TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Kumpulan Emak Blogger (KEB)

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol
Tampilkan postingan dengan label Kumpulan Emak Blogger (KEB). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kumpulan Emak Blogger (KEB). Tampilkan semua postingan

Sabtu, 23 Januari 2016

Selamat Ulang Tahun KEB


Pergantian estafet kepemimpinan KEB pad 9 Juni lalu


18 Januari itu merupakan momen spesial dalam dunia olahraga. Menurut FIFA.com dan UEFA.com, pada tanggal tersebut lahir beberapa legenda terbaik sepak bola. Josep Guardiola yang sukses bersama Barcelona, muncul di dunia pada 1971, Ivan Zamorano (1967), dan Riccardo Montolivo (1985).

Dari cabang bulu tangkis, saya mengenal Tri Kusharjanto. Wanita bergelimang gelar yang sukses mengharumkan Tanah Air di kancah dunia. Beberapa prestasinya seperti meraih medali perak Olimpiade Sydney 2000, dua kali emas Asian Games (199 dan 2000), tiga kali medali emas SEA Games (1995, 1997, dan 1999), dan enam kali menjuarai Indonesia Terbuka (1995, 1996, 1997, 1998, 1999, dan 2001).

Di sisi lain, bagi blogger di nusantara, khususnya kaum wanita, 18 Januari sangat spesial. Itu karena pada tanggal tersebut diperingati sebagai hari jadi komunitas yang khusus untuk kaum hawa: Kumpulan Emak Blogger (KEB).

Saya tidak tahu pasti mengenai berdirinya KEB lantaran memang saya pria yang sudah tentu tidak ikut bergabung. Menurut sejarahnya, KEB dibentuk Mira Sahid empat tahun silam melalui grup di facebook. Kalau tidak salah ingat, saat itu mayoritas anggota KEB merupakan blogger yang sudah berumah tangga.

Namun, seiring berjalannya waktu, komunitas ini juga memiliki banyak anggota wanita yang belum berumah tangga. Simpelnya, bisa dilihat dengan adanya logo KEB di sisi blog dari beberapa rekan blogger yang saya kenal.

Oh ya, saya tidak mengenal jelas ADRT atau seluk beluk KEB. Tapi, saya mengenal beberapa pendiri atau ketuanya. Beberapa di antaranya seperti Mira, Indah Juli Sibarani, Irma Susanti, dan Sumarti Saelan.

Kebetulan, saya berteman dengan mereka jauh sebelum KEB dibentuk. Saya kenal Mira, Indah, dan Irma ketika mengikuti Amprokkan Blogger di Bekasi pada 17-18 September 2011. Saat itu, saya sempat bertanya kepada Mira mengenai kabar rekan Wijaya Kusumah (Om Jay) yang sedang sakit. Maklum, pria yang berprofesi sebagai guru itu bisa disebut sebagai salah satu inspirasi saya di dunia blog.

Selanjutnya, saya sering bertemu ketiganya baik dalam acara blog atau ketika menghadiri undangan KEB. Kalau tidak salah, seperti peluncuran buku Peri Bersayap dari Punky Prayitno, Intip Buku yang diselenggarakan Om Jay dan rekan guru lainnya, Asean Blogger, Kompasiana Nangkring, Temu Blogger Tokopedia, Blogpreneur-Jarvis Store, peluncuran produk susu di FX Oktober lalu, hingga acara Genflix. Sebenarnya, masih banyak, tapi berhubung memori saya terbatas, jadi hanya beberapa yang disebut.

Nah, di acara Blogpreneur-Jarvis Store yang berlangsung pada Selasa, 9 Juni 2015 di Gedung Multimedia, Jakarta Pusat itu, bertepatan dengan pergantian ketua KEB dari Mira ke Sumarti. Kalau tidak salah dengar -saat itu suasana ramai-, peralihan estafet ini menurut Mira, demi regenerasi antar anggota dan memberikan kesempatan kepada anggota lainnya.

Mengenai Sumarti, saya juga sudah lama kenal sejak Kompasianival 2011. Bahkan bosan -he he he- karena sering bertemu dengannya dalam berbagai acara blogger. Oh ya, wanita asal Kalimantan Selatan ini bisa disebut sebagai blogger serbabisa dan aktif di berbagai komunitas lainnya. Satu hal lagi, Sumarti sangat militan jika berbicara mengenai drama Korea Selatan atau K-Pop!

Ok, selamat ulang tahun yang keempat KEB dan teruslah berkarya.

*       *       *
Amprokkan Blogger 2011

*       *       *
Amprokkan Blogger 2011

*       *       *
Mira dan Om Jay

*       *       *
Indah dalam acara intip buku

*       *       *
Asean Blogger

*       *       *
KEB di Kompasiana Nangkring

*       *       *
KEB di acara Tokopedia

*       *       *
Ketua KEB Sumarti

*       *       *
Sumarti lagi, lagi, dan lagi di acara produk susu

*       *       *
Beberapa anggota KEB di acara Genflix
*       *       *
Artikel terkait:
- Temu Blogger Tokopedia
- Amprokkan Blogger 2011

*       *       *

Artikel ini ditulis sejak 12 Januari lalu ketika saya tak sengaja melihat tagar  #4TahunKEB dan #KEBerkarya di twitter. Tapi berhubung harus mengubek-ubek beberapa foto jadul yang filenya ada di laptop adik saya di Bandung, maka baru update malam tadi. Oh ya, tulisan ini untuk memeriahkan HUT keempat KEB dan bukan ditujukan untuk lomba atau kompetisi terkait.

- Jakarta, 23 Januari 2015

Minggu, 28 Juni 2015

Mengenal Tokopedia Lebih Dekat



Tokopedia.com (ilustrasi @roelly87)


TAK kenal maka tak sayang. Demikian adagium lawas yang masih saya ingat sejak kecil hingga kini. Yaitu, istilah sehari-hari tentang sesuatu yang awalnya tidak diketahui dan baru dimengerti ketika sudah dicoba. Dalam hal ini, saya ambil contoh nyata mengenai transaksi lewat internet alias online yang dalam satu dekade berkembang pesat di Indonesia.

Di antaranya yang saya kenal  seperti Lazada, Olx, Kaskus Forum Jual Beli (FJB), Bhinneka, dan sebagainya. Dalam beberapa kesempatan, saya kerap melakukan transaksi dengan beberapa toko online tersebut. Sejauh ini, responsnya beragam. Adakalanya saya senang karena pesanan saya tepat waktu. Tak jarang, saya harus kecewa lantaran kiriman yang lambat dan sebagainya.

Oke, yang namanya orang atau pihak ingin berjualan, tentu mau untung. Itu relatif dan saya harus memahaminya. Apalagi, di antara beberapa toko online tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya serta segmentasi tersendiri. Misalnya, saya ingin nyari barang bekas  ke situs a, ponsel ke b, pakaian ke c, dan lain-lain.

Oh ya, selain berbagai situs toko online itu, saya mendapat referensi tambahan. Yaitu Tokopedia yang mengusung motto "Membangun Indonesia Lebih Baik Lewat Internet". Jujur saja, hingga kini saya baru sekadar registrasi saja dan belum pernah membeli atau transaksi di situs yang beralamat di www.tokopedia.com tersebut.

Lantaran memang saya masih belum membutuhkan barang atau peralatan yang biasanya saya ganti secara berkala seperti ponsel, elektronik, busana, atau action figures. Maklum, saya membeli sesuatu di toko online itu jika memang perlu atau karena sulit mencarinya di toko fisik. Kemungkinan pertengahan Juli mendatang saya baru mencobanya untuk membeli action figures Ant-Man yang filmnya bakal rilis di bioskop Indonesia sekaligus me-review pengalaman bertransaksinya.

Meski begitu, sebagai blogger yang berusaha mengikuti perkembangan di ranah internet, dalam beberapa tahun terakhir ini saya sering membaca info mengenai Tokopedia. Baik melalui media online atau iklan mereka di media sosial seperti facebook dan twitter. Puncaknya, ketika saya mendapat memenuhi undangan dari pihak Tokopedia dan komunitas Kumpulan Emak Blogger (KEB) dalam acara bertema #TemuBloggers.

Pada acara yang berlangsung di Restoran Gokana Ramen, Sarinah, Jakarta Pusat, Sabtu (30/5) itu, saya baru sadar jika Tokopedia berbeda dibanding toko online lainnya. Terutama setelah saya kembali memenuhi undangan yang diselenggarakan KEB bersama Jarvis Store di Menara Multimedia, Jakarta Pusat (9/6).

Dalam dua kesempatan berbeda itu, saya bisa mengambil kesimpulan bahwa Tokopedia memang salah satu toko online yang memiliki prospek cerah di Tanah Air. Namun, perusahaan yang berdiri pada 6 Februari 2009 dengan nama PT. Tokopedia hingga meluncurkan produknya tokopedia.com (17/9/2009) ini berbeda dibanding online shop lainnya yang telah ada.

Salah satunya karena Tokopedia merupakan marketplace, yaitu menyediakan platform untuk pengguna internet agar bisa menjadi penjual atau pembeli. Sementara, tiga kategori e-commerce lainnya dengan sektor yang beragam seperti iklan baris (Olx), online retail (yang terkenal di dunia, Amazon), dan dailydeals (Groupon).

Nah, yang menjadi pertanyaan saya sejak mengenal Tokopedia adalah, perusahaan yang dibentuk duet William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison ini, ternyata tidak memungut komisi dari penjualnya. Nah lho? Yakin? Hari gini masih ada yang gratisan? Apalagi, sebagai pengguna internet, saya juga sering membaca berita mengenai Tokopedia yang sejauh ini belum mendapat untung.

Namun, untuk yang terakhir ini saya tidak heran. Sebab, banyak perusahaan yang memang "berdarah-darah" sejak awal sebelum akhirnya mendapat profit melimpah. Contoh, twitter atau whatsapp pun, sejauh ini belum mendapat untung. Namun, kedua aplikasi itu tetap jalan terus dan diminati ratusan juta pengguna internet di seluruh dunia. Begitu juga dengan Amazon yang setahu saya baru dapat untung setelah sembilan tahun berdiri!

Lalu, bagaimana cara Tokopedia bisa bertahan hidup hingga menjelang tahun keenamnya berdiri? Apalagi, sejauh ini situs tokopedia.com sudah diakses jutaan pengguna internet dalam sebulan. Ternyata, mereka "mengandalkan" peran investor. Bahkan, akhir 2014 lalu, ranah internet di Indonesia dihebohkan dengan berita adanya kucuran dana dari SoftBank Internet and Media dan Sequoia Capital untuk Tokopedia.

Tidak tanggung-tanggung, nilainya mencapai 100 juta dolar Amerika Serikat (AS) yang kalau di kurs saat ini mencapai Rp 1,3 triliun! Sekilas info, yang saya tahu sedikit tentang SoftBank merupakan investor terbesar Alibaba di Tiongkok dan Yahoo Jepang. Sementara, Sequoia Capital merupakan dibalik kesuksesan beberapa perusahaan terkemuka di kolong langit ini, misalnya membantu pendanaan Apple, Google, Cisco, dan sebagainya.

Dengan dana sebesar itu, wajar jika hingga kini Tokopedia tetap menggratiskan layanannya. Toh, dengan begitu mereka dapat menarik pangsa lebih besar lagi. Itu sesuai motto mereka "Membangun Indonesia Lebih Baik Lewat Internet" dengan membantu dan mengembangkan Unit Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

Apakah setelah besar nanti Tokopedia tetap gratis seperti saat ini? Biarlah waktu yang menjawabnya.*

*      *      *
Suasana temu bloggers bersama KEB dan Tokopedia (@roelly87)

*      *      *

Acara KEB bersama Jarvis Store sambil menyimak perkembangan Tokopedia (@roelly87)
*      *      *
Selanjutnya:
- Kenapa Harus (Belanja) ke Tokopedia?
*      *      *

- Cikini, 28 Juni 2015