I Am Hope dan Gelang Harapan (sumber foto: www.iamhopethemovie.com) |
"TIADA perjamuan yang tak berakhir. Ada pertemuan, tentu ada perpisahan. Namun, selama gunung masih menghijau dan air sungai tetap mengalir, masih ada waktu untuk bersama lagi."
Demikian adagium lawas yang selalu saya ingat. Bahwa, ada kehidupan sudah pasti ada kematian. Ada yang datang, tentu ada yang pergi. Ada hitam juga putih. Hanya, hidup terkadang selalu memberikan pilihan di antara keduanya. Abu-abu.
Ya, abu-abu merupakan wilayah yang bisa disebut sensitif. Di sisi lain, bagi sebagian pihak, abu-abu juga menandakan suatu asa. Harapan akan hidup. Tentu saja, selama masih bernafas, asa itu akan selalu ada. Sebab, yang membuat manusia mampu bertahan hidup bukanlah kekayaan, kesehatan, atau pasangan itu sendiri. Melainkan harapan. Asa untuk bangkit dari keterpurukan. Mengenai harapan akan jadi kenyataan, itu cerita lain.
* * *
SORE itu, pada pertengahan bulan ini, saya menyaksikan tayangan ulang di televisi mengenai insiden di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Ada hal yang menggelitik saat salah satu reporter di tv swasta mewawancarai seorang pedagang kaki lima (PKL) di lokasi tersebut. Kalau tidak salah ingat, dialognya seperti ini.
"Anda berjualan di dekat lokasi peledakan. Hanya berjarak beberapa meter. Apa Anda tidak takut?"
"Takut? Tentu saja saya takut mbak. Tapi, saya lebih takut lagi kalau gara-gara insiden ini saya tidak jualan. Sebab, nanti anak dan istri saya mau makan apa? Saya harus jualan agar dapur tetap ngebul."
"Di lokasi ini yang beberapa jam lalu terjadi peledakan. Anda yakin?"
"Yakin mbak. Lha, wong sehari-hari saya dagang di sini. Seperti jodoh dan ajal saja mbak, rezeki itu sudah ditetapkan Tuhan. Jadi tidak ke mana-mana. Tapi, sebagai manusia, kita wajib mencarinya di mana-mana."
* * *
BEBERAPA hari kemudian, percakapan mereka kembali saya ingat. Tepatnya setelah tidak sengaja membuka twitter di sela-sela istirahat kerja. Saat itu, kebetulan sedang ramai tagar #IamHOPETheMovie yang bahkan sempat jadi trending topics. Karena saya penasaran, coba untuk menyimak lebih lanjut yang ternyata mengenai film bertema kanker: "I am Hope".
Awalnya, setelah melihat bio di twitter-nya (@iamhopethemovie), saya mengira ini film barat mengingat judulnya memakai bahasa Inggris. Namun, setelah ditelisik lebih jauh, di dalam bio-nya ada akun yang memakai bahasa Indonesia, @gelangharapan. Saking penasaran, saya pun mengklik beberapa tweet yang mengarah ke laman Youtube.
Membaca beberapa tokoh di balik layarnya seperti Adilla Dimitri sebagai sutradara dan Wulan Guritno (produser), serta diproduksi ALKIMIA Production & KANINGA Picture, murni sudah bahwa film yang akan ditayangkan empat hari setelah valentine ini buatan putra-putri Indonesia.
* * *
"BECAUSE, where there is courage, there is hope." Demikian, salah satu dialog dalam penggalan trailer berdurasi dua menit tersebut. Ah, sungguh percakapan yang menggoda.
Hanya, sebagai penikmat film action, saya butuh waktu lama untuk meresapi dialog dan makna "harapan" yang banyak diulang dalam trailer itu. Baru, setelah lima hingga enam kali replay, saya baru "ngeh".
Sebelumnya, saya hanya fokus pada dua pameran pria yang merupakan aktor senior dan sedang naik daun lagi berkat aksinya sebagai antagonis di suatu film laga tentang penyerbuan antargeng: Tio Pakusadewo dan Ray Sahetapy.
Jujur saja, selain mereka berdua dan Wulan Guritno yang penampilannya pada awal dekade 2000-an sering saya saksikan saat jadi presenter olahraga, saya kurang begitu mengenal pameran lainnya. Namun, setelah berulang kali menyaksikan trailernya, saya harus mengakui jika pepatah lama itu ternyata benar: Tak kenal maka tak sayang.
* * *
DUA menit merupakan waktu standar bagi setiap film untuk melakukan promosi melalui trailer atau teaser. Dengan menyaksikan tayangan singkat tapi padat itu, setidaknya penikmat film bisa meraba akhir dari cerita. Apakah berujung manis sesuai harapan, tragis, atau menggantung dengan adanya clue untuk sekuel selanjutnya.
Saya pribadi berharap "I am Hope" berakhir dengan manis, alias happy ending. Yaitu, Mia, tokoh utama pulih dan kembali merajut impiannya sejak kecil dengan menyelenggarakan berbagai pertunjukkan. Sosok yang diperankan Tatjana Saphira ini dalam dua video yang saya lihat di youtube melalui trailer dan teasernya, mengingatkan saya pada Sofia Vassilieva yang berperan sebagai Kate Fitzgerald dalam "My Sister Keepers" dengan sudut pandang berbeda.
Atau, bisa jadi, Mia bakal "pergi" seperti ibunya atau Kate. Tentu, kemungkinan terburuk akan selalu ada. Namun, berdasarkan pengalaman pribadi, kehadiran manusia di dunia ini bukan sekadar hidup atau mati saja. Melainkan, bagaimana caranya mengisi hari-hari dengan positif menjelang ajal menjemput.
Toh, pepatah mengatakan, "Di dunia ini manusia yang tidak bakal mati. Aku menggunakan sisa hidupku untuk mencatat kitab sejarah." Itu semua sudah dilakukan Mia yang enggan meratapi periode terakhirnya dengan kesedihan yang berlarut.
* * *
SEKADAR informasi yang saya dapat dari laman Uplek.com mengenai film yang akan tayang 18 Februari mendatang, saat ini sudah tersedia pre sale seharga Rp 150.000 di http://bit.ly/iamhoperk. Nominal tersebut sudah termasuk satu tiket bioskop @IAmHopeTheMovie dan satu @GelangHarapan special edition.
Yang menarik, sebagian dari hasil penjualan akan disumbangkan untuk yayasan dan penderita kanker sekaligus membantu untuk membangun rumah singgah.
Informasi lebih lanjut bisa di klik pada akun media sosial (medsos), laman, dan tagar berikut:
Twitter: @Gelangharapan dan @Iamhopethemovie
Instagram: @Gelangharapan dan @Iamhopethemovie
Laman Uplek: twitter @infouplek dan @Uplekpedia
Tagar: #GelangHarapan #IamHOPETheMovie #BraceletofHOPE #WarriorOfHOPE #OneMillionHOPE #SpreadHope
* * *
I am HOPE The Movie - Official Trailer - In Cinemas 18 Februari 2016
* * *
RAN - Nyanyian Harapan (#IamHOPEThemeSong)
* * *
* * *
* * *