TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Suatu Ketika di Puncak Bromo

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Sabtu, 18 Februari 2017

Suatu Ketika di Puncak Bromo


Gunung Bromo dan Gunung Batok


TIBA-tiba Lu Soe Nio (1) menuding kedinding saldju. Tong Siauw Lan dan Phang Eng mengawasi dan ternjata diatas sebuah batu terukir empat huruf besar: Djin-thian-tjoat-kay (Perbatasan antara manusia dan langit).

Di bawah empat huruf itu terdapat beberapa baris huruf ketjil jang berbunji seperti berikut: Pada musim rontok tahun Kah-sin, aku tiba di-Tibet dengan niatan mendaki puntjak Tjoe-hong (2)


Aku tertahan ditempat ini, tenagaku habis,
tak dapat kumadju lagi dan hampir-hampir kuhilang djiwa. 

Sekarang baru aku jakin, bahwa tenaga manusia ada batasnja.
Semendjak keluar dari rumah perguruan, dengan sebatang pedang aku berkelana keberbagai tempat tanpa menemui tandingan.

Aku menduga, bahwa dikolong langit
tiada pekerdjaan jang tidak bisa dilakukan.
Tapi sekarang, aku menunduk dibawah Tjoe-hong,
dengan ditertawai oleh awan-awan putih. 

Manusia mudah ditakluki, tapi langit tak dapat diatasi.
Hai! Kenjataan ini adalah tjukup untuk membuat orang-orang gagah dikolong langit menghela napas sambil mengusap-usap pedangnja!

Dibawah huruf-huruf itu terdapat tiga huruf: Leng Bwee Hong. Ia adalah (kakek guru) Tong Siauw Lan dan Phang Eng. (3)

*         *         *

DEMKIAN penggalan dari novel Tiga Dara Pendekar yang saya baca lebih dari satu dekade silam. Tentang, kemampuan salah satu pendekar tangguh pada Dinasti Qing yang ternyata memiliki batas dalam mencapai puncak Everest. Yaitu, gunung tertinggi di dunia yang letaknya di perbatasan Nepal-Tibet.

Sejak membaca novel itu, saya jadi suka membayangkan asyiknya naik gunung. Bukan hanya keindahan ketika sudah tiba di puncak, melainkan karena prosesnya. Tentang, bagaiman pendaki bisa melewati rintangan sepanjang perjalanan.

Itu terjadi ketika beberapa rekan cerita pengalamannya mendaki Salak, Pangrango, Ciremai, Merapi, Semeru, Merapi, Kerinci, Ya, sungguh mengasyikkan. Hanya, entah kenapa sampai pertengahan 2016 lalu, saya belum tertarik untuk naik gunung.

Termasuk, ketika masih tugas di pedalaman Sumatera lebih dari sewindu silam. Ketika itu, beberapa rekan sempat mengajak untuk mendaki ke puncak tertinggi di Suwarnadwipa  yang letaknya hanya beberapa kilometer dari mes.

Namun, saat itu saya lebih memilih berdiam di mes sambil ditemani suara jangkrik pada tengah malam sambil berselancar internet memanfaatkan data satelit untuk belajar nge-blog. Tentu, bukan karena saya mengidap acrophobia. Melainkan karena enggan saja. Intinya, dibanding naik gunung, saya lebih suka melewati (jalan) Gunung Sahari atau mengunjungi (toko buku) Gunung Agung.

*         *         *
TAHUN lalu jadi salah satu titik tolak saya dalam ngeblog. Maklum, sepanjang 2016, saya jadi lebih sering bertualang. Mulai dari mendaki gunung, lewati lembah, hingga sungai mengalir indah ke samudera. Ya, banyak sudah petualangan pada tahun lalu.

Diawali dengan bertualang di Curug Nangka, Bogor, yang dilanjutkan ke Taman Nasional Bunaken (Sulawesi Selatan), Water World (Tangerang), Citarik (Sukabumi), Pengalengan (Bandung), Candi Prambanan (Yogyakarta), Maja (Banten), Tanjung Pakis (Karawang), Nusa Dua (Bali), Bromo (Jawa Timur), Batu Kasur (Cianjur), dan beberapa kawasan lainnya. Itu belum termasuk di ibu kota saja dengan menjelajah enam kotamadya, termasuk Kepulauan Seribu.

Dalam artikel ini, tentu yang akan saya ceritakan tentang petualangan di Gunung Bromo. Banyak kisah yang ingin diceritakan. Namun, seperti kata pepatah, sebuah foto bisa bercerita lebih dari 1.000 kata. Jadi, bagaimana dengan 15 foto?


*         *         * 

Keterangan:

1 - Gunung Everest
- Lu Sunio atau Lu Suniang, pendekar pada era Dinasti Qing di Cina (sekitar abad ke-18)
3 - Novel Jianghu San Nuxia (Kangouw Sam Li Hiap) merupakan karangan Liang Yusheng pada 1957-58. Di Tanah Air, novel itu diterbitkan Pantja Satya dengan terjemahan Gan K. L. pada 2005 silam berjudul Tiga Dara Pendekar.
(http://www.kompasiana.com/roelly87/memetik-pelajaran-dari-cerita-silat-tujuh-pendekar-pedang-dari-gunung-thianshan_55008633a333115d6f5113c4)


*         *         *
Lautan pasir menuju puncak Bromo

*         *         *
Gunung Batok bak menggapai langit

*         *         *
Gunung Bromo memiliki ketinggian 2.329 MDPL dan Gunung Batok (2.440 MDPL)

*         *         *
Pada suatu ketika di kaki Gunung Bromo

*         *         *
Di depan Pura Luhur Poten

*         *         *
Mendaki gunung, lewati lembah...

*         *         *
Sarapan di kaki Gunung Batok

*         *         *
Dari ketinggian sekitar 1.000 MDPL

*         *         *
Sayangnya, saat itu belum berlangsung upacara Yadnya Kasada 

*         *         *
Menghitung 253 anak tangga...

*         *         *
Kawah Bromo yang tak hentinya menyemburkan asap

*         *         *
Wisatawan mancanegara (wisman) menikmati keindahan puncak Bromo 

*         *         *
Ketika sebuah foto bisa bercerita lebih dari 1.000 kata

*         *         *
Antusiasme pengunjung di puncak Bromo

*         *         *

Artikel Terkait:
Candi Jago
Air Terjun Coban Pelangi
- Ke Bromo, (Aku) kan Kembali
- Bukit Teletubbies
- Pasir Berbisik
- Keliling Malang
Wisata Malam
- Kuliner
- Reuni
(Epilog) Di Balik Ngebolang ke Bromo dan Malang

*        *        *
Artikel Ngebolang Sebelumnya:
Pasar Santa
Central Park
Sirkuit RMS Land Rappang
Garuda Indonesia
Candra Naya
7 Taman di Jakarta
Pulau Bidadari
7 Tempat Nongkrong
Museum Nasional
Masjid Hidayatullah
Alun-alun Bandung
Taman Ismail Marzuki
Tugu Kunstkring Paleis
Pasar Ah Poong
Museum Basoeki Abdullah
Taman Ayodia
Curug Nangka
Curug Nangka (2)
Kebun Binatang Ragunan
Taman Nasional Bunaken
Pantai Jimbaran
4B Manado
Danau Linow
7 Tempat Nobar
Museum Kebangkitan Nasional
Ngebolang ke 3 Stasiun
CitraRaya Water World
Pantai Ancol
Patung Soekarno-Hatta
Rafting Sungai Citarik
Sensasi Nusa Dua
Taman Jomblo
Candi Prambanan
Museum Astra
Candi Jago
Kota Malang
Saung Sarongge
Coban Pelangi
Taman Prasasti
- Kalijodo
- Museum Bahari

Laman Khusus Wisata
- Jelajah Manado
Keliling Yogyakarta
Sensasi Bali
Ngebolang ke Malang
- Jelajah Sudut Ibu Kota
*        *        *
- Jakarta, 18 Februari 2017

1 komentar:

  1. Wah saya belum pernah liburan ke Gunung, sepertinya menarik juga

    BalasHapus

Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.

Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...

Terima kasih :)