Hormati Gurumu, Sayangi Temanmu! |
PERIODE sekolah merupakan masa-masa yang mengasyikkan bagi saya. Salah satunya ketika masih berseragam putih-biru alias Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada masa inilah merupakan pencarian jati diri bagi pelajar.
Sebab, ketika Sekolah Dasar (SD) masih kanak-kanak (Artikel sebelumnya http://www.roelly87.com/2016/07/hari-pertama-mengantar-sekolah.html). Pun dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang beranjak puber.
Nah, saat SMP ini biasanya masih polos yang menuju transisi. Tak jarang, pada periode ini, muncul kenakalan-kenakalan ala anak sekolah. Tentu, dalam batas wajar. Saya sendiri memiliki pengalaman berkesan bersama rekan siswa lainnya saat SMP.
Salah satunya, Bima Sakti yang merupakan teman sebangku. Kebetulan, waktu itu tempat duduk kami digilir setiap harinya. Misalnya, Senin kami berada di posisi paling depan, Selasa pada urutan kedua, dan seterusnya. Jika mendapat tempat duduk paling depan itulah yang biasanya kami hindari.
Sebab, agak males juga jika berhadapan langsung dengan guru. Sementara, posisi favorit kami seperti biasa, di urutan paling belakang. Keuntungannya, pandangan guru teraling dengan beberapa kawan sebangku di depan kami. Terkadang, itu yang membuat kami sering tidur.
Tidur? Yupz, saya dan kawan sebangku ini memiliki hobi buruk yang sama. Alias suka tidur di kelas. Pengecualian bagi kami jika pelajaran olahraga. Sebab, ini mata pelajaran yang kami sukai. Bisa dipahami mengingat selama dua jam kami bisa bermain sepak bola di lapangan. Kebetulan, saya merupakan kiper dan Bima di posisi striker.
Mengenai tidur, saya punya pengalaman menggelikan bersama Bima. Kalau tidak salah, itu pelajaran terakhir menjelang pulang. Karena semilir angin di kelas kami yang berada di lantai tiga, membuat saya sedikit mengantuk.
Tiba-tiba, pas bangun saya kaget. Karena melihat sekeliling ruangan kosong. Untung saja tidak ada drama horor seperti di film dengan adanya penampakan (Sebelumnya: http://www.kompasiana.com/roelly87/kenangan-main-petak-umpet_552e0e476ea834cc2a8b45dd). Ketika saya melihat jam dinding menunjukkan -kalau tidak salah- pukul 14.30 WIB. Itu berarti, saya terlelap lebih dari tiga jam.
Pas turun, ternyata sekolah pun sudah sepi. Hanya ada beberapa guru saja serta penjaga sekolah. Pun dengan anggota OSIS yang sedang rapat. Dengan wajah memerah, saya melewati mereka sambil disorakin karena tahu saya ketiduran.
Termasuk, senyuman dari siswi kelas sekolah! Mendapat tatapan itu, menurut saya lebih horor ketimbang ada penampakan di kelas.
Esoknya, saya tanya kepada Bima kenapa tidak membangunkan saya. Dengan terkekeh, dia menjawab, "Disuruh pak guru, satu kelas ga boleh ada yang bangunin elo. Soalnya, kata pak guru, elo sering tidur saat dia ngajar, jadi ya sengaja."
Mendengar penuturannya itu, membuat saya sedikit malu. Bahkan, sejak insiden itu saya memiliki julukan baru, yaitu "tukang tidur". Termasuk kini meski sudah lewat belasan tahun silam ketika saya kerap bertemu dengan teman-teman SMP lainnya.
Untuk Bima, sejak lulus kuliah sudah menetap di Kota Tepian. Ketika bekerja di pertambangan pada akhir dekade 2000, saya sempat menyambangi kediamannya. Lagi-lagi, ketika baru menginjakkan kaki di rumahnya, dengan tertawa Bima langsung menyambut saya dengan kalimat khas, "Ahlan wa Sahlan, wahai tukang tidur."
* * *
- #Prolog One Day One Post (ODOP): Tantangan Sekaligus Motivasi
- #1 Si Doel Anak Sekolahan, Sinetron 1990-an yang Menginspirasi
- #2 Isra Mikraj sebagai Penanda Ramadan Akan Tiba
- #3 Ini Rahasia untuk Ngeblog Lebih Semangat
- #4 Gaji Pertama dan Pesan Orangtua
- #5 Table Soccer Pacu Kreativitas Masa Kecil
- #6 Sebulan Jelang Ramadan Tiba
- #7 Ke Singapura, Aku Kan Kembali
- #8 Final Liga Champions 2016/17
* * *
Artikel ini diikutsertakan dalam kegiatan One Day One Post (ODOP) bersama Komunitas ISB- Jakarta, 1 Mei 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.
Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...
Terima kasih :)