Reuni Ahmad Band dan Riuhnya Netizen Zaman Now
Ahmad Band kembali reuni setelah dua dekade Foto: Instagram.com/AhmadDhaniOfficial |
Yang muda mabuk, yang tua korup
Yang muda mabuk, yang tua korup
Mabuk terus, korup terus
Jayalah negeri ini
Jayalah negeri ini
Merdeka...!
DEMIKIAN sepenggal lirik yang diteriakkan Ahmad Dhani dengan lantang pada Minggu (24/1) di akun Youtube official-nya, Video Legend. Tepatnya bersama beberapa sohibnya yang tergabung dalam Ahmad Band untuk tampil streaming di Studio Video Legend, Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Saya yang menyaksikan penampilan impresif mereka pun sangat terpana. Bahkan, rela mematikan aplikasi ojek online (ojol) demi menyimak reuni dari supergrup tersebut. Padahal, ketika itu orderan sedang ramai mengingat hujan yang mengguyur ibu kota sejak pagi sudah reda.
Namun, godaan menyaksikan Ahmad Band secara langsung via smartphone, sukses meluluhkan keinginan saya untuk ngojol. Setidaknya, secara sementara dalam durasi dua jam.
Sambil mengintip kemenangan Juventus atas Bologna, skor 2-0, yang membuat persaingan scudetto Serie A 2020/21 kian memanas demi mengejar AC Milan dan FC Internazionale yang pada giornata 19 justru sama-sama gagal menang.
Ya, reuni Ahmad Band jadi salah satu yang paling saya tunggu tahun ini. Itu setelah 1 Desember lalu menyimak akun instagram Dhani usai tampil dalam konser Dul Jaelani, Segitiga Sang Pemuja.
Saya mengenal Ahmad Band sejak 1998 silam. Alias, setelah supergrup itu merilis album pertama sekaligus satu-satunya, Ideologi, Sikap, Otak, yang cover depannya tergolong nyeleneh, Dhani pakai kopiah yang sekilas mengingatkan publik terhadap Bung Karno, proklamator negeri ini.
Sebagai gambaran, saat itu personel edisi pertama Ahmad Band meliputi:
Vokal: Dhani (Dewa 19)
Gitar: Andra Ramadhan (Dewa 19)
Gitar: Pay (Eks Slank)
Bas: Bongky (Eks Slank)
Drum: Bimo (Netral)
Namun, seiring waktu berjalan, Pay dan Bongky cabut. Alias, hanya ikut pada sesi rekaman dan manggung periode awal. Selanjutnya, masuk personel baru, Thomas Ramdhan (bas/Gigi) dan Jaya (Gitar/Roxx) yang turut tampil pada konser sekanjutnya.
Nah, pada live streaming kemaren, formasinya meliputi:
Vokal: Dhani
Gitar: Andra
Gitar: Stephen Santoso (Musikimia)
Bas: Thomas
Drum: Yoyo (Padi, Musikimia)
* * *
BAGI saya, kembalinya Ahmad Band jilid 2 atau 3 ini benar-benar memantik adrenalin. Maklum, warna musik mereka sangat ramai dipengaruhi ala seattlesound alias grunge, britpop, hingga rock klasik 1980-an. Pun dengan liriknya yang warna-warni, dari cinta, kemanusiaan, filsafat, hingga politik.
Minus, Aku Cinta Kau dan Dia. Namun, dalam list, tetap terdapat lagu ikonik Ahmad Band lainnya. Mulai dari Dimensi, Bidadari di Kesunyian, Sudah, hingga Distorsi.
Termasuk, Kuldesak yang masuk dalam mini album Dhani-Andra.
Menurut saya, apa yang dibawakan Ahmad Band edisi terbaru ini sangat luar biasa. Tentu, saya tidak bisa membandingkan dengan formasi 1998. Sebab, ketika itu saya masih memakai seragam putih-biru. Alias, tidak punya kesempatan untuk nonton konser langsung. Kaset pun sekadar dipinjami teman sebaya.
Penilaian saya, memang suara Dhani tidak bagus. Namun, berkarakter. Pada usia yang nyaris kepala lima, suaranya tetap khas. Dhani pun pintar memilih lagu yang akan dibawakan.
Misalnya, Sedang Ingin Bercinta dan Cinta Gila itu sangat fenomenal. Tidak cocok dibawakan Once atau Ari Lasso. Pun demikian dengan Bidadari, Sudah, Distorsi, dan lagu Ahmad Band lainnya.
Sulit bagi musisi lain untuk meng-covernya. Memang banyak yang suaranya lebih bagus dari Dhani. Hanya, saat didengar seperti ada yang kurang. Beda rasa jika dinyanyikan Dhani, sang the one and only...
* * *
NYARIS dua jam memelototin layar smartphone yang menampilkan Ahmad Band diiringi rinai pada emperan rumah toko (ruko) di kawasan perbelanjaan Jakarta Selatan ditemani segelas plastik air mineral dan asap kehidupan. Saya pun merasa puas karena penantian 23 tahun terbayar lunas.
Meski, ada beberapa catatan kecil yang membuat saya termotivasi untuk kembali menuliskannya di blog. Maklum, sebelumnya saya beberapa kali memposting tentang Ahmad Dhani. Baik reportase, saduran, dan fiksi.
Terkait penampilan, memang secara personel, untuk Ahmad Band sekarang dengan edisi 1998 sangat beda. Namun, secara kualitas, bisa diadu.
Siapa yang tak kenal Thomas, sebagai salah satu basis wahid di negeri ini? Pun demikian dengan Yoyo yang gebukannya memacu adrenalin layaknya John Bonham bersama Led Zeppelin dan Dave Grohl (Nirvana).
Stephan? Doi dikenal sebagai finisher. Alias, tangan dinginnya piawai meracik komposisi pada beberapa album musisi ternama di negeri ini.
Jadi, untuk personel Ahmad Band saat ini, bagi saya tetap wah. Sebab, yang main merupakan para master.
Nah, untuk host atau mc alias pemandu acara ini yang perlu digarisbawahi. Yaitu, Rizky Billar dan Reymon Knuliqh. Tanpa bermaksud tendensius, namun duet host ini menurut saya kurang cocok.
Itu karena wawasan mereka yang masih tergolong minim. Terutama, saat sesi tanya jawab menyangkut sejarah Ahmad Band dan personelnya saat ini. Hanya, itu mungkin penilaian saya pribadi saja. Sebab, interpretasi setiap orang kan berbeda. Tergantung selera.
Kendati, untuk pembawaan, tentu Billar dan Reymon yang memang dikenal heboh, sukses mencairkan suasana. Itu dari segi positif kehadiran mereka yang di media sosial dan kolon komentar youtube mendapat pro dan kontra.
Kontra banyak banget. Namun, yang pro keduanya sebagai host pun tak sedikit.
Khususnya, Billar yang sedang naik daun. Banyak yang menilai, kehadiran kekasih Lesti Kejora ini sukses mendongkrak viewers streaming Video Legend jadi lebih dari 400 ribu.
Berdasarkan catatan saya, jumlah tersebut paling tinggi diantara streaming lainnya yang dilakukan di akun resmi youtube Dhani tersebut. Padahal, sebelumnya, Video Legend sudah rutin menyelenggarakan live streaming dengan bintang tamu dan host berbeda.
Mulai dari Giselle Anastasia, Raffi Ahmad, Dul Jaelani, Tissa Biani, hingga Ari Lasso, dan Andre Taulany. Namun, jumlah viewers saat mereka jadi host pun kalah jauh dengan duet Billar-Reymond.
Itu mengapa, kolom komentar Video Legend dan media sosial jadi ajang pertempuran antara yang pro dengan kontra. Sebagian berharap, next live streaming memakai host yang benar-benar mengerti musik. Di sisi lain, ada juga yang meminta Dhani untuk mempertahankan Billar sebagai pembawa acara.
Saya yang sejak masih mengenakan seragam merah-putih sudah mengenal Dhani pun paham. Pentolan Republik Cinta Management ini merupakan sosok yang sulit ditebak. Dhani punya pendirian yang tegas tanpa terpengaruh pendapat orang lain.
Bisa jadi, pada live streaming selanjutnya, baik Ahmad Band, Dewa 19, Tribute to..., Triad, dan sebagainya, host tetap dipegang Billar. Alasannya, jelas. Mungkin, kehadiran Billar bisa mendongrak viewer Video Legend lagi.
Sekaligus, menarik kalangan milenial agar lebih kenal lagu-lagu lawas dari Ahmad Band, Dewa 19, dan band besutan Dhani lainnya. Khususnya, agar musik Indonesia kembali jadi tuan rumah di tengah invasi K-Pop.
Untuk yang ini, 100 persen saya sangat setuju dengan Dhani.***
* * *
Artikel Terkait:
- Ada Super Junior di Balik Kehebohan Panggung
- Ahmad Dhani dan Jalan Tengah Dewa 19 di Album Bintang Lima
- Ahmad Dhani di Antara Dewa 19 dan Reza
- Ahmad Dhani di Antara ISO, Queen, dan Rumi
- KamaRatih
-
* * *
- Jakarta, 25 Januari 2021