TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Senin, 08 Juli 2024

John Cena Pensiun, Akhir WWE Ruthless Aggression Era?

John Cena Pensiun, Akhir WWE Ruthless Agression Era?


Rivalitas seru John Cena dan Randy Orton akankah jadi puncak di WrestleMania 41?
(Foto: www.com)


MONEY In The Bank (MITB) 2024 berlangsung meriah. Diselenggarakan di Scotiobank Arena, Toronto, Kanada, Sabtu (6/7) atau Minggu dini hari WIB. 

MITB ini merupakan Premium Live Event (PLE) -dalam tinju dan event olahraga lain disebut Pay-per-View/PPV- yang diselenggarakan Promotor Gulat Hiburan Dunia, WWE (World Wrestling Entertainment) untuk pemanasan jelang SummerSlam.

Suka dan duka, tawa, haru, dan penuh drama mewarnai MITB 2024. Menurut saya sebagai penggemar gulat hiburan sejak 1990-an silam, event yang menyuguhkan lima pertandingan ini cukup menarik.

Untuk hasilnya, sudah beredar di laman resmi WWE atau berseliweran di media sosial. Termasuk, trending topic-nya CM Punk usai menggagalkan kans Drew McIntyre untuk meraih sabuk World Heavyweight Championship meski sudah menang MITB 2024.

Gokil sih, CM Punk ini. Storylines dengan Drew menuju SummerSlam kian panas. Ditambah dengan kembalinya Seth Rollins usai cedera sejak WrestleMania lalu.

Btw, Summerslam 2024 berlangsung 3 Agustus mendatang. Sepertinya menarik untuk menulis di blog terkait event terbesar kedua WWE -setelah WrestleMania- ini dalam beberapa artikel ke depan.

Terakhir saya nulis gulat hiburan pada Oktober lalu saat Edge pindah ke All Elite Wrestling (AEW) yang merupakan promotor rival WWE!


*       *       *


MITB 2024 dibuka Trish Stratus yang kembali sebagai host. Ada yang tahu siapa dia?

Yupz!

Jika Anda sering nonton WWE sejak awal milenium dan main game di PS 2 -entrance wow!-, pasti sangat familiar. Ya, Trish merupakan pegulat wanita enerjik.

Seksi banget. Body-nya aduhai. Gitar Spanyol...

Serius.

Ini bukan body shaming atau menjurus pornografi.

Namun, saat itu WWE memang cenderung vulgar. 

Bahkan, ada pertandingan Bra and Panties. Pemenangnya yang berhasil memelorotkan pakaian lawannya.

Jika Anda besar pada 1990-an hingga awal dekade 2000, tentu tidak asing dengan beberapa Divas WWE ini selain Trish yang sangat menggoda untuk ditonton:

- Lita

- Torrie Wilson

- Tori

- Debra

- Sable

- Chyna

- Ivory

dan banyak lagi :)

Sebagaimana di film mandarin saya mengagumi Brigitte Lin Ching-hsia (https://www.roelly87.com/2023/12/brigitte-lin-ching-hsia-yang-memesona.html), dari Negeri Jiran dengan Siti Nurhaliza (https://www.kompasiana.com/roelly87/5519b83a8133118b7a9de0c7/lima-musisi-legendaris-malaysia), maka di WWE dengan trio Divas: Trish, Lita, dan Chyna.

Kalo sekarang, ada Liv Morgan sang Women's World Championship dan Tiffany Stratton yang memenangkan Women's MITB 2024. Keduanya ga cuma cantik dan seksi aja, tapi juga jago gulat. 

Meski, untuk karisma masih di bawah Trish, Lita, dan Chyna.

Eh, kok jadi bahas Trish dan Divas WWE terus... Bukan itu, woooi!

Trish Stratus idola bocil 1990-an
(Foto: wwe.com)



*       *       *

SETIAP masa ada orangnya, setiap orang ada masanya. Demikian, adagium yang tepat menggambarkan situasi perpolitikan di Tanah Air, khususnya pada masa akhir kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kian suram.

Eh, bentar.

Waduh, bukan itu lagi. Jangan bahas politik dong...

Stop, please!

Maksudnya, John Cena. Ya, pegulat 47 tahun ini menyatakan bakal pensiun pada 2025.

Alias, tahun depan. Itu diungkapkan Cena disela-sela MITB 2024 usai dipanggil tante Trish.

Cena menyebut WrestleMania 41 yang berlangsung 19-20 April 2025 jadi momen terakhirnya di ajang paling prestisius WWE itu.

Alias, bukan pensiun di WrestleMania 41. Melainkan, masih bertarung sepanjang kalender 2025.

Setelah itu? Ya, pensiun.

Sedih sih. Sebagai penggemar gulat hiburan, bagi saya Cena sangat spesial. 

Meski, saya bukan penggemarnya. Bahkan, tidak termasuk dalam Top 10 seperti yang saya tulis sebelumnya, https://www.roelly87.com/2023/10/edge-gabung-aew-reuni-lagi-dengan.html.

Idola saya dari dulu ga berubah:

1. Kane

2. Jeff Hardy

3. Chris Jericho

Sementara, dalam sisa urutan 10 besar, tetap tidak ada nama Cena dan Edge. Itu meliputi The Undertaker, Stone Cold Steve Austin, The Rock, Mick Foley, Eddie Guerrero, Rob Van Dam, dan Shane McMahon.

Ya, mereka terkenal sejak Attitude Era. Sementara, Cena muncul saat peralihan ke Ruthless Agression.

Biar ga bingung, dalam laman resmi WWE, mengklasifikasikan tujuh periode sejak 1980-an silam. (Sumber: https://www.wwe.com/polls/what-is-your-favorite-wwe-era)

1. Golden Age (awal 1980-an hingga 1990-an)

2. New Generation Era (awal hingga pertengahan 1990-an)

3. Attitude Era (pertengahan 1990-an hingga awal 2000-an)

4. Ruthless Agression Era (2002-2008)

5. PG Era (2008-2013)

6. Reality Era (2014-2016)

7. The New Era (2016-sekarang)

Nah, Cena masuk era Ruthless Agression. Dia bisa dibilang yang menggendong WWE pada periode itu. Tentu, bersama beberapa pegulat seangkatan seperti Randy Orton, Brock Lesnar, Batista, Bobby Lashley, dan beberapa nama lainnya.

Itu berarti, sudah lebih dari 22 tahun Cena jadi teman setia pencinta gulat. Dari sejak anak kecil, remaja, dewasa, hingga kini banyak yang sudah punya anak lagi!

Wajar, jika saya agak gimana gitu pas tahu Cena bakal pensiun. Kendati bukan pegulat favorit, tapi Cena kerap menemani saya lewat aksi-aksinya yang... Cukup okelah.

Namun, dalam industri gulat hiburan, ada istilah "Never say never". Alias, pensiun bukan berarti tidak bertanding lagi 

Contoh nyata, Undertaker yang menyatakan pensiun pada 2020, tapi tampil heroik di Wrestlemania lalu. Bahkan, dalam empat tahun ini sosok yang identik dengan American Badass itu rutin tampil sebagai brand ambassador WWE.

Begitu juga dengan Edge yang mengalami cedera leher hingga resmi pensiun pada 2011. Sembilan tahun berselang kembali tampil di Royal Rumble!

Yang paling lama, Austin. Menyatakan pensiun pada 2003 silam akibat tubuhnya kerap cedera.

Berselang 19 tahun, Si Ular Derik ini kembali di WrestleMania 2022 untuk meladeni Kevin Owens. Meski usia tidak bisa dibohongi, tapi Austin bisa menang yang membuat penonton saat itu histeris.

Yupz.


*       *       *


PERTANYAAN yang muncul dari segenap penggemar WWE usai pernyataan Cena pensiun pun ramai. Itu terkait siapa pegulat yang akan jadi lawannya di WrestleMania 41?

Sebab, itu bakal jadi panggung akbarnya. Tentu, WWE juga bakal mempersembahkan yang terbaik untuk Cena. 

Menurut saya ada beberapa nama. Baik yang masih di WWE, aktif bergulat di promotor sebelah, atau pensiun.

1. Orton (rival utama Cena pada Ruthless Agression Era. Veteran yang masih aktif hingga kini setelah pegulat seangkatannya sudah pensiun atau part time)

2. CM Punk (kang gendong PG Era, punya storylines keren dengan Cena meski jarang)

3. The Rock (jarang aktif, tapi punya posisi penting di struktural WWE. Bisa jadi kasih tribute untuk Cena. Secara, keduanya pernah duel legendaris di WrestleMania 2012 dan 2013.

4. Brock Lesnar (udah ga aktif akibat terindikasi skandal Vince McMahon. Namun, ada peluang meski kecil untuk duel terakhir dengan Cena karena keduanya satu angkatan dan kerap berseteru secara skrip)

5. Edge (sejak Oktober pindah ke AEW. Punya rivalitas panas dengan Cena saat Ruthless Agression)

6. Kurt Angle (sudah pensiun sejak 2019, tapi ada kemungkinan balik demi Cena. Kurt turut mengawali pergantian Ruthless Agression saat ditantang Cena yang debut WWE 27 Juni 2002)

7. Bradshaw (Punya rivalitas cukup menarik dengan Cena meski hanya sebentar pada 2005. JBL pensiun sudah lama, tapi ada kemungkinan terpilih jadi lawan terakhir Cena di WrestleMania 2025)

Kemungkinan lainnya: Roman Reigns, Batista, Jeff Hardy, Rey Mysterio, dan sebagainya.


*       *       *


- Teluk Naga, 8 Juli 2024


*       *       *


Artikel terkait:

- https://www.roelly87.com/2023/10/edge-gabung-aew-reuni-lagi-dengan.html


Jumat, 28 Juni 2024

Polri Ultah ke-78, Maaf Mahkota Kalian Masih Transit di DC Cirebon

Polri Ultah ke-78, Maaf Mahkota Kalian Masih Transit di DC Cirebon

Polri Ultah ke-78, Maaf Mahkota Kalian Masih Transit di DC Cirebon


Ilustrasi foto saya dan personel Polri saat
Police Expo 2016


DI kolong langit ini, ada lima hal yang sulit diubah. Bukan ga bisa, melainkan maha sukar.

Ini berkaitan dengan watak. Sudah saya tulis sebelumnya pada Desember lalu (https://www.roelly87.com/2023/12/prabowo-kembali-ke-setelan-pabrik.html).

Misalnya, pada novel Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga karya Chin Yung (Jin Yong). Dalam satu adegan, diceritakan perwakilan aliran kepercayaan dari Persia mengatakan kepada Ketua Partai Gobi (Emei).

Bahwa, ilmu silat memang dapat ditingkatkan dengan pelajaran dan latihan. Sungai dan gunung mudah ditaklukkan, tapi watak manusia susah diubah:

5. Kpopers

4. Pasangan yang bucin

3. Ego fan klub sepak bola

2. Megalomania pendukung capres

1. Pemalas (Contoh Pak Ogah, Kang Parkir Liar, Ormas, Menteri Korupsi, Anggota DPR tidur, dll)

Berdasarkan interaksi dan pengalaman sehari-hari, kelima jenis manusia tersebut sangat complicated. Bahkan, meski dimandikan dengan air kembang tujuh rupa dari lima benua pun, sulit.

Pada saat yang sama, di jalan raya ada tiga instansi yang menurut saya keberadaannya tidak berguna. Minimal, ada atau ga, tidak mengubah keadaan.

Bahkan, kehadirannya malah memperkeruh suasana. Itu meliputi:

3. Dishub

2. Satpol PP

1. Polisi

Nomor buncit, kerjaannya cuma mengangkut motor dan mobil rakyat jelata saja. Sementara, kendaraan pejabat atau yang terlihat mewah, ga berani. Pecundang!

Yang kedua, cuma mampu mengejar pedagang kaki lima saja. Pada saat yang sama, resto atau mal yang bangunannya melanggar jalan umum didiamkan. Termasuk, cuek dengan keberadaan pak ogah dan parkir liar. Sumpah, ga rela saya bayar pajak ke negara buat gaji Satpol PP seperti ini.

Polisi? Panjang banget. Akan saya uraikan di bawah ini.

Btw, apa korelasi antara tiga instansi ini dengan yang saya ulas pada paragraf awal. 

Yupz, soal watak. Mereka ini sangat susah diminta untuk berubah lebih baik!

Baru gercep untuk bertindak jika sudah viral. Negara macam apa ini?


*       *       *


KEPOLISIAN Negara Republik Indonesia (Polri) genap berusia 78 tahun pada 1 Juli nanti. Segenap masyarakat, pengusaha, politisi, akademisi, tokoh agama, penguasa tambang, 9 naga, 5 gajah, 3 seblak, hingga pentolan ormas pun pada sibuk bersiap mengucapkan selamat untuk instansi yang bermarkas di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan ini.

Minimal, pada pasang spanduk: Selamat HUT Bhayangkara ke-78 disertai foto mereka berjabat tangan dengan pejabat tinggi Polri.

Meski, saya yakin mayoritas dari mereka memberi ucapan selamat dengan rasa terpaksa. Ha... Ha... Ha...!

Btw, sebagai bagian dari rakyat jelata yang hobi ngeblog, tentu saya ingin mengucapkan selamat untuk ultah ke-78 Polri lewat artikel ini. Serius?

Yongkru.

Saya teringat komentar Prof. Mahfud MD dua tahun lalu saat rapat di DPR, "Lebih baik 60 tahun dengan polisi jelek, dari pada semalam tanpa polisi. Semalam saja tidak ada polisi, besoknya negara hilang."

Ha... Ha... Ha... Miris, euy.

Tapi, ini fakta. Mau gimana lagi. 

Saya bisa berharap suatu saat nanti, Dishub dan Satpol PP ditiadakan akibat keberadaannya nirguna. Namun, ga dengan Polri. Sebab, gimana pun, keberadaan polisi sangat dibutuhkan. 

Meski, sejelek apa pun kinerja mereka. Sebab, saya pribadi sangat membutuhkan mereka.

Mulai dari permohonan SKCK untuk lamaran kerja atau buat SIM (https://www.roelly87.com/2021/04/bikin-sim-c-hanya-rp-155-ribu-ini.html).

Kita semua sayang, eh salah. Kita semua butuh polisi!

Lanjut, ya. 

Eh... Bentar! Ada tukang bakso lewat. Padahal kan dini hari WIB ini saya ga lapar. 

Waduh, tiba-tiba di seberang ada tukang somay. Lalu, tukang batagor, nasi goreng, seblak, cangcimen, dan banyak lagi yang datang pakai gerobak.

Ada apa ini?

Btw, kok di belakang dan samping celana mereka ada benda yang tak asing. Mirip handphone tapi beda.

HT...

Mereka ini pedagang beneran atau anggota kepol...

(Tulisan terputus)


*       *       *


SEBAGAI bloger, saya sudah banyak menulis artikel tentang polisi. Bahkan mencapai puluhan baik di blog pribadi, www.roelly87.com atau via Kompasiana (www.kompasiana.com/roelly87) dan di media sosial (facebook, twitter, instagram dengan username identik: @roelly87).

Artikelnya bervariasi. Ada yang baik dan buruk. 

Memberi apresiasi atau kritik. Wajar.

Misalnya ini https://www.roelly87.com/2016/04/jakarta-metropolitan-police-expo-2016.html dan https://www.kompasiana.com/roelly87/552bbed46ea834027a8b45e1/pengalaman-sehari-di-mabes-polri.

Sebagai bloger, tentu saya berusaha untuk fair. Baik ya saya bilang baik. Kalo buruk ya saya katakan buruk. Sesederhana itu.

Bahkan, kritik saya pada 2013 lalu masih terpasang di fanpage facebook Divisi Humas Polri, berjudul Polisi Siap Dikritik (https://www.facebook.com/share/p/rAH6ZPbKH1Tuv1vo/?mibextid=oFDknk).

Bintang lima untuk admin FP epbi itu. Hingga kini, artikel tersebut masih utuh. 

Langka banget sih momen ini. Jarang-jarang ada instansi yang mau dikritik dan bahkan tetap mencantumkan masukan masyarakat itu di laman resmi FB-nya.

Hanya, itu 11 tahun silam. Sekarang?

Bahkan, polisi justru mencari orang yang memviralkan anggotanya yang membunuh bocah di Sumatera Barat. Duh, gusti...

Btw, pak polisi yang terhormat, saya ingin tanya nih. Jika orang yang memviralkan itu sudah ketemu, mau kalian apakan ya?

Semoga orang tersebut baik-baik saja. 

Seharusnya, justru polisi yang berterima kasih atas viralnya berita itu. Sebab, jadi tahu bahwa di level bawah, banyak anggota kalian yang brutal.

(Level elite aja, JENDERAL BINTANG DUA Ferdy Sambo membunuh di Komplek Polisi)

Insiden di Sumbar itu bukan yang pertama atau terakhir. Banyak lagi sebelumnya, saat ini, dan yang akan datang.

Jangan-jangan, setelah menulis artikel ini, saya juga bakal dicari pak polisi yang terhormat?

Ih... Takut!

Padahal, saya mau kasih kado untuk mereka yang merayakan HUT ke-78. Namun, bingkisan berupa mahkota itu masih tertahan di DC Cakung. 

Eh, Cirebon deh. Secara, kasus pembunuhan Vina yang terjadi sejak 2016 silam belum terungkap!

Apalagi, jika mengantarkan kadonya ke Markas Besar Kepolisian Daerah (Mabes Polda) Metro Jaya, sesuai domisili saya di Jakarta, pun saya enggan. Sebab, parkirnya mahal banget.

Oktober lalu saya ke sana, harus mengeluarkan Rp 4.000. Padahal ga sampe lima menit. (Sumber: https://www.instagram.com/p/CySufvYSaeD/?igsh=OGdkdndhcnFudGJs). 

Slogan 3M (melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat) cuma sebatas template. Gimana warganya mau lapor, baru mau masuk gedungnya aja udah mikir akibat tarif parkirnya mahal.


*       *       *


KRITIK tanpa solusi itu hanya omong kosong. 

Pemerintah yang merupakan perwakilan negara, termasuk Polri harus mau menerima kritik. Secara, mereka digaji dari pajak yang dibayarkan seluruh rakyat Indonesia.

Di sisi lain, sebagai bagian dari masyarakat, saya wajib untuk memberi kritik. Tentu, masukan dan pendapat yang membangun. Alias, konstruktif. 

Bukan malah destruktif. Alias, sekadar ujaran kebencian saja.

Sebagai bloger, tentu saya kerap menyuarakan kritik lewat tulisan atau unggahan di media sosial. Diterima atau tidak oleh pihak yang bersangkutan, itu cerita lain.

Toh, saya sadar diri, cuma sekadar remahan rangginang di kaleng biskuit lebaran. Sementara, instansi yang saya kritik berada di Menara Gading.

Misalnya, terkait proyek abadi Pantura (https://www.kompasiana.com/roelly87/54f76c86a33311a8368b47fc/nangkring-bareng-kemenpu-dan-sorotan-proyek-abadi-pantura?page=all#section2).

Juga terkait TNI sebagai Paswalyur alias Pasukan Pengawal Sayur (https://www.kompasiana.com/roelly87/550def16813311842cbc6125/di-usia-tni-ke-66-ini-semoga-tidak-ada-lagi-paswalyur-pasukan-pengawal-sayur).

Mendengar keluh dan kesah dari pegawai Bea Cukai (https://www.roelly87.com/2015/11/membongkar-rahasia-bea-cukai.html).

Terkait Kang Parkir Liar (https://www.roelly87.com/2024/03/terima-kasih-orang-baik-3.html).

Soal Pak Ogah (https://www.roelly87.com/2024/04/wabah-pak-ogah-merajalela-polisi-bisa.html).

Dishub yang pengecut (https://www.instagram.com/p/CnjGD8yS5oQ/?igsh=MWZ6b2dmZWg5OHlweQ==).

Ormas bangsat dan akamsi sok jagoan (https://www.kompasiana.com/roelly87/55091051a33311f6432e3af3/ramadhan-ketika-sang-bos-konveksi-kepusingan-ditagih-thr-pemuda-kampung).

Pengawalan yang dikutuk masyarakat akibat tet tot tet tot nguing nguing (https://www.roelly87.com/2023/04/lawan-arogansi-di-jalanan-jangan-pernah.html)

Dan, banyak lagi. 

Sebenarnya masih banyak yang mau saya tuangkan di artikel ini. Apa daya, saya sadar. Bahwa, sampai mulut berbusa pun kita mengkritik, tetap saja polisi tidak akan berubah.

Eh, ga deh. Saya punya pengalaman positif dengan mereka.

Salah satunya sudah saya tulis 12 tahun silam, https://www.kompasiana.com/roelly87/550b8fb4a333119c1e2e3db8/tidak-semua-polisi-berperilaku-kurang-baik?fbclid=IwZXh0bgNhZW0CMTEAAR1GNJ-WQhdbM2nOha-8455gfrgSa35hJjLZOYfIHShyznbbQEWSQfUcG40_aem_LTZKflEWQ3KNaLsrutQSXA (buset ini link-nya panjang banget :).

Bahkan, ini paling dalam. Sumpah, saya merinding saat dulu menulisnya. 

Secara, judulnya aja keren banget: Polisi Menggugat (https://www.kompasiana.com/roelly87/550bb640a33311d81a2e39ce/polisi-menggugat?fbclid=IwZXh0bgNhZW0CMTEAAR0Siq3aBY1NZozR4tOXyBhOonU0gbFNyoghkP42dq75odXQnKA8Hns1zyI_aem_gJ-tfScrBHvgw__2eCbZEQ).


*       *       *


TIADA perjamuan yang tak berakhir. Alias, artikel ini harus disudahi.

Di sisi lain, terkait citra polisi yang kian negatif, saya ingat pepatah. Selama gunung masih menghijau, jangan takut kehabisan kayu bakar.

Itu berarti, selama saya, Anda, kalian, dan kita semua rakyat Indonesia, yang saat ini masih bernafas, tentu memiliki asa bahwa kelak, polisi akan berubah jadi lebih baik.

Kapankah waktunya tiba?

Entahlah. Saya bukan cenayang.

Yang saya pahami, perubahan itu pasti. Cepat atau lambat, hanya soal waktu.

Termasuk, polisi. Mereka akan segera jadi lebih baik, JIKA:

- Menghentikan suap atau faktor orang dalam saat menerima calon siswa di Akpol

- Menghilangkan stigma ABS (Asal Bapak Senang) yang membuat penyelidikan kasus jadi berbelit-belit

- GRATISKAN PARKIR DI SETIAP KANTOR POLISI. Ini gimana rakyat kecil mau lapor, baru masuk gedung polisi aja udah dikenakan tarif parkir

- BERANTAS KANG PARKIR LIAR, PAK OGAH, ORMAS BANGSAT, DLL (Maaf, capslock jebol!)

- Edukasi anggota yang muda agar tidak larut dalam euforia medsos. Dikit-dikit bilang, "Gimana negara ini jika ditinggal kami libur 3 hari." Hello... Kalian polisi, bukan seleb!

- Gercep dalam menangani kasus tanpa pandang bulu. Bukan sekadar baru gerak kalo udah viral

- Blablabla

- Blablabla

- Blablabla (ngantuk nulisnya udah subuh, jadi kehapus sebagian)

- Terakhir... Ini yang paling gampang ditulis tapi mahasukar untuk dilaksanakan. Kalo kata game era dingdong 90-an ini Raja Tamat. Kapolri harus berani PUTUS DUA GENERASI. Alias, para jenderal yang memegang jabatan krusial harus kompeten. Jangan paksa Boomers untuk menangani kasus penting. Contoh nyata, di Kemenkominfo. Ya Tuhan, kementerian itu sungguh tak berguna. Menteri sebelumnya ditangkap akibat korupsi BTS. Eh, yang baru malah ga lebih baik hingga data negara bisa dijebol pihak luar.

Oke, cukup sekian kado berupa kritik dari saya untuk menyambut HUT Bhayangkara ke-78.

Saya berharap, saat tahun depan merayakan ultah ke-79, stigma negatif terkait polisi di masyarakat sudah berubah jadi positif.

Ga instan tentunya. Tapi, kalo ga dimulai sekarang, mau sampai kapan?***


*       *       *


- Jakarta, 28 Juni 2024


*       *       *


Referensi


- https://www.kompas.tv/nasional/321248/mahfud-md-kutip-ibnu-taimiyah-lebih-baik-60-tahun-dengan-polisi-jelek-daripada-semalam-tanpa-polisi


- https://metro.tempo.co/read/1884734/kapolda-sumbar-mau-cari-orang-yang-viralkan-kasus-afif-maulana-kompolnas-jangan-disampaikan-ke-publik


- https://m.antaranews.com/berita/2973105/kapolri-jadikan-kritik-sebagai-obat-pahit-tapi-menyehatkan


- https://www.detik.com/sumut/hukum-dan-kriminal/d-7402420/temui-nenek-yang-dipungli-anggota-kasatpol-pp-pekanbaru-minta-maaf-ganti-uang


- https://megapolitan.kompas.com/read/2024/06/25/14332721/warga-kami-sudah-lapor-ke-dishub-terkait-pungli-di-jalan-samping-rptra



*       *       *


Artikel Terkait TNI-Polri dan Pemerintah

- Polri (Banyak banget, ada puluhan di www.roelly87.com dan www.kompasiana.com/roelly87)

- TNI (11/12 banyak)

- Pemerintah (13)



...

Rabu, 19 Juni 2024

Daftar Mal Elite di Jakarta dan yang Gratiskan Parkir untuk Ojol


Daftar Mal Elite di Jakarta 

dan yang Gratiskan Parkir untuk Ojol

Parkir gratis untuk ojol dan kurir paket
di Lotte Shopping Avenue
(Foto: Dokumentasi pribadi/@roelly87)


SEMERBAK harum tanah setelah hujan memang memiliki ciri khas. Wanginya itu loh, bikin perasaan jadi adem.

Usai hujan yang mengguyur ibu kota sejak pagi, saya pun hendak istirahat untuk makan. Setelah keliling nyari tempat yang nyaman untuk bersantap, akhirnya ketemu di pinggir Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan.

Saya langsung membuka bungkusan nasi dan lauk yang dibuatkan ibu di rumah. Saat asyik menyantap, datang rekan ojek online (ojol) yang juga ingin istirahat.

Tak lama, dia bangkit. Namun, duduk lagi.

Kini, pandangannya fokus pada layar hp yang terus berbunyi. Tangannya asyik menari di depan layar.

"Wah, gacor bro," ujar saya membuka percakapan.

"(Orderan) Food terus bro. Ente ga dinyalain aplikasinya?"

"Off dulu. Istirahat makan."

"Males nih, ngambilnya di mal terus."

"Dimana, Pacific Place?"

"Bukan, Ashta. Malnya ribet."

"Kakap?"

"Boro-boro. Belanja makanannya 400 ribu lebih tapi ongkosnya cuma delapan ribuan. Belom dipotong parkir."

"Iya juga, bro. Mending cari orderan yang ongkosnya lumayan."

"Iya nih, udah empat orderan dilewatin. Ane geser bro."

"Kemana?"

"Blok M atau Santa."

"Lanjut bro."

Demikian obrolan singkat tersebut. Saya memahami enggannya rekan ojol itu untuk mengambil orderan di Astha, mal yang terletak di kawasan SCBD.

Sebab, ojol dilarang memakai atribut. Alias, jaket harus ditaruh di motor, tidak boleh dipakai terbalik atau ditenteng. 

Itu yang saya rasakan saat mengambil orderan food, tahun lalu. Sekaligus, kemungkinan yang terakhir kali saya ambil.

Kecuali, jika ongkosnya lumayan. Itu lain cerita.

Namun, kalo cuma ongkirnya delapan ribuan seperti yang didapat rekan ojol tadi, ya ogah. Sebab, udah aturannya ribet  harus kena parkir pula.

Padahal, di kawasan yang sama, ada mal yang menurut saya cukup ramah terhadap ojol. Yaitu, Pacific Place (PP) yang menyediakan parkir gratis untuk ojol dan kurir paket.

Mereka juga memperbolehkan ojol untuk memakai atribut dengan syarat jaketnya dibalik. Atau ditenteng, yang tidak dipermasalahkan.

Menurut saya aturan di PP cukup fair. Kendati, larangan memakai jaket ojol di beberapa mal, apartemen, atau gedung perkantoran, memang kerap mengundang pro dan kontra.

Namun, sebagai tamu, saya selalu menghormati aturan yang dibuat tuan rumah. Sesimpel itu.

Jika ada aturan lepas jaket, ya saya lepas. Kalo boleh dipakai, ya saya pakai. 

Sebab, saya memahami, jaket ojol apa pun itu aplikasinya, jika dipakai di mal bisa diidentikkan sebagai iklan berjalan. Itu mengapa, hampir seluruh mal, plaza, atau pusat perbelanjaan di Jakarta, khususnya yang elite, memberikan larangan.

Hanya, aturan paling ekstrem yang saya ketahui ada dua. Yaitu, Ashta dan Plaza Indonesia (PI). 

Keduanya mewajibkan ojol untuk menyimpan jaketnya di motor. Tidak boleh dipakai terbalik atau ditenteng.

Ya, saya sih ikutin aja. Namanya tamu, harus paham ketentuan tuan rumah.

Sementara, tiga dari lima mal terelite di Jakarta versi saya (Bintang Lima), memperbolehkan jaket ojol dibalik atau ditenteng. Yaitu, PP, Grand Indonesia (GI), dan Plaza Senayan (PS). 

Untuk Pondok Indah Mal (PIM), saya belum pernah ambil orderan food atau kirim barang di sana. 

Yang menarik, terkait PP. Meski berstatus mal elite dengan dihuni brand ternama dan lokasinya strategis di SCBD, tapi cukup ramah terhadap ojol.

Apresiasi untuk manajemen Pacific Place yang berhasil memanusiakan manusia. Sebelumnya, empat tahun lalu saat pandemi saya pernah tulis kritik akibat tiada tempat parkir hingga harus nyeberang ke Bursa Efek Indonesia (https://www.roelly87.com/2020/02/pi-pp-dan-ta-ini-daftar-mal-yang-kurang.html).

Untuk mal yang menurut saya levelnya di bawah mereka, ada Lotte Shopping Avenue (Lotte Mal Ciputra), yang tidak kalah ramahnya. Itu karena mal yang terletak di Jalan Prof. Dr. Satrio, ini menyediakan shelter gratis untuk ojol dengan durasi 30 menit.

Menurut saya, ini sangat bermanfaat bagi ojol. Sebab, saya bisa nyaman parkir motor dalam mal tanpa takut hilang atau diangkut Dishub jika naruhnya di pinggir jalan.

Apalagi, Lotte Mal ini juga membolehkan ojol untuk memakai jaketnya. Sumpah, ini aturan yang keren. 

Itu seperti saudara tuanya, Mal Ciputra (Citraland) di Daan Mogot, Jakarta Barat. Respek dengan Ciputra Group yang sangat mengakomodasi keberadaan ojol.

Sebab, tidak banyak mal atau pusat perbelanjaan yang seperti itu. Padahal, saat pandemi, kehadiran ojol banyak diapresiasi.

Pasalnya, ketika itu restoran dilarang untuk membuka layanan makan di tempat. Alhasil, banyak yang akhirnya tutup.

Sementara, yang bertahan sukses mengandalkan aplikasi pengantaran makanan seperti Gofood, Grabfood, Shopeefood, Traveloka Eats, dan sebagainya. Berkat keberadaan aplikasi itu, restoran tetap bisa menjual makanannya kepada pelanggan yang diantar melalui ojol.

Sekaligus, memberikan pemasukan bagi restoran untuk bisa bayar sewa tempat ke pengelola mal. Di sisi lain, mal pun bisa tetap beroperasi meski terbatas.

Hanya, setelah pandemi itu, situasi kembali ke setelan pabrik. Keberadaan ojol kerap dipandang sebelah mata oleh pengelola mal.

Ga semua, sih seperti itu. Namun ya, mayoritas.

Selain Ciputra Group, ada beberapa grup properti yang ramah terhadap ojol. Termasuk, Lippo yang menyediakan shelter parkir gratis di tiga mal yang saya tahu, yaitu Lippo Mal Puri di Jakarta Barat, Kemang Village (Jakarta Selatan), dan Pluit Village (Jakarta Utara).

Saya pribadi, sebagai ojol angkat topi buat manajemen yang memanusiakan manusia. 

Himbauan manajemen PI untuk ojol
(Foto: dokumentasi pribadi/@roelly87)


Berikut, daftar mal elite di Jakarta versi saya dengan kategori parkir gratis untuk ojol dan terkait atribut:


***** (Bintang 5)

Grand Indonesia (Jakarta Pusat) BP/ADL

Plaza Indonesia (Jakarta Pusat) BP/AWT

Plaza Senayan (Jakarta Pusat) BP/ADL

Pacific Place (Jakarta Selatan) PG/ADL

Pondok Indah (Jakarta Selatan) ?


**** (Bintang 4)

Senayan City (Jakarta Pusat) BP/ADL

Gandaria City (Jakarta Selatan) BP/ADL

Lotte Shopping Avenue (Jakarta Selatan) PGds/AOP

Central Park (Jakarta Barat) PG/ADL

Lippo Mal Puri (Jakarta Barat) PG/AOP

Taman Anggrek (Jakarta Barat) BP/ADL

PIK Avenue (Jakarta Utara) PGds/ADL

Emporium (Jakarta Utara) BP/ADL


*** (Bintang 3)

Sarinah (Jakarta Pusat) BP/ADL

Gajah Mada (Jakarta Pusat) BP/AOP

ITC Roxy Mas (Jakarta Pusat) BP/AOP

Citywalk Sudirman (Jakarta Pusat) PG/ADL

Kuningan City (Jakarta Selatan) PG/ADL

Kemang Village (Jakarta Selatan) PG/ADL

Astha (Jakarta Selatan) BP/AWT

Kota Kasablanca (Jakarta Selatan) BP/ADL

Citraland (Jakarta Barat) PG/AOP

Mal Puri Indah (Jakarta Barat) PG/AOP

Green Sedayu (Jakarta Barat) PG/ADL

Pluit Village (Jakarta Utara) PG/AOP

Mal Kelapa Gading (Jakarta Utara) PG/ADL


Lanjut ->

Mangga Dua Square (Jakarta Pusat) PG/ADL

HXC (Jakarta Pusat) PG/AOP

Atrium Senen (Jakarta Pusat) ?

Golden Truly (Jakarta Pusat) ?

Bellagio Mal (Jakarta Selatan) BP/ADL

Season City (Jakarta Barat) BP/AOP


Keterangan

PG: Parkir Gratis

PGds: Parkir Gratis dengan Syarat <30 menit

BP: Bayar parkir seperti pengendara umum lainnya

AOP: Atribut ojol diperbolehkan pakai

ADL: Atribut ojol/jaket dilepas atau boleh dipalai tapi dibalik

AWT: Atribut ojol wajib disimpan di motor/tidak boleh dibawa masuk gedung


Disclaimer: Artikel ini berdasarkan pengalaman pribadi. Bisa jadi ada beberapa yang terlewat, keliru, atau tidak update hingga 19 Juni 2024 ini.

- Jakarta, 19 Juni 2024

*       *       *


Artikel sebelumnya:

- https://www.roelly87.com/2020/02/pi-pp-dan-ta-ini-daftar-mal-yang-kurang.html

- https://www.roelly87.com/2023/11/menara-kadin-yang-memanusiakan-manusia.html


*       *       *


Artikel Selanjutnya:

- Ironi Ratu Plaza yang Terisolasi di Lokasi Strategis

- Apartemen dan Gedung Perkantoran Paling Dihindari Ojol

- Sarinah Sudah Bersolek tapi Serba Kentang

- Mega Mall Pluit (Pluit Village) Punya Cerita




Senin, 17 Juni 2024

Di Balik Kesuksesan JNE dalam Melayani Masyarakat


Di Balik Kesuksesan JNE dalam Melayani Masyarakat

Maskot JNE
(Foto: Dokumentasi pribadi)


TIGA puluh tiga (33) tahun bukanlah waktu yang sebentar. Dalam periode itu, Indonesia sudah dipimpin enam presiden berbeda.

Manis, pahit, asam, asin, dan berbagai rasa sudah dialami pada lebih dari empat windu tersebut. Pasang dan surut juga jadi santapan sehari-hari.

Mulai dari krisis moneter, inflasi, hingga pandemi Covid 19. Namun, semua itu bisa dilewati dengan sukses.

Tidak banyak perusahaan yang mampu bertahan lebih dari tiga dekade. Apalagi, di bidang pengiriman barang atau dokumen.

Salah satunya, PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE. Perusahaan ekspedisi yang bermarkas di Tomang Raya, Jakarta Barat ini berdiri pada 26 November 1990.

Sejak saat itu, JNE sukses mewarnai pasar ekspedisi di Tanah Air. Itu meliputi kirim barang atau dokumen dengan jangkauan area distribusi sangat lengkap.

83.000 kota, termasuk kabupaten, desa, hingga pulau terluar. Pun dengan gerai penjualan lebih dari 8.000 titik.

Jumlah karyawannya saja lebih dari 50.000!

Tak heran jika JNE jadi pilihan utama masyarakat saat melakukan pengiriman barang atau dokumen. Termasuk saya yang tidak asing dengan perusahaan yang memiliki maskot Joni, kurir pria identik dengan topi merah-putih.

Ya, saya memang kerap menggunakan jasa JNE dalam pengiriman barang atau dokumen. Maklum, gerainya tersebar luas di penjuru Tanah Air.

Dekat rumah saya pun ada beberapa. Jadi, kalo mau kirim barang atau dokumen sangat mudah.

Termasuk, jika membeli sesuatu dari olshop (online shop) atau E-commerce. JNE jadi pilihan utama dalam menentukan ekspedisinya.

Itu sudah saya lakukan sejak awal dekade 2010-an. Tepatnya, saat E-commerce mulai jadi pilihan utama masyarakat dalam berbelanja.

Kebetulan saya pernah menulisnya 10 tahun silam saat belanja di salah satu E-Commerce (https://www.roelly87.com/2014/11/pengalaman-belanja-di-lazadacoid.html).


*       *       *


PERUBAHAN itu pasti. Adagium mencatat, kita harus mengikuti arus ketimbang bertaruh keadaan untuk meladeni derasnya air bah.

Demikian dalam hidup ini. Adaptasi adalah kunci.

Itu yang dilakukan JNE dalam menghadapi perkembangan zaman. Mereka berusaha untuk adaptif dan solutif untuk menjangkau masyarakat luas.

Khususnya, di tengan kemajuan teknologi dan kehadiran perusahaan sejenis. Saya sangat mengapresiasi peran manajemen dalam membesarkan JNE yang kini menjelma sebagai merek generik di masyarakat.

Sebab, jika ingin mengirim barang, yang terpatri di hati publik kerap menyebut, "Kirim via JNE saja". Baik itu secara personal, perusahaan, hingga transaksi lewat belanja online di E-Commerce.

Sederhana tapi perusahaan ekspedisi lain tidak bisa.

Ya, JNE rutin melakukan inovasi dalam pendekatan kepada masyarakat. Dimulai sejak 1995 dengan memperkenalkan sistem drop point atau agen pengiriman.

Ketika itu, JNE sukses memanfaatkan keberadaan warung telekomunikasi (wartel) untuk menerima atau melakukan pengiriman. Ini jadi cikal bakal Agen JNE yang seperti saya ulas pada paragraf di aras mencapai lebih dari 8.000 titik di penjuru Tanah Air.

Lima tahun berselang, seiring dengan tumbuhnya tren pemanfaatan internet, Agen JNE mampu membuka jam operasional hingga 24 jam untuk kota-kota besar.

10 tahun silam, JNE meluncurkan MY JNE. Yaitu, aplikasi serba guna berbasis android yang menyuguhkan beragam fitur untuk memudahkan masyarakat. 

Di aplikasi ini, kita bisa mengecek tarif kiriman, menelusuri posisi paket, lokasi konter terdekat, hingga tempat transaksi jual-beli antara penjual dan pembeli individual. Untuk aplikasi ini pernah saya ulas delapan tahun lalu (https://www.roelly87.com/2016/03/inovasi-jne-untuk-manjakan-pelanggan.html).

Teranyar, menyambut perayaan HUT ke 31, JNE meluncurkan Roket Indonesia pada 23 November 2021. Yaitu, layanan kurir instan berbasis aplikasi yang menggaransi estimasi pengantaran dalan waktu 1 jam. Saat ini, Roket Indonesia tersedia di 54 kota atau cabang JNE.

Yang menarik, dengan aplikasi ini, kita sebagai pelanggan tidak perlu mendatangi konter/gerai JNE untuk mengirim barang. Apalagi, pilihannya banyak meliputi instan alias langsung sampe, multi address (ke banyak alamat tujuan) dan sameday (garansi sampai di hari yang sama).

Tarifnya pun bukan lagi berdasarkan berat atau kilogram. Melainkan secara radius atau jarak kilometer seperti layanan ojek online (ojol).

Ini jadi inovasi yang menarik. JNE mampu jemput bola kepada pelanggan di mana pun dan kapan saja.

Apalagi, pembayarannya bervariasi. Bisa tunai, wallet, kartu kredit, hingga Qris.

Dengan nama besar JNE sejak puluhan tahun, Roket Indonesia sukses jadu andalan masyarakat dalam mengirimkan barang atau dokumen secara instan. 


*       *       *


MEMPERTAHANKAN lebih sulit dibanding saat meraihnya. Konsistensi merupakan faktor utama setiap perusahaan dalam menguasai pasar.

Itu yang saya lihat dalam kehidupan sehari-hari. Contoh gampang, di sepak bola. 

Yang sedang ramai saat ini, Piala Eropa 2024. Sepanjang sejarahnya, baru sekali ada tim yang sukses juara beruntun. Itu dilakukan Spanyol pada Piala Eropa 2008 dan 2012.

Untuk Piala Dunia, ada dua tim. Italia pada 1934 dan 1938 serta Brasil (1998 dan 2002). 

Dua tahun lalu, Prancis nyaris menyusul usai juara Piala Dunia 2018. Namun, langkah Kylian Mbappe dan kawan-kawa di final digagalkan Argentina.

Apa korelasinya dengan artikel ini?

Sebagai perusahaan ekspedisi terbesar di Tanah Air, tentu JNE tidak boleh berpuas diri dengan status pemimpin pasar. Manajemen wajib terus berinovasi untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggan.

Terlebih mengingat sebentar lagi mereka akan menyambut ultah yang ke-34. Saya berharap seluruh penggawa JNE dari level manajemen, kurir, hingga agen di berbagai penjuru Tanah Air untuk Gasss Terus Semangat Kreativitasnya!

Dengan penuh energi, semangat, maju, dan inovasi, JNE akan tetap jadi pilihan utama masyarakat.

Yuk, gas terus semangat kreativitasnya!


*       *       *

- Jakarta, 17 Juni 2024


*       *       *


Artikel terkait: 


- https://www.roelly87.com/2018/01/jne-loyalty-card-award-2018.html

- https://www.roelly87.com/2017/10/belanja-di-tokopedia-bayar-di-jne.html

- https://www.roelly87.com/2016/03/inovasi-jne-untuk-manjakan-pelanggan.html

- https://www.roelly87.com/2015/10/memetik-manfaat-dari-tokopedia-roadshow.html

- https://www.roelly87.com/2014/11/pengalaman-belanja-di-lazadacoid.html


Selasa, 11 Juni 2024

Pati Identik dengan Penggelapan, Ngapain Aja Pemerintahnya Selama Ini?


Pati Identik dengan Penggelapan, Ngapain Aja Pemerintahnya Selama Ini?


MENYANTAP gorengan yang berisi tempe, tahu isi, dan bala-bala merupakan kenikmatan sebagai cemilan ringan. Ditambah cengek yang hijaunya menggoda membuat suasana siang itu sangat syahdu.

Kriuk gorengan yang diselipkan beberapa cengek merupakan surga dunia. Ya, cukup dengan Rp 10.000 per bungkus dengan isinya macam-macam, kita bisa menikmati cemilan ringan yang sukses membuat mata melek.

Maklum, perpaduan tempe goreng, tahu isi, bala-bala, dan cabe rawit kecil nan menggoda, cukup membuat saya terjaga dari lelah serta kantuk usai seharian membelah jalanan ibu kota sebagai ojek online (ojol). 

Tak lupa, plastik berisi es tebu untuk menangkal pedas yang membuat suasana bersandar di emperan ruko kosong Taman Palem, Jakarta Barat, jadi lebih berwarna.

Tak lama, dari arah jam tiga, datang rekan ojol yang kemungkinan juga ikut ngadem. Kami pun bersalaman seperti biasa.

Usai saling menawarkan makanan masing-masing, dia sibuk menuang gelas plastik berisi kopi hitam sambil membuka hp. Saya juga tenggelam bersama cengek dan sepotong bala-bala.

"Makin rame aja ya soal Pati, ngab," ujar rekan ojol itu membuka percakapan.

Btw, 'ngab' merupakan anagram dari bang yang merupakan panggilan akrab sesama pria. Setara dengan bro, mas, brader, aa, kang, om, dan pak.

"Iya, bro," jawab saya singkat disela-sela gigitan terakhir tahu isi.

"Sadis juga ya, warga sono. Katanya, satu kampung isinya penadah gituan."

"Kasihan korban yang ga bersalah. Yang pasti, main hakim sendiri ga bisa dibenarkan."

"Iya, ngab. Padahal banyak ojol juga asal sono. Tapi biasanya baik. Kayak di BC ane ada yang pake motor *** kan asli Sukolilo. Orangnya ramah banget. Ga neko-neko. Ini di kampung aslinya, warganya malah serem semua."

"Bener bro. Ane juga kenal beberapa rekan ojol dari daerah A, B, C, dan lain-lain. Biasa aja. Stigma daerahnya rawan ini-itu ya wajar. Namun, ga semua warganya, termasuk yang merantau di Jakarta, berprilaku minus."

Obrolan kami terputus karena hp dia bunyi aplikasi pertanda dapat orderan. Rekan ojol itu pun langsung menyeruput kopi terakhirnya.

"Ngab, ane cabut dulu ya."

"Kakap bro?

"Paus... Ha ha ha."

"Ke mana?" Saya penasaran. Biasanya rute ojol jauh dibilang kakap di atas 20 km. Kalo paus, ya bisa lebih.

"Cikarang. Lumayan ngebolang ngab."

"Ebuset Itu mah, bukan paus lagi, tapi megalodon. Bisa 50 km ya."

"Ha ha ha. 60 km lebih, sampe pantat panas. Ane duluan ngab, mumpung Daan Mogot jam segini belom macet."

"Lanjut bro."


*       *       *


DALAM beberapa hari terakhir, Kabupaten Pati, khususnya Kecamatan Sukolilo jadi sorotan masyarakat. Itu terkait pengeroyokan warga kepada pengusaha rental yang mengakibatkan meninggal.

Kronologis yang saya baca di berbagai media, pengusaha rental dan beberapa kawannya hendak mengambil mobil yang digelapkan penyewa di Desa Sumbersuko, Sukolilo, Jumat (7/6). Apa daya, mereka justru disangka maling oleh warga hingga berujung penganiayaan.

Saya sudah melihat video yang beredar di media sosial (medsos). Itu biadab sih. Orang yang sudah terkapar masih dihujani pukulan dan batu. 

Mungkin, iblis pun sungkem kepada para warga yang melakukan penganiyaan tersebut. 

Sumpah, saya merinding lihat videonya.

Tak heran jika Sukolilo dan Pati pun dicap sebagai daerah penadah kendaraan curian. Stigma negatif ini bukan hanya dari satu atau dua orang saja.

Melainkan berdasarkan banyak pengakuan warga yang mengungkapkan kekesalannya di medsos. Bahkan, Pati (dan Sukolilo) di-blacklist sebagai kawasan rawan bersanding dengan Lampung, Palembang, Madura, dan Medan.

Di sisi lain, saya juga simpati kepada warga yang tinggal di kawasan yang dapat label negatif itu. Sebab, tidak semua penduduk di sana terlibat.

Sekali lagi, tidak semuanya terlibat.

Misal, (Pulau) Madura yang kerap dijuluki North Mexico akibat maraknya pencurian kendaraan atau menyerobot tanah orang. Jujur, ini bikin risih. Secara banyak orang dari Madura yang saya kenal, baik-baik saja. Malah, sangat ramah dan suka membantu sesama.

Hal serupa Medan dengan Gotham City terkait maraknya kriminalitas. Begitu juga dengan Lampung, Palembang, dan lainnya.

Saya pikir, kita ga bisa menggeneralisasi. Secara, dari sekian warga yang barbar, tentu tidak sedikit yang waras.

Bahkan, ada yang mengaitkan asal daerah dengan perilaku minus. Konon, ini jadi catatan hitam saat melamar kerja.

Untuk ini, saya tidak setuju. Maklum, saya besar di kawasan yang dijuluki Bronx-nya Jakarta. Namun, ya sejauh ini normal saja. Sejak kecil saya ga terpengaruh yang aneh-aneh. Begitu juga dengan warga lainnya. 

Kalo pun ada yang barbar, suka tawuran, maling, pengedar narkoba, ya itu segelintir saja. Jangan salahkan daerahnya.

Melainkan, justru yang harus disalahkan itu pejabat pemerintahnya bersama kepolisian. Sebab, mereka yang harusnya bertanggung jawab dengan situasi dan keadaan itu.

Contohnya, di Sukilolo dan Pati. Yang harus disalahkan ya camat, bupati, dan aparat yang berwenang.

Kemana mereka selama ini hingga Pati dan Sukolilo puluhan tahun dikenal sebagai kawasan penadah?

Ini yang seharusnya turut diusut. Apalagi, Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi kabarnya mau nyalon sebagai gubernur. Selama ini ngapain aja hingga membiarkan anak buahnya seperti ga peduli dengan Pati.

Begitu juga dengan Medan yang kini dipimpin Bobby Nasution sebagai walikota dan bersiap nyagub Sumatera Utara. Status sebagai menantu Presiden Joko Widodo ternyata ga berguna untuk menghilangkan stigma "Gotham City". Eh ini mau melompat lebih jauh sebagai orang nomor satu di Sumut...

Aduh!


*       *       *


KEADILAN harus ditegakkan di Tanah Air. Warga yang terbukti melakukan penganiayaan terhadap pengusaha travel harus dihukum berat. Khususnya, provokator atau dalangnya dan para penadah yang terlibat.

Pada saat bersamaan, pemerintah daerahnya dan aparat kepolisian jangan lepas tangan begitu aja. Mereka wajib kerja keras untuk mengedukasi warga Sukolilo dan Pati. 

Tidak hanya sekadar formalitas saja yang biasa dilakukan saat viral dan dilupakan ketika isunya sudah reda. Melainkan harus terjun langsung ke lapangan. 

Ini juga harus menggandeng pemerintah pusat. Sebab, maraknya penggelapan berkolerasi dengan himpitan ekonomi yang sulit di Pati. Konon banyak pengangguran di sana yang membuat mereka gelap mata.

Ini jadi PR bersama para pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat, pemprov Jawa Tengah, pemda Pati, Sukolilo, dan aparat penegak hukum. Toh, gaji mereka kan berasal dari keringat masyarakat, termasuk warga Pati.

Jangan sampai insiden ini terulang lagi. Serius.

Sumpah, ga lucu jika dalam beberapa waktu ke depan kembali heboh diberitakan ada pengusaha rental yang takut mengambil kendaraannya yang digelapkan di Pati. 

Kalau seperti ini lagi, lebih baik para pejabat yang makan gaji buta itu segera mengundurkan diri.***


*       *       *


- Jakarta, 11 Juni 2024



*       *       *


Referensi:


- https://m.antaranews.com/berita/4145706/tiga-tersangka-pengeroyokan-kasus-mobil-rental-diancam-12-tahun-bui


- https://www.kompas.com/tren/read/2024/06/10/183000965/rangkuman-minggu-kriminal-di-pati-ada-pengeroyokan-pembunuhan-perampokan?page=all#page2


- https://metro.tempo.co/read/1878035/kronologi-bos-rental-mobil-dianiaya-warga-hingga-tewas-di-pati



...