TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Sabtu, 10 Juni 2017

Novel Islah Cinta Bikin Saya Ingin Keliling Dunia


Foto bersama rekan blogger dari Komunitas ISB dan Dini Fitria
(Klik untuk perbesar foto dan geser untuk melihat gambar lainnya)  

"CINTA segi-empat nih, bikin penasaran liat proses hubungan mereka apalagi, bercerita tentang India yang selama ini saya tahunya ya Rahul-Kajol-Tina." Demikian komentar saya dalam artikel "Islah Cinta Mewarnai Perjalanan Seorang Reporter di India" yang ditulis rekan blogger Ani Berta pada 10 Mei lalu.

Sebagai penikmat sejarah sekaligus penggemar roman, tentu saya tertarik dengan buku karya Dini Fitria. Apalagi, dengan latar belakang India yang sebelumnya saya kenal dari film Kuch-kuch Hota Hai atau wayang. Itu mengapa, saya mencoba untuk mencari tahu kapan novel Islah Cinta ini rilis.

Tak sabar rasanya melahap novel setebal 407 halaman dengan sampul ikonik ini. Beruntung, keinginan saya terwujud. Belum genap sebulan membaca resensi itu, saya mendapat informasi di fan page facebook Komunitas Indonesian Social Blogpreneur (ISB).

Komunitas yang didirikan Ani itu mengundang blogger untuk menghadiri buka puasa bersama (bukber) Dini sekaligus membahas Islah Cinta. Sudah pasti, tawaran itu tidak saya sia-siakan untuk mengetahui lebih lanjut kisah cinta segi empat ini.

*        *        *
SORE itu, langit ibu kota tampak cerah. Sambil duduk manis di samping kemudi transportasi online, saya menuju kantor Falcon Publishing di bilangan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (9/6). Tepatnya, untuk menghadiri peluncuran novel ketiga Dini di markas penerbitnya.

Namun, perjalanan saya meleset dari prediksi akibat keliru memperhitungkan jarak dengan roda empat yang biasanya saya menggunakan roda dua. Ditambah lagi dengan situasi jelang berbuka puasa yang membuat jalanan Jakarta sangat padat merayap.

Perkiraan 1-1,5 jam dari kediaman saya di kawasan barat Jakarta ternyata nyaris dua kali lipat. Acara bertema Ngabuburead ini dimulai sejak pukul 16.00 WIB. Tapi, saya justru tiba sekitar pukul 17.15 WIB!

Alhasil, saya pun ketinggalan berbagai diskusi menarik antara Dini, rekan blogger, dan media. Beruntung, saat itu saya masih bisa mendengar di balik kisah pembuatan Islah Cinta. Termasuk, ketika dua rekan blogger, Ani, dan Yayat Daffana memberikan testimoni terkait novel yang diterbitkan Falcon Publishing ini.

"Novel ini saya buat berdasarkan pengalaman ketika meliput ke India. Di sana, umat beragama sangat heterogen. Masyarakatnya sangat toleransi antara hindu dan islam yang memiliki jejak sejarah kejayaan," Dini menuturkan pengalamannya.

Menurut wanita yang sempat jadi reporter di salah satu stasiun televisi swasta ini, Islah Cinta itu tidak hanya tentang asmara (1). Melainkan, terdapat kisah menari dari segi kebudayaan yang jadi latar belakang novel. Terutama, islam yang sempat berkembang pesat pada abad pertengahan.

*        *        *
ISLAH Cinta merupakan novel seri cinta ketiganya. Pemilik akun twitter @deneewijaya itu mengawalinya dengan Muhasabah Cinta yang berlatar Eropa. Selanjutnya, dengan Hijrah Cinta yang mengulik perjalanan hidupnya di Amerika Selatan.

Tiga novel sudah ditulis Dini dengan latar benua berbeda (2). Bagaimana dengan seri keempat?

"Ada (rencana) untuk menerbitkan seri keempat. Tapi, saya fokus untuk membuat tiga seri ini jadi film. Setelah itu, baru rencana seri keempat. Kemungkinan, (dengan latar) Maroko atau Yunani," kata Dini usai membubuhkan tanda tangan pada Islah Cinta yang saya miliki.

Kalimatnya simpel, namun maknanya dalam! Yaitu, mengingatkan saya untuk travelling. Kebetulan, saya juga suka ngebolang di berbagai penjuru nusantara. Baik itu sendirian, sebagai blogger, atau di sela-sela tugas kantor.

Terbersit keinginan untuk mengikuti jejak Dini. Tentu, tidak untuk saat ini, melainkan beberapa tahun mendatang. Tepatnya, setelah saya bisa mengunjungi berbagai daerah di Tanah Air dan beberapa negara di dunia.

"Saya sempat khawatir saat pergi ke India mengingat banyak berita melaporkan negara tersebut tidak aman untuk wanita. Namun, stigma itu tidak benar. Saya mendapat pengalaman yang berkesan dari masyarakat India. Bahkan, umat beragama di sana sangat toleransi," Dini, menambahkan.

*        *        *
NAH, penasaran dengan Islah Cinta? Seperti dalam berbagai artikel sebelumnya, saya kerap menulis resensi beberapa novel. Termasuk, dari penulis wanita seperti Naning Pranoto, Anchee Min, hingga Shoko Tendo.

Sekadar informasi, Islah Cinta sudah beredar di berbagai toko buku di kota Anda sejak Mei lalu. Yang menarik, hanya sepekan setelah dirilis, novel ini sudah tercatat sebagai best seller (3).

Itu membuktikan, Islah Cinta memiliki daya tarik yang memesona bagi pembaca. Termasuk, saya yang penasaran untuk segera menyelami isi novel ini. Bagaimana dengan Anda? Apakah sudah membaca Islah Cinta? Silakan, bagikan pengalaman Anda dengan karya Dini ini di kolom komentar!


*        *        *
Dini menuturkan berbagai pengalamannya di India

*        *        *

*        *        *
Dini membubuhkan tanda tangannya

*        *        *
Tiga seri cinta novel Dini

*        *        *
Ani Berta memberikan testimoni

*        *        *
Yayat Daffana berbagi pengalaman terkait Islah Cinta

*        *        *

Dini membubuhkan tanda tangan pada karyanya

*        *        *
Tiga seri Cinta dari Dini

*        *        *
Yeeee, tak sabar membaca Islah Cinta setebal 407 halaman ini

*        *        *


Artikel Terkait:

- Halaman Resensi

Resensi Buku Wanita Sebelumnya:
- "Tembang Cinta Para Dewi" Kisah Cinta yang Getir dari Dunia Wayang
Perempuan Tuna Rungu Menembus Batas: Kisah Inspiratif dari Angkie Yudistia
The Smilling Death: Senyuman Berbisa (Erri Subakti & Arimbi Bimoseno)
Macaroon Love (Winda Krisnadefa)
15 November (Anazkia)
Ketika Tuhan Mengizinkan Aku Sakit (Christie Damayanti)
Karma: Cepat Datangnya (Arimbi Bimoseno)
The Last Empress: Sisi Lain dari Seorang Perempuan yang Berkuasa
Empress Orchid: Kisah Selir yang Menyelamatkan Dinasti dari Keruntuhan
Yakuza Moon: Potret Nyata Kehidupan Gadis Jepang

Referensi:
1- http://www.republika.co.id/berita/ramadhan/ibrah/13/08/03/mqya95-dini-fitria-memburu-jejak-islam-ke-benua-biru
2- http://www.goodreads.com/author/show/7160909.Dini_Fitria
3- https://hot.detik.com/book/d-3518003/baru-rilis-seminggu-novel-dini-fitria-islah-cinta-best-seller


*        *        *
- Jakarta, 10 Juni 2017

Jumat, 09 Juni 2017

Pengalaman Perdana Ikut Bukber Astra


Foto bersama dengan rekan blogger saat bukber Astra
(Klik untuk memperbesar foto dan geser untuk melihat gambar lainnya)


RAMADAN jadi ajang untuk lebih mendekatkan dengan sesama. Itu yang saya alami setiap tahunnya. Termasuk, ketika mengikuti buka bersama (bukber) dengan PT Astra International Tbk yang dihadiri segenap direksi dan eksekutif grupnya.

Tepatnya, di Scenic Resto, Sudirman Center, Jakarta Selatan, Selasa (6/6). Ini untuk kali perdana saya mengikuti bukber dengan Astra. Namun, untuk kegiatan offline maupun online, tentu sudah sering.

Teranyar, ketika salah satu grup usaha terbesar di Tanah Air ini meluncurkan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2017 di Restoran Seribu Rasa, Jakarta Pusat, 20 Maret lalu.

Bahkan, saya mendapat kehormatan ketika masuk dalam daftar pemenang Anugerah Pewarta Astra (APA) 2016. Yupz, saya memang jadi saksi perjalanan dari setengah usia Astra yang pada 20 Februari lalu genap 60 tahun. Maklum, mereka memiliki tujuh pilar bisnis yang meliputi berbagai bidang usaha.

Itu meliputi:
- Otomotif
- Jasa keuangan
- Alat berat & pertambangan
- Agribisnis
- Infrastruktur, logistik & lainnya
- Teknologi Informasi
- Properti

Selain berbisnis, Astra juga berkontribusi kepada masyarakat Indonesia melalui sembilan yayasan yang kerap saya ulas di postingan sebelumnya:
- Yayasan Amaliah Astra
- Yayasan Insan Mulia Pama
- Yayasan Dharma Bhakti Astra
- Yayasan Toyota dan Astra
- Yayasan Karya Bhakti United Tractors
- Yayasan Astra Agro Lestari
- Yayasan Pendidikan Astra Michael D. Ruslim
- Yayasan Astra Honda Motor
- Yayasan Astra Bina Ilmu

"Kami berterima kasih untuk kehadiran dari rekan-rekan wartawan dan blogger dalam buka puasa bersama ini. Kami berharap hubungan baik kita selama ini selalu terjaga," kata Head of Public Relations Astra Yulian Warman.

Blogger? Yupz, blogger! Astra menganggap blogger setara dengan media. Itu mengapa, selain mengundang berbagai rekan jurnalis untuk memberi sambutan, juga ada dari perwakilan blogger. Yaitu, Hazmi Fitriyasa yang merupakan founder dari komunitas Blogger Reporter Indonesia (BRId).

Ya, sebagai blogger, merupakan suatu kehormatan jika intensitas kami diakui Astra. Terlebih, untuk saya pribadi yang sejak Agustus 2016 kerap menghadiri berbagai acara Astra. Termasuk, pada akhir tahun lalu ketika ikut menanam pohon di Cianjur, Jawa Barat. 

Bahkan, saya mendapat undangan eksklusif saat Astra merayakan HUT ke-60 di Jakarta Convention Center (JCC) pada 24 Februari lalu. Saat itu, saya dan beberapa rekan blogger bersanding dengan puluhan pesohor lainnya untuk larut dalam Konser Inspirasi 60 Tahun Astra.

Yupz, seperti yang dikatakan Yulian. Semoga dengan bukber ini kian merekatkan silaturahim di antara blogger, jurnalis, dan Astra.
*       *       *
Usai bedug magrib berkumandang...

*       *       *
Head of Public Relaticons Astra Yulian Warman 

*       *       *
Hazmi Fitriyasa founder dari Blogger Reporter Indonesia

*       *       *
Salah satu rekan jurnalis yang mendapat doorprize

*       *       *

Artikel Terkait SATU Indonesia Awards:
Peringati HUT ke-60, Astra Kembali Selenggarakan SATU Indonesia Awards 2017
Memetik Inspirasi Bersama Astra
Astra Umumkan Tujuh Penerima SATU Indonesia Awards 2016

Artikel Grup Astra Sebelumnya:

*       *       * 
Jakarta, 9 Juni 2017

Kamis, 08 Juni 2017

BCA Indonesia Open 2017


Saya bersama belasan rekan blogger, atlet, PBSI, dan perwakilan BCA
(Klik untuk perbesar foto atau geser untuk melihat gambar lainnya)

KURANG dari empat hari lagi, BCA Indonesia Open Super Series Premier 2017 kembali digelar. Tepatnya di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC) pada 12-18 Juni mendatang. Sebagai penggemar olahraga, termasuk bulutangkis, sudah pasti saya sangat menantikan kehadiran turnamen dengan akronim BIO 2017 ini.

Maklum, BCA Indonesia Open selalu menampilkan konsep yang wah. Tidak hanya sekadar olahraga saja, melainkan juga dipadukan dengan edukasi dan entertainment (edutainment). Kebetulan, saya jadi saksi dari kerja keras dan cerdas dari segenap panitia BCA Indonesia Open pada 2016 lalu. Itu bisa disimak pada artikel saya sebelumnya berjudul "Kemeriahan BCA Indonesia Open 2016".

"Dari panitia dan juga PBSI tentu kami memiliki dua target. Yaitu, sukses sebagai penyelanggara maupun prestasi. Ini yang jadi tantangan kita bersama,” kata Sekretaris Jenderal Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Achmad Budiharto menjawab pertanyaan saya di Grand Duck King Restaurant, Grand Indonesia Mall, Jakarta Pusat, Rabu (7/6).

Seperti tahun lalu, PBSI dan BCA mengajak blogger untuk berdiskusi terkait persiapan BCA Indonesia Open dengan tema "Menjadi Lebih Baik". Saya beruntung kembali mengikuti obrolan hangat dengan empat narasumber kompeten sambil mengisi waktu berbuka puasa. Yaitu, Budiharto yang mewakili PBSI, Rizali Zakaria (Vice President CSR BCA), dan dua pemain (Ihsan Maulana Mustofa dan Gloria Emanuelle Widjaja).

Diskusi ini merupakan yang kedua setelah di Hong Kong Cafe, Sarinah, Jakarta Pusat pada 27 Mei 2016. Suatu kehormatan bagi saya bisa kembali berdiskusi untuk menyambut sekaligus kritik dan saran untuk BCA Indonesia Open 2017. (Artikel sebelumnya: Rindu Juara di BCA Indonesia Open 2016). Itu setelah saya mendapat informasi dari Frieda Octavia (Inke Maris & Associates).

Maklum, sebagai blogger yang juga berprofesi jurnalis di Harian Olahraga TopSkor/TopSkor.id, berbagai informasi dari keempat narasumber sangat penting. Termasuk, terkait pemindahan venue yang dalam berbagai edisi sebelumnya diselenggarakan di Istana Olahraga (Istora) Senayan.

Namun, tahun ini BCA Indonesia Open tidak bisa dihelat di Istora karena sedang dilakukan renovasi untuk Asian Games 2018. (Artikel sebelumnya: GBK Bersolek Sambut Asian Games 2018 dan Galeri Foto Sisi Lain Kunjungan Jusuf Kalla ke Venue dan Wisma Atlet).

"Untuk tahun ini JCC jadi opsi terbaik sebagai venue BCA Indonesia Open. Semoga pada 2018 bisa kembali ke Istora yang sudah direnovasi," Rizali, menambahkan.

Sudah pasti, pergantian venue berpengaruh pada kapasitas penonton. Maklum, JCC sejatinya memang lebih ditujukan pada acara musik dan pameran yang kapasitasnya tidak terlalu besar dengan maksimal 3.000 penonton. Jumlah tersebut hanya setengah dari Istora yang kerap disebut sebagai "Camp Nou" dalam dunia bulutangkis.

Meski begitu, bagi penonton yang tidak kebagian tiket jangan khawatir. Sebab, PBSI dan BCA sudah menawarkan solusi untuk menyaksikan secara update di www.DjarumBadminton.com. Untuk link selengkapnya bisa diklik di bawah ini:

Informasi terkait:
Jadwal Pertandingan: www.djarumbadminton.com
Twitter: @DjarumBadminton
Fanpage Facebook: Djarum Badminton
Fanpage Facebook: Semua Beres
Youtube: Djarum Badminton
Instagram: @DjarumBadminton

Hashtag
:
#BCAIndonesiaOpen2017
#BIO2017
#EaaforIndonesia

Bagi Anda yang ingin menyaksikan pertandingan secara langsung dengan membelinya di ticket box JCC atau via www.blibli.com yang masih satu grup dengan BCA dan Djarum. Tiket yang dijual terbagi dalam dua kategori. Yaitu, harian dan tiket terusan untuk tujuh hari.

Berikut, harga tiket dalam rupiah (Rp) yang saya kutip dari DjarumBadminton.com:

Terusan (7 Hari)
VVIP: 2.700.000
VIP A: 2.000.000
VIP B: 1.500.000

Harian (VVIP/VIP A/ VIP B)
12 Juni: 75.000/50.000/35.000
13 Juni: 150.000/100.000/75.000
14 Juni: 200.000/150.000/125.000
15 Juni: 300.000/225.000/180.000
16 Juni: 500.000/375.000/300.000
17 Juni: 1.000.000/700.000/550.000
18 Juni: 1.000.000/700.000/550.000

Yuk, mari kita merah-putihkan JCC pada 12 hingga 18 Juni mendatang! Dukung aksi Ihsan dan kawan-kawan untuk mengakhiri paceklik gelar Indonesia sejak 2013 silam. Sorak-sorai kita akan membantu mereka untuk lebih bersemangat menjungkalkan setiap lawan.

Atau, jika kita tidak berada di Jakarta, bisa menyaksikannya via streaming di DjarumBadminton.com dan memeriahkannya di media sosial (medsos) dengan tiga hashtag, yaitu:  #BCAIndonesiaOpen2017#BIO2017,  dan  #EaaforIndonesia!

Mari, dukung wakil merah-putih jadi raja di rumah sendiri!

*         *         *
Suatu kehormatan bisa kembali berdiskusi dengan atlet, PBSI, dan
perwakilan BCA

*         *         *
Saya melakukan wefie (foto bersama) dengan rekan-rekan blogger

*         *         *
Dari kiri ke kanan: Gloria Emanuelle Widjadja, Ihsan Maulana Mustofa,
Achmad Budiharto, dan Rizali Zakaria

*         *         *
Gloria berbicara persiapan sebagai atlet putri di BCA Indonesia Open 2017

*         *         *
PBSI dan BCA berharap Indonesia bisa jadi raja di negeri sendiri

*         *         *
Ihsan sudah mulai pulih dan siap beraksi

*         *         *
Selfie rekan-rekan blogger dengan Yuni Kartika, mantan atlet bulutangkis

*         *         *
Suasana penuh kehangatan dari rekan blogger dengan mewawancarai
dan foto bersama atlet

*         *         *
Setelah buka bersama dilanjutkan wefie

*         *         *

Artikel BCA Indonesia Open Sebelumnya
Kemeriahan BCA Indonesia Open 2016


*         *         *
- Jakarta, 8 Juni 2017

Rabu, 07 Juni 2017

Yuk Donasi untuk Berbagi Kebahagiaan di Panti Asuhan Yayasan Amal Wanita


"Berbuat baik janganlah ditunda - tunda
Berbuat baik janganlah ditunda - tunda
Membelanjai anak yatim menafkahi anak yatim
Menyantuni fakir miskin melindungi fakir miskin"

DEMIKIAN, sepenggal lirik lagu berjudul Jangan Ditunda-tunda dari Bimbo. Yupz, berbuat baik memang janganlah ditunda-tunda. Terutama, saat ini pada Ramadan yang merupakan bulan penuh berkah. Selain berpuasa selama 30 hari, kita juga bisa mencari pahala dengan kegiatan positif lainnya.

Salah satunya, berbagi kebahagiaan bersama anak-anak yatim. Itu yang akan dilakukan Komunitas Indonesian Social Blogpreneur (ISB) berkolaborasi dengan Blogger Crony Community (BCC). Tepatnya, pada Senin, 12 Juni pukul 15.00-19.30 WIB di Panti Asuhan Yayasan Amal Wanita yang terletak di Jalan RE Martadinata, Gang Dukuh, Ciputat, Tangerang Selatan.

Sebagai gambaran, kenapa di panti ini? Karena di sana ada beberapa ruangan yang belum direnovasi sejak 1975, atapnya hampir rubuh.

Kita tidak mampu buat menyumbang bahan bangunan atau uang puluhan juta, tapi setidaknya kita bisa berbagi kebahagiaan dengan bukber dan sharing ilmu. Setelah acara kita menulis tentang panti tersebut. Diharapkan dengan tersebarnya dari tulisan kita, dapat menggugah para calon donatur untuk membantu renovasinya.

Jika Anda, rekan blogger atau masyarakat umum ingin berdonasi, bisa berpartisipasi di link http://bit.ly/bloggercareisbxbcc pada info banner di bawah ini.

Bukber Panti Asuhan ISBXBCC (Foto: @KomunitasISB)

SEKADAR informasi, Panti Asuhan Amal Wanita dipimpin Drs. H. Haidar RS berada di bawah naungan Yayasan Amal Wanita Jakarta yang beralamat di Jl. RE Martadinata No. 37 RT05/04 Ciputat dengan No telepon 7402208 dan Sekretariat Yayasan Amal Wanita Jl. Wijaya Timur Dalam VI Rt 05/02 No. 32 Kel. Petogogan Kec. Kebayoran Baru Jakarta Selatan dengan No telp 021 7402208/7429657.

Panti Asuhan Amal Wanita didirikan oleh Hj. Raimah Raib dan Hj. O. Loekman sejak 1964, dan sampai sekarang masih eksis untuk menjalankan misi sosialnya sebagaimana tujuan awal didirikan panti ini. Hingga sekarang, anak asuh yang telah menamatkan pendidikannya di panti berjumlah 700 orang lebih.

Panti Asuhan Amal Wanita yang bergerak di bidang sosial penyantunan anak-anak yatim piatu, terlantar dan tidak mampu yang tinggal di asrama ini pernah menjadi panti binaan WIC pada tahun 1976 sampai 1998.

Anak asuh mendapatkan pendidikan formal di luar asrama, mulai dari SD hingga perguruan tinggi, yang seluruh biayanya menjadi tanggung jawab panti/yayasan. Adapun pendidikan non formal/ketrampilan diberikan di panti seperti menjahit, beternak, berkebun dan mengetik/komputer. Di samping itu anak asuh juga mendapatkan bimbingan kedisiplinan organisasi, keagamaan, seperti shalat berjamaah, mengaji, berceramah, qiraah, latihan pidato dan lain-lain.

Untuk informasi lebih lengkap, bisa menghubungi akun sosial media di bawah ini:

Komunitas ISBFan Page Facebookhttps://www.facebook.com/KomunitasISB/
Twitterhttps://twitter.com/KomunitasISB
Instagramhttps://www.instagram.com/komunitasisb/

Blogger Crony Community
Fan Page Facebookhttps://www.facebook.com/BloggerCronyCommunity/
Twitterhttps://twitter.com/bloggercrony
Instagramhttps://www.instagram.com/bloggercrony/

Tagar:
#bukberISBxBCC
#bukberblogger
#bloggercare
*        *        *

SUATU ketika ada seseorang yang datang kepada Nabi SAW seraya bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya?” Lalu, beliau menjawab, “Bersedekah selama kamu masih sehat, bakhil (suka harta), takut miskin, dan masih berkeinginan untuk kaya. Dan janganlah kamu menunda-nunda, sehingga apabila nyawa sudah sampai di tenggorokan maka kamu baru berkata, “Untuk fulan sekian dan untuk fulan sekian’, padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli warisnya.” (H.R. Bukhari dan Muslim) - Sumber: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/06/29/mp4iqp-amal-baik-jangan-ditundatunda

Referensi:
- http://yayasanamalwanita.blogdetik.com/2012/01/27/profil-panti-asuhan-yayasan-amal-wanita
- https://indonesiaberzakat.org/campaign/detail/68/Panti-Asuhan-dan-Panti-Jompo-Yayasan-Amal-Wanita
*        *        *
- Jakarta, 7 Juni 2017

Selasa, 06 Juni 2017

Nissan Motor Indonesia Wujudkan Impian Nonton Final Liga Champions


Saya di antara 65 ribu penonton final Liga Champions di Stadion Millennium
(Klik untuk perbesar foto dan geser untuk melihat gambar lainnya) 


"KOTA Roma tidak dibangun dengan semalam." Demikian, adagium lawas yang selalu terpatri dalam sanubari saya. Dalam arti, impian itu bisa terwujud dengan sungguh-sungguh. Tentu, dengan syarat, ada kemauan, kerja keras, mampu memanfaatkan peluang, dan faktor keberuntungan!

*          *          *

PAGI itu, 21 tahun silam, cuaca ibu kota tampak cerah. Saya yang masih bocah sudah berada di depan layar kaca dengan duduk manis usai mengenakan seragam sekolah. Menjelang berangkat, saya menyempatkan diri untuk melihat cuplikan selebrasi kemenangan Juventus atas Ajax Amsterdam di final Liga Champions. Tepatnya, berlangsung di Stadion Olimpico, Roma, pada 22 Mei 1996.

Tampak, di layar kaca berulang kali menegaskan adegan Marcello Lippi diarak penggawa Juventus usai mempersembahkan trofi "Si Kuping Lebar". Itu merupakan gelar kedua I Bianconeri setelah pada 1985 yang berujung tragedi di Belgia.

Dalam tayangan lambat, terlihat Fabrizio Ravanelli, Gianluca Vialli, Antonio Conte, Didier Deschamps, dan skuat Juventus lainnya mengangkat trofi Liga Champions dengan ekspresi penuh haru. Tidak ketinggalan, Alessandro Del Piero yang sudah saya nantikan turut mengecup piala yang jadi lambang supremasi antarklub Eropa.

Adegan di tv itu hanya lima menit sebelum saya akhiri karena harus mengayuh sepeda ke sekolah. Namun, tayangan singkat itu sangat membekas dalam ingatan saya hingga dua dekade selanjutnya. Dalam hati, "Suatu saat, saya ingin menyaksikan penampilan Juventus di final Liga Champions secara langsung dari stadion!"

Sungguh, impian yang terlalu muluk-muluk bagi bocah yang masih berseragam putih-merah. Namun, sejak itu, saya selalu percaya, "Tetesan air hujan selalu bisa menghancurkan kerasnya batu karang."

*          *          *

28 MEI 1997, saya kembali duduk di layar tv pada pagi hari untuk menyaksikan cuplikan final Liga Champions. Kali ini, saya harus kecewa karena Juventus dikalahkan Borussia Dortmund di Olympiastadion, Muenchen. Satu gol Del Piero tidak cukup karena raksasa Jerman itu mencetak tiga gol.

20 Mei 1998, lagi-lagi saya kecewa. Pagi itu, Juventus kembali kalah, kali ini dari Real Madrid dengan skor tipis 0-1. Amsterdam Arena jadi saksi betapa buntunya strategi Lippi untuk membongkar pertahanan dari raksasa Spanyol tersebut.

Pun, dengan lima tahun setelahnya, di The Theatre of Dream, pada 28 Mei 2003. Juventus kalah adu penalti dari rival abadinya, AC Milan. Saat itu, saya rela bergadang untuk menyaksikan final yang berlangsung dini hari WIB meski paginya ada ujian.

Puncaknya, dua tahun lalu. Juventus melangkah mulus ke final untuk menantang Barcelona. Apa daya, Gianluigi Buffon dan kawan-kawan harus bertekuk lutut di stadion yang pada 2006 memberi trofi Piala Dunia keempat untuk Italia: Olympiastadion, Berlin.


*          *          *

LIMA kali sudah saya menyaksikan Juventus tampil di final melalui layar kaca. Asa untuk melihat langsung para pemain di stadion pada laga pamungkas tidak pernah pudar. Setiap ada kesempatan selalu saya ikuti dengan mengadu peruntungan seperti lomba blog, kontes, kuis, dan sebagainya yang diselenggarakan berbagai perusahaan sejak 2015. Sejauh itu, selalu buntu.

Tapi, mengibarkan bendera putih bukanlah cara saya. Pepatah mengatakan, "Selama gunung masih menghijau, jangan takut kehabisan kayu bakar." Hingga, ketika saya melihat info pengumuman blog competition berhadiah nonton langsung ke Cardiff di laman instagram Nissan Motor Indonesia (NMI) @NissanID pada 23 Maret lalu.

Kebetulan, saya memang sudah lama mem-follow berbagai akun sosial media dari Nissan seperti facebook dan twitter. Langsung saja, saya membuat artikel berjudul Jemput Bola Jadi Andalan Nissan dalam Layanan Purna Jual kepada Konsumen.

Namun, sebagai blogger yang mengusung asas jurnalistik, terutama berdasarkan sembilan elemen Bill Kovach, tentu merasa kurang hanya mengandalkan informasi di situs resmi Nissan. Alias, saya tergerak untuk terjun langsung demi mengulik lebih lanjut keunggulan Layanan Purna Jual dari Nissan.

Tepatnya, dengan mendatangi Nissan cabang Pantai Indah Kapuk pada 27 Maret lalu. Alhasil, jadilah artikel berjudul Lebih Dekat dengan Nissan Mobile Service.

Berusaha dan berjuang sudah yang dilanjutkan dengan ikhtiar, senjata selanjutnya tentu doa. Saya beruntung, impian saya sejak 21 tahun silam dikabulkan-Nya. Itu terjadi pada Rabu (19/4) dini hari WIB ketika saya bangun tidur untuk menyaksikan perempat final Liga Champions 2016/17 antara Madrid kontra Bayern Muenchen di layar tv.

Sambil membuka twitter di aplikasi smartphone, mata saya tertuju pada pengumuman dari akun Nissan Indonesia: Selamat utk 3 pemenang #UCLNissanID Blog Competition. Kirimkan (Nama, Alamat, Telp, Email, Scan KTP, Scan NPWP) Via Message FB @NissanID.

Seketika, jantung saya berdegup kencang. Persis seperti ketika menyatakan cinta kepada kekasih. Yupz, ternyata nama saya tertera sebagai salah satu pemenang Nissan Blog Competition! Itu berarti, sebentar lagi impian saya menyaksikan final Liga Champions bakal terwujud!


*          *          *

PENANTIAN panjang itu berakhir. Kamis (1/6) saya tiba di Bandar Udara Soekarno-Hatta untuk bergabung dengan enam rekan lainnya yang sama-sama akan berangkat ke Cardiff. Yaitu, dua perwakilan NMI (Budi Nur Mukmin dan Joko Suyamto), Sudarwin, Herdiana, Faiz Dwi Aulia, dan Cika Mekasari untuk menumpang KLM Royal Dutch Airlines.

Kami tiba di Heathrow Airport, London pada Jumat (2/6) pagi waktu setempat. Selain menyaksikan final Liga Champions 2016/17 antara Juventus versus Madrid di Stadion Millennium (3/6), banyak kegiatan yang kami lalu dalam tiga hari berada di United Kingdom (UK) . Yupz, perjalanan tersebut merupakan lintasnegara karena harus singgah di Kuala Lumpur (Malaysia), Amsterdam (Belanda), London (Inggris), hingga Cardiff (Wales).

Berikut, berbagai foto yang saya dokumentasikan selama berada di UK. Seperti perjalanan wisata lainnya ke Palembang, Jakarta, Bromo, Bali, Yogyakarta, dan Manado, tentu akan banyak artikel yang akan saya posting di blog ini pada edisi selanjutnya.

Akhir kata, terima kasih Nissan Motor Indonesia yang telah mewujudkan impian saya untuk menyaksikan final Liga Champions, langsung dari Stadion Millennium serta berkesempatan ke Eropa.

Terima kasih juga saya haturkan untuk Hana Maharani selaku Head of Communications at Nissan Motor Indonesia, Budi Nur Mukmin (General Manager Marketing Strategy and Communication Division Nissan Motor Indonesia), Ivan Sumanta (Corporate Marketing Nissan Motor Indonesia, Yustien (Bounche Indonesia), Yoanna Dewi (JTB Indonesia), media tempat saya bekerja (Harian TopSkor/TopSkor.id), dan komunitas blogger yang banyak memberi inspirasi (Blogger Reporter Indonesia/ BRId dan Fun Blogging).***

*          *          *
Visa UK yang saya nantikan!

*          *          *
Setelah Schengen, bertambah lagi cap visa di paspor saya

*          *          *
Dari kiri ke kanan: Herdiana, Joko, Cika, Budi, Faiz, dan Sudarwin

*          *          *
Swafoto (Selfie) di atas KLM

*          *          *
Menyaksikan keramahan dari pramugari maskapai tertua di dunia

*          *          *
Untuk kali pertama saya baca The New York Times versi cetak di KLM
setelah selama ini dari edisi online

*          *          *
Terima kasih, Nissan Motor Indonesia!

*          *          *
Saya di dek kapal pesiar Magellan Cruise dengan latar pegunungan Wales

*          *          *
Saya di anjungan kapal pesiar Magellan Cruise

*          *          *
Berkat Nissan Motor Indonesia, akhirnya saya bisa menggenggam selembar
kertas impian ini

*          *          *
Selfie dengan latar Stadion Millennium, Cardiff, Wales

*          *          *
Salah satu pengalaman paling berkesan dalam hidup saya

*          *          *
Jadi saksi bersejarah dari final Liga Champions 2016/17

*          *          *
Kembali ke Tanah Air setelah tiga hari yang menyenangkan minus Budi
yang masih bertugas di London

*          *          *
Halaman #RoadToCardiff
- Tentang Juventus dan Liga Champions

Artikel Tentang Juventus
Wawancara Eksklusif: Claudio Marchisio
Wawancara Eksklusif: Giorgio Chiellini
Wawancara Eksklusif: Andrea Pirlo
Trofi Liga Champions yang Dekat di Mata tapi Jauh di Hati
(Kilas Balik) Juventus Tur di Indonesia 2014

Foto-foto Legenda Juventus
- Fabio Cannavaro, Edgar Davids, dan Gianluca Zambrotta
- Fabio Cannavaro, David Trezeguet, dan Edgar Davids

*          *          *
- Jakarta, 6 Juni 2017