SMARTPHONE atau
telepon seluler (ponsel) pintar merupakan kebutuhan sekunder manusia saat ini
yang paling utama. Tingkatannya hanya di bawah primer yang meliputi pangan
alias makanan, sandang (pakaian), dan papan (rumah).
Itu
karena smartphone tidak hanya sebagai alat komunikasi saja. Melainkan,
sudah jadi bagian dari keseharian. Misalnya, untuk mengecek info lalu
lintas, prediksi cuaca, update berita, dan sebagainya.
Sejak
pergantian milenium, bermunculan ponsel canggih. Terutama, dalam satu
dekade terakhir Tidak hanya didominasi produsen asal Amerika Utara atau Eropa
saja, melainkan juga Asia. Dua di antaranya sudah tidak asing lagi, bahkan
jadi bagian dari aktivitas.
Yaitu,
Samsung yang berasal dari Korea Selatan dan Xiaomi (Tiongkok). Keduanya
punya fitur melimpah yang memiliki keunggulan masing-masing. Tinggal
selera kita untuk menentukan.
Namun,
kenapa tidak sekalian saja membeli keduanya? Misalnya,
saya yang memegang dua smartphone dengan membagi untuk kantor dengan berisi
data kerjaan. Sementara, satu lagi untuk di luar itu seperti keluarga,
blog, dan aktivitas lainnya. Kebetulan, kedua smartphone saya ini memiliki
spesifikasi berbeda.
Sekaligus,
untuk antisipasi jika smartphone yang saya miliki mengalami force majeur,
seperti error atau rusak. Jadi, bisa ada satunya lagi.
Untuk
kantor, bisa dibilang lebih tinggi dari segi kamera, video, dan fitur
lainnya. Maklum, itu terkait keseharian di lapangan membuat saya butuh
konekvititas lebih. Untuk smartphone satunya, kategori mid-end.
Yang
utama, memorinya besar untuk menampung kapasitas foto, video, dan
suara. Bisa dipahami mengingat jika bertemu teman atau komunitas, ritual
wajib kami ya foto-foto. Atau, ketika sedang mencari angin dengan ditemani
musik Top40 yang sudah terintegrasi di smartphone. Serta, game baik online
maupun offline untuk mengisi waktu senggang.
Punya
dua smartphone, apakah tidak ribet? Tentu, awalnya rempong. Khususnya,
saat membawanya sehari-hari. Satu saya taruh di saku kiri celana dan satu
lagi di kanan atau jaket jika sedang memakainya.
Namun,
seiring waktu berjalan, saya sudah terbiasa. Bahkan, menggunakannya
bersamaan. Misalnya, ketika wawancara atau liputan. Smartphone yang
satu saya gunakan untuk merekam suara dan satunya lagi untuk memotret
narasumber atau mengetik di note.
Terkait bujet yang saya keluarkan untuk memiliki dua smartphone ini bisa dibilang relatif. Saya terbantu dengan kemajuan teknologi yang kian pesat pada era digital ini. Alhasil, saya tidak perlu mengeluarkan ongkos untuk pergi ke toko fisik seperti pada dekade 2000-an silam.
Melainkan,
cukup duduk manis di depan laptop dan tinggal browsing. Kendati, untuk mencari
smartphone yang dituju, saya harus bekerja keras untuk mengkomparasi antara
satu toko online ke yang lainnya.
Beruntung,
sejak mengenal iPice Indonesia yang beralamat pada iPrice.co.id, bisa memaksimalkan waktu saya untuk
belanja. Tidak hanya smartphone saja, melainkan barang lain seperti
elektronik, perlengkapan olahraga, hingga terkait otomotif.
Ya, iPrice merupakan situs pembanding harga yang bekerja sama dengan ratusan toko online di Tanah Air. Contohnya, saya ingin mencari
Pun
demikian ketika saya ingin mengetahui keluaran terbaru dari Xiaomi, cukup
membuka iPrice saja. Alias, tidak perlu harus browsing ke tiga hingga
empat toko online seperti yang dulu saya lakukan. Kini, dengan iPrice
sudah bisa diketahui setiap harganya.
Contohnya, saya ingin membeli Xiaomi Redmi 4a terbaru. Tinggal buka iPrice, cari kategori smartphone dan produknya. Setelah itu, tertera data berisi harga, spesifikasi, dan perbandingan dari beberapa toko online. Misalnya, di toko online A ternyata lebih murah dari B, C, D, atau E dengan parameter yang sama. Tentu, fitur komparasi dari iPrice ini sangat membantu saya.
Salah satunya, ketika saya ingin mencari Samsung dengan harga terbaru pada Oktober ini. Ternyata, di iPrice tersedia ratusan produk Mulai dari yang paling murah, Galaxy Young seharga Rp300.000 hingga termahal, Galaxy Fold (Rp36.750.000).
Nah, di antara berbagai produk Samsung itu, saya paling tertarik degnan Galaxy S10. Entah kenapa, desainnya terlihat sangat memesona. Harga pun, masih relatif terjangkau. Tidak murah memang, karena rata-rata Rp10 jutaan. Namun, ya itu Ada harga tentu ada rupa. Terlebih, RAM-nya 8GB yang lebih dari cukup untuk ngegame dan aktivitas sehari-hari.
Pun demikian dengan Xiaomi. Hape sejuta umat ini di iPrice terdiri dari berbagai kategori dan harga dari ratusan ribu hingga belasan juta. Tinggal, selera masing-masing untuk menentukan. Termasuk, Xiaomi Redmi 4a yang berkisar kurang dari sejuta.
Meski
begitu, kualitasnya tidak diragukan lagi. Desain khas
Xiaomi yang elegan dengan kamera depan 5MP dan kamera belakang 13MP! Yupz,
cukup untuk jepret aktivitas di dalam dan luar ruangan.
Berbagai tipe smartphone dari kedua merek itu bisa saya telusuri di iPrice yang merupakan portal palugada. Alias, apa yang elo minta, gue ada!***
Berbagai tipe smartphone dari kedua merek itu bisa saya telusuri di iPrice yang merupakan portal palugada. Alias, apa yang elo minta, gue ada!***
- Jakarta, 1 November 2019
Ga Apple to Appl mas nulis Xiaomi digabung sama Samsul
BalasHapusbut, kalo soal harga boleh juga
Cara nulis reviewnya Asik Bro! cuma Lebih bagus kalo dikasih ilustrasi henpon dan harganya, biar bisa Dilihat
BalasHapuspengen beli xiaominya sebenernya aku tu hahaha
BalasHapuspiye kabare mas rul?