TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com: Inge Setiawati

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol
Tampilkan postingan dengan label Inge Setiawati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Inge Setiawati. Tampilkan semua postingan

Rabu, 22 November 2017

Komitmen BCA untuk Pendidikan Anak Indonesia


Penyerahan simbolis dari BCA kepada UNICEF senilai Rp 850 juta
(Klik untuk perbesar foto dan geser untuk melihat foto lainnya)



SEBAGAI bank terbesar di Tanah Air, Bank Central Asia Tbk (BCA) memiliki komitmen untuk berperan kepada nusa dan bangsa. Banyak yang sudah dilakukan BCA untuk berpartisipasi untuk melayani masyarakat di negeri ini. Mulai dari sektor budaya, olahaga, sosial, pariwisata, dan tentunya pendidikan.

Kebetulan, beberapa di antaranya kerap saya abadikan di blog ini. Yupz, sebagai blogger yang jadi bagian dari rakyat Indonesia, tentu saya bangga BCA memiliki komitmen yang tinggi terhadap nusa dan bangsa. Misalnya, edukasi wayang, menggerakkan olahraga di kalangan mahasiswa, edukasi kartu kredit, hingga mendukung penyelenggaraan Indonesia Open yang sangat prestisius!

Teranyar, BCA kembali berpartisipasi mendukung peningkatan kualitas Pendidikan Anak Usia Dini yang Holistik dan Integratif (PAUD HI). Yaitu dengan memberikan donasi kepada United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) senilai Rp 850 juta.

Suatu kehormatan saya jadi saksi dari kegiatan mulia bank yang 21 Februari lalu ini genap 60 tahun. Itu tejadi di Menara BCA di Jalan MH. Thamrin No 1, Jakarta Pusat, Senin (20/11), yang bertepatan dengan Hari Anak Sedunia.

Penyerahan donasi dilakukan secara simbolis dari Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmaja kepada Deputy Representative UNICEF Lauren Rumble. Dalam kesempatan itu, turut hadir Executive Vice President Corporate Social Responsibility (CSR) BCA Inge Setiawati, Senior Vice President CSR BCA Sapto Rachmadi, dan Chief of Private Sector Fundraising & Partnership Gregor Henneke. Donasi ini akan digunakan untuk membiayai program PAUD HI di Papua.

"Selamat Hari Anak Sedunia! Semoga anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dapat senantiasa kita dukung dalam menuntut ilmu dan dilindungi dari beragam tindak kekerasan. Sehingga, dapat meraih cita-citanya untuk masa depan Indonesia yang lebih baik," kata Jahja dalam sambutannya.

Pria 61 tahun ini menyebut, donasi UNICEF itu sangatlah esensial dalam membantu mewujudkan anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia. Bisa dipahami mengingat data UNICEF menyebutkan sejumlah faktor penghambat akses terhadap penghidupan yang layak bagi anak-anak.

- 13% anak-anak Indonesia tumbuh besar dalam keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional
- 37% anak-anak Indonesia saat ini mengalami hambatan pertumbuhan salah satunya akibat malnutrisi
- 21% anak-anak berusia 13-17 tahun di Indonesia melaporkan pernah mengalami intimidasi di sekolah
- 30% anak-anak Indonesia tidak memiliki kesempatan untuk memperoleh pendidikan anak usia dini.

*         *         *

BERDASARKAN data itulah yang mendorong keterlibatan aktif BCA dalam program PAUD HI yang diselenggarakan UNICEF. Konsistensi dan komitmen BCA untuk anak-anak diapresiasi Henneke sebagai perwakilan UNICEF.

"Dibutuhkan sebuah desa untuk membesarkan seorang anak. Semua orang harus berpartisipasi untuk memastikan setiap anak tumbuh sehat dan memiliki kehidupan baik. Saya merasa terharu donasi dari BCA diserahkan bertepatan dengan perayaan World Children's Day, suatu hari di mana seluruh dunia merayakan hak anak-anak," Henneke, mengungkapkan.

Bagi BCA yang memiliki 16 juta rekening nasabah ini sejatinya donasi kepada organisasi resmi internasional di bawah naungan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 20 November lalu bukan yang pertama. Sebab, bank yang memiliki slogan, "Senantiasa di Sisi Anda" ini sudah berkolaborasi dengan UNICEF dalam 17 tahun terakhir.

"Sebelumnya, BCA telah memberikan donasi senilai Rp 850 juta untuk UNICEF pada program PAUD HI periode 2016-2017. Program PAUD HI saat ini melanjutkan program di dua kabupaten di provinsi Papua, yaitu Sorong dan Raja Ampat," Jahja, menambahkan.

Peraih CEO of the Year dalam Indonesia Property & Bank Award 2016 menargetkan, donasi tersebut dapat membantu anak untuk mendapatkan akses layanan PAUD HI. Sementara, Orangtua atau pengasuh memperoleh pengetahuan yang menyeluruh mengenai pengembangan anak usia dini yang holistik dan integratif.

"Kami harap, dengan donasi ini kepada UNICEF bisa mendukung relawan kesehatan masyarakat, guru PAUD, dan pegawai pemerintahan dari berbagai sektor dinas untuk mendapatkan pelatihan mengenai PAUD HI," lanjut Jahja.

Pernyataan Jahja tentu membuat saya tergerak. Wajar saja mengingat pendidikan merupakan elemen utama keberlangsungan bangsa dan negara. Sebagai perusahaan besar, saya salut dengan BCA yang komitmen dan konsisten terhadap pendidikan anak.

Fakta itu juga diungkapkan Lauren, usai menerima simbolisasi donasi, "Terima kasih untuk BCA atas inisiatifnya yang tiada henti kepada pendidikan dan anak-anak di Indonesia. UNICEF dan BCA memiliki komitmen untuk menjadikan anak-anak di Indonesia untuk bisa meraih masa depan yang lebih cerah."

Niat mulia terhadap pendidikan dan anak sejalan dengan filosofi BCA selama ini. Bank yang berdiri sejak 1957 dengan 1.225 kantor cabang, 17.314 ATM, dan 460 ribu EDC itu selalu terdepan dalam rangka memajukan pendidikan anak.

Termasuk, ketika 24 November 2016, BCA menyelenggarakan Wayang for Stundent yang jadi sarana edukasi bagi pelajar untuk mengenal kebudayaan asli Indonesia (Artikel sebelumnya: Sosialisasi Wayang Lebih Lanjut kepada Pelajar).

"Kami juga berterima kasih kepada UNICEF yang telah memberikan kesempatan bagi BCA untuk berpartisipasi dalam membawa perubahan yang positif di sekolah-sekolah. Juga, memastikan keamanan dan kesejahteraan anak-anak di Indonesia. Mari terus bersatu untuk masa depan anak-anak dan bangsa Indonesia yang lebih baik," kata Jahja, optimistis.

"Apa yang dibutuhkan kami sebagai anak-anak? Kami butuh kasih sayang dari keluarga dan pendidikan. Terima kasih pak Jahja dari BCA dan UNICEF yang sangat perhatian kepada kami," tutur Dimas Rizki Wijaya, siswa kelas 5 SD Palmerah, yang mewakili anak-anak di Tanah Air.

*         *         *

YUPZ, berbagai rangkaian acara ini membuat saya merinding karena haru. BCA sudah memberikan donasi kepada UNICEF yang akan menyalurkannnya di berbagai lokasi di Indonesia.

Nah, sebagai blogger, apa yang kita, khususnya saya lakukan terhadap perkembangan anak dan pendidikan? Salah satunya, dengan tulisan di blog yang semoga bisa menginspirasi pembaca di seluruh nusantara.

Seperti kata Jahja, "Mari terus bersatu untuk masa depan anak-anak dan bangsa Indonesia yang lebih baik!"***

*         *         *
Dimas Rizki Wijaya mendampingi Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmaja

*         *         *
Jahja optimistis donasi BCA kepada UNICEF bisa meningkatkan kualitas
pendidikan anak usia dini

*         *         *
Deputy Representative UNICEF Lauren Rumble dalam sambutannya
 di Menara BCA, Senin (20/11) yang bertepatan dengan Hari Anak Sedunia

*         *         *
Foto bersama usai penyerahan donasi PAUD Holistik Integratif
Dari kiri ke kanan, Inge Setiawati, Dimas, Lauren, Jahja, Gregor Henneke, dan Sapto Rachmadi 

*         *         *

Artikel Grup BCA Sebelumnya:

BCA Indonesia Open 2016 dan 2017 

*         *         *
- Jakarta, 22 November 2017

Kamis, 24 November 2016

BCA Gelar Wayang for Student


Wayang Listrik dalam "Wayang for Student" di Museum Nasional (24/11)


ADA yang berbeda dari Museum Nasional pagi tadi, Rabu (24/11). Sebab, museum dengan koleksi terlengkap di Tanah Air itu dibanjiri ratusan pelajar dari siswa-siswi se-Jabodetabek. Kehadiran mereka untuk mengikuti acara "Wayang for Student" yang diselenggarakan PT Bank Central Asia Tbk (BCA).

Sebagai penggemar wayang, tentu ini jadi pemandangan menarik bagi saya. Sebab, jarang-jarang ada ratusan pelajar dari sekolah yang berbeda serentak kumpul bersama di museum. Apalagi, untuk menyaksikan wayang. Namun, itu semua bisa terwujud jika ada kesungguhan berbagai pihak. Termasuk, BCA yang menginisasi acara tersebut.

Kebetulan, bulan ini identik dengan wayang. Khususnya, bagi sebagian pihak yang setiap 7 November merayakan "Hari Wayang Nasional". Itu untuk memperingati dikukuhkannya wayang sebagai warisan dunia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO). Lembaga yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu, menetapkan wayang dalam daftar Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanitiy pada 7 November 2003.

Tak heran jika acara yang berlangsung di Museum Nasional itu mengangkat tema "Wayang In The City". Dalam kesempatan itu, BCA mengajak 600 siswa-siswi dari enam SMP dan enam SMU di wilayah Jakarta dan sekitarnya untuk mengenal wayang lebih dalam melalui sejumlah pagelaran dan kompetisi Vlog.

"BCA sangat komitmen untuk melestarikan wayang sebagai kebudayaan Indonesia yang sarat akan nilai moral," kata Direktur BCA Suwignyo Budiman dalam sambutannya. Apa yang dikatakan jebolan University of Arizona ini berlasan. Itu karena BCA dan grupnya seperti Djarum Foundation, kerap menyelenggarakan berbagai event wayang. Kebetulan, saya sering menyaksikannya, baik di Galeri Indonesia Kaya maupun Taman Ismail Marzuki.

"Wayang for Student" merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Bakti BCA bidang budaya, yang berada di bawah payung program "BCA untuk Wayang Indonesia". Acara ini diselenggarakan untuk mengedukasi sekaligus memperkenalkan wayang sebagai salah satu budaya nusantara yang diakui UNESCO kepada generasi muda Indonesia.

Dalam kesempatan itu, BCA menghadirkan berbagai jenis pertunjukkan wayang di Museum Nasional. Seperti Pentas Wayang Golek dari Adi Konthea asal Sunda dan Wayang Listrik dengan dalang I Made Sidia (Bali).

"Kami menyadari pelajar merupakan generasi muda yang akan meneruskan keberadaan wayang sebagai kekayaan budaya Indonesia. Hal inilah yang mendorong kami untuk menghadirkan kegiatan-kegiatan wayang di tengah generasi muda, seperti 'Wayang for Student' untuk hari ini," Suwignyo, mengungkapkan.

Peran aktif siswa juga dibuktikan dengan keikutsertaan dalam kompetisi vlog. Yaitu, siswa membuat volg berdurasi satu menit dengan tema wayang Indonesia.

"Beragam kegiatan yang berhubungan dengan wayang ini kami kemas secara menarik. Itu karena kami ingin mengajak pelajar tidak hanya menyaksikan pergelaran saja. namun turut berpartisipasi dalam mengenal tokoh wayang melalui kompetisi vlog," kata Suwignyo, optimistis.

Selain Suwignyo dan 600 pelajar, "Wayang for Student" juga dihadiri beberapa narasumber lainnya. Yaitu, Inge Setiawati yang merupakan General Manager CSR BCA, Intan Mardiana (Kepala Museum Nasional), dan Samodra Sriwidjaja (Ketua Umum Union Internationale de la Marionnette/UNIMA).

"Wayang for Student" merupakan kesinambungan BCA dalam memperkenalkan wayang kepada generasi muda. Berdasarkan penelusuran saya, sebelumnya, bank swasta terbesar di Tanah Air ini telah melaksanakan "Wayang for Student" selama lima hari di Semarang (16-17 dan 22-24 September) dengan mengajak 3.000 pelajar SMP dan SMA (Sumber: Lanjutkan Komitmen).

2015 lalu, BCA menyelenggarakan "Wayang in Town - Journey in A Thousand Years" di Galeri Indonesia Kaya. Saat itu, hadir 600 pelajar dari 20 SMP dan SMU di Jakarta dan Tangerang (Sumber: Perkenalkan Wayang).

Pada tahun yang sama, BCA juga mengadakan "FUN-tastic Wayang at School" di SMP Pangudi Luhur Domenico Savio, SMP Negeri 18 Semarang, SMP Kanisius St. Yoris, yang menjangkau 1.550 pelajar (Sumber: Wayang Day). BCA juga mengadakan kegiatan sejenis kepada pelajar SD hingga SMA di Ubud, Bali, pada 15-17 April 2014 (Sumber: Rumah Topeng).

"Kami melihat, saat ini keterlibatan generasi muda dalam budaya wayang dan frekuensei pergerlaran wayang masih minim. Tak heran jika wayang kurang berdaya dalam merebut ruang dan perhatian anak-anak muda Indonesia," tutur Suwignyo yang berharap dengan hadir di Museum Nasional pada "Wayang for Student", 600 pelajar itu akan lebih mengenal wayang lebih dalam.

Apa yang dikatakan pria 65 tahun ini beralasan. Kalau bukan kita sebagai generasi muda yang melestarikan wayang, harus siapa lagi? Kebetulan, sejak kecil saya memang menggemari wayang. Bagi saya, Spider-Man, Captain America, Batman, atau Son Goku, merupakan tokoh fiksi favorit yang komiknya tersimpan rapi di rumah.

Namun, saya jauh lebih menggemari Wisanggeni, Antareja, dan Antasena. Sebab, mereka merupakan produk asli negeri ini dengan beberapa koleksi komik saya merupakan karangan RA. Kosasih. Bahkan, hingga kini setiap berkunjung ke pasar tradisional di berbagai daerah Tanah Air, saya kerap mencari suvenir, komik, dan pernak-pernik terkait wayang.

Tak heran dalam sambutannya, Suwignyo mengatakan, "BCA berupaya untuk menghadirkan aktivitas-aktivitas yang mendekatkan wayang dengan masyarakat di seluruh nusantara, khususnya generasi muda. Kehadiran 'Wayang for Student' diharapkan dapat terus mendorong generasi muda Indonesia untuk lebih mengenal, mencintai, dan tergerak untuk melestarikan budaya bangsa yang telah diakui dunia."

*       *       *
Gladi resik sebelum acara berlangsung

*       *       *
Ketua UNIMA Samodra Sriwidjaja

*       *       *
Direktur BCA Suwignyo Budiman

*       *       *
Kepala Museum Nasional, Intan Mardiana bersama Suwignyo dan Inge Setiawati

*       *       *
Dalang Wayang Listrik, I Made Sidia asal Bali

*       *       *
Pemanasan dengan Tari Kecak sebelum Wayang Listrik dimulai

*       *       *
600 pelajar dari 6 SMP dan SMA di Jabodetabek

*       *       *
Antusiasme pelajar menyaksikan pertunjukan Wayang Listrik

*       *       *
Pertunjukan Wayang Listrik dengan tema Rama-Sinta

*       *       *
"Wayang for Student" merupakan komitmen dari BCA untuk sosialisasi wayang kepada pelajar


*       *       *

Artikel Wayang Sebelumnya:
(Esai Foto) Semarak Wayang Pesona Indonesia 2016
Selamat Hari Wayang Nasional
- Selamat Hari Wayang Nasional II
Catatan dari Wayang World Puppet Carnival 2013
Yuk, Meriahkan Karnaval Wayang Dunia
Antara Hammer Girl, Palu, dan Senjata Unik dalam Film Lainnya
Rahasia Ki Manteb Soedharsono saat Mendalang
Menelusuri Warisan Budaya di Museum Wayang
Menelusuri Warisan Budaya di Museum Wayang II
E-Wayang: Solusi Mengenalkan Wayang pada Generasi Muda
Resensi Tembang Cinta Para Dewi dari Dunia Wayang
Mengenang RA Kosasih: Inspirasi Komikus Indonesia
Komik, Kenangan Jadul yang Tak Terlupakan
Riwayat Panjang Mainan dari Masa Kecil
Wayang: Seni Budaya dan Imajinasi Anak yang Terlupakan


Heptalogy tentang Sinta:
Inikah yang Namanya Sinta?
- Sinta Kan Membawamu Kembali
- Lagi Apa dengan Sinta? 
- Aku, Sinta, Kau, dan Dia
- Sinta Ini Membunuhku 

Spin-off:
- Kenapa Harus Kumbakarna yang Gugur?
- Anoman Duta yang Tak Dianggap
- Menggugat Sri Rama
- Hilangnya Mahkota Arjuna Sasrabahu

Artikel Fiksi Wayang Selanjutnya:
- Karna Tanding, Arjuna Tak Sebanding
- Palguna Palgunadi, Istrimu (Harus) Jadi Istriku
- Sembadra Larung: Kisah Cinta dalam Hati
- Sisi Lain Duryudana: Raja Lalim yang Setia pada Satu Istri

Artikel Fiksi Wayang Sebelumnya:
Lelakon ala Astina-Istana
Time Travel dalam Cerita Silat
Jatuh Cinta pada Gadis Bernisial A 
Invasi Tokoh Komik ke Dunia Wayang
Seri Wayang I: Tiwikrama Sri Kresna yang Menggemparkan Alam Semesta
Seri Wayang II: Wisanggeni Menggugat Dewata
Seri Wayang II: Wisanggeni Menggemparkan Khayangan
Seri Wayang II: Wisanggeni Membunuh Batara Kala
Seri Wayang II: Wisanggeni Bertempur Melawan Seluruh Dewata
  
Artikel BCA Group Sebelumnya
Saling Berbagi Informasi dalam Ngabuburit Bareng Blogger dan BCA
Pengalaman Ngabuburit di RPTRA Krendang
Kemeriahan BCA Indonesia Open 2016
Rindu Juara di BCA Indonesia Open 2016
Sejuta Xpresi dengan BCA dan Liga Mahasiswa


*       *       *
- Jakarta, 24 November 2016

Rabu, 01 Juni 2016

Kemeriahan BCA Indonesia Open 2016


BCA Indonesia Open 2016 telah bergulir di Istora Senayan, Jakarta, sejak pembukaan pada Senin (30/5) hingga final yang berlangsung Minggu (5/6). Bagaimana kemeriahan turnamen bulu tangkis dengan hadiah hadiah total 900 ribu dolar Amerika Serikat (sekitar Rp 12,2 Miliar). Berikut, foto-foto yang saya abadikan pada hari kedua, Selasa (31/5).

Informasi terkait:
Jadwal Pertandingan: www.djarumbadminton.com
Tiket: www.blibli.comTwitter: @DjarumBadminton
Fanpage Facebook: Djarum Badminton
Youtube: Djarum Badminton
Instagram: @DjarumBadminton
Hastag#EaaforIndonesia#rindujuara#1istora#BIOSSP2016#IndonesiaSSP


*        *        *
Umbul-umbul dan banner BCA Indonesia Open 2016 di pintu masuk kompleks GBK

*        *        *
Istora Senayan "disulap" jadi arena serba bulu tangkis

*        *        *
BCA Arena di depan pintu masuk Istora

*        *        *
Salah satu pengunjung melakukan selfie (swafoto) di depan ribuan tanda tangan untuk mendukung BCA Indonesia Open 2016

*        *        *
Membubuhkan tanda tangan sebagai salah satu bentuk dukungan pada putra-putri bangsa ini untuk meraih hasil maksimal di BCA Indonesia Open 2016

*        *        *
Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI)

*        *        *
Dua pengunjung melakukan "trik" di salah satu stand yang sangat diminati

*        *        *
Yuni Kartika (Kabid Humas PBSI) bersama jajaran pelatih dan petinggi PBSI setelah pertandingan

*        *        *
Salah satu pengunjung yang merupakan blogger, Yos Mhardikai, mengikuti games

*        *        *
Yupz... Koknya mau masuk lobang yang akan mendapat hadiah dari salah satu sponsor, MetLife

*        *        *
Ekspresi Yos ketika kok yang di-smashnya gagal masuk lobang berbentuk raket

*        *        *
Bermain simulasi yang disediakan sponsor Total Oli

*        *        *
Stan Djarum Foundation sebagai sponsor pendamping BCA Indonesia Open 2016

*        *        *
Stan BCA sebagai sponsor utama Indonesia Terbuka dalam tiga tahun terakhir hingga dinamakan jadi BCA Indonesia Open 2016 

*        *        *
Pengunjung wanita melakukan simulasi games di Djarum Foundation

*        *        *
Anneka permaianan yang melimpah dari berbagai sponsor turnamen

*        *        *
Lapar dan haus? Jangan takut. Di BCA Indonesia Open 2016 tersedia banyak booth atau stan makanan dan minuman

*        *        *
Banner raksasa Blibli sebagai official ticket BCA Indonesia Open 2016

*        *        *
Aneka merchandise dan pernak-pernik turnamen di stan BCA

*        *        *
Kok raksasa di gerbang utama

*        *        *
Yuk, ikutan livetweet dengan hastag #EaaForIndonesia

*        *        *
Beberapa pengunjung mengabadikan "Great Wall" di gerbang utama

*        *        *
Profil delapan legenda bulu tangkis Indonesia beserta prestasinya

*        *        *
Pasangan legendaris bulu tangkis Indonesia, Alan Budikusuma dan Susi Susanti yang mengharumkan negeri ini saat merebut medali emas di Olimpiade Barcelona 1992 pada Tunggal Putra dan Putri

*        *        *

Artikel terkait:


*        *        *
- Jakarta, 1 Juni 2016

Sabtu, 28 Mei 2016

Rindu Juara di BCA Indonesia Open 2016


Dari kiri ke kanan: Inge, Fran, Budiharto, dan Yuni
SETELAH kegagalan di Piala Uber dan "nyaris" di Piala Thomas, saatnya berjaya di BCA Indonesia Open (BIO) 2016! Demikian, harapan saya dan rakyat  di seluruh Tanah Air menjelang berlangsungnya seri kelima dari rangkaian turnamen bulu tangkis paling elite versi Federasi Bulu Tangkis Internasional (BWF).

Ya, dalam tingkatan BWF, BCA Indonesia Open masuk dalam kategori Super Series Premier. Alias, turnamen paling atas di level II setelah Olimpiade, Kejuaraan Dunia, Thomas-Uber, dan Piala Sudirman. Bahkan, BCA Indonesia Open memiliki hadiah terbesar di antara turnamen lainnya dengan total 900 ribu dolar Amerika Serikat (sekitar Rp 12,2 Miliar).

Wajar jika saya dan segenap rakyat Indonesia, berharap ada putra-putri bangsa yang mampu menjuarainya. Terutama setelah Simon Santoso merebut gelar tunggal putra pada 2012. Setelah itu, kita hanya bisa jadi tuan rumah yang baik tanpa mampu menghasilkan pemain terbaik. Itu mengapa saya sangat berharap, kita bisa meraih keduanya. BCA Indonesia Open 2016 sebagai turnamen terbaik tahun ini dan lagu Indonesia Raya berkumandang.

Ya, kami kangen dengan lambaian tangan pemain saat memegang piala. Kami tak sabar menyanyikan lagu Indonesia Raya ketika ada wakil terbaik negeri ini berdiri di podium utama. Kalau mau jujur, kami itu sungguh... Rindu juara!

*        *        *
SORE itu, Jumat (27/5) jalanan ibu kota tampak ramai. Dari kawasan Senayan, saya menuju Hong Kong Cafe di Sarinah, Jakarta Pusat. Saat itu sudah hadir beberapa rekan blogger yang mayoritas pencinta olahraga, khususnya bulu tangkis. Seperti, Lidya Fitrian, Yos Mhardikai, Salman Faris, Ade Andrie, dan lainnya.

Keberadaan kami untuk berdiskusi menyambut BCA Indonesia Open 2016 yang berlangsung sepekan, mulai Senin (30/5) hingga Minggu (5/6) di Istora Senayan, Jakarta. Dalam acara bertajuk "Blogger Gathering: Menjadi yang Terbaik" itu turut menampilkan narasumber yang sudah tidak asing lagi. Inge Setiawati yang menjabat sebagai Sekretaris Bank Central Asia (BCA), Yuni Kartika (Kabid Humas PBSI), Achmad Budiharto (Wakil Sekjen PP PBSI), dan Fran Kurniawan Teng (Atlet Djarum).

"Ini tantangan bagi PBSI karena dalam tiga tahun terakhir, event ini (BCA Indonesia Open) jadi yang terbaik di dunia untuk Super Series Premier," Budiharto, mengungkapkan. "BCA Indonesia Open 2016 ini merupakan terobosan karena negara lainnya belum membuat event seperti ini. Yaitu, Sportainment atau Sport Entertainment yang mengedukasi masyarakat. Bahwa, bulu tangkis bukan sekadar olahraga saja, tapi juga hiburan yang bisa dinikmati tidak hanya pencinta olahraganya, melainkan juga keluarganya."

Apa yang dikatakan Budiharto beralasan. Sebab, dalam dua edisi terakhir BCA Indonesia Open (2014 dan 2015), memadukan olahraga dan hiburan. Di area pertandingan, ada hiburan seperti musik, games berhadiah, dan berbagai stan makanan dan minuman yang melimpah.

Pernyataan sama diungkapkan Yuni saat menjawab berbagai pertanyaan blogger. Wanita kelahiran 16 Juni 1973 itu menegaskan, BCA Indonesia Open tahun ini sangat penting. Sebab, jadi ajang untuk mendulang poin bagi para pemain sebelum berlaga di Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro pada 11-20 Agustus. Maklum, BCA Indonesia Open jadi tiga rangkaian puncak setelah Thomas-Uber (15-22 Mei) dan sebelum Australia Open (7-12 Juni).

"Ini turnamen yang istimewa bagi setiap pemain. Khususnya, pemain Indonesia. Kami berharap, tunggal putra dan putri bisa bikin kejutan di Istora," ujar Yuni, optimistis.

*        *        *
YA, bagi pemain asing, berlaga di Indonesia, khususnya Istora, memang memiliki kesan tersendiri. Bahkan, mayoritas dari mereka menganggap Istora sudah seperti rumah sendiri. Itu karena sepanjang pengalaman saya berada di Istora, suporter Indonesia dikenal sebagai pendukung yang sportif.

Siapa pun yang bermain baik, pasi akan didukung dan mendapat aplaus. Tak jarang, standing ovation bergema hingga ke luar gedung ketika antarpemain saling adu pukulan. Fakta itu yang membuat Fran mengaku sangat rindu dengan teriakan suporter.

Pria yang mengawali karier internasionalnya dengan menjuarai Spanyol Terbuka 2008 ini mengungkapkan, "Kecintaan suporter kita sangat luar biasa. Banyak orang datang dari luar kota untuk berduyun-duyun menyaksikan pertandingan. Bahkan, pemain Spanyol mengatakan kepada saya, bahwa bermain di Indonesia seperti di rumah sendiri."

Sementara, Inge membeberkan alasan pihaknya kembali jadi sponsor utama. Ini kali ketiga PT. Bank Central Asia (BCA) tbk. jadi sponsor utama turnamen elite dalam kalender BWF ini yang bersinergi dengan Djarum Foundation sebagai sponsor pendamping.

Menurut wanita 48 tahun ini, jadi sponsor utama Indonesia Terbuka itu merupakan bagian dari komitmen BCA untuk memajukan Indonesia dalam segala bidang, salah satunya melalui olahraga. Inge berharap, pada 5 Juni mendatang (final), ada wakil putra-putri bangsa ini yang juara.

"BCA melihat kegiatan ini sangat positif sekali. Terutama di bidang olahraga, sebab bulutangkis merupakan kabanggaan Indonesia. Memiliki prestasi yang sangat bagus di dunia internasional. Kegiatan ini di bawah payung CSR-nya BCA. Nah, kami memang melihat, dari penyelenggaraan sebelumnya (2014 dan 2015) sangat bagus untuk terus kami support. Untuk tahun ini hadiahnya, lebih tinggi dari sebelumnya," tutur Inge seperti yang saya rekam dan unggah videonya di laman youtube.com.

*        *        *

SEBAGAI pencinta olahraga, saya sependapat dengan Inge yang menginginkan adanya putra-putri bangsa yang menjuarai BCA Indonesia Open 2016. Sebab, saat ini, persaingannya sudah merata dan tidak hanya didominasi Tiongkok saja seperti yang terlihat pada Thomas Cup lalu.

Jadi, kesempatan pemain kita untuk jadi jawara di rumah sendiri masih sangat besar. Sebagai bentuk dukungan, terhadap perjuangan mereka, tentu saya berusaha untuk hadir di Istora. Kebetulan, tiketnya sangat terjangkau bagi semua kalangan seperti yang tertera di situs www.djarumbadminton.com yang juga menyediakan berbagai informasi seperti live score, live streaming, foto di dalam dan luar arena, video highlight, hingga kuis dengan hadiah menarik.

Harga tiketnya, mulai dari Rp 15 ribu untuk Kelas II hingga Rp 900 ribu (On Court Seating alias di pinggir lapangan). Atau, bisa membeli tiket terusan demi memberikan dukungan total kepada para pemain selama sepekan penuh sejak pembukaan hingga final. Berbagai tiket itu bisa langsung dibeli di Istora dan www.blibli.com.

Oh ya, sebagai sponsor utama, tentu BCA akan memberikan kemudahan bagi penonton. Jika Anda menggunakan kartu BCA baik Debit, KlikPay, dan Kartu Kredit, sebelum 31 Mei, bisa dapat kesempatan istimewa. Yaitu, untuk mengikuti Meet and Greet bersama atlet nasional bulutangkis seperti Christian Hadinata, Haryanto Arbi, Kevin Sanjaya, Gloria Ammanuella, dan Liliyana Natsir pada Sabtu, 4 Juni!

Yuk, dukung putra-putri bangsa ini bertanding pada BCA Indonesia Open 2016. Istora itu "kandang" kita, mari bung rebut kembali!

Informasi terkait:
Jadwal Pertandingan: www.djarumbadminton.com
Tiket: www.blibli.comTwitter: @DjarumBadminton
Fanpage Facebook: Djarum Badminton
Youtube: Djarum Badminton
Instagram: @DjarumBadminton
Hastag#EaaforIndonesia, #rindujuara, #1istora, #BIOSSP2016, #IndonesiaSSP



Diskusi santai menyambut BCA Indonesia Open 2016

*        *        *
Tanya jawab dengan rekan blogger

*        *        *
Foto bersama rekan blogger dengan perwakilan BCA, PBSI, dan atlet

*        *        * *        *        *
*        *        * *        *        *
*        *        * *        *        *

*        *        * *        *        *

*        *        * *        *        *

*        *        * *        *        *

*        *        * *        *        *

Artikel terkait:


*        *        *
- Jakarta, 27 Mei 2016