TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Mei 2014

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Selasa, 20 Mei 2014

Pemain Jangan Dibebankan Target Juara!


Mantan pelatih Pelita Jaya itu kini menangani Lions XIII
di Liga Malaysia dan mengelola SSB F-17.

Fandi Ahmad

SOSOKNYA masih tenang seperti dulu. Meski sudah lama tidak bertemu, tapi pembawaannya tetap kalem terhadap siapapun. Ya, dia adalah Fandi Ahmad, legenda hidup sepak bola Singapura.

Kendati sudah empat tahun meninggalkan Indonesia selepas melatih Pelita Jaya, Fandi tidak pernah lupa. Khususnya mengenai perkembangan sepak bola di tanah air yang semasa jadi pemain membawa Niac Mitra juara Galatama 1982/83.

“Saat ini saya melatih Lions XIII yang bermain di Liga Malaysia,” ujar Fandi saat ditemui TopSkor disela-sela turnamen The Junior Soccer School League (JSSL) Cup 2014.

Kehadiran Fandi saat itu untuk mendampingi Sekolah Sepak Bola (SSB) miliknya, F-17. Kebetulan, pada fase grup, F-17 sempat mengimbangi wakil Indonesia, ASIOP Apacinti U-12, skor 0-0.

“Melihat penampilan mereka (ASIOP) sudah bagus. Para pemain Indonesia itu berani berduel dengan SSB lainnya. Yang kurang, mungkin mereka masih belum beradaptasi dengan suasana di sini. Tapi, secara keseluruhan, SSB dari Indonesia, khususnya ASIOP bermain baik.”

Memang, hidup Fandi tidak lepas dari sepak bola. Setelah memutuskan gantung sepatu saat jadi pemain pada akhir 1999. Keseharian Fandi selalu berkutat di sepak bola. Baik sebagai pelatih atau manajer tim.

Tercatat, selain Lions XIII, pria 50 tahun ini sudah menangani empat tim lainnya. mulai dari Singapore Armed Forces pada 2000-02, Young Lions (2003-06), Pelita Jaya (2006-10), dan Johor Darul Takzim (2012-13).

Contoh Timnas U-19
“Sebagai pelatih, yang terpenting, untuk pemain jangan terlalu dibebankan target juara. Khususnya pemain usia dini yang harus dibina lebih intensif secara mental dan kedisiplinan. Kalau di Indonesia sendiri, saya lihat timnas U-19 sudah bagus dan punya masa depan cerah,” ujar suami dari model asal Afrika Selatan, Wendy Jacobs.

“Kalian harus seperti itu jika ingin berhasil. Jangan lupa, sarana juga wajib ditingkatkan. Lihatlah Singapura, di sini banyak turnamen anak yang baik seperti JSSL Cup ini dengan kualitas lapangan bagus. Nah, kalau di Indonesia, atau Jakarta tentu sulit dapat lapangan rumput seperti ini. Bagaimana pemain bisa tampil hebat saat melakukan passing, dribel, dan cetak gol, jika setelah hujan lapangannya menjadi becek?” Fandi, mengungkapkan.*

*         *         *

Artikel ASIOP Apacinti Sebelumnya:
- Tetap Layak Diberi Apresiasi
Upaya Mengasah Mental Pemain
Berangkat dengan Ekspresi Gembira

*         *         *
Artikel ini dimuat di Harian TopSkor edisi 13 Mei 2014
Jakarta, 20 Mei 2014

Senin, 19 Mei 2014

Tetap Layak Diberi Apresiasi




SINGAPURA – ASIOP Apacinti U-12 gagal mempertahankan gelar di turnamen The Junior School Soccer League (JSSL) Cup 2014. Tahun ini mereka hanya finis di peringkat kedua, setelah kalah dari Jakarta Dragons, skor 1-2, kemarin.

Meski gagal, apresiasi layak diberikan untuk skuat arahan Agus Gustira. Sebab ASIOP mampu membuktikan sebagai salah satu Sekolah Sepak Bola (SSB) terbaik di Indonesia. Pasalnya sepanjang JSSL 2014 berlangsung, ASIOP hanya kalah satu kali di pertandingan puncak yang merupakan “Derby Indonesia”.

Di penyisihan, ASIOP memuncaki klasemen Grup 2. Mereka meraih tujuh poin dari tiga pertandingan. Masing-masing mengungguli HMFC Johor, Anza Singapore, dan JSSL Walcott. Begitu juga di semifinal ketika ASIOP menekuk wakil Cina, Aksil, dengan skor telak 4-1.

“Para pemain sudah maksimal. Memang hasilnya kalah, tetapi kami bangga atas perjuangan pemain. Apalagi final berlangsung jam 12 siang, saat matahari tepat di atas kepala. Intinya kami senang melihat perkembangan pemain menghadapi SSB luar negeri,” ujar Afrial Rahmah, asisten pelatih ASIOP.

Seperti diketahui Jakarta Dragons berisi anak-anak dari ekspatriat yang bekerja di Jakarta. Pernyataan serupa diungkapkan Direktur ASIOP, Ade Prima Syarif. Menurut Ade, penggawa ASIOP sudah memperlihatkan kemampuan selevel dengan SSB luar negeri.

Dengan begitu, para pemain yang masih sangat muda ini bisa memiliki kepercayaan diri. Hingga nanti, dampaknya bisa membuahkan prestasi ketika bertan ding lagi di negeri orang. Termasuk jika misalnya ada di antara mereka yang terpantau dalam seleksi timnas kelompok umur.

“Saya senang menyaksikan performa para pemain. Performa seperti ini harus dipertahankan. Tentu saja mereka juga harus tetap giat berlatih dan pantang menyerah dalam hal apa pun,” ujar Ade.

Kebanggaan Keluarga
Aplaus untuk para pemain tidak hanya berasal dari ofisial dan manajemen ASIOP. Orangtua para pemain yang turut serta mendukung anaknya bermain di turnamen ini, juga mengungkapkan perasaan bangga.

Oey Ie Ping, orangtua striker ASIOP U-12, Fabio Delvecchio, misalnya. Dalam turnamen ini Fabio keluar sebagai pencetak gol terbanyak dengan sembilan gol. Keberhasilan itu bakal masuk dalam riwayat kariernya selama menimba ilmu di SSB. Hal itu sangat berguna jika suatu saat Fabio memiliki kesempatan beralih ke sepak bola profesional.

“Semoga apa yang dicapai Fabio dan teman-temannya bisa memotivasi untuk turnamen berikutnya. Yang jelas, saya bahagia Fabio bisa mencetak prestasi dalam turnamen di Singapura
ini,” kata Oey.*


*         *         *

*         *         *

*         *         *

*         *         *

*         *         *

*         *         *

*         *         *

*         *         *

*         *         *

*         *         *

Artikel ASIOP Apacinti Sebelumnya:
Upaya Mengasah Mental Pemain
Berangkat dengan Ekspresi Gembira

*         *         *
Artikel ini dimuat di Harian TopSkor edisi 12 Mei 2014
Jakarta, 19 Mei 2014

Minggu, 18 Mei 2014

Upaya Mengasah Mental Pemain




SINGAPURA – “Wah, tertib ya jalannya. Enggak seperti di Jakarta yang semrawut. Di sini pengendaranya tidak main serobot. Kapan Jakarta bisa seperti Singapura ya?” Itulah ungkapan
kekaguman anak-anak Sekolah Sepak Bola (SSB) ASIOP Apacinti U-12 saat tiba di Singapura, kemarin.

Tujuan tim yang dimanajeri Young Alamsyah ke “Negeri Singa” tidak lain untuk mengikuti
turnamen The Junior Soccer School & League (JSSL) Arsenal, 10-11 Mei. Kebetulan ASIOP rutin mengikuti turnamen ini setiap tahunnya.

“Lewat ajang ini selain melihat perkembangan latihan siswa SSB, juga untuk membiasakan mereka menghadapi tim luar negeri. Ini untuk mengasah mental para pemain kelak agar ke depannya sudah terbiasa,” ujar Young.

Bagi pemain di bawah usia 12 tahun dapat peluang bermain di luar negeri tentu pengalaman berharga. Ini diungkapkan banyak pemain ASIOP U-12 yang sebagian mengakui baru pertama kali ke luar negeri.

Kesempatan itu akan dipakai sebaik mungkin untuk membuktikan kemampuan. Apalagi, banyak di antara mereka didampingi orangtua menyaksikan anaknya bertanding.

“Penting untuk membuktikan ke SSB luar negeri, kalau kami tidak kalah dari mereka,” kata Rendi, pemain ASIOP U-12.

Tidak Kenal Lelah Saat tiba di Singapura kemarin pagi, skuat ASIOP U-12 langsung menuju hotel untuk makan dan beristirahat sejenak. Setelah itu pada pemain, pelatih, ofisial, dan orangtua pemain, segera berkemas untuk berangkat latihan.

Kebetulan tempat rombongan ASIOP menginap tidak jauh dari kawasan utama Singapura, yaitu Orchad Road. Alhasil, momen itu langsung dimanfaatkan para pemain untuk berfoto di sana-sini. Ada juga yang berlari riang seperti tidak kenal lelah, meski baru saja mengikuti latihan.*

*         *         *

*         *         *

*         *         *

*         *         *

*         *         *

Artikel ASIOP Apacinti Sebelumnya:
Berangkat dengan Ekspresi Gembira

*         *         *
Artikel ini dimuat di Harian TopSkor edisi 10-11 Mei 2014
- Jakarta, 18 Mei 2014

Sabtu, 17 Mei 2014

Berangkat dengan Ekspresi Gembira





JAKARTA – Skuat ASIOP Apacinti U-12 bertolak menuju Singapura, pagi ini. Lawatan kali ini untuk mengikuti turnamen The Junior Soccer School & League (JSSL) Arsenal U-12, 10-11 Mei.

Walau mengusung misi mempertahankan gelar tim terbaik yang diraih tahun lalu, para pemain ASIOP tidak tegang. Ekspresi gembira justruterlihat dari 12 pemain yang ikut serta.

Bahkan suasana santai menyelimuti skuat arahan Agus Gustira, sehari jelang keberangkatan ke Singapura. Mereka terlihat nyaman mengikuti sesi latihan bebas yang diterapkan tim pelatih. Sesekali mereka bercanda di Lapangan A Senayan, kemarin.

“Kami tidak memfokuskan latihan terakhir ini dengan materi yang berat. Terpenting mereka tetap tenang sehari sebelum berangkat ke Singapura. Apalagi Rabu (7/5) mereka sudah memperlihatkan performa ngotot saat bermain melawan seniornya,” kata Agus.

Dalam turnamen itu nanti ASIOP tergabung di Grup B bersama Albirex Niigata Junior, F-17, JSSL Walcott, dan Bintang Biru Assumption FC. Selain untuk mempertahankan gelar Agus menilai ajang ini bagus untuk mengukur perkembangan tim arahannya.

Selain banyak tim dari Singapura dan Malaysia, turnamen itu juga diikuti bebe rapa Sekolah Sepak Bola (SSB) dari negara Asia lainnya. Untuk kategori usia 12 tahun total ada 20 tim dari enam negara Asia, seperti Cina, Jepang, dan Thailand.

Di turnamen ini dari Indonesia ada empat tim yang ikut  serta, yaitu ASIOP Apacinti, Jakarta Dragons FC, Victory Mandiri Selection, dan Batam United.  Mereka mulai bertanding Sabtu dengan format festival, yaitu pertandingan berlangsung 12 menit dalam satu babak.

“Kami optimistis dengan persaingan yang akan tersaji di Grup B. Selama ini kami sudah menggembleng pemain penuh kedisiplinan. Tidak lupa juga kami sudah menanamkan kepada para pemain untuk menjaga sikap sportif sebagai bagian dari pendidikan sepak bola,” kata Agus.

Dengan semua persiapan itu Agus dan para pemainnya berharap apa yang telah dilakukan bisa jadi modal dalam melakoni pertan dingan. Tidak terkecuali kekompakkan di luar lapangan.

Dukungan Orangtua 
Perjuangan untuk jadi yang terbaik, tidak lupa dapat dukungan dari beberapa orangtua pemain yang ikut berangkat ke Singapura. Mereka ikut berangkat demi melihat anaknya bertanding.

“Kebetulan akhir pekan ini dapat cuti dari kantor, sehingga bisa ikut mendampingi ke Singapura. Kami bangga menyaksikan mereka bertanding melawan SSB di luar negeri,” ujar salah seorang
orangtua pemain.

Kehadiran para orangtua mendampingi anak-anaknya bertanding, memang sudah biasa terjadi di setiap turturnamen yang diikuti ASIOP. Bahkan tidak hanya saat anak-anaknya bertanding di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN.

Mereka juga sering ikut tur untuk mendampingi putranya saat ASIOP mengikuti turnamen di Eropa. Hal ini merupakan bentuk dukungan positif dari para orangtua siswa ASIOP.*

Profil Grup B
Albirex Niigata Junior (Singapura)
ASIOP Apacinti (Indonesia)
Bintang Biru Assumption FC (Malaysia)
F-17 (Singapura)
JSSL Walcott (Singapura)

Jadwal Pertandingan 10 Mei
08.00        F-17 vs Asiop
08.30        Bintang Biru vs Albirex
09.00        Albirex vs Walcott
09.30        Asiop vs Bintang Biru
10.00        Bintang Biru vs F-17
10.30        Walcott vs Asiop
11.00        Asiop vs Albirex
11.30        F-17 vs Walcott
12.00        Walcott vs Bintang Biru12.30        Albirex vs F-17


*        *        *
Artikel ini dimuat di Harian TopSkor edisi 9 Mei 2014
- Jakarta, 17 Mei 2014

Kamis, 08 Mei 2014

JCI Konvoi Scudetto Ke-30

Selebrasi Ratusan Juventini di Bundaran HI


RATUSAN kendaraan Juventini –fan Juventus– membelah malam kota Jakarta. Mereka bukan sedang melakukan demonstrasi atau hura-hura di saat sebagian besar warga terlelap. Melainkan, ratusan Juventini itu sedang merayakan keberhasilan Juventus meraih scudetto ke-30 di Seri A.

Mereka yang tergabung dalam Juventus Club Indonesia (JCI) tengah bersuka cita. Sebab, scudetto tahun ini merupakan yang ketiga beruntun sejak 2011/12. Pencapaian itu, sudah tentu menjadi kebanggaan bagi Juventini di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Sebelum konvoi selebrasi juara yang melewati rute Pancoran-Menteng-Bundaran HI. Terlebih dulu mereka nonton bareng (nonbar) Juventus versi Atalanta. Lapangan futsal Vidi Arena, Jakarta, Selasa (6/5) dini hari WIB jadi saksi kebahagiaan Juventini di Indonesia. Sebab, saat itu Juventus menahbiskan sebagai yang terbaik di Seri A usai membekuk Atalanta, skor 1-0.

Meski, kepastian gelar itu sudah didapat sehari sebelumnya sejak AS Roma ditekuk Catania (1-4). Namun, antusiasme Juventini Indonesia untuk menyaksikan tim kesayangannya bertanding melalui layar lebar tetap tinggi. Itu terjadi pada menit ke-72 setelah Simone Padoin menjadi pencetak gol tunggal kemenangan atas Atalanta.

Puncaknya ketika wasit Andrea De Marco meniup peluit panjang tanda berakhirnya laga. Seketika ruangan Vidi Arena bergemuruh karena teriakan histeris ratusan Juventini. Maklum, skor 1-0 itu membuat Juventus kembali jadi yang terbaik. Bukan hanya musim ini, melainkan juga dalam tiga tahun terakhir sukses melampaui prestasi beberapa rival.

“Ini musim terbaik Juventus di Seri A,” ujar Muhamada Halimi, salah satu Juventini asal Bogor. “Mereka juara tiga kali beruntun dengan melibas AS Roma, Napoli, AC Milan, dan FC Internazionale. Hebatnya lagi, pasukan (Antonio) Conte melakukannya secara murni di lapangan. Tanpa bantuan wasit seperti yang ditujukan tim sebelah.”

Hal serupa dikatakan pentolan JCI chapter Jakarta, Ridwan Abdul Ghany, yang menyebut ini musim spesial bagi Juventus. Lantaran, Andrea Pirlo dan kawan-kawan berhasil meraih scudetto meski pada awal musim sempat tertinggal jauh dari Roma.

 “Saat ini, Juventus sudah lebih tajam dengan keberadaan bomber hebat seperti (Carlos) Tevez dan (Fernando) Llorente. Tidak seperti musim lalu yang mengandalkan lini tengah. Kekurangannya, Juventus belum mampu berbicara di kancah Eropa. Saya berharap, musim depan, target mereka tidak hanya Seri A, tapi juga Liga Champions,” ujar Ridwan.


“Setelah ini, kami juga akan mengadakan nonbar melawan Roma pekan depan. Puncaknya pada duel terakhir menjamu Cagliari akan ada pawai dari JCI dan juga anggota Juvedona (fan Juventus wanita). Untuk konvoi kali ini, kami senang karena berlangsung tertib sepanjang jalan dan seluruh anggota pada memakai helm,” Ridwan melanjutkan.*


*        *        *
Pawai membelah kota Jakarta


*        *        *

Dua Juventini berfoto sejenak...


*        *        *
Artikel ini dimuat di Harian TopSkor edisi 7 Mei 2014