TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Senin, 22 Mei 2017

Ke Palembang, Aku Kan Kembali


Saya dengan latar belakang Jembatan Ampera yang memesona
(foto: www.roelly87.com/ dijepret Anazkia)

PALEMBANG itu... Pempek, Jembatan Ampera, Sungai Musi, Stadion Gelora Sriwijaya, SEA Games 2011, Asian Games 2018, dan masih banyak lagi. Demikian, ingatan saya ketika menginjakkan kaki di Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Senin (8/5).

Kehadiran saya di Bumi Sriwijaya itu bersama rombongan yang terdiri dari blogger, media, dan perwakilan Asia Pulp and Paper (APP). Yupz, kami mengikuti Bonn Challenge 2017 yang diselenggarakan di dua tempat di provinsi Sumatera Selatan.

Yaitu, penanaman pohon di kawasan Sepucuk, Kayu Agung, Selasa (9/5) dan forum diskusi di Griya Agung, Palembang, Rabu (10/5). Kebetulan, saat itu APP yang merupakan anggota dari Sinar Mas Group ini jadi salah satu penyelenggara.

Bahkan, Direktur APP Elim Sritaba terjun langsung di Sepucuk untuk menanam Jelutung Rawa. Begitu juga saat forum diskusi dengan keberadaan booth edukatif APP di Griya Agung yang merupakan kantor gubernur Sumatera Selatan.

Nah, disela-sela Bonn Challenge yang berlangsung pada 9 dan 10 Mei itu, tentu saya enggan ketinggalan untuk mengeksplorasi Palembang. Baik obyek wisata maupun kulinernya. Ini jadi kegiatan wajib saya sebagai blogger setiap mengunjungi berbagai daerah di Tanah Air.

Bahkan, selalu saya buat laman khusus yang berisi berbagai tulisan terkait sisi lainnya. Dimulai dari jelajah Manado, Yogyakarta, Bali, Bromo, hingga Kota Tua. Dalam kesempatan itu, tak lupa saya juga menemui rekan yang tinggal di kota tersebut untuk menjalin silaturahmi.

Termasuk, ketika di Palembang yang bertemu dengan Posma Siahaan. Beliau merupakan dokter di salah satu rumah sakit di Bumi Sriwijaya yang merupakan blogger aktif dengan blog di www.kompasiana.com/posmasihaan.

Saya mengenalnya sejak 2011 silam dan sering kopi darat (kopdar) di Jakarta. Teranyar, pada Kompasianival 2016 di Gedung Smesco pada 8 Oktober lalu. Alhasil, setelah meliput di Griya Agung, malamnya saya, Anazkia, Dhanang Dhave, dan Deddy Huang, menjumpai Posma di lobi hotel.

Kami pun larut dalam diskusi menarik mengenai dunia blog dan lika-liku sebagai blogger. Kebetulan, kami memiliki latar belakang berbeda. Ada yang jurnalis, akademisi, hingga dokter. Dua jam jadi tidak berasa saat ngalor-ngidul di antara kami berlima.

Hingga, akhirnya Posma dan Deddy pamit karena esok pagi ada keperluan. Sementara, saya, Anazkia, dan Dhanang kembali ke kamar masing-masing.

Empat hari di Palembang jadi salah satu pengalaman mengesankan saya sepanjang 2017 ini. Sebab, saya bisa menjelajahi berbagai sudut dari kota berjulukan Bumi Sriwijaya ini. Itu dilakukan saya bersama berbagai rekan blogger, media, dan perwakilan APP-Sinar Mas (Emmy Kuswandari, Nihaqus Yuhamus, dan Yudha Profitian).

Kami dipandu Deddy yang merupakan warga asli Palembang untuk menjelajahi wisata kuliner di ibu kota Sumatera Selatan tersebut. Yupz, dan ini sebagian dari perjalanan di Bumi Sriwijaya yang akan di-update. Untuk event terkait, rekan blogger bisa mengunjungi laman Jelajahi Eksotisnya Bumi Sriwijaya. Terima kasih!

*        *        *
Restoran River Side yang berada di sisi Sungai Musi

*        *        *
Makan malam bersama blogger, media, dan perwakilan APP-Sinar Mas

*        *        *
Satu, dua, tiga... Wefie!
(Foto: www.roelly87.com/ foto dijepret Dhanang Dhave)

*        *        *
Jelajahi kopi khas Sumatera Selatan di Griya Agung

*        *        *
Dari kiri: Deddy Huang, Dhanang Dhave, Posma Siahaan, dan Anazkia

*        *        *
Ngobrol santai bersama blogger dengan berbagai pembahasan

*        *        *
Mie Celor 26 HM Syafii yang sangat khas

*        *        *
Salah satu menu menggiurkan dari Beringin Pempek

*        *        *
Es kacang merah yang menggugah selera makan hingga ingin nambah

*        *        *
Saya dan berbagai suvenir khas Palembang
(Foto: www.roelly87.com/ dijepret Dhanang Dhave)

*        *        *
Rekan blogger Deddy dan Dhanang memotret suasana di Teh Aba

*        *        *
Interior Teh Aba yang klasik dan bikin pengunjung ingin kembali

*        *        *
Menu martabak manis yang... Hmmm bikin lapar!

*        *        *
Nasi kuning khas India atau Timur Tengah dari Teh Aba

*        *        *
Teh Tarik khas Teh Aba mengingatkan saya pada
Teh Talua dari Minang

*        *        *
Berbagai produk dari Pempek Candy

*        *        *
Ruangan yang tidak begitu besar tapi cukup menampung
puluhan orang untuk santap langsung

*        *        *
Display Pempek Candy yang sangat ngehit di Palembang

*        *        *

Artikel Terkait:

- Prolog: Jelajahi Eksotisnya Bumi Sriwijaya

Bonn Challenge 2017 sebagai Simbol Keberhasilan Indonesia dalam Restorasi Hutan
Bonn Challenge 2017: Aksi Nyata Restorasi untuk Masa Depan
SiDU dan Kertas yang Jadi Bagian dalam Sejarah Indonesia
Kunjungan Blogger ke PT Pindo Deli Pulp and Paper (APP)
Sinar Mas: Berawal dari Kebaikan
ITC Permata Hijau Jadi Sentra Batik Pekalongan
Lengkapnya Fasilitas Sinarmas World Academy (SWA) di BSD
Orange TV Tayangkan Liga Primer sebagai Komitmen "Jagonya Sepak Bola"
Menikmati TSC 2016 Bersama Orange TV
Aplikasi OrangeKu bikin Mudah Cek Jadwal Pertandingan Sepak Bola
Jadi Sutradara dalam ProjecTV Genflix
Genflix Puaskan Penggemar Seri A
Piala Amerika dalam Genggaman Bersama Genflix
Grand ITC Permata Hijau bikin Kontes Modifikasi

Artikel Lainnya:
- Yuk, Hadiri Diskusi Kesehatan Bersama Pak Posma Siahaan (http://www.kompasiana.com/roelly87/yuk-hadiri-diskusi-kesehatan-bersama-pak-posma-siahaan_55103bae813311cf36bc61cc)
- Menghadiri Diskusi Buku "Mengintip Kasus Medis di Balik Ruang Kerja Dokter" Karya Pak Posma Siahaan (http://www.kompasiana.com/roelly87/menghadiri-diskusi-buku-mengintip-kasus-medis-di-balik-ruang-kerja-dokter-karya-pak-posma-siahaan_550db5a2813311692db1e544)
- Manfaat Membaca Buku Hasil Karya Kompasianer (http://www.kompasiana.com/roelly87/manfaat-membaca-buku-hasil-karya-kompasianer_550ecdb4a33311a52dba83e3)

*         *        *
Jakarta, 22 Mei 2017

Jumat, 19 Mei 2017

Crowde.co Mudahkan Masyarakat untuk Investasi di Bidang Pertanian


Foto bersama rekan media, blogger, dan CEO Crowde Yohanes Sugihtononugroho
(Klik untuk perbesar gambar dan geser untuk melihat foto lainnya)

INDONESIA merupakan negara agraris. Dalam artian, mayoritas penduduknya memiliki mata pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat 31,74 persen angkatan kerja di Indonesia atau sekitar 38,29 juta bekerja di sektor pertanian.

Namun, tidak semua petani merasakan langsung dampak positif dari apa yang ditanamnya. Sebab, kenyataannya banyak petani kita yang taraf hidupnya di bawah standar. Kebetulan, sebagai blogger, saya kerap bersinggungan dengan petani di berbagai daerah saat melakukan kunjungan. Jadi, sedikitnya saya tahu seluk beluk mereka.

Terutama karena mereka terjerat lintah darat. Yupz, berawal dari pinjaman ke rentenir untuk modal yang berujung merugikan. Sebab, adakalanya jangankan untuk membayar utangnya, bunganya saja pun sudah mencekik leher.

Nah, berbicara mengenai permasalahan petani, kebetulan saya baru mendapat tambahan wawasan. Tepatnya, ketika mengikuti diskusi yang diselenggarakan Crowde.co. Yaitu, start-up yang didirikan putra-putri bangsa yang peduli pada petani. Crowde bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup petani dengan memberi akses permodalan yang baik, andal, dan terpercaya.

Bagaimana caranya? Yaitu, dengan memberi kesempatan kepada masyarakat umum, termasuk blogger, untuk berinvestasi. Yang menarik, sistemnya ini bagi hasil. Alias, baik kita sebagai investor maupun petani, akan mendapat persentase modal investasi yang sesuai diberikan saat panen.

Jadi, kalau panen besar, sebagai investor, kita pun akan mendapat benefit yang besar. Lalu, kalau panen paceklik? Nah, ini berlaku sama. Kita sebagai investor akan menanggungnya bersama petani.

Sistem bagi hasil ini biasa diterapkan dalam perbankan syariah. Bagi umat muslim, investasi ini menguntungkan sekaligus halal karena terlepas dari riba. Ibaratnya, ringan sama dijinjing, berat sama dipikul.

Itu diungkapkan CEO Crowde Yohanes Sugihtononugroho saat berbincang dengan kami dari Indonesian Social Blogpreneur (Komunitas ISB). Dalam diskusi yang berlangsung di Gordy HQ Cafe, Jakarta Selatan, Rabu (17/5) mengusung tema #SalamBantuPetani.

Sebab, selain blogger dan media, Crowde juga menghadirkan perwakilan dari petani dari berbagai wilayah di Tanah Air. Untuk lebih jelasnya, bisa menyaksikan tayangan video di laman youtube pada link ini https://www.youtube.com/watch?v=LCduJ6WPH4I yang terdapat di bawah artikel.

"Crowde merupakan platform investasi bersama untuk permodalan petani. Ide ini muncul dari krisis pangan yang ada di Indonesia dimulai dari sayuran, daging, dan sebagainya. Di sisi lain, petani di Tanah Air dalam kesulitan mencari pendanaan untuk penanaman sayuran atau menggemukkan hewan ternak mereka. Faktor itu yang jadi inisatif kami untuk membentuk Crowde," tutur Yohanes.

Yupz, melalui website-nya, Crowde memaparkan proyek yang sudah terseleksi dan juga diinspeksi tim mereka ke lapangan langsung. Investasi dari masyarakat tidak hanya menjadi modal bibit bagi para petani saja, melainkan juga jadi keuntungan investor dengan sistem bagi hasil. Nah, jika Anda tertarik, bisa mengakses website Crowde di www.crowde.co.

Nah, sebagai blogger, tentunya saya harus kritis. Terutama, ketika menulis artikel di blog yang akan dibaca banyak orang. Apalagi, Crowde ini platform yang bersinggungan dengan pendanaan. Yupz, di masyarakat, soal investasi ini sangat sensitif karena terkait dengan uang. Banyak kasus investasi bodong yang akhirnya merugikan investor. Lalu, bagaimana dengan Crowde?

"Saat ini kami sudah mendaftar ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Crowde juga sudah memiliki badan hukum dengan mendirikan PT. Crowde Membangun Bangsa. Jadi, kami sangat terbuka kepada petani, investor, dan masyarakat umum. Untuk itu, kami mendatangkan perwakilan petani yang telah bekerja sama dengan Crowde dan mendapatkan manfaatnya," Yohanes, menjelaskan.

Jika Anda, rekan blogger atau keluarga, kerabat, dan relasi, tertarik untuk berinvestasi dengan Crowde, bisa mengunjungi situs resminya. Untuk berinvestasi, dimulai Rp 10.000. Kita bisa memilih apakah ingin menanamkan dana untuk sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan sebagainya.

Di situsnya juga, kita bisa melakukan simulasi terhadap dana yang ditanam. Termasuk, mengenai profit untuk kita, durasi, dan skema pendanaan. Anda tertarik? Yuk, silakan mengakses platform karya anak bangsa di www.crowde.co baik di PC maupun mobile!

*        *        *
Gordy HQ yang jadi tempat diskusi bersama Crowde.co

*        *        *
Perwakilan petani yang berbagi cerita manfaat Crowde

*        *        *
Familiar dengan wajah ini? Ani Berta, founder dari Komunitas ISB yang
kerap mengulas tentang pertanian di blognya www.aniberta.com

*        *        *
Diskusi tentang Crowde bersama Yohanes, Ani, dan Sally Fauzi

*        *        *
Investasi dengan Crowde mulai Rp 10.000

*        *        *
Iwan Gondrong, perwakilan petani dari Bogor

*        *        *
Foto bersama perwakilan petani dan Crowde

*        *        *
Rekan blogger Deshinta Rahma bersama Iwan dan hasil pertaniannya

*        *        *
Berbagai harapan dari petani, media, dan blogger, untuk perkembangan
Crowde ke depannya terhadap pertanian di Tanah Air

*        *        **        *        *
*        *        **        *        *
*        *        **        *        *

*        *        *
- Jakarta, 19 Mei 2017

Kamis, 18 Mei 2017

Ini Tips Mudik Asyik dari Mobil123.com


Suasana diskusi bersama Mobil123.com dan Mitsubishi Indonesia
(Klik untuk perbesar gambar dan geser untuk melihat foto lainnya)

MEI sudah memasuki pertengahan. Pekan depan, ramadan tiba. Itu berarti, mayoritas rakyat di Indonesia akan segera merayakan tradisi mudik ke kampung halamannya masing-masing. Biasanya, terjadi H-7 hingga H+7 Idul Fitri. Saat ini, masih sekitar sebulan lagi.

Masih cukup lama memang. Namun, bagi perantauan, harus sudah mempersiapkannya dari jauh-jauh hari. Kebetulan, pada dekade 2000-an, saya lama di rantau orang. Biasanya, sebulan jelang mudik, sudah harus mempersiapkan tiket bagi yang menaiki kendaraan umum.

Atau, untuk yang memiliki kendaraan pribadi, membawanya ke bengkel. Baik itu untuk servis maupun mengganti suku cadang supaya saat di perjalanan jadi nyaman. Rekan blogger, bagaimana dengan persiapan mudik Anda?

Nah, saya baru mendapat tambahan informasi mengenai mudik. Sebagai blogger, tentu jika memiliki sesuatu yang informatif dan edukatif, saya wajib men-sharenya di blog ini. Tepatnya, ketika mengikuti talkshow bersama Mobil123.com dan Mitsubishi Indonesia di Foodism Cafe, Rabu (18/5).

Kehadiran saya di acara bertema "Seberapa Asyik Mitsubishi Mirage Diajak Mudik?" ini berkat informasi dari Komunitas ISB. Ini kali ketujuh saya mengikuti rangkaian acara yang diselenggarakan Portal Otomotif No 1 di Tanah Air tersebut. Rinciannya, pada 2015, 2016, dan 2017 (lima kali).

Dalam diskusi itu, Managing Editor Mobil123.com dan Otospirit.com Indra Prabowo memberikan berbagai tips untuk mudik. Tentu, saya sudah sering mudik. Baik itu lewat darat, udara, hingga laut. Bahkan, yang terakhir itu harus melewati beberapa hari dari Banjarmasin menuju Cirebon. Namun, mendengar penjelasan dari Indra, sukses menambah wawasan saya. Maklum, informasi ini datangnya langsung dari sang ahli!

"Sebelum mudik, persiapkan kendaraan Anda sudah aman untuk digunakan," tutur Indra di hadapan puluhan blogger. "Cek kondisi kendaraan seperti rem, oli, ban, dan sebagainya. Jangan lupa, cek tekanan angin sebelum berangkat. Tidak boleh terlalu kencang atau malah kurang. Ini bisa jadi bahaya di jalan."

Yupz, pernyataan Indra seperti memberikan guyuran segelas air es ke kepala saya. Maklum, biasanya, kalau mau mudik itu saya kerap terburu-buru. Maklum, ingin cepat-cepat sowan dengan keluarga, terutama Orangtua.

Adakalanya, sudah sampai di jalan malah lupa. Baik itu ada yang tertinggal seperti baju, oleh-oleh, hingga barang bawaan lain. Tak jarang, saya dan rombongan abai dengan kondisi kendaraan. Terutama, ban yang bersyukur diingatkan kembali berkat mengikuti acara Mobil123.com.

Indra melanjutkan, "Gunakan rest area dengan bijak. Kalau sudah merasa lelah, lebih baik beristirahat. Luruskan punggung setelah berjam-jam di jok mobil atau sepeda motor. Bahkan, kalau ngantuk, mending tidur sejenak untuk memulihkan kondisi."

Yupz, saya sependapat dengan penuturan alumni dari Universitas Diponegoro tersebut. Sebab, dengan beristirahat di rest area, tidak hanya baik untuk kondisi tubuh kita saja, melainkan juga kendaraan. Maklum, mudik itu kan tidak cukup satu atau dua jam, melainkan hingga belasan jam bahkan berhari-hari.

Rekor mudik pribadi saya, paling dekat Cirebon-Jakarta. Terjauh, ya Banjarmasin-Jakarta yang ditempuh darat dan laut. Sementara, untuk Padang-Jakarta, kendati secara jarak lebih jauh, tapi tidak terlalu berat. Sebab, saya hanya duduk manis sepanjang jalan karena sudah ada rekan yang mengemudi bersama rombongan.

*         *         *

NAH, berikut berbagai tips dari Indra dan tim Mobil123.com yang saya sarikan di blog ini:

Pra-Mudik

1. Persiapkan kesehatan kita dan semua anggota keluarga:
- Jangan bekerja berlebihan
- Istirahat dan tidur yang cukup
- Tetap berpuasa
- Konsumsi 4 sehat 5 sempurna
- Periksa ke dokter

2. Persiapkan kendaraan Anda dengan membawa ke bengkel resmi untuk diperiksa setidaknya sepekan sebelum mudik

3. Kumpulkan berbagai macam informasi seperit:
- Rencana rekayasa lalu lintas
- Lokasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
- Titik rest area
- Perkembangan jalan tol (untuk roda empat ke atas)

4. Siapkan dana dan perkirakan apa-apa saja yang akan menjadi pengeluaran. Saran saya, biaya terbesar saat mudik itu ya pengeluaran tak terduga yang bisa terjadi di jalan raya. Untuk itu, saya kalkulasikan pengeluaran mudik sekitar -CONTOH- Rp 1 juta. Nah, saya menyiapkannya Rp 1 - 2,5 juta sebagai antisipasi kalau ada apa-apa di jalan. Yupz, mencegah lebih baik daripada mengobati

5. Inventarisir barang-barang apa saja yang perlu dibawa. Ada baiknya, Anda mengirim barang-barang yang memakan ruang kargo via perusahaan logistik beberapa hari atau pekan sebelum mudik.


Saat Mudik

1. Pastikan lagi kondisi Anda dan keluarga dalam keadaan sehat jasmani dan rohani

2. Periksa kembali beberapa bagian kendaraan sebelum berangkat
- Kondisi ban dan tekanan angin
- Kelistrikan
- Cairan (misalnya untuk mobil seperti minya rem, air wiper, air radiator)

3. Jangan membawa terlalu banyak barang karena mengganggu kenyamanan, membuat boros bahan bakar minyak (BBM) dan membahayakannya

4. Manfaatkan Rest Area
-Beristirahatlah ketika pengemudi lelah, setiap 3-4 jam perjalanan selama minimal 30 menit sampai Anda bugar kembali. CATATAN: Ketika mudik bersama rombongan, saya biasanya gantian bawa kendaraan. Sebagai kalong bin insmonia, saya suka mengendarai malam hari. Nah, siang harinya, saya tidur, dan rekan saya yang menjalankan kendaraan
- Senam ringan bisa Anda lakukan saat penat atau letih
- Jikapenegmudi mengantuk, obatnya hanya tidur. CATATAN: Saya tambahkan, obatnya cabe rawit. Tapi, efeknya sementara. Jangan meminum minuman energi untuk melawan rasa kantuk. Sebab, ada efek sampingnya.

5. Manfaatkan teknologi kendaraan, seperti mobil untuk menghibur Anda dan keluarga, serta mendapatkan berbagai informasi penting. Misalnya, kondisi lalu lintas, lokasi SPBU, dan lain-lain sepanjang rute kita

*         *         *

SELAIN tips dari Indra, dalam acara tersebut juga kami mendapat tambahan informasi dari Mitsubishi Indonesia. Yaitu, Intan Vidiasari selaku head of PR & CSR Department PT. Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia. Kebetulan, saya tidak asing dengan Mitsubishi.

Sebab, sering menggunakan produk mereka ketika masih merantau di tambang. Yaitu, Mitsubishi Triton yang dikenal ampuh di segala medan. Terutama, yang double gardan (4x4) yang mampu melibas jalanan berlumpur seperti berada di tengah kota.

Yupz, Mitsubishi memang dikenal sebagai brand yang memiliki ketangguhan dan cita rasa tersendiri. Tak heran jika Basoeki Abdullah menggunakan salah satu produknya, Lancer, sebagai kendaraan sehari-hari. Itu saya ketahui ketika menghadiri peringatan 100 tahun dari pelukis legendaris ini di Museum Nasional pada 30 September 2015.

Dalam artikel yang saya buat berjudul Sisi Lain Basoeki Abdullah dalam Pameran Rayuan 100 Tahun di Museum Nasional terdapat koleksi koran edisi 19 Oktober 1981. Saat itu, Basoeki memberikan testimoni, "Hmm... Mobil ini memang luar biasa!"

Teranyar, Intan mempersilakan kami untuk menjajal ketangguhan Mitsubishi Mirage. Wow... Kesan saya terhadap mobil ini sangat eksotis. Apalagi, yang warna Wine Red Pearl, sangat memesona.

"Mirage kali pertama diluncurkan pada 2012 dan mengalami penyegaran 2016 lalu. Mirage ini memiliki tiga konsep utama. Yaitu, Sporty dan stylish dengan eksterior desain, easy comfortable, dan eco driving serta safety," Intan, menjelaskan.

Sosok yang bekerja di Mitsubishi Indonesia sejak 1999 ini pun membeberkan keunggulan Mirage untuk dipakai mudik. Terlebih, sebelumnya saya sudah menjelajahi dari ujung ke ujung terkait Mirage ini sebelum acara dimulai.

"Mirage ini cocok untuk mudik. Pastinya, kita juga ingin tampil lebih gaya saat pulang kampung. Mirage memiliki desain baru yang lebih stylish dan cocok bagi kita yang berjiwa muda. Termasuk, Pahmud (papah muda) dan Mahmud (mamah muda)," tutur Intan, semringah.

Yupz, demikian kisah saya terkait mudik bersama Mobil123.com dan Mitsubishi Mirage. Bagaimana, dengan pengalaman Anda?***

*         *         *
Indra Prabowo berbagi tips untuk mudik kepada puluhan blogger

*         *         *
Intan Vidiasari membeberkan keunggulan Mitsubishi Mirage untuk mudik

*         *         *
Lima rekan blogger pemenang doorprize

*         *         *
Pasangan blogger foto bersama Mitsubishi Mirage

*         *         *
Rekan blogger menyimak lebih jauh dalaman Mitsubishi Mirage

*         *         *
Antara aku, kau, dan Mitsubishi Mirage :)

*         *         *
Artikel Terkait:
- Ini Tips Merawat Sepeda Motor
Ketika yang Kedua Belum Tentu Kalah Bagus dari Tangan Pertama
Mau Kredit Mobil yang Menguntungkan? Ini Tipsnya
Mobil123.com Edukasi Blogger Pentingnya Asuransi untuk Kendaraan
Mobil123.com Rilis Fitur Live Chat untuk Mudahkan Calon Pembeli
Solusi Mudah Cari Mobil di Mobil123.com

*         *         *
Jakarta, 18 Mei 2017

Rabu, 17 Mei 2017

Philips Edukasi Blogger untuk Ramadan Sehat dan Praktis Bersama Keluarga


Rita Ramayulis berbagi tips pola makan saat puasa
(Klik untuk perbesar gambar dan geser untuk melihat foto lainnya)


MENDENGAR kata Philips, ingatan saya selalu terpatri pada PSV Eindhoven. Yaitu, raksasa sepak bola Belanda yang menjuarai Liga Champions 1987/88. Yupz, sebagai penggemar olahraga si kulit bundar, saya mengetahui PSV sebagai akronim dari Philips Sport Vereniging (persatuan olahraga Philips). Sementara, Eindhoven merujuk pada kota yang jadi markas PSV dengan keberadaan Philips Stadium.

Seiring waktu berjalan, saya juga mengetahui bahwa Philips tidak hanya terbatas pada sepak bola atau sponsor olahraga lainnya saja. Melainkan juga sebagai salah satu produsen elektronik terkemuka di dunia. Mulai dari bola lampu di rumah, televisi, pencukur wajah, peralatan rumah tangga, dan sebagainya. Termasuk, blender, penanak nasi, hingga alat penggoreng tanpa minyak.

Untuk ketiga produk itu, saya ketahui setelah mengikuti acara Ramadan Sehat dan Praktis Bersama Philips di Ayana MidPlaza, Jakarta Pusat, Senin (15/5). Kebetulan, sepekan sebelumnya saya mendapat informasi dari rekan blogger, Dewi Sulistiawaty. Berkat pemilik blog www.tamankata.web.id itu, akhirnya, saya bisa mengenal Philips secara lebih luas.

Kebetulan, acara ini bertepatan untuk menyambut Ramadan 1438 H. Yupz, pekan depan, umat muslim akan melaksanakan ibadah puasa. Ini jadi alasan saya untuk mengikuti acara yang diselenggarakan Philips. Terdapat dua narasumber yang mengisi diskusi dengan blogger dan media.

Yaitu, Yongky Sentosa selaku Head of Personal Health Philips Indonesia dan Rita Ramayulis (nutrisionis). Selain diskusi interaktif, acara ini juga turut dimeriahkan dengan keberadaan booth cetak foto gratis, konsultasi kesehatan, parade jus buah, hingga demo masak ala Philips. Wow...

Sebagai pria, ini tantangan yang benar-benar tantangan. Sebab, biasanya di rumah saya hanya bisa masak air putih atau mi instan. Berkat mengikuti acara tersebut, daftar saya kini bertambah. Terutama setelah bersama rekan-rekan blogger lainnya mengikuti demo masak praktis menggunakan tiga produk Philips. Yaitu, Philips Air Fryer yang merupakan alat penggoreng tanpa minyak, Fuzzy Logic (penanak nasi), dan blender.

Ketiga prealatan dapur ini bisa membantu saya atau keluarga di rumah untuk mempersiapkan makanan sehat saat Ramadan. Baik untuk sahur maupun berbuka puasa nanti hanya dalam waktu 30 menit!

Menurut beberapa rekan yang duduk semeja dengan saya, Philips memang kerap menyelenggarakan talkshow atau demo masak. Perusahaan yang pada Senin itu genap merayakan hari jadi ke-126 tahun ini jadi upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan kebiasaan hidup sehat. Termasuk, dengan memberikan informasi seputar pola makan sehat saat berpuasa.

"Untuk dapat menjaga keseimbangan asupan makanan yang sehat, tentu bukanlah hal yang mudah pada zaman sekarang ini. Philips mengerti kebutuhan masyarakat saat ini yang cenderung memiliki mobilitas tinggi dan keterbatasan waktu, namun tetap ingin menjaga kesehatan baik pribadi maupun keluarga," kata Yongky.

Yupz, apa yang dikatakannya itu beralasan. Sebab, kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk dukungan Philips untuk meningkatkan gaya hidup sehat dengan menjaga kesehatan mulai dari rumah.

"Peralatan dapur inovatif Philips memungkinakan bagi ibu dan seluruh anggota keluarga untuk dapat menyiapkan makanan sehat dengan cara yang mudah dan praktis. Khususnya, saat berpuasa di mana setiap orang harus menjaga stamina agar tetap sehat," Yongky, menambahkan.

Pernyataan sama diungkapkan Rita mengenai kebiasaan mayoritas masyarakat di Indonesia yang cenderung mengkonsumsi makanan manis dan berlebihan saat puasa. Termasuk, saya pribadi yang ketika waktu berbuka biasanya langsung menyantap gorengan disertai es sirup.

"Pada prinsipinya, puasa memberikan kesempatan kita untuk hidup sehat. Berpuasa memungkinkan tubuh mengalami proses detokfisifikasi atau pembungan zat-zat beracun dari dalam tubuh secara alami. Namun, manfaat berpuasa tidak akan maksimal jika asupan makanan saat sahur, berbuka, dan ketika makan malam tidak diperhatikan," tutur Rita yang turut memboyong berbagai buku koleksinya. Termasuk, yang berjudul Jus (sebagai) Pengganti Makan di booth konsultasi gizi.

Rita juga memaparkan survei yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan. Menurutnya, menu makanan saat puasa sebaiknya tetap mengikuti prinsip seimbang dan beraneka ragam.

Yaitu, terdiri dari 50% karbohidrat, 25% lemak, dan 15% protein dari total kebutuhan energi, vitamin, dan mineral sesuai kebutuhan orang. Sedangkan porsi makan sahur yang dianjurkan 1/3 dari kebutuhan kalori sehari dan tidak terlalu kenyang.

"Saat puasa, meskipun kegiatan tetap sama seperti hari-hari biasa, kebutuhan energi jadi lebih sedikit. Hal ini karena efek puasa yang secara otomatis membuat tubuh melakukan penghematan energi. Tubuh akan beradaptasi di mana penggunaan energi untuk tubuh bekerja akan menurun dibanding jika seseorang sedang tidak puasa," Rita, menjelaskan.

Itu berarti, saat puasa, konsumsi makanan kita perlu diatur. Makanan harus tetap seimbang antara karbohidrat, protein, lemak, sayur, buah, air, serta serat sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing. Kita juga harus menghindari makanan dengan kalori tinggi yang menyebabkan dehidrasi karena akan mengganggu metabolism tubuh untuk detoksifikasi.

Bisa dipahami mengingat saat puasa, rata-rata kita tidak makan dan minum selama 13 jam lebih. Mulai dari imsak pada subuh hari hingga berbuka pada magrib. Nah, ini cara sehat dan praktis selama Ramadan berdasarkan tips yang saya rangkum dari acara yang diselenggarakan Philips. Jika ada rekan blogger memiliki pengalaman serupa bisa menambahkannya di kolom komentar. Terima kasih.***
*        *        *
Yongky Sentosa (tengah) menjelaskan dukungan Philips untuk meningkatkan
gaya hidup sehat masyarakat Indonesia

*        *        *
Suasana Ramadan Sehat dan Praktis Bersama Philips di Ayana MidPlaza,(15/5)

*        *        *
Rekan blogger dan media yang melakukan konsultasi gizi

*        *        *
Di booth konsultasi gizi bisa mengecek timbangan lemak juga

*        *        *
Booth cetak foto gratis

*        *        *
Aneka jus segar yang bisa dinikmati blogger dan media

*        *        *
Demo masak ala Philips dipimpin Rita

*        *        *
Rekan blogger dan media mencoba untuk memasak di Philips Air Fryer

*        *        *
Setelah diskusi, blogger dan media langsung praktek dengan menggunakan
peralatan dari Philips

*        *        *
Foto bersama setelah makanan dan minuman jadi

*        *        *
Foto bersama blogger dan media yang menang doorprize pada akhir acara

*        *        *

Referensi:
- https://www.facebook.com/PhilipsHomeLivingID
- https://twitter.com/PhilipsLight/status/599190113722183680
- http://www.philips-historische-producten.nl/collectie-uk.html

*        *        *
- Jakarta, 17 Mei 2017

Senin, 15 Mei 2017

BSN Selenggarakan Fun Bike Sekaligus Sosialisasi SNI kepada Masyarakat Luas



Fun Bike yang diselenggarakan BSN diikuti ratusan peserta
(Klik untuk perbesar gambar dan geser untuk melihat foto lainnya)

TAK kenal maka tak sayang. Demikian adagium lawas terkait suatu hal yang belum diketahui lebih jelas. Di dunia nyata, salah satunya terkait Standardisasi Nasional Indonesia (SNI). Selama ini, saya hanya tahu label SNI untuk helm, spareparts kendaraan bermotor, selang kompor gas, mainan anak, dan beberapa peralatan rumah tangga (Artikel sebelumnya: Harkonas 2016 untuk Kampanye Konsumen Lebih Cerdas).

Namun, ternyata SNI itu maknanya luas. Sebab, meliputi berbagai produk yang saya gunakan sehari-hari. Misalnya, air minum dalam kemasan, kopi instan, biskuit, minyak goreng, kabel listrik, kipas angin, kloset duduk, sepeda, dan lainnya.

Itu saya ketahui setelah mengikuti acara Fun Bike yang diselenggarakan Badan Standardisasi Nasional (BSN) di halaman kantornya, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (14/5) pagi. Tepatnya, usai mendapat informasi dari Komunitas Indonesian Social Blogpreneur (ISB) bersama delapan rekan blogger lainnya.

Dalam kesempatan itu, BSN menyelenggarakan gowes sepeda santai yang terbuka untuk umum dan gratis! Rutenya dari halaman kantor BSN, Patung Arjuna, Bundaran HI (Tugu Selamat Datang), Jembatan Semanggi, Patung Pemuda Membangun, dan kembali finis di tempat semula. Fun Bike ini bertepatan dengan Car Free Day sekaligus sosialisasi SNI yang dilakukan BSN kepada masyarakat luas.

"Keberadaan SNI ini untuk melindungi konsumen. Untuk itu, BSN menerapkan standardisasi yang ketat terhadap berbagai produk yang beredar di masyarakat luas," kata Kepala BSN Bambang Prasetya dalam sambutannya.

Pada diskusi itu turut hadir dua narasumber yang berkaitan dengan sosialisasi SNI serta deklarasi masyarakat peduli SNI. Yaitu, Tulus Abadi selaku KetuaYayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan salah satu perwakilan dari komunitas sepeda.

Dalam kesempatan itu, BSN turut menyelenggarakan pameran produk makanan dan minuman ber-SNI serta industri BSN. Sekaligus dalam rangka memperingati HUT ke-20 BSN pada 26 Maret lalu. Yupz, BSN sudah dibentuk sejak dua dekade silam! Tepatnya, pada 26 Maret 1997. BSN merupakan lembaga yang setingkat dengan kementerian dan bertanggung jawab langsung kepada presiden.

Sekadar informasi yang saya kutip dari Bambang, BSN dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No. 13 Tahun 1997. Pada 2014 ditegaskan melalui Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian. Tujuannya, sebagai berikut:

1. Meningkatkan jaminan mutu, efisiensi produksi, daya saing nasional, persaingan usaha yang sehat dan transparan dalam perdagangan, kepastian usaha, dan kemampuan pelaku usaha, serta kemampuan inovasi teknologi;

2. Meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, dan masyarakat lainnya, serta negara, baik dari aspek keselamatan, keamanan, kesehatan, maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup;

3. Meningkatkan kepastian, kelancaran, dan efisiensi transaksi perdagangan barang dan/atau jasa di dalam negeri dan luar negeri.

*        *        *

BSN memiliki misi untuk merumuskan, menetapkan, dan memelihara Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berkualitas, dan bermafaat bagi pemangku kepentingan, khususnya masyarakat luas. Bisa dipahami mengingat SNI merupakan satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia.

SNI merupakan dokumen standar teknis yang disusun perwakilan produsen, konsumen, regulator, akademisi, praktisi, asosiasi, dan lainnya yang diwadahi dalam suati Komite Teknis. Sehingga, standar itu dapat digunakan untuk menilai dan menguji suatu produk yang dimiliki pelaku usaha.

"SNI ini ada dua. Wajib dan sukarela. Yang wajib itu terkait keselamatan konsumen seperti helm atau tabung gas yang kita pakai sehari-hari," Bambang menambahkan.

Sosok yang sebelumnya menjabat sebagai Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini juga mengungkapkan, tidak semua produsen barang atau jasa harus memiliki label SNI. Misalnya, kerajinan tangan atau produk UKM. Namun, Bambang membuka lebar jika ada produsen atau pelaku UKM untuk mendaftar SNI.

"Syaratnya mudah. Nanti, ada tim kami yang verifikasi. Yang penting, produsen atau pelaku usaha sudah mengenali produk mana yang mau diberi label SNI. Selanjutnya, ada tim dari BSN yang akan mengecek di laboratorium. Untuk waktu, tergantung pengecekan bisa beberapa hari atau lebih dari sepakan," Bambang, menjelaskan.

*        *        *
YUPZ, sebagai konsumen, saya sangat terbantu dengan adanya label SNI. Sebab, dengan adanya SNI membuat saya bisa memilih produk berkualitas sekaligus terbebas dari produk yang berbahaya bagi keselamatan.

Apalagi, SNI juga membuat saya dapat menikmati barang yang sesuai antara harga dan kualitasnya. Misalnya, ketika saya ingin membeli helm beberapa bulan lalu. Di setiap toko ada dua kriteria. Yang memiliki label SNI dengan harga sedikit lebih mahal dan non-SNI yang pastinya murah.

Tentu, demi keselamatan berkendara, saya lebih memilih helm yang sudah ber-SNI. Mahal sedikit tak masalah, karena helm yang memiliki sertifikasi SNI sudah diuji kelayakannya oleh BSN sebelum dipasarkan ke masyarakat luas.

Nah, ini kisah saya terkait SNI. Jika rekan blogger ada yang ingin menambahkan mengenai pengalamannya tentang SNI atau BSN, bisa lewat kolom komentar di bawah. Atau, jika ada pertanyaan, rekan blogger juga bisa menuliskannya di kolom komentar.

Sebisa mungkin saya akan menjawabnya berdasarkan pengalaman  pribadi atau ketika mengikuti berbagai acara terkait BSN. Atau, jika ada yang saya rasa sulit alias di luar kemampuan saya, akan saya coba teruskan ke pihak BSN via sosial media.***

*        *        *
SEKADAR informasi, jika rekan blogger ingin mengetahui lebih lanjut tentang BSN atau mendaftarkan produk SNI, bisa menelusurinya di:

Website: www.BSN.go.id
Facebook: www.facebook.com/BadanStandardisasiNasional
Twitter: @BSN_SNI
Instagram: www.instagram.com/bsn_sni
Youtube: www.youtube.com/user/snibsn

FAKTA Menarik: Badan Standardisasi Nasional (BSN) memiliki maskot bernama Si Rino. Yaitu, badak bercula satu yang merupakan hewan endemik khas Indonesia. Si Rino jadi maskot sejak 24 Maret 2016 pada peringatan HUT ke-19 BSN. Dalam penampilannya, Si Rino mengenakan atribut wayang Gatot Kaca yang jadi simbol kekuatan dan ketangguhan serta pribadi ksatria yang baik. Ini sebagai visual SNI sebagai ukuran standardisasi di Indonesia yang memberikan kenyamanan, kekuatan, dan mampu melindungi si pengguna. Sekaligus jadi simbol ketangguhan dalam menghadapi tantangan, mampu bersaing, mampu melindungi, dan inovatif.


*        *        *
Tagline #SNIMelindungiKonsumen dengan Si Rino jadi maskot BSN

*        *        *
Narsis sejenak (Fotografer: Imawan Anshari)

*        *        *
Suasana di halaman kantor Badan Standardisasi Nasional (BSN)

*        *        *
Imbauan dari BSN untuk peserta gowes santai agar sarapan pagi dengan
produk ber-SNI

*        *        *
Rekan blogger dan media mengabadikan gowes santai

*        *        *
Sesi pemasanan lebih dulu sebelum berkeliling Jakarta

*        *        *
Fun Bike dengan rute dari kantor BSN melewati Patung Arjuna, Bundaran HI,
Jembatan Semanggi, dan Patung Pemuda Membangun

*        *        *
Keluarga yang turut memeriahkan BSN Fun Bike

*        *        *
Saya dan rekan-rekan blogger narsis sejenak (Fotografer: Istimewa)

*        *        *
Bagaimana kalau blogger juga harus memiliki sertifikasi SNI? ^_^

*        *        *
Rekan blogger Sally Fauzi berbincang di stan Sepeda Polygon
yang sudah memiliki sertifikasi SNI

*        *        *
Rekan blogger Yuli Yulia mendapat doorprize dalam diskusi di kantor BSN

*        *        *
Ini Si Rino, maskot BSN

*        *        *
Kepala BSN Bambang Prasetya (ketiga dari kiri) dalam diskusi tentang SNI

*        *        *
Foto bersama Bambang, Ketua YLKI Tulus Abadi, dan
perwakilan komunitas sepeda

*        *        *
Penandatanganan Deklarasi Masyarakat Peduli SNI

*        *        *
Referensi:
- http://www.bsn.go.id/uploads/download/SNI_Wajib_komplit_reduced4.pdf
- http://www.bsn.go.id/main/berita/berita_det/8304/Dirgahayu-BSN--20-Tahun-Berkarya-Membangun-Negeri#.WRj7vZKGPIU

Artikel Sebelumnya:
Harkonas 2016 untuk Kampanye Konsumen Lebih Cerdas

*        *        *
- Jakarta, 15 Mei 2017