TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Harta, Takhta, dan Wanita dalam Budaya Batak

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Senin, 09 September 2024

Harta, Takhta, dan Wanita dalam Budaya Batak


Harta, Takhta, dan Wanita 

dalam Budaya Batak


Foto: Dokumentasi pribadi/@roelly87


HARTA, takhta, dan wanita. Demikian tema yang dipasang akun instagram @weddingbatakexhibition terkait talkshow dalam rangkaian Wedding Batak Exhibition (WBE) 2024. 

Pameran ini diselenggarakan dua hari, Sabtu dan Minggu (8-9 September). Kebetulan, saya turut menghadiri acaranya pada hari pertama. 

Untuk jelasnya, bisa disimak pada artikel yang saya tulis kemarin, https://www.roelly87.com/2024/09/lebih-dekat-dengan-wedding-batak.html.

Nah, terkait tema talkshow yang mebghadirkan narasumber Ina Rachman dipandu Project Director WBE 2024 Martha Simanjuntak ini sangat menarik.

Btw, saya cowo. Bukan dari suku Batak. Melainkan, blendingan Sunda, Jawa, dan keturunan China.

Namun, sangat tertarik dengan WBE 2024 hingga turut hadir pagi-pagi. 

Sebagai makhluk nokturnal, ini momen langka. Sebab, biasanya kalo pagi, saya masih berlayar di pulau kapuk alias tidur. 

Sementara, aktif mencari nafkah sebagai ojek online (ojol) biasanya sore hingga subuh. 

Ya, saya mirip Batman lah yang beroperasi malam hari di Kota Gotham. Ha... Ha... Ha...!

Terkait pameran, bisa Anda dan kalian pembaca blog ini simak pada artikel sebelumnya. Untuk postingan ini, mengenai tema talkshow, Harta, Tahta, Wanita: Patriarki dalam Budaya Batak, dan Peran Hukum dalam Mengadaptasi Budaya Batak.

Patriarki?

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan, Patriarki adalah perilaku mengutamakan laki-laki daripada perempuan dalam masyarakat atau kelompok sosial tertentu.

Yupz, ini lumrah dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, di dunia, mayoritas mengusung Patrilinieal yang dalam KBBI artinya, mengenai hubungan keturunan melalui garis kerabat pria saja, bapak: sistem kekerabatan pada masyarakat Batak bersifat -- murni.

Btw, sekadar info, di kolong langit ini, mayoritas negara menganut paham Patrilineal, termasuk di Indonesia dengan di antaranya, Batak, Jawa, Sunda, Bali, dan mayoritas suku lainnya.

Untuk matrilineal (garis keturunan ibu) di Tanah Air, diwakili suku Minangkabau dan Semando. 

Eh, kenapa jadi bahas patrilineal? 

Woles, bro and sist. Ini ada kaitannya dengan tema talkshow, ya. Sabar ya dik, ya :)

Apalagi, terkait peranan wanita, saya sudah sering menulisnya. Baik di blog pribadi ini atau Kompasiana.


*       *       *

Foto: Dokumentasi pribadi/@roelly87



DALAM pembagian warisan pada budaya Batak -dan mayoritas patrilineal lainnya-, anak perempuan tidak dapat. Alias, hanya anak laki-laki yang menerimanya, baik tanah atau rumah.

Sementara, anak perempuan biasanya sekadar mendapat perhiasan atau barang berharga lainnya. 

Kadang jadi bingung sih. Berasa ga adil. 

Harusnya, kan sama-sama anak, baik laki-laki maupun perempuan, tetap dapat. Terkait pembagiannya lebih besar pria, itu cerita lain.

Namun, bagaimanapun, adat-istiadat dan budaya Batak yang sudah mengakar ratusan tahun itu wajib kita hormati. 

Apalagi, banyak juga keluarga yang memberikan porsi sama. Baik anak laki-laki dan perempuan, tidak dibedakan.

Kendati, tergantung keputusan keluarga tersebut seperti yang diungkapkan Martha. Menurutnya, orang tua punya kriteria masing-masing dalam menentukan pilihan. 

Apa pun keputusannya, sebagai anak yang berbakti tentu akan mengikuti. Ya, saya sangat setuju pada poin ini.

Ina juga menambahkan disela-sela diskusi dengan blogger mengenai Hukum Positif Indonesia yang terdiri dari hukum tertulis (Undang-undang) dan hukum tidak tertulis (hukum adat).

Selain warisan yang diterima wanita, dalan talkshow ini, Ina pun membahas terkait karier. Menurut pendiri Maestro Law Office ini, perkembangan zaman sudah membuka pintu bagi anak perempuan Batak untuk bekerja. 

Baik saat masih gadis atau sudah menikah. Pun demikian dengan pendidikan tinggi. 

Saat ini banyak wanita Batak yang memiliki karier cerah di posisi strategis baik pemerintahan maupun swasta. (https://www.kompasiana.com/roelly87/550eae6ba33311b12dba834d/saatnya-perempuan-tidak-hanya-di-sumur-dapur-dan-kasur?page=all#section1)

Alhasil, patriarki dalam suku Batak tidak membatasi kaum wanita. Melainkan, dalam konteks sebagai kepala keluarga. 

Misalnya, saat menggelar pernikahan atau keagamaan, tentu pria yang memimpin. Itu hal lumrah. Tidak hanya pada Batak saja, melainkan budaya lainnya.

Dalam konteks agama, misalnya islam, pria merupakan imam alias pemimpin. Namun, kita juga harus ingat, surga berada di bawah telapak kaki ibu. Jadi, kita wajib menghormati wanita.

Yupz, masih banyak ilmu bermanfaat yang diambil saat menghadiri Wedding Batak Exhibition 2024, kemarin. Selain talkshow dengan Ina Rachman, juga banyak lagi yang menarik dalam rangkaian acara dua hari ini. 

Termasuk, konsultasi menikah adat Batak untuk calon pengantin. Juga mengenai pelaksanaan pesta adat Batak yang tidak ribet.

Yuppiii, ga sabar untuk menyambut Wedding Batak Exhibition 2025!


*       *       *


- Jakarta, 9 September 2024


*       *       *


Artikel Terkait Wanita Hebat:


- https://www.kompasiana.com/roelly87/550eae6ba33311b12dba834d/saatnya-perempuan-tidak-hanya-di-sumur-dapur-dan-kasur


- https://www.roelly87.com/2017/12/ketika-pria-bicara-kesetaraan-gender.html


- https://www.roelly87.com/2015/11/ngobrol-bareng-christie-damayanti.html


- https://www.kompasiana.com/roelly87/552c7f746ea834fa458b4681/beda-nasib-kartini-kartono?page=all#section1


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.

Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...

Terima kasih :)