TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Bonn Challenge 2017: Aksi Nyata Restorasi untuk Masa Depan

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Selasa, 09 Mei 2017

Bonn Challenge 2017: Aksi Nyata Restorasi untuk Masa Depan


Direktur PT. Asia Pulp and Paper (APP) Elim Sritaba menanam Jelutung Rawa

SEBAGAI blogger, saya tidak asing dengan kegiatan bertema lingkungan hidup atau pelestarian alam. Kebetulan, sejak ngeblog pada 2009 silam, saya beberapa kali mengulas topik tersebut dalam artikel. Meski, tidak sebanyak tema lifestyle, travelling, kuliner, dan olahraga, yang kerap menghiasi blog ini.

Namun, sebagai bagian dari umat manusia, tentu saya harus peduli tentang lingkungan hidup dan pelestarian alam. Teranyar, saya mendapat kesempatan untuk bisa mengikuti The 1st Asia Bonn Challenge yang diselenggarakan pada 9-10 Mei di Sumatera Selatan.

Untuk hari pertama, Selasa (9/5) ini, saya bersama ratusan peserta yang terdiri dari blogger, media, pegiat lingkungan, LSM, perwakilan perusahaan, instansi pemerintah, hingga 40 delegasi negara sahabat, turut menyambangi kawasan Sepucuk, Kayu Agung, Sumatera Selatan.

Itu jadi salah satu pengalaman berkesan bagi saya sepanjang 2017 ini. Pasalnya, saya bisa melihat langsung dari mata kepala sendiri betapa jika ada niat dan usaha, apa pun masalahnya bisa diatasi. Termasuk, kebakaran hutan yang dua tahun lalu membuat Sumatera Selatan jadi sorotan dunia kini berangsur pulih.

Sekadar informasi, The Bonn Challenge (Tantangan Bonn) merupakan inisiatif restorasi lanskap terbesar di dunia. Indonesia melalui pemerintah Provinsi Sumatera Selatan jadi tuan rumah Bonn Challenge pertama di Asia bersama beberapa negara sekawasan, sektor swasta, masyarakat, serta LSM.

Tujuannya, untuk mencapai target gerakan global merestorasi 150 juta ha lahan terdeforestasi dan terdegradasi hingga 2020. Serta, 350 juta ha sampai 2030 dalam rangka untuk memenuhi beberapa target internasional seperti CBD Aichi target 15, REDD+ UNFCCC, UNCCD, dan SDGs.

The Bonn Challenge diluncurkan di kota Bonn, Jerman, pada 2 September 2011 dalam suatu acara Kementerian Lingkungan Hidup Jerman dan International Union for Conversation of Nature (IUCN). Hingga kini, Bonn Challenge telah melestarikan lebih dari 50 juta hektar hutan dan lahan yang terdegradasi di benua Amerika dan Afrika.

Itu meliputi Amerika Serikat, El Salvador, Kosta Rika, Guatemala, Kolombia, Republik Demokratis Kongo, dan Uganda. Target restorasi dalam proses rekomendasi untuk mendapat tambahan seluas 10 sampai 13 juta hektar dari komitmen Meksiko, Peru, Ekuador, Cile, dan Program Regional Patagonica.

Nah, ambisi dan sukses tidak hanya diukur dari komitmen yang terbatas pada target jumlah hektar saja. Permasalahan pokoknya, bagaimana untuk mengimplementasikannya di lapangan. Bagi saya, ini menarik.

Sebab, melestarikan alam tidak hanya disuarakan dalam ruangan dingin ber-ac. Melainkan, harus terjun ke lapangan dengan melakukan inisiatif secara nyata. Salah satunya, menanam pohon untuk kelangsungan pada masa depan. Yupz, bagaimana pun, sejuta dimulai dengan angka satu.

*         *        *

"BUMI bukan untuk hari ini saja, bumi untuk diwariskan kepada anak cucu kita. Sehingga, siapa pun berkewajiban untuk menjaga kelestariannya," kata Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin dalam sambutannya.

Saya setuju dengan pandangan dari pria 66 tahun tersebut. Terlebih, Alex memiliki inisiatif untuk menjadikan provinsinya sebagai tuan rumah Bonn Challenge ini. Ya, sudah bukan rahasia umum lagi jika Sumatera Selatan memiliki banyak kasus kebakaran hutan.

Sebagai blogger, tentu saya tidak menutup mata terhadap apa yang yang terjadi pada provinsi tersebut. Namun, saya respek dengan mereka yang telah belajar banyak dari kasus kebakaran hutan yang sangat masif pada 2015.Terutama, dalam penanganannya bersama instansi terkait, masyarakat, dan swasta.

"Pada 2015 lalu, seluruh mata dunia tertuju ke provinsi yang dianggap mengekspor asap ke negara tetangga (seperti) Singapura. Tercatat, 736.563 hektare areal hutan dan lahan ludes terbakar, termasuk areal konservasi gajah Sumatera di Suaka Margasatwa Padang Sugihan, Ogan Komering Ilir," Alex, mengungkapkan.

Namun, setahun kemudian, pemerintah daerah Sumatera Selatan berhasil menekan kebakaran hutan hingga 99,87 persen. Saat itu, Alex bersama instansi terkait, perusahaan, dan masyarakat bahu-membahu untuk melakukan pencegahan. Mereka menerapkan manajemen pendeteksian dini dan pengaruh iklim kemarau basah.

Itu mengapa, Alex beserta jajarannya mengajukan sebagai tuan rumah pertemuan menteri lingkungan hidup se-Asia Pasifik dalam Bonn Challenge 2017. Ayah dari Presiden Sriwijaya FC Dodi Reza ini mengusung konsep "Green South Sumatera" untuk melakukan penanganan kebakaran hutan dan kelanjutannya tentang alam.

"Saat ini Sumatera Selatan sedang berupaya menemukan pola bisnis yang cocok untuk masyarakat sekitar perkebunan. Sehingga, bagimereka yang tidak memiliki lahan dapat juga sejahtera. Salah satunya, yang mulai diterapkan di Desar Riding, Ogan Komering Ilir, yakni kemitraan perkebunan akasia antara warga dan swasta," ujar Alex, optimistis.

Pernyataan dari pria yang memimpin Sumatera Selatan sejak 2008 ini diamini Direktur PT. Asia Pulp & Paper (APP) Elim Sritaba, "Kami sangat mendukung upaya Sumatera Selatan dalam Bonn Challenge ini. Apalagi, kami juga salah satu dari anggota IUCN. Kami bangga bisa berpartisipasi dalam program ini. Harapannya, ke depan, kita bersama-sama melakukan restorasi."

Dalam kesempatan itu, Elim turut menanam pohon Jelutung Rawa. Tanaman yang memiliki nama latin Dyera Lowii ini bisa dimanfaatkan lebih dari 25 tahun. "(Pohon Jelutung) ini besar manfaatnya. Selain bisa mengantisipasi kebakaran juga dapat menghasilkan produksi permen karet dan banyak kegunaan lainnya," ucap Elim.

APP merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri kertas. Anak usaha dari Sinar Mas Group ini salah satu penghasil pulp dan kertas terbesar di dunia. Produk dari APP sudah dikenal di masyarakat sejak puluhan tahun silam.

Termasuk, dengan brand yang saya kenal seperti Bola Dunia dan Sinar Dunia (kertas HVS), Paperline (kertas printer), Paseo (tisu), hingga untuk bungkus kebab, hot dog, dan makanana ringan lainnya. Kebetulan, saya sudah pernah mengunjungi salah satu pabriknya di Karawang untuk menyaksikan lebih dekat proses produknya secara higienis dan halal (artikel sebelumnya: http://www.roelly87.com/2016/04/kunjungan-blogger-ke-pt-pindo-deli-pulp.html).

"Tanah di Indonesia ini milik kita bersama, jadi kita sama-sama untuk berkolaborasi antara perusahaan, NGO, dan pemerintah. Untuk APP, kami punya komitmen untuk restorasi melalui pendanaan. Kami menyediakan 10 juta dolar Amerika Serikat per tahun untuk memfasilitasi program restorasi di 10 lanskap di Indonesia. Di Sumatera Selatan ada dua, Riau ada tiga, dan sisanya Kalimantan," Elim, menerangkan.

Yupz, pemerintah sudah memfasilitasi, perusahaan turut mendanai, giliran kita (masyarakat) yang ikut berpartisipasi. Melestarikan alam merupakan tugas kita bersama.

*         *        *
Peralatan tempur sebagai blogger

*         *        *
Foto bersama tiga rekan blogger lainnya
(Foto: www.roelly87.com/ dijepret Dhanang Dave)

*         *        *
Lokasi penanaman pohon di Sepucuk, Kayu Agung, Sumatera Selatan

*         *        *
Papan informasi terkait restorasi hutan bekas terbakar

*         *        *
Diskusi tentang restorasi yang dilaksanakan di tempat bekas kebakaran hutan

*         *        *
Lokasi Bonn Challenge 2017 di Sepucuk, Kayu Agung, Sumatera Selatan

*         *        *
Berbagai delegasi dari negara sahabat

*         *        *
Saya bersama Elim Sritaba usai penanaman pohon
(Foto: www.roelly87.com/ istimewa)

*         *        *
Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin bersama instansi terkait, perusahaan,
dan delegasi negara sahabat

*         *        *


Artikel Terkait 
SiDU dan Kertas yang Jadi Bagian dalam Sejarah Indonesia
Kunjungan Blogger ke PT Pindo Deli Pulp and Paper (APP)
Sinar Mas: Berawal dari Kebaikan
ITC Permata Hijau Jadi Sentra Batik Pekalongan
Lengkapnya Fasilitas Sinarmas World Academy (SWA) di BSD
Orange TV Tayangkan Liga Primer sebagai Komitmen "Jagonya Sepak Bola"
Menikmati TSC 2016 Bersama Orange TV
Aplikasi OrangeKu bikin Mudah Cek Jadwal Pertandingan Sepak Bola
Jadi Sutradara dalam ProjecTV Genflix
Genflix Puaskan Penggemar Seri A
Piala Amerika dalam Genggaman Bersama Genflix
Grand ITC Permata Hijau bikin Kontes Modifikasi

*         *        *
- Palembang, 9 Mei 2017

4 komentar:

  1. pengalaman yang seru nih bisa lihat langsung ke lahan gambutnya mas Rully.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas, salah satu pengalaman berkesan saya sepanjang 2017 ini karena bisa bersentuhan langsung dengan alam. selama ini kan, kita di Jakarta tahunya cuma melihat dari tv aja :)

      Hapus
  2. Wah asiknya tanam pohon rame2 gitu.. Hemmm semoga makin banyak masyarakat Indonesia yang sadar akan pentingnya pepohonan dan gak sembarangan nebang pohon lagi ya mas hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju pis, dimulai dari diri kita sendiri, keluarga, orang terdekat, dan menyebar ke masyarakat luas :)

      Aamiin

      Hapus

Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.

Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...

Terima kasih :)