Foto: Harian TopSkor/Choirul Huda |
Mendengar kata Moge atau motor gede, ingatan saya langsung mengarah seperti yang biasa dilihat di tayangan televisi. Misalnya, aktor Lorenzo Lamas yang sukses dalam serial Renegades yang pada dekade 1990-an menjadi tayangan “wajib” remaja, duet Antonio Banderas dan si manis Salma Hayek dalam film Hollywood, Desperado, atau salah satu pegulat Smackdown, The Undertaker.
Kalau dalam negeri, ada Indro Warkop yang terkenal dalam film Chips. Intinya, mereka pantas menunggangi “Si Kuda Besi” karena memang berperawakan tingi besar. Namun, bukan berarti orang yang berpostur kecil atau kaum wanita yang mungil tidak bisa menguasai motor berkapasitas di atas 600-cc tersebut.
Setidaknya, itu yang saya alami ketika menyaksikan atraksi barisan polisi wanita (Polwan) di atas Moge di lapangan Polda Metro Jaya, Minggu (1/12). Tepatnya, ketika salah satu produsen ban ternama dunia, Michelin, menyelenggarakan acara Road Safety Day.
Kebetulan, acara yang berlangsung serentak bersama Car Free Day dan bertepatan dengan Hari Aids Sedunia itu diselenggarakan pagi hari. Jadi, sambil olahraga, saya bisa mengikuti hingga selesai Road Safety Day yang dijadikan kampanye “Keselamatan dalam Berkendara” oleh jajaran Polda Metro Jaya.
Selain atraksi yang dilakukan Polwan di atas Moge, acara itu juga meliputi mengayuh santai sepeda dengan rute Lapangan Polda Metro Jaya - Jalan Jenderal Sudirman - Bunderan Hotel Indonesia. Lalu, atraksi dari komunitas sepeda BMX, parade polisi cilik (Pocil), serta penampilan grup vokal dari Polwan Metro Jaya dan ditutup aksi Alexa, band yang sempat memeriahkan Kompasianival 2011.
Namun, tetap saja tujuan utama saya menghadiri Road Safety Day itu untuk menyaksikan aksi Polwan di atas Moge. Saat itu, belasan anggota Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya sukses memamerkan keahliannya menunggangi “Si Kuda Besi”. Mereka yang tergabung dalam sub unit Brigade Motor (BM) Satuan Patroli dan Pengawalan begitu luwes meliuk-liuk di atas Moge.
Ada yang melakukannya sendiri sambil lepas satu tangan, dua tangan, berdiri, hingga tiduran. Bahkan, yang menarik ketika dua Polwan mempertontonkan kemampuannya dalam satu Moge. Layaknya aksi teatrikal di pentas drama, mereka menganggap apa yang dilakukannya merupakan hal yang biasa. Itu karena mereka dengan tenangnya mengendarai Moge sambil zig-zag seraya bergantian memegang kemudi tanpa takut terjatuh.
Padahal, pengunjung yang memadati Lapangan Polda Metro Jaya, banyak yang kaget dengan aksi mereka. Tak jarang, aplaus panjang bergema dari pengunjung, terutama kaum pria yang menyaksikan atraksi tersebut. Sebab, kedua Polwan itu unjuk kebolehan ketika Moge yang dikendarai sedang jalan. Tentu, tanggapannya jadi berbeda jika Moge berbagai merek itu dalam keadaan diam, alias sedang diparkir. Lantaran butuh kerja sama yang kuat dari kedua Polwan itu agar bisa seimbang di atas Moge.
Seusai atraksi, Komandan BM, Inspektur Polisi Dua (Ipda) Christin, mengatakan kepada saya, bahwa agar bisa melakukan seperti itu, setiap Polwan harus berani jatuh. Itu karena kegiatan tersebut merupakan santapan sehari-hari mereka yang tugasnya berpatroli di titik utama jalan protokol di Jakarta dan mengawal kendaraan Ibu Negara.
“Sebenarnya, tidak ada kemampuan khusus untuk mengendarai Moge ini. Apalagi, postur tubuh tidak begit berpengaruh, baik pria atau wanita bisa melakukannya. Yang penting, mereka harus siap jatuh kalau latihan agar terbiasa dalam melakukan pengawalan,” tutur Christin.
Artikel ini sebelumnya dimuat di Harian TopSkor edisi Senin, 2 Desember 2013
Edisi cetak Harian TopSkor |