Arena Skate Park yang jadi idola remaja (Klik foto untuk memperbesar) |
"AYO meluncur. Ga apa-apa tenang aja. Gw aja bisa, masa lo ga?"
"Anjir, gw ngeri bro."
"Udah, coba aja dulu. Aman kok."
"Ayo bro, loncat..."
"Loncat..."
"Loncat..."
...
"Tuh kan, enak."
"Ho oh. Awalnya ngeri. Tapi, pas udah melantai enak juga. Pas jatoh ga sakit. Tapi malu diliatin banyak orang. Apalagi, ada yang itu..."
"Ah elo, giliran ada yang bening aja baru semangat."
"Yaelah, bro. Namanya juga cowo. Mumpung dia sendirian."
"Ha ha ha."
"Lha kemana orangnya?"
"Udah kabur. Lo sih kelamaan."
"#$!⧬☝❤☺"
* * *
SENJA itu menjelang peralihan dari Agrahayana ke Phalgunamasa, di Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, tampak ramai. Kawasan yang dulu dikenal sangat kumuh dan jadi tempat prostitusi kini telah bersolek.Kalijodo bukan lagi ajang cari jodoh -maaf- antarlelaki hidung belang dan pekerja seks komersial (PSK). Melainkan sudah jadi arena rekreasi keluarga. Mulai dari balita, anak kecil, ABG, remaja, hingga dewasa, tumplek jadi satu.
Mereka merasakan manfaat dari keinginan pemerintah kota (Pemkot) DKI Jakarta yang ingin menata ibu kota. Terbukti, dalam beberapa kali kunjungan ke Kalijodo, sudah tidak ada lagi bau tak sedap yang saya rasakan. Kini, berganti, dengan wajah-wajah semringah dari para bocah yang bermain.
Begitu juga dengan orang tua yang mengawasi anaknya untuk menjajal berbagai wahana di RPTRA yang dibangun Pemkot DKI Jakarta bersama Sinarmas Land tersebut. Selain menikmati arena yang ada, mayorita dari mereka tidak ketinggalan untuk melakukan selfie (swafoto) dengan latar memesona atau wefie.
Tak ketinggalan, ada beberapa remaja yang memang sengaja untuk mencari jodoh. Ya, menurut sejarawan Remy Silado, pada dasarnya Kalijodo merupakan "tempat mencari jodoh" (Sumber: http://poskotanews.com/2016/02/11/kalijodo-tempat-mencari-jodoh-sesaat).
* * *
RTH dan RPTRA Kalijodo mulai dibangun sejak Februari lalu dengan biaya Rp 20 miliar (Sumber: http://smartcity.jakarta.go.id/index.php/blog/156/wajah-baru-kawasan-kalijodo). Kawasan ini akan menjelma sebagai salah satu tempat wisata alternatif publik.Tidak hanya warga ibu kota saja, melainkan juga masyarakat luas. Maklum, lokasinya strategis. Jika Anda melintas dari dan menuju Bandara Soekarno Hatta, pasti akan melihatnya.
Kebetulan, saya tidak asing dengan Kalijodo. Sejak awal 2000-an, kerap berkunjung ke sana hingga hijrah ke Sumatera Barat pada 2006 silam. Banyak kenangan manis, asam, hingga pahit dari lokasi yang jadi latar film Ca-Bau-Kan ini.
Bisa dipahami mengingat saya memiliki beberapa rekan yang sejak lahir hingga awal tahun lalu masih tinggal di kawasan yang di seberangnya merupakan Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Tambora ini. Termasuk, ketika Krishna Murti masih menjabat sebagai Kapolsek Penjaringan pada 2001 silam.
Namun, kawan saya itu kini sudah tidak lagi tinggal di Kalijodo. Tepatnya, sejak kerusuhan pada Februari 2016 yang membuat mayoritas warganya ikut relokasi. Ya, di dunia ini berlaku hukum alam. Ada hitam tentu ada putih, tua-muda, pria-wanita, baik-buruk, yin-yang, dan sebagainya.
* * *
SISI positifnya, Kalijodo kini jadi lebih tertata. Berbagai fasilitas kini berada di RTH dan RPTRA yang pembangunannya mencapai 80 persen ini. Mulai dari arena skate park dan BMX, amfiteater, jogging track, playground, kursi taman, dan tentu saja tempat ibadah seperti musala.Tidak ketinggalan, toilet ber-ac dan khusus untuk difabel (Sumber: http://megapolitan.kompas.com/
read/2016/12/27/07254411/toilet.ber-ac.dan.fasilitas.lainnya.di.rptra.kalijodo).
Untuk Anda yang ingin mengajak keluarga, jangan khawatir. Sebab, di sepanjang Jalan Kepanduan II yang terletak di sisi Kali Angke (Sungai Ciliwung) banyak terdapat penjaja makanan dan minuman. Harganya, menurut saya pribadi, relatif terjangkau.
Begitu juga jika Anda membawa kendaraan, bisa diparkir di tempat yang disediakan dengan dipandu juru parkir resmi. Saya yang membawa sepeda motor cukup membayar Rp 2.000 sekali parkir.
Sementara, jika Anda mengunjungi Kalijodo dengan kendaraan umum, aksesnya pun mudah. Kalau tidak salah, berdasarkan pengalaman saya yaitu:
Kereta Api: Turun di Stasiun Angke (Setelah itu naik omprengan/ojek online/ ojek pangkalan)
Bus Transjakarta: Turun di Halte Busway Jembatan Tiga (Selanjutnya jalan kaki, dekat).
* * *
KALIJODO kini telah bersolek.
Riang anak-anak memecah keheningan sore itu.
Di sisi lain, tidak sedikit yang berteriak.
"Kembalikan Kalijodo-ku, kembalikan Kalijodo kami, kembalikan Kalijodo seperti yang dulu."
Ah...
Menjelang tenggelamnya sang surya, saya pun beranjak meninggalkan kawasan yang dulu membuat Lola Amaria jadi populer sebagai Tinung. Sambil membawa beberapa lembar Jin Ping Mei, saya menuju tempat parkir.
Sayup-sayup terdengar alunan indah dari kecapi yang dibawakannya. Hanya, lantunan itu segera tertutup suara anak-anak yang riang dan bisingnya knalpot yang berlalu lalang.
"Sampai kapan kita masih menikmati senja di Kalijodo?" lirih Tinung pada sang angin yang segera menghilang.
* * *
RTH - RPTRA Kalijodo hasil kolaborasi Pemkot DKI Jakarta dan Sinarmas Land |
* * *
Pemandangan memesona dari atas tangga |
* * *
Vending Machine tersebar di beberapa titik |
* * *
Tempat sampat banyak tersebar untuk menjaga kebersihan |
* * *
Anak kecil bermain skate dan sepeda |
* * *
Bersedia |
* * *
Siap |
* * *
Ya! |
* * *
Sang ayah mengajak anaknya belajar mendaki |
* * *
* * *
* * *
* * *
* * *
* * *
* * *
* * *
* * *
* * *
* * *
- Evolusi Kalijodo: Dari Kawasan Kumuh hingga Kini Rekreasi Keluarga
Artikel Senja Lainnya
- Menikmati Senja di Taman Jomblo: Antara Mitos dan Fakta
- (Esai Foto) Menikmati Senja di Taman Ayodia
Artikel Ngebolang Sebelumnya:
- Pasar Santa
- Central Park
- Sirkuit RMS Land Rappang
- Garuda Indonesia
- Candra Naya
- 7 Taman di Jakarta
- Pulau Bidadari
- 7 Tempat Nongkrong
- Museum Nasional
- Masjid Hidayatullah
- Alun-alun Bandung
- Taman Ismail Marzuki
- Tugu Kunstkring Paleis
- Pasar Ah Poong
- Museum Basoeki Abdullah
- Taman Ayodia
- Curug Nangka
- Curug Nangka (2)
- Kebun Binatang Ragunan
- Taman Nasional Bunaken
- Pantai Jimbaran
- 4B Manado
- Danau Linow
- 7 Tempat Nobar
- Museum Kebangkitan Nasional
- Ngebolang ke 3 Stasiun
- CitraRaya Water World
- Pantai Ancol
- Patung Soekarno-Hatta
- Rafting Sungai Citarik
- Sensasi Nusa Dua
- Taman Jomblo
- Candi Prambanan
- Museum Astra
- Candi Jago
- Kota Malang
- Saung Sarongge
- Coban Pelangi
- Taman Prasasti
- CitraRaya Tangerang
- Kembali ke Bromo
Laman Khusus Wisata
- Jelajah Manado
- Keliling Yogyakarta
- Sensasi Bali
- Ngebolang ke Malang
* * *
- Jakarta, 6 Februari 2017
Weeh Kalijodo jadi bagus ya mas. Kawasan ramah anak juga ya, kalau ada taman bermain buat anak dan keluarga.
BalasHapusdekat rumahmu juga ada mbak, rptra kebon pala
Hapusdulu saya pernah ke sana hehehe
Belum pernah ke sini. Penasaran karena beberapa kali teman posting foto di tempat ini. Kayaknya lebih enak ke sana sore pas bukan akhir pekan supaya bisa lihat aktifitas tapi ga terlalu ramai.
BalasHapusiya mbak, kalo weekend apalagi libur, malah riweuh, rame
Hapusenaknya banyak jajanan sih hehehe
Bener2 berubah toal ni kalijodo, tertib bersih, n bermanfaat buat warga sekitar
BalasHapusAlhamduliah ya sesuatu #eh
aamiiin
Hapusyoiiiiiii mbak, bermanfaat untuk warga sekitar dan ibu kota secara keseluruhan :)
kalijodo, kali aja jodoooo, eyaaaaaahhhh hahaha..
BalasHapusWah udah bagus banget ya, mas, rapi sekarang disana. Jadi pusat kumpul masyarakat gitu, kerennnn..
konon katanya, dulu (awal abad 20), kalo mandi di kali angke/ciliwung bisa nemuin jodoh. ini versi masyarakat sekitar :)
Hapus*dulu sungainya masih bersih, ga kayak sekarang hehehe