu berarti, kami bersih dapatnya cuma Rp5.000. Padahal, kami harus nunggu makanan jadi di resto itu butuh waktu. Iya, kalo yang masakan cepat saji, bisa segera. Namun, kalo semacam sushi, dimsum, atau masakan ala Korea dan Jepang kan, agak lama. Bisa sampe 1 jam. Lo bayangkan, ongkos bersih yang diterima kami Rp5.000 dengan effort-nya. Belom lagi di jalanan macet saat menuju resto dan ke tempat customer...

Oh... Gitu ya bang. Baru tahu gw.

Yongkru... Eh iya, jujur aja gw pun jarang ambil orderan anter makanan atau paket ke tempat yang ribet. Apalagi, yang ada parkirnya. Bagi gw itu wajar. Sebagai ojol, gw harus itung-itungan untung atau rugi dalam mengambil order. Secara, gw statusnya mitra. Alias, bukan karyawan dan tidak digaji aplikator. Sementara biaya operasional sehari-hari seperti bensin, pulsa, perawatan motor, oli, servis, dan sebagainya, harus dirogoh pake kocek gw sendiri.

Complicated, ya bang.

Ya, intinya kalo pribadi, cocok gw cocol. Kalo ga, ya lewatin. Yang penting, jangan merugikan customer atau menjelekkan aplikator. Secara, gw punya prinsip ga mau meludah di sumur sendiri.

Lihat karcis ini jadi inget, Mau ketawa tapi takut dosa (@roelly87)




Ada solusi bang, biar gw pesan makanan ga ditolak driver terus?

Ada dong. Pertama, lo harus mau berkorban. Contoh, lo tulis di notes aplikasi bahwa lo nunggu di pintu masuk mal atau pinggir jalan. Alias, ojol atau kurir online ga harus naik ke lobi dan keluar parkir. Jadi, lo   coba turun untuk jemput bola. Kedua, ini sekadar saran alias ga harus. Jika lo males ngelakuin yang pertama, lo siapin uang cash buat ganti parkir. Emang sih, lo bisa bayar pakai nontunai. Namun, mayoritas ojol lebih senang diganti uang parkirnya secara cash. Secara, mereka bayar kang parkir depan resto itu juga kan tunai, ga bisa cashless. Ketiga, lo kasih keterangan adanya tip atau tambahan biaya antar ke lobi. Seperti yang gw bilang di awal, ojol itu ongkosnya dibayar per kilometer horizontal. Kalo naik ke atas gedung kan udah beda cerita.

Oh, gitu ya bang. Baik deh, gw ikutin tips dari lo.

Silakan. Intinya, komunikasi aja. Sebaik-baiknya manusia adalah yang memanusiakan orang lain.

Btw, bang, ceritain dong soal pengalaman lo yang dapat orderan ribet.

Ntar kalo ada waktu lagi. Ini udah mau sampe. Depan mal.

Emang motor ga bisa sampe lobi ya bang, di lantai 6?

Yeee, oneng. Ga ada sejarahnya motor bisa masuk sampe lobi apartemen. Kalo lo naiknya taksi baik yang biasa atau online baru bisa. 

Iya ya, gw mager naik lift ke atasnya.

Nah, lo aja yang tinggal di apartemen ini males naik turun, apalagi orang lain?

He he he, sa ae lo bang.***



*      *      *

Ceritera saat perjalanan dari kawasan CBD ke apartemen di barat ibu kota.

- Jakarta, 8 Mei 2023


Senin, 24 April 2023

Lawan Arogansi di Jalanan: Jangan Pernah Benarkan Hal yang Salah!

Lawan Arogansi di Jalanan: 

Jangan Pernah Benarkan Hal yang Salah!

Keterangan: Foto hanya ilustrasi pemanis











TOT... 

Tet tot... 

Tot... Tot... Tot!

Bunyi klakson motor gede (moge) polisi yang mengawal kendaraan dinas TNI di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Barat, Senin (22/4).

Pak pol beberapa kali klakson. Maksudnya minta buka jalan. Padahal siang itu, lampu merah sedang menyala terang.

Saya yang berada di depan bergeming. Bodo amat.

Ga peduli, gw!

Mau itu tentara, kepolisian, pejabat, hingga  ASN. 

Apalagi "MOBIL SAMPAH" berplat RF*, Q*, B*, dll yang suka menyalakan strobo nan menyilaukan di sertai lolongan memilukan ngiung ngiung tet tot tet tot!

sampe sekarang, saya ga pernah mau buka jalan kepada mereka. siapa pun. 

ya, JANGAN PERNAH MEMBENARKAN HAL YANG SALAH!

saya hanya bersedia buka jalan jika itu:


1. Pemadam (tanpa diminta otomatis minggir).

2. Ambulance (idem, karena menyangkut nyawa).

3. Iring-iringan Presiden (Simbol negara).


btw, kadang polisi yg mengawal pejabat itu sok galak hingga melotot. tapi biasanya saya liatin balik. seumur2 ga pernah terindimidasi dengan yang kayak gituan. SELAMA KITA BENAR. 

Toh, sama2 bayar pajak. Kalo ga mau macrt, ya mending naik helikopter. Ga usah manja! 


inget ya, JANGAN PERNAH MEMBENARKAN HAL YANG SALAH!

*      *      *


- Jakarta, 24 April 2023


Selasa, 11 April 2023

Bukber Blogger Perdana sejak Pandemi

Bukber Blogger Perdana sejak Pandemi



"SUATU saat kita bakal merindukan suasana seperti ini."

"Kok bisa bang?"

"Yoi, dulu pas pandemi gw pernah anter paket dari Kamal, Penjaringan, ke Lenteng Agung, dekat perbatasan Jakarta Selatan-Depok. Total jaraknya menurut googlemaps mencapai 33km dengan estimasi waktu 1,5 jam dalam kondisi normal. Tahu ga berapa durasi yang gw capai?"

"Satu jam?"

"Salah..."

"Dua jam?"

"Kelewatan lebih."

"Tiga jam?"

"Ebuset, itu kelamaan. Lo pikir gw tidur dulu apa?"

"Yaudah gw pas aja bang."

"Dulu, cuma 40 menit. Bayangkan dari ujung barat ke ujung selatan yang biasanya macet, ini lancar. Di jalan, gw cuma lihat motor, mobil, dan kendaraan lain hanya 1-2 saja yang melintas."

"Kok bisa, bang?"

"Saat itu awal pandemi. Pemerintah memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) demi menekan jumlah korban akibat koronavirus. Jadi, tepat pada bulan ini, tiga tahun lalu, Covid 19 sedang meningkat. Alhasil, jalanan jadi sepi. Kecuali, kendaraan yang menuju Rumah Sakit. Ojek online pun, gw ga bisa angkut penumpang. Lo pasti inget kan, ga bisa mesan ojol, yang dialihkan ke taksi online."

"Iya ya, bang. Gw jadi sedih ingat pandemi dulu. Banyak teman yang kehilangan anggota keluarganya akibat koronavirus. Gw aja ngampus harus off, beralih ke online."

"Nah, itu. Makanya, kita bersyukur Jakarta kembali macet. Tandanya, situasi sudah lebih baik dari dulu. Koronavirus memang masih ada, tapi kita udah punya penangkalnya melalui vaksin dan booster dari pemerintah. Efeknya, kehidupan masyarakat pun udah mendekati normal. Faktanya bisa lo lihat, jalanan macet, mal atau pasar membludak dipenuhi pengunjung. Begitu juga restoran atau tempat hiburan."

"Betul bang, jadi harus disyukuri ya macet begini."

"Iya dong, gw lebih milih kejebak macet ga bisa gerak sama sekali ketimbang jalanan lancar saat awal pandemi. Serasa, bukan di Jakarta aja. Bahkan, ketika itu gw sampe mengkhayal, agar suasana kembali seperti sedia kala. Alhamdulillah, tiga tahun berlalu, sudah mendekati normal. Sekarang kita bebas aktivitas, termasuk ikut bukber kan."

"Aamiin..."

"Ini udah deket lagi sampe. Tujuan lo Cafe *** yang di kawasan Senopati kan?"

"Iya bang. Eh, jangan lewat Trunojoyo deh, macet parah bang biasanya kalo sore gini. Mending via Pakubuwono terus muter depan Al Azhar."

"Yee, oneng. Tambah jauh. Katanya tadi bersyukur macet saat ini dibanding lancar ketika pandemi."

"Ha ha ha. Bisa aje lo bang. Ya udah, terserah deh lewat mana. Ntar gw kasih bintang lima abis ini."

"Bintang tujuh aja sekalian. Ha ha ha."

"Ha ha ha."

*     *     *

DEMIKIAN obrolan saya dengan penumpang yang juga memiliki tujuan sama ke Kebayoran Baru dari Cengkareng. Tepatnya, sebelum menghadiri buka bersama (bukber) dengan rekan-rekan blogger yang diselenggarakan PT Astra International Tbk di Rumu Private Room Grill, Senin (10/4).

Acara tersebut dimulai pukul 17.30 WIB, alias jelang maghrib. Namun, saya tiba malah pukul 18.10 WIB. Alias, ketika rekan-rekan blogger bersama tim dari Corporate Communications Astra sudah santap berbuka.

Jam karet nih saya! Wkwkwkwkwk...

Sejatinya, saya sudah berada di Kalibata, sejak sekitar 15.00 WIB. Namun, berhubung belum mencapai target, maka saya kembali aktifkan beberapa aplikasi ojek online. 

Total ada lima aplikasi ojol atau paket yang biasa saya gunakan. Bukan bermaksud serakah sih, tapi jaga-jaga jika salah satunya error atau kendala force majeure. Maklum, ojol ga punya gaji seperti karyawan. Jadi, tiap hari wajib ngojek demi mengumpulkan logam mulia. Etdah!

Tak lama, dapat orderan paket, kirim ke Permata Hijau. Oke. Saya pikir, perjalanan ga sampe satu jam. Terbukti benar.

Eh ga tahunya, bunyi lagi dengan tujuan Palem, Cengkareng. Terlanjur kecocol. Mau di-cancel, takut suspend dari aplikasi. Risiko. 

Melirik jam di hp sudah pukul 16.00 WIB lewat. Untungnya, tanpa hambatan. Sampai di lokasi, saya arahkan tujuan searah ke Blok M. 

Lagi-lagi voucher hoki berlanjut, masuk orderan penumpang. Yaitu, tadi. Dara yang tahun kemarin lulus kuliah dan sepanjang jalan asyik bercerita.

Hingga, di Senopati, saya pun berpisah dengan gadis beralis tebal tersebut. Buru-buru semua aplikasi saya off-kan. Maklum, sudah masuk jam sibuk. 

Bagi ojol, ini momentum emas karena ongkos naik akibat macet di mana-mana. Baik penumpang, anter makanan, maupun kirim barang. Namun, tempat yang saya tuju kali ini jauh lebih penting.


*     *     *


BUKBER ini merupakan kali perdana saya bersama rekan-rekan blogger sejak pandemi. Ya, 2020 mayoritas aktivitas masyarakat terhenti akibat pandemi yang diberlakukan PSBB. 

Setahun berselang, pemerintah menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). 2022 lalu, memang sudah mulai kondusif. Namun, bayang-bayang koronavirus masih menghantui. 

Hingga, tahun ini, telah mendekati normal. Wajar, jika saya senang bisa kumpul lagi dengan puluhan rekan yang hobi menulis ini. Maklum, sejak menggeluti dunia blog pada 2009 silam, saya kerap mengikuti event offline.

Termasuk, dengan Astra yang mulai intens pada 2016 lalu. Dalam periode itu, saya turut serta mengikuti rangkaian acara edukatif mereka. Mulai dari penanaman pohon di Bukit Kasur, Cianjur, Pulau Pramuka, hingga dengan lembaga nonprofit seperti YDBA (Yayasan Dharma Bhakti Astra).

"Kami berharap dengan bukber ini, bisa terus bersama rekan-rekan blogger dalam kegiatan positif ke depannya. Apalagi, ini kali perdana kumpul di bulan ramadan sejak pandemi. Usai lebaran, banyak event-event penting lagi seperti Satu Indonesia Award," kata Head of Corporate Communications Astra Boy Kelana Soebroto.

Selain sosok yang dulu pernah bersama kejeblos di laut saat penanaman mangrove di Pulau Pramuka itu, saya juga mengenal beberapa wajah tak asing dari perwakilan Astra tapi kadang lupa namanya. Termasuk, Rian Agasiya dan Regina Panontongan yang sering saya temui saat Astra jadi sponsor utama Asian Games 2018.  

Sementara, dari rekan-rekan blogger tentu sudah sangat familiar. Maklum, saya kenalnya sejak masih aktif di beberapa multiplatform blog seperti Kompasiana atau BlogDetik pada awal 2010-an.

"Setiap ikut acara yang diselenggarakan Astra, kami banyak memetik manfaat yang tak terhingga. Jadi, saya senang bisa kembali hadir pada bukber ini. Semoga, kita bisa terus bersinergi yang positif," Nur Annisa, mengungkapkan.

Ya, saya setuju. Di era ini, banyak perusahaan atau grup usaha yang berkolaborasi dalam penyampaian informasi. Selain dari media arus utama tentu dengan blogger yang narasinya menjangkau akar rumput.

Sebab, yang hobi ngeblog itu dari berbagai kalangan. Contoh, saya yang profesinya ojol. Annisa sebagai ibu rumah tangga. Ada juga yang tentara serta polisi, baik itu aktif maupun purnawirawan, ASN, bankir, pejabat daerah, dan sebagainya.

Terlebih, selain bisnis, Astra juga memiliki banyak divisi yang melakukan tanggung jawab sosial (CSR). Total, ada sembilan yayasan, termasuk YDBA.

Setiap tahun, Astra turut menyelenggarakan event terkait kepedulian lingkungan dan alam. Penanaman pohon yang saya ikuti hanya sebagian kecil. Masih banyak lagi.

Sebagai tambahan informasi, sejak bulan lalu hingga 6 Agustus mendatang, Astra siap mendukung pemuda-pemudi di Tanah Air dengan kegiatan di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi. 

Tepatnya, dalam Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2023. Btw, ada hadiahnya, lho! Masing-masing mendapat Rp 65 juta! Siapa tahu, pembaca blog ini ada yang tertarik. Jika ingin, bisa menyimak lewat, https://sia.astra.co.id.


*     *     *

Keterangan: Seluruh foto merupakan dokumentasi tim Astra. 

*      *      *



*      *      *



*      *      *



*      *      *


*      *      *





- Jakarta, 11 April 2023