NOBAR DI PUSAT
KEBUDAYAN ITALIA
Kompak Demi “Gli Azzurri”!
Mereka tidak
membedakan berasal dari pendukung Juve, Milan, atau Inter sekalipun.
Nobar di IIC (foto HarianTopSkor/Choirul Huda) |
LAUTAN manusia berseragam biru tampak
memenuhi aula gedung Instituto Italiano di Cultura Jakarta (IIC), Jumat (27/6).
Mereka bukan sedang mengikuti kampanye ataupun sedang melakukan demonstrasi.
Melainkan, ratusan orang itu tumplak jadi satu demi mengikuti nonton bareng
(nobar) Italia versus Kosta Rika yang diselenggarakan pihak IIC.
Dari warnanya saja jelas, mereka
adalah pendukung Italia. Apalagi, nobar tersebut diadakan di pusat kebudayaan
Italia yang terletak di Jalan HOS Cokroaminoto 117, Menteng, Jakarta Pusat.
Lautan manusia itu kompak mendukung “Gli
Azzurri” –julukan Italia– yang melakoni laga kedua di Grup D.
Meski kalah, namun raut kepuasan
terpancar dari wajah mereka. Yel-yel dukungan diberikan kepada mereka sepanjang
90 menit. Terutama jika penggawa Italia melakukan serangan ke lini pertahanan
Kosta Rika. Tanpa dikoordinir, mereka langsung bertepuk tangan memberi dukungan.
Sementara, jika serangan itu mentok,
teriakkan “huu” atau “wasit pelit kartu” mewarnai gedung IIC. Sebaliknya,
suasana justru menjadi sunyi setiap kali gelandang Italia, Andrea Pirlo bersiap
melakukan eksekusi tendangan bebas.
Yang menarik adalah, latar belakang
dari ratusan suporter yang mengikuti nobar tersebut. Sebab, mayoritas dari
mereka adalah fan dari tiga tim raksasa di Seri A Italia, yaitu Juventus, AC
Milan, dan FC Internazionale. Namun, tak tampak adanya rivalitas atau gengsi
karena mereka melebur menjadi satu, sebagai pendukung Italia.
“Emang
sih, ga ada pemain Inter di skuat ‘Azzurri’ sekarang. Tapi tetap saja, gue pendukung Italia. Selama Piala Dunia
berlangsung, Italia nomor satu, Inter nomor dua,” ujar Aditya, salah satu Interisti yang datang memakai seragam
Marco Materazzi bernomor punggung 23 saat Italia menjuarai Piala Dunia 2006.
Pernyataan mahasiswa fakultas sastra
di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta itu, disambut hangat
rekan-rekannya. Termasuk, Indri, gadis manis yang merupakan tifosi Juventus, “Biasa aja mas, selama
90 menit ini kami seperti ‘gencatan senjata’. Habis itu, paling ledek-ledekan
lagi.”
Kesan
Ekspatriat
Di sisi lain, kesan mendalam dialami
Anna, ekspatriat asal Italia. Mahasiswi berusia 19 tahun itu tak menyangka
antusiasme yang besar dari warga Indonesia menyaksikan pertandingan nergaranya.
“Amazing!
Di sini, penggemar ball-nya gila. Ramai sekali seperti di tempat
saya di Bologna,” ujar Anna dengan aksen Indonesia bercampur Inggris.
Sayangnya, wanita berambut pirang itu seperti geregetan karena hingga akhir
pertandingan, Italia gagal mencetak gol. Meski begitu, Anna mengaku tak sabar menyaksikan
duel penentuan negaranya melawan Uruguay, Selasa (24/6).*
Artikel ini dimuat di Harian TopSkor edisi 22 Juni 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.
Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...
Terima kasih :)