TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Sejarah dan Pelajaran untuk Masa Depan

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Rabu, 03 Mei 2017

Sejarah dan Pelajaran untuk Masa Depan


Saya mengabadikan gambar di kompleks Candi Prambanan

SEJARAH itu bukan hanya sebagai mata pelajaran, tapi sebagai pelajaran ke depannya. Demikian ucapan guru mata pelajaran saat saya masih sekolah. Kalimatnya tentu tidak persi seperti itu karena sudah lewat belasan tahun dan sedikit lupa. Namun, maknanya sama.

Berkat guru tersebut, saya jadi menggemari sejarah hingga kini. Termasuk, terbawa ke dalam pekerjaan ketika masih di pertambangan pada dekade 2000-an silam. Apalagi, saat ini ketika saya kerap mengulas sejarah tim, pemain, pelatih, atau individu yang berkaitan dengan olahraga.

Fakta ini kontras jika mengingat awalnya saya sama sekali tidak menyukai (mata pelajaran) sejarah. Maklum, untuk memahaminya saya harus membaca buku berulang-ulang. Jangan dibayangkan pada era 1990-an bisa googling seperti sekarang.

Dulu, kalau kami tidak tahu harus mencarinya di berbagai buku, makalah, jurnal, atau koran yang tersedia di perpusakaan. Buku Pintar dan Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap (RPUL) jadi pedoman kami.

Terlebih, mata pelajaran sejarah biasanya berlangsung pada jam terakhir. Sumpah, itu periode yang benar-benar banyak godaan. Apalagi, kalau bukan godaan tidur! Semilir angin di jendela ruang kelas yang terletak di lantai tiga jadi pemicunya. Lengkap sudah.

Adakalanya, ketika guru mata pelajaran sejarah menerangkan, saya turut memerhatikan. Namun, ya itu. Masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Mata memandang ke arah papan tulis, pikiran menerawang ke lapangan.

Namun, itu semua berubah ketika guru mata pelajaran sejarah itu memberi suatu nasihat untuk saya dan teman-teman lainnya.

"Sejarah itu bukan hanya sebagai mata pelajaran di sekolah saja tapi juga sebagai bisa dijadikan pelajaran untuk kalian di masa depan. Kalian masih muda, jangan pernah mau jadi pengekor. Kalau sudah besar, jadilah inisiator. Yang memulai sesuatu dengan belajar dari sejarah," tutur sang guru.

Perlahan tapi pasti, saya jadi menyukai mata pelajaran sejarah. Bahkan, nilai mata pelajaran sejarah saya termasuk yang tertinggi di sekolah hingga membuat ibu saya bangga. Kebetulan, ketika terima rapor, wali kelas memberitahukannya ke ibu.

Bahkan, sejak saat itu saya giat membaca buku-buku sejarah tidak hanya di perpustakaan sekolah saja. Melainkan juga hingga mencarinya di berbagai toko buku atau ke pasar buku bekas di kawasan Senen dan Blok M. Kalau diingat, jarang sekali -saat itu- siswa berseragam putih-biru mencari buku sejarah.

Beberapa koleksi saya seperti wayang, profil kepala negara, roman sejarah, hingga novel klasik. Untuk yang terakhir, saya punya pengalaman menarik ketika mencari suatu novel klasik Indonesia di Senen, penjualnya malah memberikan koleksi Enny Arrow!

Berkat guru mata pelajaran sejarah itu saya juga rutin mengisi blog ini dengan berbagai artikel sejarah. Baik itu yang berkaitan dengan lokasi atau waktu (misalnya, Intip Sejarah Nusantara di Museum Bahari). Ya, seperti pernyataan bersayap dari guru mata pelajaran sejarah pada belasan tahun silam, "Sejarah masa lalu bisa dijadikan pelajaran untuk masa depan."
*       *       *

Artikel #ODOP Sebelumnya

#Prolog One Day One Post (ODOP): Tantangan Sekaligus Motivasi
- #1 Si Doel Anak Sekolahan, Sinetron 1990-an yang Menginspirasi
- #2 Isra Mikraj sebagai Penanda Ramadan Akan Tiba
- #Ini Rahasia untuk Ngeblog Lebih Semangat
- #Gaji Pertama dan Pesan Orangtua
- #Table Soccer Pacu Kreativitas Masa Kecil
- #6 Sebulan Jelang Ramadan Tiba
- #7 Ke Singapura, Aku Kan Kembali
- #8 Final Liga Champions 2016/17
- #9 Pengalaman Horor di Ruangan Kelas Kosong
- #10 Juara Bukan sebagai Obsesi dalam Ngeblog

Artikel T erkait: 
Cindy Adams dan Misteri Dua Paragraf Otobiografi Bung Karno
- Mengenang Jejak Pramoedya Ananta Toer
- http://www.kompasiana.com/roelly87/cfbd-komik-kenangan-jadul-yang-tak-terlupakan_55173504a333117707b6598b
- http://www.kompasiana.com/roelly87/berlibur-ke-bandung-sambil-menikmati-koleksi-buku-klasik_550b40a0a33311226a2e416f

*       *       *
Artikel ini diikutsertakan dalam kegiatan One Day One Post (ODOP) bersama Komunitas ISB
Jakarta, 3 Mei 2017

1 komentar:

  1. Hmmm... JAS MERAH! memang nggak tau kenapa pelajaran sejarah diindonesia berat banget harus hapal tanggal dan kjadian secara urut. padahal yang paling penting adalah hikmah dibalik semua kejadia itu

    BalasHapus

Maaf ya, saat ini komentarnya dimoderasi. Agar tidak ada spam, iklan obat kuat, virus, dan sebagainya. Silakan komentar yang baik dan pasti saya kunjungi balik.

Satu hal lagi, mohon jangan menaruh link hidup...

Terima kasih :)