TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Tanpa Mourinho, AS Roma Tak Lagi Sama

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Rabu, 17 Januari 2024

Tanpa Mourinho, AS Roma Tak Lagi Sama

 Tanpa Mourinho, AS Roma Tak Lagi Sama

Jose Mourinho melambaikan tangan 
kepada fan AS Roma
(Foto: IG @josemourinho)


AKHIRNYA, hari penantian itu tiba. AS Roma resmi memecat Jose Mourinho.

Keputusan yang diumumkan Selasa (16/1) itu memang mengundang pro dan kontra. Banyak yang setuju.

Pada saat yang sama, tidak sedikit menolak. Saya termasuk yang kecewa.

Serius?

Yoi.

Saya merupakan Juventini alias fan Juventus sejak 1994. Namun, saya juga penggemar sepak bola yang bebas.

Apa pun itu. Baik klub, tim nasional (timnas), pemain, hingga pelatih.

Nah, saya mengidolai Mourinho sejak 2004 silam. Tepatnya, saat pria asal Portugal ini menangani Chelsea.

Ketika itu, Mou baru saja membawa Porto juara Liga Champions. Tanpa ragu, pria kelahiran 26 Januari 1963 ini menahbiskan sebagai "The Special One".

Mulut besarnya terbukti. Mourinho sukses menghapus dahaga Chelsea di Premier League dengan juara beruntun 2004/05 dan 2005/06.

Sisanya, adalah sejarah.

Btw, kemarin berita pemecatan Mourinho membuat media sosial (medsos) jadi ramai. Bahkan mampu melewati info copras-capres.

Hanya di bawah berita timnas Indonesia dan Piala Asia 2023. Kekalahan dari Irak memang kontroversial sih.

Semoga Garuda segera bangkit. Berharap bisa meraih kemenangan pada dua laga selanjutnya di fase grup kontra Jepang dan Vietnam.

Aamiin...

*       *       *

LANJUT ke Mourinho. Saya ogah menulis terkait pemecatan karena sudah ramai di media, baik nasional dan luar.

Yang menarik soal gaungnya di medsos. Terutama di X (twitter).

Sahut-sahutan antarfan dari penjuru dunia pun ramai. Padahal Roma bukan klub raksasa.

Di Italia saja, "I Giallorossi" hanya cukup masuk tujuh besar. Di bawah Juventus, AC Milan, FC Internazionale, Napoli, Lazio, dan Fiorentina.

Eh, jadi inget Il Sette Magnifico alias tujuh tim terkuat Serie A pada 1990-an. Hanya, ketika itu Parma yang menggantikan posisi Napoli.

Dah, lanjut.

Yang membuat Roma ramai diperbincangkan karena faktor Mourinho. Suka tidak suka, justru keberadaan mantan penerjemah Sir Bobby Robson tersebut sangat menentukan.

Saya aja yang Juventini kerap bela-belain nonton pertandingan yang melibatkan Roma. Bahkan, rutin komentar di beberapa komunitas grup Facebook antarfan "Serigala Ibukota".

Sesuatu hal yang jarang terjadi pada klub lain. Kebetulan, selain Juve, saya juga mengikuti grup Inter, Milan, Perugia, Manchester United, Chelsea, Real Madrid, Real Zaragoza, dan Tottenham Hotspur.

Eh, serius dengan nama terakhir? Yupz.

Mou pernah menangani Hotspur. Meski, perjalanannya ya begitu.

Ha... Ha... Ha...

Dah cukup mukadimahnya. Kini, lanjut terkait Mou.

Bagi saya, sejak kemarin, Roma tidak lagi sama. Tentu, saya tetap menyimak perkembangan Il Lupi.

Hanya, tidak lagi intens seperti saat masih ditangani Mourinho. Saya yakin, pemikiran ini juga dialami segenap tifosi lainnya.

Sebab, yang saya tahu, mayoritas penggemar baru Roma berkat keberadaan Mou. Itu fakta.

Begitu juga dengan pemain. Saya ragu Paulo Dybala dan bintang lainnya bakal bertahan musim depan tanpa kehadiran Mou.

Kemungkinan, akhir musim bakal pada eksodus. Kecuali, jika manajemen Roma mampu memberikan tawaran yang tidak bisa ditolak mereka.

Berharap aja Presiden Roma Dan Friedkin seperti Vito Corleone...

Eh salah. Yang bener, Florentino Perez, Roman Abramovich, Massimo Moratti, hingga almarhum Silvio Berlusconi. 

Keempatnya merupakan pemilik klub yang enteng mengeluarkan dana demi membangun skuat terbaik. Sementara, Friedkin? 

Ya... 

Gitu!

Patut ditunggu langkah Il Gialorossi dengan nakhoda anyar. Saya berharap tanpa Mou pun, Roma bisa berbicara banyak di Serie A dan Liga Europa.

Harapan dari seorang Juventini yang merupakan fan Mourinho.

Terus, bagaimana dengan langkah Mou selanjutnya?

Entahlah. 

Ada rumor, Mou bakal ke Arab Saudi. Tawaran gaji yang sangat besar tentu begitu menggoda.

Apalagi, Mourinho sudah kepala enam. Usia yang cukup untuk menyudahi petualangan di level klub Eropa dengan gelimang gelar.

Atau, bisa jadi Mou bakal menakhodai negaranya? Itu tergantung hasil Portugal di bawah asuhan Roberto Martinez pada Piala Eropa 2024 di Jerman nanti.

Apa pun itu, saya selalu mendukung klub atau timnas yang dilatih Mou.

Grazie, Mou!***

*       *       *

- Jakarta, 17 Januari 2023


*       *       *

Artikel Terkait:








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.

Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...

Terima kasih :)