TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: diabadikan melalui Zenfone 3

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol
Tampilkan postingan dengan label diabadikan melalui Zenfone 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label diabadikan melalui Zenfone 3. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 September 2016

Asus The Incredible Race: Pengalaman yang Tak Terlupakan



Saya mengikuti Asus The Incredible Race dalam Kelompok 35 (diabadikan melalui Zenfone 3/ foto: istimewa)


KICAU burung terdengar merdu dari balik jendela kamar di Hotel Courtyard Mariott. Sambil melirik, arloji menunjukkan pukul 04.55. Tapi, di seberang kamar, sudah ramai beberapa pengunjung yang beraktivitas. Mulai dari sarapan pagi, joging, hingga berenang. Saya baru sadar pas alarm di smartphone Zenfone 3 berbunyi yang menunjukkan pukul 05.55 am.

Oh, ternyata di arloji saya masih Waktu Indonesia Barat (WIB) yang belum diubah ke Waktu Indonesia Tengah (Wita). Dengan semangat 45, saya bangunkan rekan jurnalis yang asyik terlelap di kasur sebelah sambil menarik tirai jendela.

Sebetulnya, pagi itu masih ngantuk berat mengingat saya baru bisa tidur sekitar pukul dua dini hari Wita. Maklum, sebelumnya kami larut menyaksikan pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2018. Namun, meski tidur hanya sejenak, kami tetap semangat menyambut pagi yang cerah.

Ya, seusai mandi dan ngopi-ngopi ganteng -karena ngopi-ngopi cantik sudah terlalu mainstream- sambil merampungkan tugas kantor sebentar, kami pun bergegas menuju Hotel Inaya Putri. Tujuannya, untuk mengikuti Asus The Incredible Race yang merupakan bagian dari rangkaian Asus Zenvolution 2016.

Tiba di Inaya yang sama-sama kategori hotel bintang lima dengan Courtyard, tampak sudah ada beberapa peserta. Total, terdapat 551 orang yang mengikuti Asus The Incredible Race hingga mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Yaitu, sebagai "Permainan dengan Peserta Terbanyak yang Dilakukan Perusahaan IT".

Saya dan rekan jurnalis dari media online berpencar untuk mencari kelompok masing-masing. Kebetulan, saya mendapat kelompok 35 yang beranggotakan 13 peserta. Selain urutan paling buncit. dalam daftar kelompok kami juga paling sedikit pesertanya. Tapi, seperti kata Kurt Cobain jelang manggung di Big Day Out, nyaris seperempat abad silam, meski hanya satu orang penonton, konser harus jalan terus. Ya, the show must to go on!

*        *        *
SEUSAI mendapat pengarahan dari panitia, kami pun mulai bergerak menyusuri rute yang sudah ditentukan dalam aplikasi QR Droid dalam Zenfone 3 masing-masing. Total, terdapat 10 pos yang akan kami tuju mulai pukul 09.00 hingga finis 15.00 Wita.

Berikut, 10 pos tersebut:

1. Low Light Station
2. Design Station
3. Performance and Battery Station
4. Long Exposure 32 Second Station
5. Display Station
6. Sonicmaster Station
7. Eis Station
8. HDR Station
9. OIS Station
10. 4K Station

Namun, berhubung terdapat 35 kelompok berbeda, jadi untuk menuju pos itu tidak berurutan. Melainkan, sesuai tugas dari panitia yang diterjemahkan melalui bar code dari QR Droid dan Google Maps.

Oh ya, The Incredible Race ini merupakan permainan untuk menyelesaikan misi ke-10 pos dengan hadiah tunai Rp 109 juta rupiah! Jumlah yang sangat "wah" bagi setiap peserta. Mungkin, cukup buat biaya kawinan di Jakarta dengan menyewa gedung dan pernak-perniknya.

Tapi, bagi kami, kelompok 35 yang didampingi salah satu tim Asus, Ririn Fitriani, bukan hadiah yang jadi tujuannya. Melainkan, kebersamaan yang kuat antarpeserta. Meski gagal menang, hingga kini kami masih aktif berinteraksi satu sama lain lewat aplikasi chatting Whatsapp. Maklum, di kelompok kami sangat heterogen yang berasal dari ujung Sumatera hingga pedalaman Kalimantan. Ibaratnya, Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap kompak.

Misi perdana kami pada pos 3, yaitu Performance and Battery Station, untuk mengumpulkan Pokemon di Bali Collection.

Pokemon?

Apa?

Ya, Pokemon, permainan anak-anak yang pada Agustus lalu mewabah hingga kalangan dewasa. Ini jadi tantangan menarik bagi kami di kelompok 35. Sebab, mayoritas dari kami belum pernah bermain Pokemon. Termasuk, saya pribadi yang agak pangling dengan permainan ini.

Beruntung, dalam Zenfone 3 sudah terinstal aplikasi Pokemon GO. Jadi, kami tinggal mencari Pikachu dan kawan-kawan di areal Bali Collection yang siangnya jadi tempat bersantap. Total, kami mengumpulkan 35 Pokemon dengan tujuh di antaranya -bangga karena baru pertama kali tapi bisa mengoleksi banyak- dari saya.

Seusai menyelesaikan misi tersebut, kami melanjutkannya dengan total melewati enam pos lagi. Jujur saja, sejak masih kecil hingga kini rekan seangkatan mayoritas sudah punya anak kecil, Asus The Incredible Race ini jadi permainan paling tak terlupakan.

Bagaimana tidak, dari satu pos ke pos yang lain, kami harus melakukannya bersama-sama. Oh ya, kami menyelesaikannya hanya jalan kaki dan tidak menggunakan mobil. Pengecualian pada Eis Station yang memang disediakan panitia untuk berkeliling kawasan Nusa Dua sambil merekam aktivitas sekitarnya.

Dalam periode itu, tentu kami beberapa kali istirahat. Baik menukarkan voucher dari panitia untuk air mineral dan air isotonik atau santap siang -salah satu menu termewah dalam tiga windu lebih hidup saya karena sekali makan menghabiskan Rp 150 ribu- di Bali Collection.

Banyaknya istirahat itu bisa dipahami mengingat lokasi dari satu pos ke pos yang lain berjauhan. Namun, justru itu jadi tantangan tersendiri bagi kami hingga menyelesaikan tujuh pos. Termasuk, pada pos Long Exposure 32 Second Station yang menurut panitia saat itu, kelompok kami memotret hasil paling baik (Lihat fotonya di Instagram: Zenvolution) dengan 20 poin yang merupakan nilai maksimal dari 35 kelompok.

Pada pos pamungkas, kami menuju Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). Ini kali kedua saya ke gedung pertemuan terbesar di "Pulau Dewata" itu setelah sehari sebelumnya, Zenvolution 2016, dan malam harinya seusai acara (Gala Dinner).

Tujuan kami untuk menuntaskan misi 4K Station. Yaitu, 13 anggota kami menari bersama dua penari asli Bali yang direkam rekan kami menggunakan Zenfone 3. Hasilnya, sangat luar biasa karena di Zenfone 3 terdapat resolusi video hingga 4K (3840x2160) yang jauh lebih tinggi dibanding hanya Full HD (1920x1080).

Oh ya, berkat mengikuti Asus The Incredible Race, untuk kali pertama saya bisa belajar menari. Apalagi tarian bali tidak hanya sekadar tarian saja, melainkan ada unsur seni yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata karena terkait dengan filosofi yang tinggi.

*        *        *
MATAHARI tampak malu-malu memberikan sinarnya pada sore itu, Kamis (8/9). Seusai menyelesaikan tujuh pos -rencananya mau satu lagi, apalah daya kaki tak sanggup-, kami kumpul bersama di lapangan ITDC yang merupakan akronim dari pengelola (Indonesian Tourism Development Corporation).

Setelah menginjakkan kaki di gerbang, kami dikagetkan dengan ucapan selamat dari panitia. Bahkan, diberi medali yang mengingatkan saya seperti Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir usai merebut medali emas Olimpiade Rio 2016. Setelah mendapat pengarahan dari panitia dan foto bersama, kami pun kembali menuju hotel masing-masing.

Oh ya, kalau tidak salah, Asus Indonesia menyediakan tiga hotel untuk menginap kami yang berjumlah lebih dari 800 undangan. Yang bikin saya kagum, ketiganya itu termasuk hotel termewah di Bali, dengan kategori bintang lima.

1. Courtyard by Mariott: Hotel untuk media dan blogger. Dalam The Incredible Race menggunakan pos untuk Long Exposure 32 Second Station.

2. Inaya Putri Bali: Hotel untuk distributor,dealer, retailer, dan selebriti. Dalam The Incredible Race dijadikan start seluruh kelompok.

3. Novotel Bali Nusa Dua: Hotel untuk akomodasi tim Asus Indonesia, panitia, desainer, koreografer, dan model. Dalam The Incredible Race menggunakan pos untuk Sonicmaster Station, yaitu menebak 25 lagu yang diputar panitia.

*        *        *
SEMILIR angin menerpa kami saat memasuki Hotel Courtyard usai mengikuti Asus The Incredible Race. Wajah-wajah penuh lelah menghiasi seluruh peserta dengan keringat sebesar biji jagung. Namun, di balik keletihan itu, terpancar raut kegembiraan dari seluruh kelompok yang mengikuti acara sepanjang hari ini.

Termasuk, saya dan rekan-rekan di Kelompok 35. Sambil menuju kamar hotel masing-masing, kami melewati kolam renang yang asri. Sudah pasti, itu jadi tujuan kami untuk melepas lelah sekaligus untuk menyegarkan kami setelah seharian disorot sang surya untuk menghadiri Gala Dinner seusai magrib.

Senja itu, suasana di Courtyard kian memesona. Adagium lawas melukiskan, "Tiada perjamuan yang tak berakhir", ada pertemuan tentu ada  perpisahan. Ya, tuntas sudah kami mengikuti Asus The Incredible Race yang jadi bagian dari hari kedua Zenvolution 2016 yang luar biasa seru.

Di sisi lain, saya juga percaya dengan pepatah masa lampau, "Selama gunung masih menghijau dan air sungai tetap mengalir, masih ada waktu untuk bersama lagi". Tentu, dalam kesempatan selanjutnya pada 2017 dengan tema berbeda. Tepatnya, setelah ZenFestival 2015 dan Zenvolution 2016 ini.

*        *        *
Kegiatan ini dimulai dari kicauan burung di balik kamar Hotel Courtyard (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Seluruh peserta Asus The Incredible Race kumpul di Hotel Inaya (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Kelompok 35 sedang diskusi jelang dimulainya acara (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Berswafoto alias selfie (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Pagi itu... (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Display station untuk mengumpulkan kepingan hati foto di bawah sinar matahari (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Voucher yang bisa ditukarkan dalam tiga kesempatan (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Kelompok 35 istirahat sejenak sebelum tancap gas kembali (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Kelompok 35 embali ke Hotel Courtyard untuk menjalankan misi (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Mungkin, saya lelah... (diabadikan melalui Zenfone 3/ foto: istimewa)

*        *        *
32 detik mencari cinta berdiam diri untuk hasil foto terbaik dengan nilai 20 (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Buanglah sampah pada tempatnya (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Panas-panasan jadi sensasi tersendiri untuk seluruh peserta (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Perwakilan kelompok 35 berdiskusi dengan panitia (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Di pos ini, kami menebak 17 dari 25 lagu yang diberikan panitia (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Bali Collection yang jadi tempat persinggahan kami (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Di balik keberadaan banner ini terdapat pertanyaan berapa jumlahnya dalam Eis Station (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Papan informasi ini jadi petunjuk berharga kami untuk mengelilingi Nusa Dua (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Keliling Nusa Dua untuk mencari jawaban video (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Eis Station dengan misi merekam video dengan gambar yang stabil (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Kelompok 35 menjawab pertanyaan panitia (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Menari Bali... (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Belajar menari itu, susah-susah gampang ternyata (diabadikan melalui Zenfone 3/ foto: istimewa)

*        *        *
Pengalungan medali seusai menyelesaikan tujuh dari 10 misi (diabadikan melalui Zenfone 3/ foto: istimewa)

*        *        *
1, 2, 3... (diabadikan melalui Zenfone 3/ foto: istimewa)

*        *        *
Byur... (diabadikan melalui Zenfone 3/ foto: istimewa)

*        *        *
Kolam renang di Hotel Courtyard jadi ajang pelepas lelah (diabadikan melalui Zenfone 3/ foto: istimewa


*        *        **        *        *
*        *        **        *        *



*        *        *

*        *        *

*        *        *


*        *        **        *        *
*        *        **        *        *

Artikel Lainnya:

Prolog:
- Asus Zenvolution 2016

Tetralogi Zenvolution 2016
- Asus The Incredible Race: Sensasi Tak Terlupakan
Asus Incredible Race Pecahkan Rekor MURI
Ini Parade Produk Anyar Asus pada Zenvolution 2016
Zenvolution 2016: Asus Rilis 3 Produk Anyar di Bali 7 September

Spin-off Zenvolution
Sensasi Menelusuri Sungai Citarik 9 Km

Prekuel Zenvolution
Pengalaman Perdana Menghadiri ZenFestival 2015
Asus Zenfone 2 Laser ZE500KL: Kualitas Bintang 5 dengan Harga Kaki 5

Epilog 
- Di Balik Zenvolution 2016

*        *        *
- Jakarta, 19 September 2016

Rabu, 14 September 2016

Sensasi Menelusuri Sungai Citarik 9 Km



Salah satu pengalaman luar biasa saat rafting di Sungai Citarik


PAGI itu, jalanan ibu kota tampak lenggang. Dari ufuk timur, terlihat matahari malu-malu memancarkan sinarnya. Di sisi lain, terdengar kicauan burung bersahutan yang berpadu dengan suara ayam.

Dengan antusias, saya dan beberapa rekan kantor berkumpul untuk membentuk lingkaran. Tepatnya, untuk berdoa sejenak sebelum berangkat. Ya, saat itu, Sabtu (10/9), kami bersiap menuju desa Cigelong, kecamatan Cikidang, kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Tujuannya, untuk menikmati petualangan ber-rafting ria (arung jeram) di Sungai Citarik dan paint ball dengan salah satu operatornya, Arus Liar. Sekaligus, dalam rangka menjalin kebersamaan antarkaryawan yang berjumlah lebih dari 60 orang. Tahun ini merupakan kali kedua saya mengikuti outing kantor setelah pertengahan Januari lalu bertualang di Curug Nangka, kabupaten Bogor.

Berdasarkan Global Positioning System (GPS) di ponsel Asus Zenfone 3 saya, diperkirakan dari kantor menuju Sungai Citarik menempuh waktu 2 jam 46 menit. Dengan catatan, kondisi lalu lintas normal. Hanya, saya juga menyadari hari itu merupakan memasuki awal libur panjang karena Senin (12/9) Idul Adha, jadi tetap waspada terhadap macet.

Terbukti, untuk menginjakkan kaki di Sungai Citarik, butuh lebih dari lima jam. Itu terkait macet di sepanjang Tol Jagorawi akibat menumpuknya kendaraan yang ingin mengarah ke kawasan Puncak dan Sukabumi.

Sudah pasti, saya manfaatkan waktu macet itu dengan tidur-tidur cantik di bus. Kebetulan, sehari sebelumnya, Jumat (9/9) saya baru tiba dari Bali seusai mengikuti rangkaian acara Asus Indonesia bertema Zenvolution 2016 dan The Incredible Race.

Setelah sampai, kami pun istirahat sejenak dan sebagian rekan melakukan salat Zuhur. Sambil ngopi-ngopi ganteng -karena ngopi-ngopi cantik sudah mainstream-, kami dibagi dalam dua kelompok. Yaitu, untuk kategori yang mengikuti rafting atau paint ball. Berhubung permainan  terakhrir sudah pernah saya ikuti, tepatnya ketika bersama keluarga Rahmad Darmawan yang merupakan mantan pelatih timnas Indonesia, dua tahun lalu.

Alhasil, saya tentu memilih arung jeram. Jujur saja, sepanjang lebih dari seperempat abad hidup saya, belum pernah mengikuti rafting. Jadi, meski awalnya takut-takut karena tidak bisa berenang, tapi menyaksikan derasnya arus di Sungai Citarik membuat saya tertantang untuk mencobanya.

*        *        *
"INTI dari arung jeram ini kerja sama tim. Jadi, jika ada anggota yang jatuh, kita harus tetap tenang. Jangan panik, sebab bisa membuat perahu berat sebelah dan terbalik," demikian penjelasan kang Deden yang merupakan pemandu kami.

Menurut mantan atlet Kano itu, rute yang kami lalui sekitar 9 km yang memakan waktu sekitar 2 jam. Sebelumnya, kami diminta untuk tidak membawa barang berharga seperti dompet, ponsel, dan kamera. Alias, harus disimpan karena khawatir basah dan hilang jika ada yang jatuh dari perahu.

Mendengar penuturannya itu membuat saya sedikit kecewa. Sebab, niat awal untuk mengabadikan berbagai aksi saat arung jeram menggunakan Asus Zenfone 3 yang saya dapat tiga hari sebelumnya, akhirnya gagal.

Namun, kang Deden meyakini kami untuk tidak khawatir karena sudah ada fotografer dari perusahaannya yang akan mengabadikan gambar kami dari kejauhan. Jadi, saya dan ketiga rekan kantor tetap bisa memiliki foto ketika sedang dalam perahu. Meski, rasanya tentu tidak senikmat memotret langsung dari smartphone sendiri.

Dalam satu perahu, maksimal diisi lima orang dengan satu di antaranya pemandu. Nah, tugas kang Deden ini tidak sekadar memandu saja. Melainkan sebagai nakhoda serta penyelamat ketika ada rekan kami, Zulfikar Akbar, yang terjatuh dari perahu hingga terbawa arus lumayan jauh. Namun, justru itu menurut kang Deden sebagai sensasi istimewa karena bisa "meminum air Sungai Citarik.

Fakta itu diakui Zulfikar, "Saking antusiasnya, saya sampai tak sadar pas arusnya sedang deras terlempar hingga keluar perahu. Tapi, ini justru bikin rafting lebih seru karena merasakan air sungai."

Apa yang dikatakan Zulfikar beralasan. Konon, jika ada yang tercebur hingga meminum air Sungai Citarik justru ingin kembali lagi. Termasuk saya yang meski tidak sampai tercebur, tapi tetap memiliki hasrat untuk bisa ber-rafting ria lagi suatu saat nanti.

Maklum, awalnya saya pribadi agak khawatir. Itu bukan karena derasnya arus atau dalamnya air. Melainkan karena banyaknya batu-batu besar di sepanjang sungai yang kami lalui. Tapi, menurut kang Deden, terkena batu-batu itu tidak masalah jika kami berpakaian lengkap seperti helm dan pelampung yang bisa meredam benturan.

*        *        *
TIDAK terasa, dua jam berlalu begitu cepat. Rombongan kami pun kembali ke basecamp untuk mandi dan santap siang. Sambil istirahat sejenak, kami pun berpencar mencari spot terbaik untuk mengabadikan pemandangan yang indah di kawasan tersebut. Ini jadi momen istimewa karena saya bisa bereksplorasi dengan Zenfone 3 untuk mengabadikan berbagai pemandangan menarik.

Menjelang pulang, tak lupa kami mengambil beberapa foto yang sudah dipotret kru dari Arus Liar. Sekadar informasi, untuk satu foto, dihargai Rp 20 ribu baik cetak atau dalam bentuk CD. Karena dalam perahu berisi empat orang, kami pun menebus empat foto.

Setelah itu, kami bersiap kembali ke Jakarta dengan menembus kemacetan di sepanjang jalan.

*        *        *
Perkiraan jarak tempu melalui GPS

*        *        *
Macet di sepanjang jalan (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Lokasi rafting dan paint ball (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Selain rafting dan paint ball juga bisa camping (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Gayung di toilet yang ikonik dari batok kelapa (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Swafoto alias selfie (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Briefing sebelum merasakan sensasi arung jeram (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Kerja sama tim yang utama jika ada anggota yang jatuh

*        *        *
Tetap semangat menyusuri Sungai Citarik 9 km

*        *        *
Makan siang yang luar biasa (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Bergaya dengan latar sawah dan pegunungan (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Pemandangan yang memesona (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Mari bercocok tanam... (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Baca doa sebelum kembali ke Jakarta (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Salah satu sudut di Sungai Citarik, Sukabumi (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Antrean untuk menebus foto (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Denah di sekitar Sungai Citarik (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *
Berbagai merchandise untuk dibawa pulang (diabadikan melalui Zenfone 3)

*        *        *

Referensi:
Ini Keseruan Keluarga Besar TopSkor saat Rafting di Citarik
HUT ke-11 Harian TopSkor: Optimistis Sambut 2016

*        *        *
Artikel Terkait:

Kegiatan TopSkor
11 Tahun Harian TopSkor
Menikmati Segarnya Air di Curug Nangka yang Memesona
(Esai Foto) Di Balik Liburan ke Curug Nangka (I)
(Esai Foto) Di Balik Nobar Liverpool Vs Leicester di Sevel Bintaro Sektor 7
Trilogi Edu Krisnadefa: Jurnalis, Blogger, dan Rocker!
Hari Ini Setahun yang Lalu: Selamat Jalan Bang Faqih
Chiellini: Antara Suarez, Indonesia, dan Kedekatannya dengan Juventini
Kenangan Bersama Andrea Pirlo saat Masih Perkuat Juventus
Wawancara Eksklusif: Giorgio Chiellini: Saya Cinta Juventini Indonesia!
Wawancara Eksklusif: Andrea Pirlo: Allegri bisa Memberi yang Terbaik 
Wawancara Eksklusif: Claudio Marchisio: Cuaca di Jakarta Seperti di Manaus
- Rahmad Darmawan Sosok Penyayang Keluarga
- Sisi Lain Rahmad Darmawan (RD)

Opini TopSkor
Jadi Penonton di Rumah Sendiri (II)
- Nobar dengan Suasana Pantai
Titik Nadir Sepak Bola Italia?
- Akhir Tragis dari Strategi Memunggungi Sungai ala Han Xin (Bei Shui Yi Zhan)
Menanti Juventus Menguji Sejarah
Tujuh Tempat Nobar Asyik di Jakarta
Ketika Pep di-PHP Max
Apalah Artinya Sebuah Nama

Artikel Asus Sebelumnya:
Asus Incredible Race Pecahkan Rekor MURI
Ini Parade Produk Anyar Asus pada Zenvolution 2016
Zenvolution 2016: Asus Rilis 3 Produk Anyar di Bali 7 September
Pengalaman Perdana Menghadiri ZenFestival 2015
Asus Zenfone 2 Laser ZE500KL: Kualitas Bintang 5 dengan Harga Kaki 5

*        *        *
- Jakarta, 14 September 2016